MAKALAH
Disusun Oleh :
RONGGO SANTOSO
NIM 201410330311108
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
i
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................3
Pendahuluan .........................................................3
BAB II ............................................................................5
BAB III.............................................................................10
Pencegahan ..............................................................16
BAB IV ............................................................................18
ASI..............................................................................18
Penutup............................................................................24
2
BAB I PENDAHULUAN
1 . R a s i o n a l
2. Landasan Hukum
3
Kolegium-Kolegium Spesialis terkaitserta seluruh Bagian atau
Departemen terkait dari seluruh institusipendidikan kedokteran di
Indonesia yang berjumlah 52 (lima puluh dua).Draft standar kompetensi
telah didistribusikan ke seribu alamat di seluruhIndonesia untuk
mendapat masukan. SubPokja Pendidikan Dokter yangd i b e n t u k o l e h
Konsil Kedokteran Indonesia dengan SK
N o m o r 09/KKI/III/2006,mengkompilasi seluruh masukan, melakukan
'judgement',dan memperbaiki draft. Draft terakhir dirapatkan secara
pleno oleh KonsilKedokteran Indonesia.Standar Kompetensi Dokter ini
merupakan satu kesatuan dengan StandarPendidikan Profesi Dokter.
Standar Kompetensi Dokter adalah standaroutput atau keluaran dari
program studi dokter.
4
Adanya Standar Kompetensi Dokter merupakan tonggak yang
bersejarahbagi perkembangan pendidikan dokter di Indonesia. Berikut
ini beberapamanfaat dari Standar Kompetensi Dokter bagi pihak
pengandil terkait.
a . B a g i i n s t i t u s i p e n d i d i k a n k e d o k t e r a n Sesuai dengan
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknasdan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan yang
mengatakan bahwa kurikulum program studi menjadi wewenang institusi
pendidikan kedokteran, maka Standar KompetensiDokter merupakan
kerangka acuan utama bagi institusi pendidikankedokteran dalam
mengembangkan kurikulumnya masing-masing.Sehingga, walaupun
kurikulum berbeda, tetapi dokter yang dihasilkandari berbagai institusi
diharapkan memiliki kesetaraan dalam halpenguasaan kompetensi.
b . B a g i P e n g g u n a Standar Kompetensi Dokter dapat
dijadikan kerangka acuan utama bagiDepartemen Kesehatan maupun
Dinas Kesehatan Propinsi ataupunKabupaten dalam pengembangan
sumber daya manusia kesehatan,dalam hal ini dokter, agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yangbaik.Dengan Standar Kompetensi,
Depkes dan Dinas Kesehatan sebagaipihak yang akan memberikan
lisensi dapat mengetahui kompetensi apayang telah dikuasai oleh dokter
dan kompetensi apa yang perluditambah, sesuai dengan kebutuhan
spesifik di tempat kerja. Dengandemikian pihak Depkes dan Dinas
Kesehatan dapat menyelenggarakanpembekalan atau pelatihan jangka
pendek sebelum memberikan ijinPraktik.
c . B a g i o r a n g t u a m u r i d d a n p e n ya n d a n g
d a n a Dengan standar kompetensi dokter, orang tua murid dan
penyandangdana dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang akan
dikuasaioleh mahasiswa. Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas publik
d . B a g i m a h a s i s w a Standar Kompetensi Dokter dapat
digunakan oleh mahasiswa untukmengarahkan proses belajarnya, karena
mahasiswa mengetahui sejakawal kompetensi yang harus dikuasai di
akhir pendidikan. Dengandemikian proses pendidikan diharapkan dapat
berjalan lebih efektif danefisien.
e.Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan
Akreditasi NasionalStandar Kompetensi Dokter dapat dikembangkan
lebih lanjut menjadikriteria pada akreditasi program studi pendidikan
dokter.
f.Bagi Kolegium Dokter Indonesia S t a n d a r
Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan
dalammen yel en ggarakan p ro gram
p e n g e m b a n g a n p r o f e s i s e c a r a berkelanjutan.
g . B a g i K o l e g i u m - K o l e g i u m S p e s i a l i s Standar
Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan dalam
merumuskankompetensi dokter spesialis yang merupakan kelanjutan dari
pendidikandokter
5
.h . P r o g r a m A d a p t a s i b a g i L u l u s a n L u a r
N e g e r i Standar Kompetensi Dokter dapat digunakan sebagai acuan
untukmenilai kompetensi dokter lulusan luar negeri.
