Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini banyak keluarga yang mengalami kesulitan dalam menjalani
kehidupan yang layak akibat krisi dan kenaikan harga bahan bakar, sehingga
pembentukan sumber adya manusia berkualitas menjadi tidak optimal. Program
pemberdayaan merupakan salah satu bentuk intervensi yang dilakukan berbagai
pihak untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi keluarga. Menurut
Sumadiningrat (1999), inti pemberdayaan adalah pengembangan, memperkuat
potennsi atau daya, dan terciptanya kemandirian. Chamber (1995) menyatakan
bahwa pemberdayaan masyarakat yang bersifat people centred, participatory,
empowering, dan sustainable. Dalam pelaksanaannya program pemberdayaan
tidak cukup hanya memberi bantuan materi saja. Menurut Chamber (1995), salah
satu upaya yang penting dalam strategi pemberdayaan adalah proses pendidikan,
baik yang bersifat formal maupun nonformal. Berkaitan dengan pendapat
tersebut maka penyuluhan sebagai suatu proses pendidikan nonformal
merupakan hal penting dalam strategi pemberdayaa. Aktivitas pemberdayaan
tidak terlepas dari fungsi-fungsi penyuluhan (Satria, 2009). Asngari (2001)
menyatakan bahwa penyuluhan adalah pendidikan nonformal untuk mengubah
perilaku, dan membangunkan orang untuk mengetahui ada peluang baru yang
lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik.

Selain adanya dukungan dari program pemberdayaan, hal penting yang


harus dilakukan agar keluarga dapat bertahan menjalani kehidupannya, adalah
mengatur sumberdaya yang terbatas melalui manajemen sumberdaya keluarga.
Menurut Deacon & Firebaugh (1988), manajemen sumberdaya keluarga adalah
suatu proses yang dilakukan oleh keluarga dan anggotanya dalam merencanaka
dan melaksanakan penggunaan sumberdaya, untuk mencapai tujuan. Aplikasi
manajemen sumberdaya keluarga dapat diterapkan dalam manajemen keuangan,
manajemen waktu dan pekerjaan, serta strategi coping. Menurut Gross et al
(1980), manajemen sumberdaya keluarga merupakan hal penting bagi
tercapainya tujuan keluarga. Fuaida (2007) menyebutkan, bawa pencapaian
tujuan pemberdayaan terkait juga dengan kemampuan keluarga dalam melakukan
manajemen sumberdaya keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga


Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan sumber daya untuk
mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen sumber daya keluarga
adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai
suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga (Juniati, 2008).
Manajemen memiliki arti mengarah kepada proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian, yang mana keempat proses
tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Organisasi dalam hal ini tentu saja adalah keluarga.
Manajemen sumber daya keluarga adalah pengelolaan sumber daya
keluarga dalam usaha atau proses mencapai sesuatu yang dianggap penting oleh
keluarga (Gross et al. 1973). Manajemen sumber daya keluarga terdiri dari tiga
aspek, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen waktu, dan
manajemen keuangan.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek manajemen
sumber daya keluarga yang menyatakan kontribusi sumber daya individu
keluarga untuk meningkatkan kemampuan keluarga guna mendapatkan
kemampuan lain, baik berupa dukungan maupun pembagian tugas dalam
keluarga (Deacon dan Firebaugh 1988).
2. Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan pengoptimalan penggunaan waktu dalam
keluarga. Hal tersebut berkaitan dengan variasi aktivitas dalam setiap rumah
tangga (Walker 1976).
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan, mengatur, mengawasi,
dan mengevaluasi penggunaan pendapatan (Nickell dan Dorsey 1959).
Menurut Juniati (2008), sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia
dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar
dalam mempelajari sumber daya keluarga (SDK) yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat di
berbagai lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat
mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya
lainnya dalam sistem keluarga.
B. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Keluarga
Juniati (2008) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang
mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:
1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat
kompleks memerlukan gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga
yang memiliki masalah tidak terlalu kompleks.
2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat
melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena
semua anggota keluarga dapat difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga
dipengaruhi oleh peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan
juga oleh perubahan dalam keluarga, misalnya adanya keluarga yang
meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat
melakukan manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.
C. Sistem Manajemen Sumber Daya Keluarga
Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga
itu sendiri. Sistem Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :
1. Sistem personal yang berperan dalam menerima masukan dari kekuatan
eksternal dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual
dari seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan
balik.
D. Proses Manajemen Sumber Daya Keluarga
 Input (masukan)
Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau
informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi
proses dalam mencapai hasil atau keluaran. Input atau masukan untuk
keluarga adalah:
a. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan
b. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi
tuntutan yang terdapat pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian
 Proses
Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu
sistem dari masukan sampai keluaran.
 Output
Output meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh
suatu sistem dalam respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari
sistem manajerial adalah respon terhadap tuntutan dan perubahan sumber-
sumber.
 Umpan Balik
Umpan balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem
sebagai input untuk mempengaruhi output yang telah ada.
F. Sifat Manajemen Sumber Daya Keluarga
1. Interdisplin
2. Unik
3. Aplikasi lintas budaya dan internasional
G. Klasifikasi Sumber Daya Keluarga
Menurut Fasih, 2013 terdapat tiga klasifikasi sumber daya keluarga, yaitu:
1. Manajemen Waktu
Waktu merupakan sumberdaya yang unik karena benar-benar tidak bisa
di ditambah atau dikurangi bahkan diakumulasi atau disimpan. Setiap orang
memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam. Dengan sifatnya yang unik
tersebut maka individu atau keluarga harus mampu mengaturnya hingga
memenuhi tujuan hidup keluarganya. Dalam setiap tahapan perkembangan
keluarga akan ditemukan pola berbeda dalam mengatur waktu keluarga.
Pengaturan waktu keluarga dipengaruhi oleh prioritas kegiatan. Walker
(1976) menyatakan bahwa penggunaan waktu dalam keluarga berkaitan
dengan variasi aktivitas dalam setiap rumah tangga. Aktivitas rumah tangga
berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, umur dari anak terkecil, atau
ukuran tempat tinggal. Hasil yang ditampilkan oleh Walker (1976) merujuk
pada data yang didapatkan oleh Wiegand menggambarkan bahwa ada enam
aktivitas terbesar yang menghabiskan waktu pada rumah tangga. Aktivitas
tersebut adalah penyiapan makanan, pemeliharaan rumah secara regular,
pemeliharaan fisik anggota keluarga, mencuci pakaian, menyetrika pakaian,
dan mencuci piring. Masing-masing aktivitas tersebut berkaitan erat dengan
jumlah anggota keluarga dan usia anak. Sebagai aktivitas manajemen,
manajemen waktu terdiri atas aktivitas perencanaan, pengawasan, dan
evaluasi. Menurut Gross et al.(1973), terdapat tiga tipe perencanaan waktu,
yaitu: 1) List a job; 2) Series of project; dan 3) Schedule. List a job adalah
perencanaan waktu dengan cara membuat daftar aktivitas kegiatan yang akan
dilakukan, disertai dengan kata-kata motivasi sehingga bersemangat untuk
mencapai target yang sudah ditentukan.
Pada perencanaan series of project, daftar aktivitas kegiatan disertai
dengan urutan waktu, namun tidak ada batas waktu yang jelas. Tipe
perencanaan yang ketiga, daftar aktivitas disertai dengan urutan waktu dan
perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan aktivitas tersebut.
