kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua,
hamil.
ballottement.
besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
1. Uterus
Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik,
2. Serviks
2014 : 177).
3. Ovarium
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga
acidophilus.
5. Kulit
sebelumnya.
bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau
melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genital juga
6. Payudara
7. Perubahan Metabolik
badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada
180).
2014 : 181).
14
8. Sistem Kardiovaskuler
9. Sistem Respirasi
akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan
kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,
Secara normal ibu hamil akan mengalami perubahan pada fisik dan
kita mengingat kembali adanya perubahan yang terjadi pada ibu hamil
Tabel 2.1
akan tahu kapan dia akan melahirkan (Kusmiyati dkk, 2009) (Intan,
2015).
18
Hamil
badan 9,5 kg. Standar kenaikan berat selama hamil adalah sebagai
berikut :
badan ibu.
0,5 kg per minggu. Sekitar 60% dan kenaikan berat badan ini
status giziznya baik, diawali sejak ibu belum hamil. Status gizi
asam folat, zat besi, EFA, FE, dan kolin (Kemenkes, 2014 : 50).
b) Protein
selama hamil :
vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia
janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin dalam
(c) Kalsium
(d) Vitamin C
(e) Vitamin A
Perawatan pada ibu hamil tidak saja penting bagi ibu hamil
Kelas Ibu Hamil. Walaupun risiko kehamilan dapat saja terjadi pada
sebagian ibu hamil namun bidan tetap harus memfasilitasi ibu hamil
dan keluarga harus mendukung kesehatan fisik dan mental ibu hamil
keluhan infeksi kronis maupun akut. Jika menjumpai hal ini, bidan
adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal
untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh)
antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk
6. Pemeriksaan Hb (T6)
2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi,
ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena ±
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka
6 Minggu.
30
juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi
disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau
kembang manusia.
(Pantikawati, 2010).
1. Pelayanan Antenatal
2. Sasaran Pelayanan
sebagai berikut.
minggu.
minggu.
minggu sekali).
32
bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas. Dalam pelayanan
cepat dan tepat sesuai dengan indikasi medis, dan dengan melakukan
persalinan.
penyulit/komplikasi kehamilan;
3. Jenis Pelayanan
a. Anamnesis
hamil.
pasangannya
kehamilan
b. Pemeriksaan
1. Definisi
2. Klasifikasi
koma.
disertai proteinuria.
2013).
2.1.2 Persalinan
A. Definisi
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Kegiatan yang tercakup dalam
infeksi.
kelahiran bayi.
rutin.
bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru
lahir.
Ada lima aspek dasar, atau lima benang merah, yang penting dan
saling terkait dalam asuhan persalinan normal yang bersih dan aman,
yang digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru
asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayi
baru lahir.
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dngan prinsip saling
asuhan sayang ibu dan bayi adalah memberikan rasa nyaman pada
84).
3. Pencegahan Infeksi
melindungi ibu dan bayi dari infeksi atau sepsis namun juga
setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga,
2014 : 85) :
41
sampah terkontaminasi.
0,5%
d. Persiapan Alat
e. Persiapan Penolong
f. Persiapan Ibu
89)
5. Rujukan
mana terjadi pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik atas
berinteraksi dua arah timbal balik, antara bidan desa, bidan dan
sumber daya kesehatan dalam penyelamatan ibu dan bayi baru lahir
dari luar.
45
1. Power (Tenaga/Kekuatan)
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
persalinan dimulai.
janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Plasenta juga harus
4. Psikis (Psikologis)
positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
5. Penolong
47
komplikasi yang mungkin terjadi pada pada ibu dan janin, dalam hal
fasilitas ini, baik karena masalah pada ibu maupun maslaah pada bayi.
Gunakan bahasa yang sederhana, intonasi suara serta bahasa tubuh yang
membuat ibu lebih tenang, siap dan nyaman dalam menjalani persalinan
1. Kala I Persalinan
terdiri dari:
a) Mendiagnosis Inpartu
terjadi dalam kurun waktu 10 menit dan tentukan durasi atau lama
93).
49
emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang
(7) Masase
jam.
serah terima antar petugas pada saat pertukaran waktu jaga. Setiap
(a) Lima poin yang harus dicatat pada garis pertama, selain itu
(d) Tekanan darah diberi warna merah, nadi dan suhu diberi
warna biru.
