0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan46 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, struktur, dan fungsi keluarga. Secara ringkas, keluarga didefinisikan sebagai kelompok orang yang memiliki hubungan darah atau perkawinan dan tinggal serumah. Keluarga memiliki struktur peran, nilai, pola komunikasi, dan kekuasaan. Fungsi utama keluarga adalah memberikan kasih sayang, sosialisasi, reproduksi, dukungan ekonomi, dan perawatan kesehatan bagi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, struktur, dan fungsi keluarga. Secara ringkas, keluarga didefinisikan sebagai kelompok orang yang memiliki hubungan darah atau perkawinan dan tinggal serumah. Keluarga memiliki struktur peran, nilai, pola komunikasi, dan kekuasaan. Fungsi utama keluarga adalah memberikan kasih sayang, sosialisasi, reproduksi, dukungan ekonomi, dan perawatan kesehatan bagi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, struktur, dan fungsi keluarga. Secara ringkas, keluarga didefinisikan sebagai kelompok orang yang memiliki hubungan darah atau perkawinan dan tinggal serumah. Keluarga memiliki struktur peran, nilai, pola komunikasi, dan kekuasaan. Fungsi utama keluarga adalah memberikan kasih sayang, sosialisasi, reproduksi, dukungan ekonomi, dan perawatan kesehatan bagi
KELUARGA VONNY KHRESNA DEWI Pengertian Keluarga Keluargaadalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu.
Keluarga didefinisikan sebagai
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak yang belum menikah disebut keluarga batih.
Sebagai unit pergaulan terkecil yang
hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono, 2004: 23) Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut. Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya. Keluarga batih menumbuhkan dasar- dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
Keluarga batih merupakan wadah
dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu: Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
Susunan kelembagaan yang
berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
Suatu sistim tata nama, termasuk
perhitungan garis keturunan. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota - anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. Definisi Keluarga
Menurut Fitzpatrick (2004) dalam
Lestari (2012), definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu: 1. Definisi struktural Keluarga didefinisikan berdasarkan keberadaan atau ketidakberadaan anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada isi dari keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga sebagai tempat melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga batih (extended family). 2. Definisi fungsional Keluarga didefinisikan melalui peran dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi- fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi, dukungan emosi dan materi, maupun pemenuhan peran- peran tertentu. 3. Definisi intersaksional Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang memiliki rasa kedekatan satu sama lain dengan adanya rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan keluarga dalam melaksanakan fungsinya. Hubungan dalam keluarga Hubungan keluarga merupakan suatu ikatan dalam keluarga yang terbentuk melalui masyarakat. Ada tiga jenis hubungan keluarga yang dikemukakan oleh Robert R. Bell (Ihromi, 2004: 91), yaitu: 1. Kerabat dekat (conventional kin) yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan, seperti suami istri, orang tua-anak, dan antar-saudara (siblings). 2. Kerabat jauh (discretionary kin) yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan, tetapi ikatan keluarganya lebih lemah daripada keluarga dekat. Anggota kerabat jauh kadang- kadang tidak menyadari adanya hubungan keluarga tersebut. Hubungan yang terjadi di antara mereka biasanya karena kepentingan pribadi dan bukan karena adanya kewajiban sebagai anggota keluarga. Biasanya mereka terdiri atas paman dan bibi, keponakan dan sepupu. 3. Orang yang dianggap kerabat (fictive kin) yaitu seseorang karena ada hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar teman akrab. Erat-tidaknya hubungan dengan anggota kerabat tergantung dari jenis kerabatnya dan lebih lanjut dikatakan Adams, bahwa hubungan dengan anggota kerabat juga dapat dibedakan menurut kelas sosial (Ihromi, 2004: 99). Keluarga sebagai Sistem
Sistemmerupakan kumpulan dari
beberapa bagian fungsional yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keluarga sebagai sistem mempunyai sub-sistem yaitu anggota, fungsi, peran, aturan, budaya, dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga. Adanya keterkaitan hubungan dan ketergantungan antar sub-sistem yang merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat dapat memengaruhi supra- sistemnya. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dalam