BAB II
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATANDI INDONESIA
Sistem Kesehatan Nasional 2004 ditetapkan menurut SK Menkes
No.131/MENKES/SK/II/2004. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
merupakanpedoman bagi semua pihak dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan diIndonesia. SKN adalah suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya BangsaIndonesia secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin derajatkesehatan setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum sepertidimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945.
Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN
adalah upayakesehatan. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan dengan menghimpunseluruh potensi Bangsa Indonesia.
Subsistem upaya kesehatan menghimpunberbagai upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan(UKP) secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainyaderajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (SK Menkes
No.131/MENKES/SK/II/2004).
Yang dimaksud dengan UKP strata pertama adalah UKP tingkat
dasar, yangmendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
dasar yangditujukan kepada perorangan. Wujud UKP strata pertama
adalah berbagaibentuk pelayanan professional seperti praktik bidan,
praktik perawat, praktikdokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai
pengobatan, praktik bersama, rumahbersalin, dan puskesmas. Dalam
UKP strata pertama juga termasuk pelayananpengobatan tradisional dan
alternatif, serta pelayanan kebugaran fisik dank o s m e t i k a .
Pelayanan pengobatan tradisional dan
a l t e r n a t i f y a n g diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah
terbukti keamanan dankhasiatnya (SK Menkes No.
131/MENKES/SK/II/2004). Salah satu contohnyaadalah akupuntur.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauandan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut telah diciptakan Visi Indonesia Sehat 2010,
yang merupakan cerminan masyarakat,bangsa dan Negara Indonesia
dengan ditandai oleh penduduknya yang hidupdengan perilaku sehat, dan
dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuanuntuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,d i s e l u r u h
w i l a ya h N e g a r a K e s e h a t a n R e p u b l i k I n d o n e s i a .
G e r a k a n Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang telah dicanangkan
6
sejak tahun1999, merupakan paradigma baru yang dikenal dengan
Paradigma Sehat, danmerupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional Indonesiamenuju Indonesia Sehat 2010 (Depkes,
2005).
7
menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya
berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama
kehidupan,
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
8
salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum.
Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah
tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut
pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya.
Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenisotoriterisme.
Tingkat 2 (Konvensional)
9
pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri
dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
10
dari satu orang ke orang lain. Individu-individu dipandang
sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda,
dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa
memihak. Seseorang menyadari hukum penting bagi masyarakat,
tetapi nilai-nilai seperti kebebasan lebih penting dari pada hukum.
( Principled conscience)
BAB III
11
intelektual, hal-hal yang ditemukan atau dibuat oleh orang lain (buku,
lagu, komposisi musik, merk dagang dsb).
Hal ini berlaku karena alasan etis, sehingga selalu berlaku, juga
bila tidak ada dasar hukum. Tetapi justru supaya prinsip etis ini berakar
lebih kuat dalam masyarakat, kita mengadakan persetujuan hukum
tentang hak cipta, pada taraf internasional, seperti konvensi Bern (1889).
12
hukum, keduanya tidak dapat disamakan begitu saja. Kenyataan yang
paling jelas membuktikan hal itu adalah terjadinya konflik antara
keduanya.
13
tetapi tidak pernah masyarakat mengubah atau membatalkan suatu norma
moral. Masalah etika tidak dapat diputuskan dengan suara terbanyak.
3 studi kasus
14
Statistik Kejadian Aborsi
Belum ada badan atau lembaga yang dapat menghitung statistik pelaku
aborsi di Indonesia secara pasti, namun jumlah ini diperkirakan hampir
sama dengan statistik pelaku aborsi di Amerika Serikat karena jumlah
tindakan aborsi yang terjadi per tahunnya juga hampir sama dengan di
Indonesia
15
Aborsi Dilihat Dari Sudut Moral
Medis :
16
lahir rendah sampai kemungkinan terjadinya kemandulan akibat
kerusakan yang luas pada endometrium.