(b) Kondisi Janin : DJJ, warna dan adanya air ketuban (nilai air
mekonium
darah
(“kering”)
dapat dipalpasi
dapat dipisahkan
54
2. Kala II Persalinan
b. Penanganan
bagi ibu
Jongkok
Menungging
56
Tidur miring
Setengah duduk
15).
nyaman baginya.
terlalu cepat
57
diperlukan
kotoran lendir/darah
bayi
bahu depan
belakang
penatalaksanaan fisiologis.
bayi lahir
a) Pemantauan Kala IV
2014 : 103).
c) Penjahitan Perineum
2014 : 104).
berikutnya
F. Tanda-Tanda Persalinan
rahim.
rahim.
sebagai berikut:
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang
(b) 3 handuk/ kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bantal)
(d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm dari tubuh bayi
Untuk ibu :
3) Pakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian
mengeringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
5) Pakai sarung tangan dengan Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) pada yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
(b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% -> langkah #9. Pakai
amniotomi.
tangan kedalam larutan klorin 0,5% lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbaik, dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci tangan
setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu tutup kembali partus set.
65
10) Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir uterus
kali/menit).
PROSES MENERAN
11) Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
(a) Tunggu hingga timul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
ada.
benar.
12) Meminta keluarga membantu untuk menyiapkan posisi ibu meneran jika
ada rasa ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu,
ibu diposisikan setengah duduk atau posisi yang lain yang diinginkan dan
13) Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin meneran atau
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan ingin meneran dalam waktu
60 menit.
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagiansebagai alas bokong ibu.
17) Buka tutup partus dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan.
Lahirnya Kepala
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakan yang sesuai
Perhatikan !
(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan .lilitan lewat
(b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan.
Lahirnya Bahu
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal.
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncull dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan kea rah atas dan distal untuk
23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang tangan yang lain menyusuri lengan dan siku anterior bayi serta
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki ( masukkan
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada saat sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjutke langkah resusitasi pada
bayi baru lahir dengan asfeksia (lihat penuntun Belajar Resusitasi Bayi
Asfeksia)
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuuh lainnya (
dan handuk/ kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahit (
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29) Dalam waktu `1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit (
menyuntikkan oksitosin.
30) Setelah dua menit sejak bayi lahir ( cukupbiulan), jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari
tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu, dan
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali dengan simpul kunci pada
simpul lainnya
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
(a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala
bayi
(b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit
1 jam
(c) Sebagian besar bayi akan berhenti melakukan inisiasi menyusu dini
payudara
(d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama I jam walaupun sudah berhasil
menyusu
33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis)
menegangkan
35) Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lepas
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
Mengeluarkan Plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti lengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
(a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
(b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
(c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
penuh
berikutnya
5) Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
disediakan.
72
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
39) Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum.
tempat khusus.
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
Evaluasi
43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT
44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40 60
x/menit)
(a) Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, di resusitasi dan
(b) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS
rujukan
(c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
dengan air DTT. Bantu aibu memakai pakaian yang bersih dan kering
49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
50) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
didekontaminasi
53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
intramuskuler di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi
Pastikan kondisi bayi tetap baik. (pernapasan normal 40-60 kali/menit dan
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam larutan klorin
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
Dokumentasi
Pelayanan kesehatan pada ibu tidak cukup hanya diberikan kepada ibu
hamil dan bersalin saja, akan tetapi tidak kalah penting pelayanan kesehatan
B. Definisi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
maju maupun Negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi
risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada
1. Involusi Uterus
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi
Tabel 2.2
2. Lochea
77
bau karena lochea memiliki ciri khas amis atau khas daerah dan
b) Lochea Sanguinolenta
postpartum.
c) Lochea Serosa
d) Lochea Alba/Putih
78
3. Proses Laktasi
mulai optimal memproduksi air susu (ASI). Dari alveolus ini ASI
a) Jenis ASI
rendah laktosa.
(2) ASI Transisi : keluar pada hari ke 3-8 jumlah ASI meningkat
(3) ASI Mature : ASI yang keluar hari ke 8-11 dan seterusnya,
memproduksi susu.
D. Perubahan Psikologis
pada ibu dalam masa nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga
pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
1. Fase Taking In
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat
3. Fase Letting Go
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini
perdarahan berlanjut.
berbau.
abnormal.
pusat, menjaga bayi supaya tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
abnormal.
bayi alami.
ikterus pada hari ketiga post partum adalah fisiologis yang tidak
kapan saja dan bayi malas untuk menetek serta tampak mengantuk
h) Jika ada yang tidak normal segeralah merujuk ibu dan atau bayi ke
c) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
bulan.
