Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dan Pengetahuan Ibu Trimester 3 dengan

Kesiapan Menghadapi Persalinan di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja


Puskesmas Wilayah Kota Padang

Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo
Wiramihardja, 2005:66). Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya
tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).

Menurut DepKes RI, (1990) Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan


kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi
sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam. Menurut kamus Kedokteran
Dorland, kata kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah keadaan emosional yang tidak
menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang
tidak nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari
secara langsung.

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang paling sering dijumpai.
Menurut laporan The National Comorbidity Study , satu dari empat orang memenuhi kriteria
diagnosis untuk setidaknya satu gangguang kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak
terjadi pada wanita (30,5%) dari pada pria (19,2%), (Sadock,2015). Gejala cemas yang timbul
berbeda-beda pada setiap individu. Gejala cemas dapat berupa gelisah, pusing,jantung
berdebar,gemetaran dan lain sebagainya. Salah satu sumber stressor kecemasan adalah
kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil jiwanya, Pada umumnya seorang ibu yang
mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin
tahu terhadap perubahann dirinya dan perkembangan janin. Tetapi disaat yang sama timbul pula
rasa cemas dalam diri ibu hamil. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas
bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam
yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Di Indonesia, terdapat 107.000 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan. Di Kota Padang jumlah ibu hamil 13.843 orang, ( DINKESPadang,2020) Pada
penelitian yang dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak dialami
pada ibu hamil Primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak 66,2% dibandingkan dengan
kecemasan pada ibu hamil Multigravida sebanyak 42,2% .
Kecemasan ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga
saat persalinan, dimana pada periode ini ibu hamil merasa cemas terhadap berbagai hal seperti
normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan dirasakan dan sebagainya Semakin
dekatnya jadwal persalinan, terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas
atau takut karena kehamilan merupakan pengalaman yang baru. Kecemasan akan berdampak
negatif pada ibu hamil sejak masa kehamilan hingga persalinan, menghambat pertumbuhannya,
melemahkan kontraksi otot Rahim dan lain-lain. Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan
janin Sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat kecemasan
yang tinggi memiliki resiko melahirkan bayi prematur bahkan Selain berdampak pada proses
persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Kecemasan yang terjadi terutama pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat
badan lahir.

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh indera pendengaran, indera 3 pengelihatan, indera penciuman, indera
perasa dan peraba, tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga Pengetahuan sendiri
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana diharapkan bahwa seseorang yang berpendidikan
tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi pula, tetapi bukan berarti yang berpendidikan rendah
juga memiliki pengetahu.an yang rendah.

Ibu hamil trimester III yang tidak dapat melepaskan rasa cemas dan takut sebelum
melahirkan akan melepaskan katekolamin (hormon stres) dalam konsentrasi tinggi dan dapat
mengakibatkan nyeri persalinan meningkat, persalinan lama, dan terjadi ketegangan pada saat
menghadapi persalinan. Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu
maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas dan mortalitas pada ibu
hamil akan semakin meningkat. Kecemasan meningkat menjelang persalinan terutama pada
trimester III. Di Indoneisa sekitar 28,7% dari 107.000.000 mengalami kecemasan dan di Pulau
jawa, sebesar 52,3% atau 355.873 dari 679.765 ibu hamil trimester III yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Covid-19 pertama kali dideteksi di indonesia pada 2 Maret 2020, hingga per 23 Agustus
2020 indonesia telah melaporkan 153.535 kasus positif, dengan 6.680 kematian, 107.500 telah
sembuh dan 39.355 kasus yang sedang dalam perawatan. Pemerintah indonesia telah melakukan
tes kepada 1.157.184 orang dari total 269 juta penduduk, yang berarti sekitar 4.292 orang per
satu juta penduduk. (Wikipedia,2020). Dimasa pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease) ibu
hamil merasa semakin cemas terutama untuk ibu hamil trimester III yang akan segera
melahirkan. Kecemasan ibu didasari oleh bagaimana penyebaran virus ini, yaitu melalui droplet
pada saat bersin, batuk atau berbicara. Droplet dapat menempel pada benda dan permukaan
seperti meja, gagang pintu,dll. Seseorang dapat terinfeksi oleh virus ini apabila menyentuh benda
atau permukaan benda tersebut yang kemudia menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa mencuci
tangan (WH0,2020).
Uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk mengambil variabel tersebut dikarenakan di
masa pandemi Covid-19 ini ibu hamil akan merasa semakin cemas dalam mempersiapkan
persalinannya. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi ibu dan tenaga kesehatan
dapat mengurangi kecemasan ibu yang sedang mempersiapkan persalinannya. Selain itu alasan
penelitian ini dilakukan di wilayah Padang karena Padang merupakan zona merah penyebaran
COVID-19.
Tinjauan Naratif Tentang Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan
Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo
Wiramihardja, 2005:66). Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya
tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).

