Anda di halaman 1dari 5

KOSALA JIK. Vol. 1 No.

2 September 2013

PENGARUH BERMAIN SOLITARY PLAY TERHADAP PROSES


PENYEMBUHAN ANAK USIA 2-3 TAHUN DENGAN FEBRIS DHF
DI BANGSAL TERATAI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA

Oleh :
Rahayu Setyaningsih1 Endang Dwi Ningsih2

Abstract

Background Playing is an activity that can be done as an effort to stimulate the


child's growth and development. Playing for the children at hospital can be a
medium to express feelings of relaxation and distract of discomfort due to
illness.
The purpose of this study was determine the effect of playing therapy with
solitary paly on healing process of children aged 2-3 years with Dengue
Hemorragic Fever who hospitalized at Teratai ward of Dr.Oen Surakarta.
Methods This study used a pre-experiment design with one shot case study
approach. The playing therapy was done in 8 patients consisted 3 boys and 5
girls. Data were collected using an observation sheet. Data processing used t-
test statistical test with significance level : 0.05.
The conclusion The result showed t count > t table (2.379 > 2.365). It can be
concluded that solitary play therapy gave significant effect fever at Teratai of
Dr.Oen Surakarta hospital.

Keywords : Play Therapy, Healing Process

PENDAHULUAN diseluruh provinsi di Indonesia


Bermain merupakan aktivitas yang sudah mencapai 26.015, dengan
dapat dilakukan anak sebagai upaya jumlah kematian sebanyak 389
stimulasi pertumbuhan dan orang ( CFR = 1,53 %).
perkembangannya dan bermain Penyakit demam berdarah atau
pada anak dirumah sakit dapat Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
menjadi media bagi anak untuk ialah penyakit yang disebabkan oleh
mengekspresikan perasaan virus dengue yang ditularkan melalui
relaksasi dan distraksi perasaan gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
yang tidak nyaman. (Supartini, 2004) Aedes Albopictus. Kedua jenis
Menurut Chusairi (2006), penelitian nyamuk ini terdapat hampir diseluruh
yang dilakukan untuk membuktikan pelosok Indonesia, kecuali ditempat-
efektivitas pengaruh terapi bermain tempat ketinggian lebih dari 1.000
sosial terhadap peningkatan meter di atas permukaan air laut.
kemampuan dan keterampilan sosial Data di bagian anak RSCM
pada anak dengan gangguan menunjukkan pasien DBD sering
autisme. Hasil penelitian menunjukkan gejala batuk, pilek,
menunjukkan bahwa terdapat muntah, mual, maupun diare.
pengaruh yang signifikan dari terapi (Kristina, 2007)
bermain sosial terhadap peningkatan Dari hasil observasi dan wawancara
kemampuan dan keterampilan anak terhadap perawat yang bertugas
dengan gangguan autisme. yang dilakukan oleh peneliti di
Disamping itu telah diketahui bahwa Bangsal Teratai RS dr. Oen
sejak Januari sampai dengan 5 Surakarta sejumlah 35 anak terdapat
Maret tahun 2004 total kasus DBD kurang lebih 75% anak cenderung