melaksanakan fungsi menggambarkan bentuk keluarga dalam masyarakat. Menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi Friedman (1998; 2002), ada empat elemen struktur keluarga, yaitu: 1.Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri (formal) dan perannya di lingkungan masyarakat(informal). 2.Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. 3.Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi anggota keluarga. 4.Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku yang mendukung kesehatan. Berdasarkan keempat elemen dalam struktur keluarga, menurut Leslie&Korman (1989) dalam Suprajitno (2003) diasumsikan bahwa: Keluarga merupakan sistem sosial yang memiliki fungsi sendiri. Keluarga merupakan sistem sosial yang mampu menyelesaikan masalah individu dan lingkungannya. Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi kelompok lain. Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga. Menurut Lee (1982) dalam Lestari (2012), berdasarkan tipe keberadaan, keluarga dapat dibagi menjadi keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family). Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu suami-ayah, istri- ibu, dan anak-sibling. Keluarga inti yang ditambah dengan anggota keluarga lain (kakek-nenek, paman- bibi, ataupun hubungan orang tua-anak dan saudara yang dapat bersifat biologis, tiri, adopsi atau asuh) disebut keluarga besar. Dalam keluarga inti maupun keluarga besar, hubungan setiap komponen bersifat saling membutuhkan dan mendukung layaknya persahabatan. Fungsi Keluarga Keluarga sejahtera dapat dicapai apabila setiap keluarga menerapkan fungsi- fungsi yang menjadi prasyarat, acuan dan pola hidup setiap keluarga, dalam upaya membangun kehidupan keluarga yang berkualitas. Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998; 2002) adalah sebagai berikut: 1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu dalam mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan dalam perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi keluarga dalam mengembangkan dan melatih berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. 3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga. 5.Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function), yaitu fungsi keluarga dalam mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. DiIndonesia, berdasarkan UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994, fungsi keluarga dengan bentuk operasional yang dapat dilakukan terbagi menjadi: 1. Fungsi keagamaan, mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana pembinaan kehidupan beragama yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Setiap hal yang dilakukan hendaknya sesuai dengan tuntutan agama yang dianut, serta membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama. 2. Fungsi sosial budaya, mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai luhur budaya, termasuk norma- norma dan budaya masyarakat/bangsa, yang menjadi panutan agar tetap dapat dipertahankan dan dipelihara. 3. Fungsi cinta kasih, mempunyai makna bahwa keluarga menjadi tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap keharmonisan keluarga dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Fungsi perlindungan, mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan adil bagi seluruh anggota keluarga. 5. Fungsi reproduksi, mempunyai makna bahwa keluarga menjadi tempat penerapan cara hidup sehat melalui pemahaman dan pengetahuan cara hidup sehat serta kesehatan reproduksi. 6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana terbaik dalam proses menyadari, merencanakan, menciptakan dan merupakan fondasi pendidikan dan sosialisasi dalam keluarga. 7. Fungsi ekonomi, mempunyai makna bahwa keluarga tempat membina kualitas kehidupan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. 8. Fungsi pembinaan lingkungan, mempunyai makna bahwa keluarga adalah menciptakan anggota keluarga yang mampu hidup harmonis dengan antar anggota keluarga, lingkungan masyarakat sekitar dan alam. Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (1998; 2002),
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan kelurga. Anggota keluarga memandang bahwa seseorang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998; 2002), dukungan keluarga terbagi menjadi: 1. Dukungan informasi Keluarga berfungsi sebagai kolektor(pengumpul) dan desiminator (penyebar) informasi tentang dunia melalui nasehat, saran, usulan, petunjuk, sugesti dan informasi. 2. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan membenahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas keluarga dengan memberikan penghargaan, dukungan dan perhatian. 3. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit. Diantaranya penyediaan materi seperti uang, barang, makanan dan pelayanan. 4. Dukungan emosional Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Melalui empati, kepedulian dan perhatian. Terima kasih