Agama :
Menurut hukum Islam (fiqih), hukum dasar aborsi adalah
dilarang atau haram. Namun hukum dasar tersebut dapat berubah apabila
ada sebab-sebab yang dapat dibenarkan secara syar’i. Dalam Islam
sendiri ada beberapa pandangan mengenai sampai usia kehamilan berapa
aborsi masih boleh dilakukan. Dalam Islam ada yang memakai batas 120
hari usia kehamilan, setelah usia 120 hari sama sekali dilarang, kecuali
untuk menyelamatkan nyawa ibu. Batas 120 hari didasarkan pada hadis
empat puluh, dimana Nabi Muhammad S.A.W memberitahukan dalam
proses terciptanya manusia sel telur dan sel sperma tersimpan selama 40
hari dalam rahim sebagai nuthfah (mani), selama 40 hari berikutnya
sebagai alaqah (segumpal darah), kemudian 40 hari berikutnya sebagai
mudhghah (segumpal daging), setelah itu proses khalqan aakhar
(pemberian nyawa) terjadi.
Al Quran dalam surat Al-Mukminun ayat 12-14 memberikan
informasi yang serupa.Menurut Mazhab Hanafi, aborsi sebelum
kehamilan berusia 120 hari diizinkan jika ada alasan yang dibenarkan
hukum Islam. Indikasinya antara lain kondisi kesehatan ibu sangat buruk,
kehamilan dan persalinan beresiko tinggi, kehamilan yang terjadi saat
perempuan masih menyusui bayi sementara ayah si bayi tidak
mempunyai pendapatan yang tetap untuk membeli susu pengganti ASI.
Jika tidak ada alasan-alasan tersebut maka hukumnya jika melakukan
aborsi menjadi makruh.
Penganut mazhab Syafi’i terpecah tiga pendapat, sebagian
seperti Ibn al-Imad dan al Ghazali melarang aborsi karena termasuk
kejahatan terhadap makhluk hidup. Muhammad ibn Abi Said
mengizinkan dalam batas 80 hari, alasannya karena janin masih dalam
bentuk nuthfah dan alaqah. Dan yang lainnya lagi membolehkan aborsi
secara mutlak sebelum kehamilan berusia 120 hari. Sebagian besar
pengikut mazhab Maliki kecuali al Lakhim tidak memperbolehkan
bahkan mengharamkan membuang produk kehamilan, walaupun
sebelum 40 hari. Alasannya, bila air mani telah tersimpan dalam rahim
berarti sudah ada proses kehidupan.
Sosial-Budaya :
Aborsi dalam pandangan masyarakat Indonesia merupakan
negara memiliki nilai dan norma yang sangat tinggi. Masyarakat
17
Indonesia masih memegang tinggi nilai dan norma dalam kehidupan.
Sebenarnya salah satu penyebab tingginya aborsi di masyarakat kita
adalah kebiasaan di masyarakat juga. Tekanan masyarakat terhadap
kehamilan diluar nikah juga menjadi salah satu pemicu orang nekad
untuk aborsi. Masyarakat sendiri tidak melihat kehamilan itu sebagai
anugerah, tapi justru mencela dan mengejek sebagai aib. Seandainya
masyarakat atau paling tidak orang tua bertindak bijak dengan
memberikan support, maka bisa jadi si calon ibu tidak sampai berpikir
pendek dan nekad.
Adanya pengaruh globalisasi yang terjadi di Indonesia,
menjadikan remaja mulai menjadikan kultur negara – negara maju
sebagai acuan hidupnya. Terkadang remaja tidak memfilter apa yang
mereka dapat, baik dan buruk nya kultur tersebut sekedar ditiru saja.
Adanya anggapan bahwa budaya barat adalah sesuatu yang hebat dan
lebih modern. Sehingga para remaja beranggapan bahwa, bila tidak
menirukan budaya barat tersebut maka akan dianggap ketinggalan jaman.