19
KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

sulit diberikan terapi oleh tim medis Tabel 2. Karakteristik Responden


karena sakit yang dirasakannya. Bersadarkan Kelompok Umur
Dari uraian di atas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih Kategori F %
lanjut mengenai pengaruh terapi 25-29 3 37,5
bermain solitary play terhadap 30-34 1 12,5
proses penyembuhan anak usia 2-3 35-39 2 25,00
tahun dengan febris DHF di bangsal 40-44 0 0
45-49 2 25,00
Teratai rumah sakit dr. Oen
Jumlah 8 100
Surakarta.
Dari data di atas menunjukkan
METODE PENELITIAN
bahwa sebagian besar responden
Penelitian ini merupakan penelitian
berada pada kelompok umur 25-29
yang menggunakan rancangan
tahun yaitu sebesar 37,50 %
penelitian pre eksperimental dengan
sedangkan yang paling sedikit pada
pendekatan one shot case study.
kelompok umur 30-34 tahun yaitu
Rancangan pre eksperimental
sebesar 12,5%.
adalah rancangan yang berupaya
untuk mengungkapkan hubungan
Tabel 3. Karakteristik Responden
sebab akibat dengan cara
Berdasarkan Pekerjaan
melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimental.
Kategori F %
(Nursalam dan Pariani, 2000)
Wiraswasta 3 37,5
One shot case study adalah cara Sipil/PNS 2 25,00
penelitian pre eksperimental design Pengangguran 3 37,50
dengan memberikan perlakuan Jumlah 8 100
kemudian dilihat dampaknya atau
pengaruhnya. (Hidayat, 2003) Dari data di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
HASIL PENELITIAN memiliki pekerjaan sebagai
Berdasarkan penelitian yang telah wiraswasta dan pengangguran
dilakukan pada anak usia 2-3 tahun sebesar 37,50% dan pegawai sipil
yang sakit Febris DHF dapat atau PNS sebesar 25%.
diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4. Tabulasi Silang Pengaruh
Tabel 1. Karakteristik Responden Terapi Bermain terhadap Proses
Bersadarkan Jenis Kelamin Penyembuhan Febris DHF pada
Anak Usia 2-3 Tahun.
Kategori F %
Laki-laki 3 37,5 Hasil Hasil Selisih d2
Perempuan 5 62,5 Pre Post hasil (d)
Jumlah 8 100 Test Test
16 17 1 1
Dari data di atas menunjukkan 16 18 2 4
bahwa sebagian responden berjenis 16 17 1 1
kelamin perempuan (62,50%), 19 18 1 1
sedangkan yang paling sedikit 14 16 2 4
berjenis kelamin laki-laki (37, 50%). 20 20 0 0
17 20 3 9
9 18 9 81
127 144 19 101

20
KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat mengembangkan otonomi dan


diketahui bahwa hasil total nilai post kemampuannya untuk dapat
test (144) lebih tinggi dari pada nilai mandiri. Selain itu permainan
total pre test (127). merupakan media komunikasi antara
Setelah dilakukan penghitungan anak dengan orang lain, termasuk
dengan uji statistik menggunakan dengan perawat atau petugas
paired t test dengan taraf signifikasi kesehatan dirumah sakit. Hal ini
atau tingkat kemaknaan atau alpha dikarenakan saat anak dirawat
sebesar 5 % (0,05) didapatkan nilai t dirumah sakit anak akan
hitung > t tabel (2,379 > 2,365) yang menghadapi stresor yang ada
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. dilingkungan rumah sakit.
Dengan demikian nilai tersebut Hasil penelitian dari proses
menunjukkan bahwa ada pengaruh penyembuhan febris DHF
yang bermakna antara terapi responden, didapatkan bahwa
bermain solitary play terhadap sebagian besar responden tidak
proses penyembuhan anak usia 2-3 sembuh (62,5 %). Penelitian proses
tahun dengan Febris DHF di bangsal penyembuhan responden
Teratai RS. Dr. Oen Surakarta. menggunakan pedoman teknik
klasifikasi derajat penyakit infeksi
PEMBAHASAN virus dengue menurut FKUI (2006)
Hasil uji korelasi dari analisa statistik dimana gejala penyakit DHF yang
menggunakan paired t test ada mulai berkurang dan akhirnya
mengenai pengaruh terapi bermain hilang. Namun dari hasil penelitian
solitary play terhadap proses ini dapat disimpulkan bahwa ada
penyembuhan DHF yaitu sebesar pengaruh terapi bermain solitary
2,379. Hal ini menunjukkan bahwa play terhadap proses penyembuhan
ada pengaruh terapi bermain solitary anak usia 2-3 tahun dengan Febris
play terhadap proses penyembuhan DHF di Bangsal Teratai Rumah Sakit
DHF pada anak usia 2-3 tahun. Data Dr. Oen Surakarta dengan hasil t
diambil dari 8 responden hitung > t tabel (2,379 > 2,365) yang
berdasarkan jawaban kuesioner berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
yang pada pelaksanaannya Hal ini berdasarkan pada pendapat
sebagian diberikan terapi bermain maupun pandangan dari orangtua
dan jumlah yang sebagian lagi tidak terhadap pemberian terapi bermain
diberikan terapi bermain. yang diperlakukan ke anak mereka.
Hasil penelitian dari pengaruh terapi Dilihat dari perubahan sikap anak
bermain solitary play terhadap yang semula takut dan menolak
proses penyembuhan DHF terhadap perlakuan dari tim medis,
mempunyai nilai tertinggi pada post namun dengan diberikannya terapi
test (144) dibanding nilai pre test bermain, anak menjadi tidak takut,
(110). Penelitian pengaruh terapi sebagaimana menurut Wong (2003)
bermain menggunakan pedoman bahwa terapi bermain yang
terapi bermain solitary play menurut dilakukan pada anak baik sebelum
Supartini (2004), dimana anak pada maupun saat melakukan prosedur
usia toddler (> 1 tahun) sampai 3 dapat mengurangi rasa tegang, takut
tahun) bermain sendiri dengan alat dan emosi yang dirasakan anak
permainan yang dimilikinya meski selama prosedur dijalankan. Dengan
tampak dalam kelompok, tidak ada demikian anak menjadi lebih
kerja sama ataupun komunikasi menerima tindakan prosedur yang
dengan teman sepermainannya ada dan anak memperoleh
serta anak banyak gerak, tidak bisa pengobatan yang dapat membantu
diam mempunyai rasa ingin tahu proses penyembuhan sakitnya.
yang besar dan mulai Dimana dalam penelitian ini,

