Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PERILAKU ASERTIF TERHADAP DEPRESI

PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH


KERJA UPT KESMAS GIANYAR I
TAHUN 2018

Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya


Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar, Denpasar, Indonesia
E-mail : sastradewa651@gmail.com

Abstract : The Impact Of Assertive Behaviour To Depression On Diabetes


Mellitus Patients At Gianyar I Primary Health Center On 2018. The purpose of
research is to know about the impact of assertive behavior to depression on
diabetes mellitus patients at Gianyar I Primary Health Center. This study used
pre-experimental design with a pretest-posttest group design. The sample used is
17 people selected by purposive sampling technique. The results showed that the
category of depression before being given assertive behavior treatment mostly in
the moderate depression as many as 11 people (64.7%), and after being given
assertive behavior showed that a decrease in the number of moderate depression
to be 9 people (52,9%). The results of this study were tested by paired-sample t-
test statistic, the results obtained value (р) = 0.015 (p <0.05) it can be concluded
that there is impact of assertive behavior to depression to depression on diabetes
mellitus patients at Gianyar I Primary Health Center Year on 2018.

Abstrak : Pengaruh Perilaku Asertif Terhadap Depresi Pada Pasien Diabetes


Melitus Di Wilayah Kerja Upt Kesmas Gianyar I Tahun 2018. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perilaku asertif terhadap depresi pada
pasien diabetes melitus di Wilayah Kerja UPT Kesmas Gianyar I. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian pre experimental dengan rancangan one-group pre-
post test. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 17 orang yang dipilih dengan
teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat depresi
sebelum diberikan perilaku asertif sebagian besar berada pada kategori depresi
sedang yaitu sebanyak 11 orang (64,7%), setelah diberikan perilaku asertif
menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah depresi sedang menjadi 9 orang
(52,9%). Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik paired-sample t-test,
didapatkan hasil nilai (р) = 0,015 (p < 0,05) maka disimpulkan bahwa ada
pengaruh perilaku asertif terhadap depresi pada pasien diabetes melitus di
Wilayah Kerja UPT Kesmas Gianyar I, Tahun 2018.