Menurut DepKes RI, (1990) Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan


kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi
sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam. Menurut kamus Kedokteran
Dorland, kata kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah keadaan emosional yang tidak
menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang
tidak nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari
secara langsung.

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang paling sering dijumpai.
Menurut laporan The National Comorbidity Study , satu dari empat orang memenuhi kriteria
diagnosis untuk setidaknya satu gangguang kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak
terjadi pada wanita (30,5%) dari pada pria (19,2%), (Sadock,2015). Gejala cemas yang timbul
berbeda-beda pada setiap individu. Gejala cemas dapat berupa gelisah, pusing,jantung
berdebar,gemetaran dan lain sebagainya. Salah satu sumber stressor kecemasan adalah
kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil jiwanya, Pada umumnya seorang ibu yang
mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin
tahu terhadap perubahann dirinya dan perkembangan janin. Tetapi disaat yang sama timbul pula
rasa cemas dalam diri ibu hamil. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas
bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam
yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Di Indonesia, terdapat 107.000 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan. Di Kota Padang jumlah ibu hamil 13.843 orang, ( DINKESPadang,2020) Pada
penelitian yang dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak dialami
pada ibu hamil Primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak 66,2% dibandingkan dengan
kecemasan pada ibu hamil Multigravida sebanyak 42,2% .Kecemasan ibu hamil dapat timbul
khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga saat persalinan, dimana pada periode ini ibu
hamil merasa cemas terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri
yang akan dirasakan dan sebagainya Semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama pada
kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas atau takut karena kehamilan merupakan
pengalaman yang baru. Kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa
kehamilan hingga persalinan, menghambat pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot Rahim
dan lain-lain. Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan janin Sebuah penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat kecemasan yang tinggi memiliki resiko
melahirkan bayi prematur bahkan Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu
hamil juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi terutama
pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat badan lahir.

Ibu hamil trimester III yang tidak dapat melepaskan rasa cemas dan takut sebelum
melahirkan akan melepaskan katekolamin (hormon stres) dalam konsentrasi tinggi dan dapat
mengakibatkan nyeri persalinan meningkat, persalinan lama, dan terjadi ketegangan pada saat
menghadapi persalinan. Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditangani
dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu
maupun janin. Jika hal ini dibiarkan terjadi, maka angka morbiditas dan mortalitas pada ibu
hamil akan semakin meningkat. Kecemasan meningkat menjelang persalinan terutama pada
trimester III. Di Indonesia sekitar 28,7% dari 107.000.000 mengalami kecemasan dan di Pulau
jawa, sebesar 52,3% atau 355.873 dari 679.765 ibu hamil trimester III yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan.

Rasa cemas dan ketakutan pada trimester III semakin meningkat menjelang akhir
kehamilan, dimana ibu mulai membayangkan apakah bayinya akan lahir abnormal, atau apakah
organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi. Dukungan orang terdekat,
khususnya suami, sangat dibutuhkan agar suasana batin ibu hamil lebih tenang dan tidak banyak
terganggu oleh kecemasan. Peranan suami ini sangatlah penting karena suami merupakan main
supporter (pendukung utama) pada masa kehamilan.