Misalnya dampak dari ada nya globalisasi dalah terjadinya pergaulan
yang bebas dan terkesan tanpa adanya kontrol. Pada awalnya pergaulan
bebas belum meluas, sehingga masih terlihat sebagai sesuatu yang tabu.
Namun dengan berjalannya waktu, dan kurang ada nya kontrol terhadap
penetrasi budaya barat tersebut, free sex pun semakin meluas. Sehingga
free sex mulai dianggap sebagai hal yang biasa pada sebagian orang,
misalnya pada kota besar atau metropolitan, free sex mulai menjamur,
sehingga akibat dari free sex seperti aborsi mulai banyak terjadi.
PENCEGAHAN
18
dicegah dan kematian akibat komplikasi abortus dapat dikurangi, yang
pada waktunya akan mampu memberikan kontribusi nyata dalam
menurunkan AKI.
Bulan Oktober 2000 telah dicanangkan Making Pregnancy
Safer (MPS) oleh Kepala Negara RI yang menyatakan bahwa Gerakan
Nasional Kehamilan Yang Aman merupakan Strategi Pembangunan
Kesehatan Nasional menuju Indonesia Sehat 2010. Selanjutnya tanggal
26 November 2001 telah dicanangkan Rencana Strategis Nasional MPS
oleh Menteri Kesehatan yang kegiatan utamanya mengacu pada 3 pesan
kunci MPS yaitu:
1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih;
2) Semua komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat
pelayanan adekuat dan
3) Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi abortus yang tidak aman.
Kegiatan asuhan paska keguguran dilaksanakan tidak hanya
dilaksanakan semata untuk penanganan komplikasi tetapi juga harus
mencakup kegiatan-kegiatan deteksi dini dan pencegahan terhadap
kejadian abortus. Sehingga kegiatan asuhan paskakeguguran
dilaksanakan tidak hanya oleh tenaga kesehatan, juga oleh masyarakat
berupa kegiatan deteksi dini kejadian abortus dan komplikasinya di
tingkat masyarakat.
Ada tiga (3) elemen dasar dalam Paket Asuhan Paskakeguguran
yaitu:
1. Penatalaksanaan komplikasi abortus
2. Pelayanan KB paskakeguguran termasuk konseling dan
pelayanan kontrasepsi
3.Asuhan paskakeguguran terintegrasi dengan pelayanan
kegawatdaruratadan kesehatan reproduksi termasuk KIE
19
Hasil penelitian
20
hukuman yang dilimpahkan juga akan berlapis artinya bisa kurang dan
bisa bertambah. Sementara, dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor
23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu.
21
dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar hukum.
Sampai saat ini masih diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan yang menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa
dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi).
4. UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak
dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup &
meningkatkan taraf kehidupannya.
22
Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus justru tidak
bersifat mutlak. Abortus buatan atau abortus provokatus dapat
digolongkan ke dalam dua golongan yakni: 1. Abortus buatan legal, yaitu
pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara
yang dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga disebut dengan
abortus provocatus therapeticus, karena alasan yang sangat mendasar
untuk melakukannya adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu. Abortus
atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu pada pasal 15 ayat 1-3.
BAB IV
ASI
23
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI.
penutup
24
2. Abortus provocatus (pengguguran/digugurkan): ada kesengajaan
atau direncanakan melalui tindakan medis, baik obat-obatan
(termasukjamu) mau pun tindakan bedah, ada 2 macam:
1) Abortus provocatus therapeutics/ medicinalis:
Ada indikasi medis (ancaman keselamatan jiwa,gangguan
kesehatan berat pada
25
persoalan tersebut. Jika kedapatan mengaborsi maka perlu ditindak
lanjuti dan dijatuhi hukuman penjara.
- Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus
diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
- Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin
besar persentase ASI secara Eksklusif.
- Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
. SARAN
- perlunya peningkatan penyuluhan tentang bahayanya aborsi bagi
perempuan
-
- Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya
tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu
hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan,
sehingga produksi ASI cukup.
26
- Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibuhami, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan
menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
27