Kata kunci : Perilaku Asertif, Depresi, Diabetes melitus


Diabetes Melitus adalah penyakit serius pada pasien diabetes melitus diperlukan
kronis yang terjadi baik ketika pankreas upaya manajemen stres pada pasien diabetes
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon melitus. Salah satunya dapat dilakukan
yang mengatur gula darah, atau glukosa), dengan perilaku asertif.
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menggunakan insulin yang dihasilkan oleh Hermanns et al., (2015) yang berjudul
(World Health Organization, 2016). The Effect of Diabetes-Specific Cognitive
Menurut catatan International Diabetes Behavioral Treatment with Assertive
Federation (2017), secara global di tahun Behaviour for Patients With Diabetes and
2017 penderita diabetes melitus sebesar 8,8 Sublinical Depression at German Diabetes
% (425 juta orang), diperkirakan pada tahun Center menunjukkan bahwa pemberian
2045 akan meningkat menjadi 629 juta terapi CBT dengan Perilaku Asertif efektif
penderita. Indonesia menempati urutan ke-6 untuk mengatasi depresi. Penelitian lainyya
dengan jumlah pasien diabetes melitus menurut Lin et al., (2014) dengan judul
sekitar 10,3 juta. Menurut catatan dinas Evaluation of Assertiveness Training for
kesehata provinsi Bali di tahun 2016 tercatat Psychiatric Patients in Psychiatric Ward Of
jumlah kunjungan pasien diabetes melitus a Military Hospital at Taiwan menunjukkan
sebanyak 12.553 orang. Data Dinas bahwa pemberian latihan perilaku asertif
Kesehatan Kabupaten Gianyar (2018) efektif untuk mengatasi depresi.
mencatat jumlah pasien penyakit diabetes Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
melitus pada tahun 2016 sebanyak 5.656 Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar jumlah
orang dan pada tahun 2017 sebanyak 8.990 pasien terbanyak tercatat di wilayah UPT
orang. Pasien diabetes melitus selain Kesmas Gianyar I jumlah penderita pada
mengalami gangguan secara fisik namun tahun 2016 sebanyak 789 jiwa yang
berisiko mengalami gangguan psikologis menderita diabetes melitus dimana
seperti depresi. Pasien diabetes melitus mengalami peningkatan pada tahun 2017
memiliki risiko lebih tinggi dan tingkat yaitu sebanyak 2.820 jiwa yang menderita
depresi dua kali lebih parah daripada diabetes melitus. Didapatkan informasi
penyakit lain kemudian pasien diabetes bahwa belum pernah dilakukan suatu
melitus yang memiliki komplikasi memiliki intervensi khusus untuk menangani masalah
prevalensi depresi lebih tinggi. Sering kali psikologi pasien diabetes melitus setelah
pasien diabetes melitus mengalami depresi dilakukan wawancara dengan petugas di
akibatnya manajemen perawatan diri pasien puskesmas. Cara yang dilakukan hanya
diabetes melitus menjadi tidak efektif (Roy memberikan obat untuk mengontrol glukosa
and Lloyd, 2012). darah.
Menurut Markowitz et al., (2011) Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Depresi lebih umum terjadi pada pasien pengaruh perilaku asertif terhadap depresi
dengan penyakit kronis salah satunya pada pasien DM di Wilayah Kerja UPT
diabetes melitus. Bukti bahwa gejala depresi Kesmas Gianyar I Tahun 2018.
yang timbul pada pasien diabetes melitus
mempengaruhi gejala fisik terkait dengan METODE
regulasi glukosa melalui jalur perawatan diri Penelitian ini merupakan penelitian pre
yang lebih buruk. Hal tersebut terjadi karena experimental dengan rancangan one-group
kurangnya pemantauan dari aspek psikologi pre-post test design. Pada penelitian ini
terutama skrining depresi pada pasien pengukuran tingkat depresi dilakukan
penyakit kronis yaitu diabetes melitus. sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan
Pemberian intervensi yang berhubungan dan sesudah perlakuan. Penelitian ini
dengan penanganan masalah psikologi pada dilakukan di Wilayah Kerja UPT Kesmas
pasien diabetes melitus akan memberikan Gianyar I pada bulan April s/d Mei 2018,
kontribusi yang besar terhadap manajemen dengan menggunakan teknik purposive
perawatan diri pasien (Oieru, Popa, and sampling. Sampel pada penelitian ini
Vlad, 2014). Mengatasi dampak dari depresi menggunakan satu kelompok subjek tanpa
kelompok kontrol. Adapun teknik analisa 15 13
data yang digunakan dalam penelitian ini 22 19
adalah paired-sample t-test. Setelah melalui
18 15
proses pengumpulan data, didapatkan 17
responden diabetes melitus yang memenuhi 21 19
kriteria inklusi. 20 18
12 14
14 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah data diolah dan dianalisis maka
diperoleh hasil penelitian yang Tabel 1 menunjukkan skor depresi pada