Pada tahun 2006 di Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 8, Nomor 2, Juni
2021 168 dunia terungkap bahwa data ibu yang mengalami masalah dalam persalinan sekitar
12.230.142 juta jiwa dan 30% diantaranya adalah kecemasan. Dari 5.263.057 total jumlah wanita
hamil di Indonesia 18-70% nya mengalami kejadian keccemasan Mengatasi kecemasan selama
kehamilan penting untuk dilakukan karena berhubungan dengan hasil obstetri yang buruk dan
masalah perkembangan pada bayi.Selanjutnya, stres dan kecemasan bisa berhubungan dengan
depresi nifas, gangguan berat itu dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan mental ibu tetapi
juga hubungan antara ibu dan anaknyaSelain berdampak pada proses persalinan, tumbuh
kembang pada anak juga dapat terganggu apabila ibu hamil mengalami kecemasan. Penurunan
berat badan bayi lahir dan meningkatnya aktivitas Hipothalamus Hipofisis Adrenal (HHA) juga
dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses perkembangan kognitif anak, terutama pada ibu
hamil yang mengalami kecemasan pada trimester ketiga.
Dukungan suami merupakan faktor yang sangat penting dalam proses persalinan, karena
suami dapat menumbuhkan perasaan percaya diri dan membentuk mental yang kuat terhadap
istri sehingga rasa cemas dan ketakutan menjadi hilang. Selain itu, kerjasama antara keluarga dan
suami dalam memberikan dukungan-dukungan yang baik terhadap ibu hamil juga dapat
menghilangkan rasa khawatir ibu hamil terhadap proses persalinan yang akan dilakukan ibu
hamil.

Berdasarkan paparan di atas tinjauan pustaka ini dilakukan untuk mengkaji tentang
kecemasan pada ibu hamil menjelang persalinan. Kecemasan akan ditinjau dari dukungan suami
mengingat besarnya peran dukungan sosial dalam menurunkan kecemasan ibu hamil.
Tinjauan Naratif Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada
Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan
Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang alami dan menimbulkan rasa
sakit. Namun banyak wanita yang merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena
banyak dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Hal ini disebut fear-tension-pain concept (takut-
tegang-sakit), dimana rasa takut menimbulkan ketegangan dan kepanikan yang menyebabkan
otot menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit (Winjosastro, 2011).

Kehamilan pertama bagi seorang ibu (primigravida) merupakan salah satu periode krisis
dalam kehidupannya. Krisis adalah ketidakseimbangan psikologis, saat terjadinya gangguan,serta
adanya perubahan identitas dan peran yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan tersebut
dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran, dan bayangan tentang hal-hal yang
menakutkan saat proses persalinan walaupun belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan
perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis .

Proses persalinan selain dipengaruhi oleh faktor jalan lahir (passage), faktor janin
(passanger) dan faktor kekuatan (power), faktor psikis juga sangat menentukan keberhasilan
persalinan. Rasa takut dan khawatir dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan 2 dan
akan mengganggu jalan persalinan menjadi macet seperti sungsang, distosia bahu, perpanjangan
kala II, his lemah, panggul sempit (Mochtar, 2010).

Di Indonesia terdapat 373.000.000 ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam


menghadapi persalinan sebanyak 107.000.000 (28,7%). Seluruh populasi di Pulau Jawa terdapat
679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan 355.873 (52,3%)
(Depkes RI, 2008). Ada beberapa kecemasan yang dialami para ibu primigravida menjelang
persalinan pertamanya, mulai dari cemas akan bayi lahir prematur, cemas terhadap
perkembangan janin dalam rahim, cemas akan kematian bayinya, cemas akan kelahiran bayinya
cacat, cemas akan proses persalinan, cemas akan kemungkinan komplikasi saat persalinan, dan
cemas akan nyeri saat persalinan . Ibu yang baru pertama kali hamil, kecemasan adalah hal yang
wajar. Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis
dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kecemasan yang menghantui ibu hamil juga
dipengaruhi turun naiknya kadar hormon. Selain itu, ibu yang menjalani kehamilan dengan kasus
khusus, misalnya hamil bermasalah atau pernah mengalami keguguran juga mengalami
kecemasan.

Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara 3 individu


mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang menentukan jenis
gangguan. Kondisi psikologis yang dialami ibu selama hamil, kemudian akan kembali
mempengaruhi aktivitas fisiologis, dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi
adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain.Tekanan psikologis
juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah, gelisah, pusing, susah
tidur, mual atau merasa malas

Kecemasan dapat menimbulkan keluhan-keluhan seperti khawatir, firasat buruk, takut


akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, mudah terkejut, takut sendirian,
takut pada keramaian dan banyak orang, mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan
daya ingat, serta keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot, tulang, pendengaran
berdenging, dada berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan,
sakit kepala dan lain-lain.

Berdasarkan paparan di atas tinjauan pustaka ini dilakukan untuk mengkaji tentang faktor
– faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil menjelang persalinan. Kecemasan akan
ditinjau dari faktor – faktor terjadinya.

Anda mungkin juga menyukai