Langkah-langkah dalam menyusun schedule adalah; 1) membuat daftar
semua aktivitas, kemudian dikelompokkan menjadi aktivitas fleksibel dan
tidak fleksibel; 2) memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menjalankan
setiap aktivitas; 3) menyesuaikan total perkiraan waktu yang diperlukan
dengan waktu yang tersedia; 4) menyusun urutan waktu; 5) tuliskan
perencanaan; dan 6) jika terdapat aktivitas yang berkaitan dengan orang lain,
maka komunikasikan hal tersebut kepada orang yang dimaksud.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Nickell dan Dorsey (1959) menyatakan bahwa sumber daya manusia
terdiri dari kemampuan, keterampilan, pola sikap, dan pengetahuan. Sebuah
keluarga terdapat beberapa individu yang memiliki sumber daya manusia
yang berbeda-beda. Setiap kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
individu dalam keluarga pasti berpengaruh pada kemampuan keluarga dalam
mengatur kebutuhan keluarga tersebut. Selain itu, sumber daya individu
keluarga akan mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan
kemampuan keluarga untuk mendapatkan sumberdaya yang lain. Manajemen
sumber daya manusia yang ada dalam keluarga juga mencakup pembagian
tugas dalam keluarga sehingga fungsi-fungsi dalam keluarga akan terpenuhi
secara optimal. Pembagian kerja dalam rumah tangga dapat dilihat dengan
menggunakan empat hipotesis, yaitu: 1) resource and power hypothesis; 2)
time availability hypothesis; 3) sex-role hypothesis; dan 4) preference-for-
housework hypothesis.
Resource and power hypothesis menyatakan bahwa semakin besar
kontribusi pendapatan suami bagi keluarga, maka semakin besar tanggung
jawab istri dalam urusan rumah tangga. Sebaliknya, semakin besar kontribusi
pendapatan istri bagi keluarga, maka semakin kecil tanggung jawab istri
dalam urusan rumah tangga. Time availability hypothesis menyatakan bahwa
seorang istri yang bekerja memiliki alokasi waktu dan tanggung jawab yang
lebih sedikit untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibandingkan
dengan isteri yang tidak bekerja. Sex-role hypothesis menyebutkan bahwa
persepsi gender mempengaruhi pembagian kerja. Adapun preference-for-
housework hypothesis menyatakan bahwa preferensi (ketertarikan) suami dan
isteri pada jenis pekerjaan tertentu mempengaruhi pembagian kerja dalam
keluarga. Secara umum, seorang istri menyukai aktivitas domestik seperti
mengasuh anak dan merapikan rumah, sedangkan ketertarikan suami pada
aktivitas domestik lebih rendah dibandingkan istri (Deacon dan Firebaugh
1988). Keluarga dalam membagi aktivitas sesuai dengan peran yang telah
disepakati dalam keluarga melibatkan suami, istri, dan anak-anak. Perempuan
biasanya berperan dalam pekerjaan keseharian seperti memasak, mencuci,
membersihkan debu, berbelanja dan sebagainya tanpa dihitung sebagai
karyawan yang dibayar (Walker 1976). Namun tidak sedikit perempuan yang
menjalani peran sebagai pekerja publik yang mendapatkan bayaran untuk
aktivitasnya.
3. Manajemen keuangan
Uang merupakan suatu sumberdaya dan sekaligus merupakan alat
pengukur dari sumberdaya suatu keluarga. Besarnya uang yang dimiliki oleh
seseorang atau keluarga menunjukkan berapa banyak sumberdaya yang
dimilikinya. Individu dan keluarga berpendapatan rendah biasanya
mempunyai orientasi untuk masa sekarang atau kini saja daripada untuk masa
depannya dalam perspektif waktu. Manajemen keuangan adalah kegiatan
merencanakan, mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penggunaan
pendapatan (Nickell dan Dorsey 1959).
Manajemen keuangan keluarga dipengaruhi oleh tujuan dari keluarga.
Menurut Firdaus dan Sunarti (2009), manajemen keuangan keluarga
mencakup komunikasi dalam menggunakan pendapatan. Masalah keuangan
merupakan hal yang paling banyak dibicarakan oleh keluarga dalam
perencanaan keuangan. Pengelolaan keuangan yang dilakukan suatu keluarga
akan berbeda dengan yang dilakukan keluarga lainnya karena kondisi
pembatas dan prioritas keuangan antar keluarga berbeda. Terbatasnya
keuangan keluarga dan terbatasnya tindakan pilihan untuk menggunakan
uang menyebabkan pengelolaan keuangan menjadi sederhana. Ketersediaan
sumberdaya lain, seperti waktu dan sumberdaya manusia, penting dalam
melakukan manajemen keuangan karena sumberdaya tersebut memengaruhi
penggunaan keuangan untuk mencapai tujuan (Deacon dan Firebaugh 1988).
H. Cara Mengukur Sumber Daya
Sumber daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:
1. Uang: Untuk mengukur Sumber daya materi dan potensi manusia (gaji,
pekerjaan)
2. Waktu: Untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan
dimanfaatkan oleh keluarga
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam keperawatan komunitas kita membahas manajemen kesehatan
keluarga yang merupakan aspek yang harus diperhatikan karna hal itu sangat
penting untuk menjaga dan mengetahui bagaimana pembagian sumberdaya
keluarga, agar terciptanya suasana yang rukun antar keluarga dan bagaimana kita
bisa mengatur keluarga itu sendiri agar sumberdaya yang keluarga miliki bisa
kita kelola secara optimal.

Manajemen kesehatan keluarga juga ditentukan oleh seluruh anggota


keluarga yang ada karna hal tersebut bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dan
keinginan yang di impikan agar terciptanya suatu kerukunan. Sumberdaya ini
terdiri dari sumberdaya manusia,sumberdaya non manusia/materi dan
sumberdaya waktu.

B. Saran
Manajemen kesehatan keluarga ini perlu di dukung oleh semua anggota
keluarga agar tujuan yang telah ditetapkan bias tercapai. Selain itu dalam
menyusun manajemen sumberdaya keluarga ini harus disesuaikan dengan jumlah
anggota keluarga dan keuangan yang dimiliki serta waktu untuk mencapai
sumber daya itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M., 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Alih Bahasa : Ina
Debora dan Yoakim Asy. Jakarta : EGC.

Hilmie, Raznah Luthfah.2006. Buku Ajar:Manajemen Sumber Daya


Keluarga.Makassar:UNM

Neti Juniarti. 2008.Manajemen Sumber Daya Keluarga.Bandung

Sholihah, Fasih Vidiastuti. 2013. Skripsi Manajemen Sumber Daya Keluarga Dan
Ketahanan Keluarga Lanjut Usia: Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor

Anda mungkin juga menyukai