menunjukkan bahwa karakteristik usia pasien DM sebelum dan setelah diberikan
sebagian besar pasien DM berumur antara perlakuan perilaku asertif yaitu skor
31-59 tahun yaitu sebanyak 13 orang tertinggi adalah 23 sedangkan setelah
(76,5%) dan tidak ada yang berumur 20-30 diberikan perlakuan perilaku asertif skor
tahun (0%), jenis kelamin sebagian besar tertinggi adalah 21.
laki laki yaitu sebanyak 11 orang (64,7%)
dan sebagian kecil perempuan yaitu Tabel 2 Frekuensi Tingkat Depresi Sebelum
sebanyak 6 orang (35,3%), pendidikan Diberikan Perlakuan Perilaku
sebagian besar berpendidikan dasar yaitu Asertif
sebanyak 7 orang (41,2%) dan sebagian
kecil tidak sekolah yaitu sebanyak 2 orang Tingkat Depresi Frekuensi Persentase
(11,8%), pekerjaan sebagian besar tidak (f) (%)
bekerja yaitu sebanyak 12 orang, (70,6%) Tidak ada gejala - -
dan sebagian kecil bekerja yaitu sebanyak 5 depresi
orang (29,4%), komplikasi pasien DM Depresi ringan 6 35,3
sebagian besar tidak dengan komplikasi Depresi sedang 11 64,7
yaitu sebanyaj 9 orang (52,9%), dan Depresi berat - -
sebagian kecil dengan komplikasi yaitu Total 17 100
sebanyak 8 orang (47,1%).
Berikut ini disajikan frekuensi tingkat Tabel 2 menunjukkan tingkat depresi
depresi sebelum dan setelah diberikan sebagian besar pasien DM sebelum
perlakuan perilaku asertif pada pasien DM : diberikan perlakuan perilaku asertif
sebagian besar berada pada kategori depresi
Tabel 1 Skor Depresi Pada Pasien DM sedang yaitu sebanyak 11 orang (64,7%).
Sebelum Dan Setelah Diberikan
Perlakuan Perilaku Asertif Tabel 3 Frekuensi Tingkat Depresi Setelah
Diberikan Perlakuan Perilaku
Skor Depresi Skor Depresi Asertif
(Pretest) (Posttest)
15 15 Tingkat Depresi Frekuensi Persentase
17 15 (f) (%)
Tidak ada gejala - -
23 20
depresi
22 21 Depresi ringan 8 47,1
20 16 Depresi sedang 9 52,9
13 15 Depresi berat - -
21 18 Total 17 100
18 16
13 15
Tabel 3 menunjukkan tingkat depresi
sebagian besar pasien DM setelah diberikan
20 18
perlakuan perilaku asertif sebagian besar
berada pada kategori depresi sedang yaitu (2017) mengemukakan perilaku asertif
sebanyak 9 orang (52,9%). merupakan perilaku dalam hubungan antar
pribadi yang menyangkut mengekspresikan
Hasil Analisis Data emosi, perasaan cemas atau tegang terhadap
Nilai p sebelum diberikan perlakuan masalah yang dialami tanpa merugikan diri
perilaku asertif = 0,163 , sedangkan nilai p sendiri atau orang lain.
setelah diberikan perlakuan perilaku asertif Latihan perilaku asertif yang dilakukan
= 0,143, hasil tersebut lebih besar dari p = dalam penelitian ini dapat menurunkan
0,05 berarti variabel depresi sebelum dan tingkat depresi pasien diabetes melitus
setelah diberikan perlakuan berdistribusi namun rata-rata tingkat depresi pasien
normal. diabetes melitus masih dalam kategori
Taraf signifikansi (𝛼) sebesar 5 % depresi sedang dan ringan. Skor depresi
(0,05) dan signifikansi (2-tailed) yang pada pasien diabetes melitus ada yang
diperoleh dari hasil pengolahan dengan mengalami kenaikan dan ada yang
bantuan computer sebesar 0,015. Hasil ini mengalami penurunan setelah diberikan
menunjukkan bahwa nilai signifikan = perilaku asertif tetapi masih dalam satu
0,015 lebih kecil dari 𝛼 = 0,05 yang artinya rentang kategori depresi ini dapat
Ha direrima, berarti ada pengaruh perilaku disebabkan karena kondisi psikologis
asertif terhadap depresi pada pasien DM. masing-masing pasien berbeda. Selain
Hasil analisis menggunakan paired t test kondisi psikologi pasien yang berbeda,
diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh pelaksanaan latihan perilaku asertif hanya
yang signifikan antara perilaku asertif dilakukan dua kali selama satu minggu
terhadap depresi pada pasien DM. karena pelaksanaannya di lakukan di
Hasil penelitian ini menunjukkan puskesmas dan rumah pasien sehingga
bahwa perilaku aertif berpengaruh terhadap waktu yang tersedia sangat minim. Menurut
tingkat depresi pada pasien DM. Menurut Sunardi (2010) mengemukakan untuk
Lubis (2016) menyatakan bahwa pasien mengatasi gangguan psikologis seperti
yang terdiagnosis penyakit kronis seperti kecemasan hingga depresi yang dihadapi
diabetes yang sulit disembuhkan maka oleh seseorang akibat berbagai masalah
pasien akan merasa terkejut kemudian yang dialami perilaku asertif dapat
cemas berlebihan, hilangnya kepercayaan meningkatkan kemampuan untuk bersikap
diri dan penghargaan diri (self-esteem) jujur terhadap diri sendiri serta
hingga mengakibatkan depresi. meningkatkan kehidupan pribadi agar lebih