21
KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

terdapat lebih banyak anak yang c. Bagi peneliti


masih dalam tahap awal Diharapkan untuk penelitian
mendapatkan sakit febris DHF selanjutnya, peneliti dapat
sehingga belum dapat dilihat melakukan penelitian yang
perkembangannya dalam hal lebih spesifik misalnya
peningkatan proses penyembuhan pengaruh terapi bermain
secara baik. terhadap penurunan stres
anak yang dirawat di RS.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
a. Dari 8 responden, diperoleh Hidayat, Aziz A. Riset Keperawatan
data bahwa sebagian besar & Teknik Penulisan Ilmiah.
responden berjenis kelamin Jakarta : Salemba Medika,
perempuan (62,50 %), 2003.
sedangkan yang paling
sedikit berjenis kelamin laki- Budiarto, Eko. Biostatistik Untuk
laki (37,50 %) dengan 37,50 Kedokteran dan Kesehatan
% responden berada pada Masyarakat. Jakarta : EGC,
kelmpok umur 25-29 tahun 2001.
dan 12,5% pada kelompok
umur 30-34 tahun. Nursalam & Siti Pariani. Pendekatan
b. Sebagian besar responden Praktis Metodologi Riset
memiliki pekerjaan sebagai Keperawatan. Jakarta : CV.
wiraswasta dan Sagung Seto, 2001.
pengangguran sebesar
37,50% dan sebagai pegawai Riwidikdo, Handoko. Statistik
sipil atau PNS sebesar 25 %. Kesehatan : Belajar Mudah
c. Ada pengaruh terapi bermain Teknik Analisis Data Dalam
solitary play terhadap proses Penelitian Kesehatan (Plus
penyembuhan anak usia 2-3 Aplikasi Software SPSS).
tahun dengan febris DHF di Yogyakarta : Mitra Cendikia
Bangsal Teratai RS. Dr. Oen Press, 2007.
Surakarta.
Sudoyo, Aru W, et al., ed. Buku Ajar
2. Saran Ilmu Penyakit Dalam.
a. Bagi Instansi Rumah Sakit Jakarta : FKUI, 2006.
Instansi Rumah Sakit
diharapkan lebih berperan Sugiyono. Statistika untuk
aktif dalam pemberian terapi Penelitian. Bandung : CV.
bermain pada anak-anak Alfabeta, 2005.
yang dirawat di Bangsal
Teratai melalui perawat- Suherman. Buku Saku
perawat yang memberikan Perkembangan Anak.
asuhan keperawatan. Jakarta : EGC, 2000.
b. Bagi orangtua
Diharapkan dalam penelitian Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep
ini orang tua lebih berperan Dasar Keperawatan Anak.
aktif dan dapat memberi Jakarta : EGC, 2004.
dukungan yang positif
terhadap anak-anak mereka Wahap, A. Samik, et al., ed. Ilmu
yang sedang dirawat di Kesehatan Anak Nelson.
bangsal Teratai RS. Dr. Oen Volume 1. Edisi 15. Jakarta
Surakarta. : EGC, 2000.

22
KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

Wong , Donna L. Pedoman Klinis


Keperawatan Pediatrik.
Jakarta : EGC, 2003.

World Health Organization.


Pencegahan dan
Pengendalian Dengue dan
Demam Berdarah Dengue :
Panduan Lengkap. Alih
bahasa, Palupi Wadyastuti.
Jakarta : EGC, 2004.

Chusairi, Hamidah, Tino Leonardi.


Efektiviitas Pengaruh Terapi
Bermain Sosial Terhadap
Peningkatan Kemampuan
Dan Ketrampilan Sosial
Pada Anak Dengan Autism.
Universitas Airlangga, 2006

1
Dosen AKPER Panti Kosala
Surakarta
2
Dosen AKPER Panti Kosala
Surakarta

23

Anda mungkin juga menyukai