3. Ambulasi
4. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum. Jika dalam
8 jam belum dapat berkemih atau sekali berkemih atau belum melbihi
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari ke-
2 postpartum. Jika hari ke-3 belum juga BAB, maka perlu diberi obat
5. Personal Hygine
7. Seksual
dan secara fisik aman serta tidak ada rasa nyeri (Kemenkes, 2014 :
141).
jam pertama.
87
sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.
c) TD meningkat/menurun
e) Kesadaran gelisah/koma
4. Demam
yang tersering infeksi kandungan dan saluran kemih. ASI yang tidak
Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai
kuman ke dalam lahir. Risiko ini menjadi semakin besar selama nifas
A. Definisi
Nenonatus atau bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir
normal dengan berat lahir antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir
yang berat (Intan, 2015 : 209). Salah satu masalah BBL yang sering
dengan berat lahir 1500-2499 gram, Berat Bayi Lahir Sangat Rendah
(BBLSR) dengan berat 1000-1499 gram, dan Berat Bayi Lahir Ekstrim
sempurna.
10. Genitalia : pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
12. Refleks moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
sebagai berikut :
pernapasan.
baru lahir.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran
bayi (dalam satu jam pertama kehidupan). Asuhan segera, aman, dan
3. Pencegahan Infeksi
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
dengan bayi.
b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
klem, gunting, pengisap lendir DeLee, dan benang tali pusat telah
210).
berikut.
normal.
Tabel 2.3
No Tanda Nilai
0 1 2
1 Warna Biru/Pucat Tubuh Seluruh tubuh
kemerahan, kemerahan
ekstremitas biru
2 Fekuensi Jantung Tidak Ada Lambat <100 Cepat > 100
kali/menit kali/menit
3 Refleks Tidak Ada Gerakan sedikit Gerakan kuat
atau melawan
4 Aktifitas/Tonus Lumpuh/Lemah Ekstremitas Gerakan aktif
Otot Fleksi
5 Usaha Napas Tidak Ada Lambat, Tidak Menangis kuat
teratur
keadaan normal,
a. Evaporasi
b. Konduksi
c. Koveksi
yang lebih dingin, suhu ruangan yang dingin, adanya aliran udara
ruangan.
d. Radiasi
213).
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi
hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.
7. Pencegahan Perdarahan
karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup
bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama tiga hari, dan
96
ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi
menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit
juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih
menunjukkan hal ini tidak bermanfaat bagi ibu ataupun bayi, bahkan
pusat dan posisi bayi dari ibunya. Transfusi berlangsung paling cepat
dalam menit pertama, yaitu 75% dari jumlah transfusi, dan umumnya
pengikatan tali pusat sampai pulsasi tali pusat berhenti, dan diletakkan
tali pusat.
pertama.
asepsis untuk mencegah infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Tali
pusat diikat pada jarak 2-3 cm dari kulit bayi, dengan menggunakan
klem yang terbuat dari plastic, atau menggunakan tali pusat yang bersih
(lebih baik bila steril) yang panjangnya cukup untuk membuat ikatan
distal tempat tali pusat diikat, menggunakan instrument yang steril dan
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali dalam minggu
infeksi kulit dan infeksi sistemik pada bayi. Yang terpenting dalam
perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan berih.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat.
Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah,
berih/steril. Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak
menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin.
tekan tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan aman adalah dnegan
F. Pelabelan
Label nama bayi atau nama ibu harus dilekatkan pada pergelangan
sengaja agar tidak terlalu ketat ataupun longgar sehingga mudah lepas.
J. Profilaksis Mata
bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore
sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata eritromisin,
dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk mencegah
konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak dianjurkan
lagi karena sering terjadi efek samping berupa iritasi dan kerusakan mata
K. Pemberian Vitamin K
menjadi 3 yaitu, PDVK dini (umur 1-2 hari), PDVK klasik (umur 2-7
kebijakan nasional yang berisi semua bayi baru lahir harus mendapat
b) Oral, 3 kali 2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7
kelipatannya.
Bayi yang abru lahir harus ditimbang berat lahirnya. Dua hal yang
selalu ingin diketahui orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah
stadiometer baui dengan menjaga bayi dalam posisi lurus dan ekstremitas
M. Memandikan Bayi
hipotermia. Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat, beyi belum
lepas dari tali pusat atau dalam perjalanan, tidak perlu dipaksakan untuk
mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air hangat untuk
harus hangat (>250C) dan suhu air yang optimal adalah 400C untuk bayi
kurang dari 2 bulan dan dapat berangsur turun sampai 300C untuk bayi di
Tabel 2.4
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
ke-1 (KN 1) Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya
dilakukan dalam setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya
kurun waktu 6-48 36.5 Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala
jam setelah bayi lahir. bayi harus tertutup
2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan lakukan
pemeriksaan
c. Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut : Bibir dan langitanPeriksa adanya sumbing
Refleks hisap, dilihat pada saat menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi jantung
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal, Jumlah Jari
i. System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
Pendarahan tali pusat ? tiga pembuluh, Lembek (pada saat tidak
menangis), Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum, Penis berlubang
pada letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra berlubang, Labia
minor dan labia mayor
m. Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak normal, Jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan atau cekungan, Ada anus atau
lubang
o. Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak hitam, Tanda-
Tanda lahir
102
Kunjungan Penatalaksanaan
p. Konseling : Jaga kehangatan, Pemberian ASI, Perawatan tali
pusat, Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu : Pemberian
ASI sulit, sulit menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan bernafas
yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan otot tambahan,
Letargi –bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
makan,Warna kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning,
Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi), Tanda
dan perilaku abnormal atau tidak biasa, Ganggguan gastro internal
misalnya tidak bertinja selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut
membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, Mata bengkak
atau mengeluarkan cairan
r. Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali pusat dalam
keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih secara
longgar, Lipatlah popok di bawah tali pusat ,Jika tali pusat terkena
kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan
dengan benar
4. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
6. Memberikan Imunisasi HB-0
Kunjungan Neonatal 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
ke-2 (KN 2)
2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada kurun
3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
waktu hari ke-3 bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah
sampai dengan hari pemberian ASI
ke 7 setelah bayi 4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam
lahir. 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
8. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Kunjungan Neonatal 1. Pemeriksaan fisik
ke-3 (KN-3)2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada kurun 3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir
waktu hari ke-8
4. Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam
sampai dengan hari 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
ke-28 setelah lahir. 5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
8. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
9. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Sumber : Depkes RI
103
2.1.5 KB / Kontrasepsi
A. Definisi
anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
2013).
dan setelah itu masih ada waktu kira-kira “detik” sebelum ejakulasi
104
terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis
disebabkan oleh :
fluid)
tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus
merupakan suatu cara yang telah lama sekali digunakan untuk tujuan
105
yang tidak jauh berbeda, dpaat ditetapkan masa subur dengan suatu
dan daur haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Masa aman ialah
Efektivitas cara ini akan lebih tepat jika dibarengi dengan cara
suhu basal badan turun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu
106
basal badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi daripada tingkat
suhu sebelum ovulasi, dan tetap tinggi sampai akan terjadinya haid.
4. Kondom
Bentuk adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang
bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan
107
Efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap
dahulu.
sperma
6. Diafragma Vaginal
mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat
dari logam tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat
108
halus yang tergulur sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per
(3) Jika pemakaian pil, IUD, atau cara lain harus dihentikan untuk
(2) Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya
cukup memuaskan;
109
(3) Dapat dipakai sebagai pengganti pil, IUD atau pada perempuan
zat kimia antara zat kimia dan sperma, makin tinggi efektivitas obat.
Oleh sebba itu, obat yang paling baik adalah yang membuat busa
terhadap cara lain. Efek samping jarang terjadi dan umumnya berupa
(1) Menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih efektif bila
persalinan
dengan 6 bulan
sudah berumur lebih dari 6 bulan, bekerja dan terpisah dari bayi
C. Kontrasepsi Hormonal
1. Pil Kontrasepsi
a. Pil Kombinasi
setiap hari
pertama
(4) Pusing
(mengurangi ASI)
(7) Pascakeguguran
rifampisin)
180/110 mmHg
epilepsi)
115
Efek Samping.
b) Pil Sekuensial
Jenis Minipil.
µg noretindron
Mekanisme Kerja :
penetrasi sperma
terganggu
117
Keuntungan Kontrasepsi :
Kerugian Kontrasepsi :
spotting, amenorea)
(3) Harus digunakan setiap hati dan pada waktu yang sama
(4) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
jerawat
HIV/AIDS
(5) Pascakeguguran
menggunakan estrogen
Efek Samping :
(1) Amenorea
2. Kontrasepsi Suntikan
Injectable)
: 450).
Mekanisme Kerjanya :
sperma terganggu
terganggu
Keuntungan Kontrasepi :
2011 : MK-36).
Kerugian Kontrasepsi :
hari.
(Rifampisin).
penghentian pemakaian.
tinggi
(6) Anemia
2011 : MK-37).
atau migraine.
Efek Samping :
(1) Amenorea
(2) Mual/pusing/muntah
Mekanisme Kerja :
hipotalamus.
2011 : 450).
Keuntungan Kontrasepsi :
perimenopause
ektopik
Kerugian Kontrasepsi :
sama sekali).
pemakaian.
suntikan).
panjang.
efektivitas tinggi.
(8) Perokok.
(14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
(1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran).
amenorea.
MK-45).
Efek Samping :
Jenis Implan :
(1) Norplant. Terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216
2011 : MK-55).
efektif dari yang pernah dibuat selama ini (Affandi B dkk, 2011 :
MK-57).
Mekanisme Kerja.
setara dengan 1095-1460 pil progestin yang harus diminum tiap hari
Efek Samping :
(5) Depresi
(6) Mual
untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang murah, aman
IUD dilepas. IUD Post Plasenta adalah IUD yang dipasang dalam
dibagi menjadi 3 :
persalinan.
pasang dalam rahim pada berbagai posisi, tetapi luka pada rahim
steril.
(6) Kemudian lepaskan benang IUD dari introduser dan tarik lat
Jenis AKDR :
Mekanisme Kerja :
untuk fertilisasi
Keuntungan Kontrasepsi :
(3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
hamil
380A)
2011 : MK-81).
Kerugian Kontrasepsi :
selama pemasangan
135
(6) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala
(1) Perokok
adanya infeksi
menggunakan AKDR:
(10) Malaria
137
(13) Epilepsi
dievaluasi)
(5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
MK-83).
Efek Samping
(1) Amenorea
138
(2) Kejang
a) Tubektomi
yang tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan
pascapersalinan.
Mekanisme Kerja
139
dengan ovum.
Keuntungan
89).
(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek
Keterbatasan
140
rekanalisasi
anestesi umum)
tindakan
laparoskopi)
HIV/AIDS.
kehendaknya
serius
(5) Pascapersalinan
(6) Pascakeguguran
141
(7) Paham dan secara sukarela setuju dengna prosedur ini (Affndi
dievaluasi)
(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
depan
MK-93).
b) Vasektomi
Efektivitas
penggunaan
pertama penggunaan
100 perempuan
adalah:
Keterbatasan Vasektomi
menikah lagi
VIII/2007
1. Standar I : Pengkajian
a. Pernyataan standar
b. Kriteria pengkajian
sosial budaya)
penunjang)
a. Pernyataan standar
a. Pernyataan standar
b. Kriteria perencanaan
secara komprehensif.
keluarga
4. Standar IV : Implementasi
a. Pernyataan standar
b. Kriteria
sosial-spiritual-kultural
berkesinambungan
5. Standar V : Evaluasi
a. Pernyataan standar
kondisi klien
147
b. Kriteria evaluasi
pasien
a. Pernyataan standar
KIA)
kebidanan
kebidanan
148
rujukan.
a. Pengumpulan data
a. Data Subyektif
a. Biodata
Dikaji untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan agar
2) Umur
3) Agama
4) Suku/bangsa
perilaku kesehatan.
5) Pendidikan
2011: 162).
6) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
7) Alamat
b. Keluhan Utama
213).
e. Riwayat Menstruasi
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi, wanita
tahun.
2) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
3) Volume
dikeluarkan.
151
4) Keluhan
5) HPHT
usia kehamilan.
6) TTP
f. Riwayat Menikah
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan
2009: 169).
atau buatan, lahir aterm atau prematur, ditolong oleh siapa, dan
KB atau tidak, jika pernah berapa lama, berapa tahun dan jenis
1) Nutrisi
2) Eliminasi
(warna, frekuensi, jumlah dan terakhir kali ibu BAB atau BAK),
153
3) Istirahat
2015: 133).
4) Aktivitas sehari-hari
5) Personal hygine
6) Kebiasaan
7) Seksualitas
154
8) Rekreasi
kebutuhan jasmaninya.
k. Psikososial
dirinya, suami dan keluarga atau tidak karena apabila ibu tidak
m. Spiritual
dianut pasien.
155
n. Pengetahuan
b. Data Obyektif
Setelah data subyektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
175).
c) Tekanan darah
d) Nadi
e) Suhu
Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-37oC, jika keadaan suhu
f) Pernapasan
Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada janin dan sering
terjadi keguguran atau berat badan janin tidak sesuai dengan usia
g) Berat Badan
h) Tinggi Badan
i) LILA
1) Inspeksi
tidak.
(4) Hidung : Normal atau tidak, ada polip atau tidak, ada
kurang.
bagaimana kebersihannya
jugularis
as varises.
159
2) Palpasi
perkembangan kehamilan.
jugularis
Leopold II
Leopold III
leopold IV
243).
3) Pemeriksaan Auskultasi
letak sungsang DJJ paling jelas terdengar yang lebih tinggi dari
4) Pemeriksaan Perkusi
Reflek patella:
5) Pemeriksaan Panggul
176).
161
6) Pemeriksaan Penunjang
c. Diagnosa kebidanan
Ny. X Umur :... G...P...A. Umur kehamilan ... minggu, tunggal, hidup,
perawatan payudara.
dalam satu hari, nasi 3-5 centong, 3-5 porsi sayur, 2-4 porsi
buah, 2-3 porsi gelas susu, 3-4 porsi daging masak tidak
beban kehamilan
jadwal istirahatnya.
163
hidup sehat.
terjadinya komplikasi.
(1)Perdarahan pervaginam
istirahat.
(4)Gangguan penglihatan
berkunang-kunang.
dan lain-lain.
dan vitamin
165
(2) Tablet besi diminum ketika perut dalam keadaan agak kosong
(sebelum makan).
(4) Usahakan minum tablet besi bersama dengan air jeruk atau
janinnya.
(1)Terjadinya kontraksi
servikalis.
kehamilan.
janinnya.
serta pembiayaan.
darah dari jalan lahir, keluar cairan yang banyak dengan tiba-tiba
dari jalan lahir dan apakah ibu sudah mengalami salah satu dari
tanda-tanda tersebut.
persalinan.
Pada langkah ini dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan rencana yang
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
117).
merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pad ibu
dalam masa intranatal, yakni pada kala I sampai dengan kala IV meliputi
tenaga kesehatan lain serta menyusun suhan kebidanan dengan tepat dan
S: data subyektif
O: data obyektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama
masa Intranatal. His semakin sering 3-4 kali lama 40-50 detik dalam 10
A: Analisis d an interpretasi
tidaknya tindakan segera (Wildan, moh. dan hidayat, aziz alimul. 2009).
P: Planning
penanganan, kolaborasi dan KIE (Wildan, moh. dan hidayat, aziz alimul.
2009).
catatan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas, yakini segera
tenaga kesehatan lain, serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan
S: Data subyektif
perutnya mulas-mulas, ASI sudah keluar atau belum dan lancar atau
tidak. Bila terdapat jahitan biasanya ibu mengeluh nyeri pada jalan
O: data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada
masa nifas. Involusi uteri berjalan baik, tanda-tanda vital ibu normal,
pastikan ibu menyusui dengna baik dan tidak ada masalah pada kedua
serosa, dan alba), bila ada jahitan, dilihat apakah jahitan sudah
(Prawirohardjo, 2014).
P: Planning
asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada bayi baru lahir sampai 24 jam
dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah
sebelumnya.
S: data subyektif
menyusu dengan kuat, tali pusat masih basah atau sudah kering,
buang air kecil dan buang air besar (+) (Intan, 2015).
O: data obyektif
pada bayi baru lahir. Tanda-tanda vital normal, suhu bayi, bayi
menyusu berapa kali sehari, berat badan normal, demam atau tidak,
alimul. 2009).
P: perencanaan
(KB) merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada
pil, suntik, implant, IUD, metode operasi pria (MOP), dan lain sebagainya.
S: Data Subjektif
(Sulistyawati, 2013).
O: Data objektif
P: Planning
penanganan, kolaborasi dan KIE (Wildan, moh. dan hidayat, aziz alimul.
2009).