Pemberian perawatan pada pasien DM efektif. Menurut Taylor and Francis (2013)
yang rentan mengalami depresi perlu mengemukakan bahwa latihan berperilaku
diberikan psikoterapi untuk mengatasi asertif merupakan rangkuman yang
gangguan psikologisnya. Latihan perilaku sistematis dari keterampilan, peraturan,
asertif dapat berpengaruh terhadap tingkat konsep atau sikap yang dapat
depresi pada pasien dengan penyakit kronis mengembangkan dan melatih kemampuan
yakni diabetes melitus yang sedang individu untuk menyampaikan pikiran,
mengalami depresi. Menurut Martha, perasaan, dan kebutuhannya dengan penuh
Elizabeth and McKay (1995) percaya diri, sehingga semakin sering
mengemukakan bahwa latihan berperilaku dilakukan maka semakin baik.
asertif telah terbukti efektif dalam mengatasi Dengan diketahuinya bahwa
depresi, kemarahan, perasaan tersinggung, perilakuasertif berpengaruh terhadap tingkat
dan ansietas interpersonal, terutama ketika depresi pada pasien DM, petugas kesehatan
timbul gejala karena lingkungan yang tidak yang terkait agar manajemen agar
adil, dengan pasien menjadi lebih asertif, menjadikan perilaku asertif sebagai suatu
pasien mulai sadar terhadap hak pasien alternatif untuk melengkapi tindakan yang
untuk relaks, dan bisa meluangkan waktu sudah dilakukan selama ini dalam
untuk diri pasien sehingga dapat manajemen menurunkan tingkat depresi pada pasien
perawatan diri pasien. Alberti and Emons DM.
SIMPULAN Bapak I Wayan Candra,
Kesimpulan dari hasil pengamatan dan S.Pd.,S.Kep.,Ns.,M.Si selaku pembimbing
analisa yang dilakukan yaitu dari utama yang telah memberikan bimbingan
karakteristik pasien DM, sebagian besar dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak I
berumum antara 31-59 tahun (76,5%), jenis Nengah Sumirta, SST., S.Kep., Ns., M.Kes
kelamin sebagian besar laki-laki yaitu selaku pembimbing pendamping yang telah
sebanyak 11 orang (64,7%), pendidikan memberikan bimbingan menyelesaikan
sebagian besar berpendidikan dasar yaitu skripsi ini. Seluruh dosen jurusan
sebanyak 7 orang (41,2%), pekerjaan keperawatan yang telah memberikan ilmu
sebagian besar tidak berkerja yaitu sebanyak pengetahuan selama peneliti mengikuti
12 orang (70,6%), komplikasi sebagian pendidikan.
besar tanpa komplikasi yaitu sebanyak 9 Bapak dr. I Wayan Gede Ardita selaku
orang (52,9%). Tingkat depresi pasien DM Kepala UPT Kesmas Gianyar I yang telah
sebelum diberikan perlakuan perilaku asertif berkenan memberikan ijin dan fasilitas
sebagian besar depresi sedang yaitu dalam melaksanakan penelitian. Keluarga
sebanyak 11 orang (64,7%). Tingkat depresi Keluarga dan sahabat yang selalu
pasien DM setelah diberikan perlakuan memberikan dukungan dan doa dalam
perilaku asertif sebagian besar depresi menyelesaikan skripsi ini. Semua pihak
sedang yaitu sebanyak 9 orang (52,9%). yang telah membantu hingga penyusunan
Hasil diperoleh nilai p sebelum diberikan skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada
perlakuan perilaku asertif = 0,163 , waktunya, yang tidak bisa peneliti sebutkan
sedangkan nilai p setelah diberikan satupersatu.
perlakuan perilaku asertif = 0,143, nilai
signifikansi (2-tailed) = 0,015 lebih kecil
dari nilai 𝛼 = 0,05. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan
perilaku asertif terhadap depresi pada pasien
DM, bahwa perilaku asertif dapat
menurunkan tingkat depresi pada pasien
DM

UCAPAN TERIMAKASIH
Melalui kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada : Bapak
Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,
MPH selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar yang telah memberikan
kesempatan menempuh pendidikan D-IV di
Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan
Keperawatan. Ibu VM Endang SP Rahayu,
SKp.,M.Pd selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan
Denpasar yang telah memberikan masukan,
pengetahuan dan bimbingan selama peneliti
mengikuti pendidikan. Bapak I Dewa Putu
Gede Putra Yasa, S.Kp. M.Kep.Sp.MB
selaku Ketua Program Studi D-IV Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar yang telah memberikan
bimbingan selama pendidikan di Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar.
tepat pada waktunya, yang tidak
bisa peneliti sebutkan satu persatu.

ETIKA PENELITIAN
Etika penelitian dalam penelitian
ini didapatkan di Politeknik
Kesehatan Denpasar dengan Nomor
Kaji Etik
LB.02.03/EA/KEPK/0101/2018.

SUMBER DANA
Dalam penelitian ini sumber
dana yang digunakan adalah sumber
dana swadaya (sumber dana sendiri).

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai