12
Perkembangan
anak dipengaruhi
oleh lingkungan
mikro, meso,
exo, dan makro
(Bronfebrenner,
1979)
Keterangan:
Perkembangan intelektual anak usia 0-6 tahun sekitar 70%.
Peningkatan intelektual anak usia 7-18 tahun hanya sekitar 30%, jauh lebih kecil dari
perkembangan pada rentang 6 tahun pertama.
Sumber: Dr.Keith Osborn, Dr. Burton L. White, dan Dr. Benjamin S. Bloom
Dikutif dari Brosur Tiga Raksa Optima Perkasa, 2003, gambar dimodifikasi oleh Direktorat Pembinaan PAUD
Lahir-3 tahun: banyak dan
cepat.
Usia 3-8 tahun: kepadatan
sinaps 2 kali lipat milik orang
dewasa.
Usia 8-18 tahun: terjadi
pemangkasanpenurunan
kepadatan sinaps (pruning).
Sumber: Jernigan, dkk, 1991; Pfefferbaum dkk, 1994;
Chugani, 1998; Kolb et al, 1999; Huttenlocher,
1999; (dalam Sudjatmiko, 2009)
Keterangan:
: kurva perkembangan fungsi kognitif.
: kurva perkembangan fungsi bahasa.
: kurva perkembangan fungsi penglihatan/pendengaran .
Fungsi kognitif lebih tinggi
Bahasa
Pendengaran area pengembangan otak melalui pengalaman
& penglihatan
Level perkembangan otak sesuai fungsi
Tamat SLTA
SD
Meninggal
Lahir
Sumber: Shonkoff JP, Phillips DA. The developing brain. Washington DC: National Academy Press, 2000.
HASIL PENELITIAN: TINGKAT PENGEMBALIAN
INVESTASI SDM LINTAS USIA
Program
Prasekolah
Sekolah
Program Pelatihan
Usia
Anak berinteraksi secara fisik dan
belajar mencerap fakta dan
menyimpan informasi
Pencerapan fakta dan informasi
diterima dengan bentuk :
1. Global (tidak memperhatikan
bagian-bagian)
2. Langsung (diterima apa adanya
dan langsung mengikutinya)
3. Pasif (belum memberi tanggapan
yang berarti)
4. Spontanitas (belum ada kontrol
perilaku atau bahasa)
Perbuatan yang dilakukan hasil
dari tamyizul gharizy (melakukan
pembedaan dalam rangka
pemenuhan gharizah)
Anak belum dapat membedakan
antara dirinya dengan lingkungan:
1.Menerima segala informasi yang
datang dari luar dirinya
2.Menunggu segala hal yang akan
diberikan kepadanya
(ketergantungan yang tinggi)
3.Pasrah terhadap segala perlakuan
yang diberikan kepadanya, baik
yang sesuai dengan perkembangan
dirinya maupun tidak sesuai dengan
perkembangan dirinya
Cara berkomunikasi:
Usia 0-1 tahun: melalui tangisan/jeritan; ocehan atau celoteh; isyarat serta
ekspresi emosional
Usia 1-2 tahun : mulai mengeluarkan bunyi (satu kata) yang mengandung
arti yang berbeda-beda (sebagai satu kalimat penuh); menyebutkan dua
kata dengan maksud yang lebih jelas (mampu mengatur kembali kata-
kata dalam bahasanya)
Cara berinteraksi/bersosialisasi:
1. Sudah mulai melepaskan dirinya
terhadap ketergantungan dengan
orang lain
2. Sudah bisa bermain bersama
dengan caranya sendiri-sendiri
3. Mulai bermain bersama dengan
melibatkan dirinya
4. Disiplin sikap mulai dilatih tanpa
harus memaksanya
5. Belum bisa menerapkan disiplin
waktu
Masa keingintahuan (mulai berpikir dengan 4W+1H),
dengan banyak:
1. Bertanya, segala apa yang di lihat dan menjadi
perhatiannya
2. Menjelajah untuk mengetahui bagaimana terjadinya
benda atau sesuatu itu, dan bagaimana ia dapat
masuk atau menjadi bagian dari lingkungan
tersebut.
3. Kreativ (mengeksplor),membongkar pasang
mainannya dan merubah bentuk yang sudah jadi
atau mainan bongkar pasang
Proses terbentuknya kemampuan berpikir:
• Pengalaman tentang suatu peristiwa/kejadian dicerap dan akan
menjadi pemahaman bila diberi informasi (stimulus) yang
berhubungan dengan pengalaman tersebut
• Mengeluarkan informasi yang diperoleh dikeluarkan dalam bentuk
pemahaman (bukan sekedar pengulangan kata)
• Pemahaman yang diperoleh belum mampu untuk direalisasikan,
sebatas memahami sesuatu dan menanggapi atas pemahamannya
• Belum mampu menjabarkan, menguraikan dan menjelaskan
secara rinci terhadap pemahaman tersebut
Cara berinteraksi/bersosialisasi:
1. Masa prasekolah
2. Masa bermain, banyak menghabiskan
waktu dengan bermain secara bersama-
sama dengan teman sebayanya
3. Masa berkelompok, anak sudah dapat
membedakan antara benda miliknya
dengan miliknya orang lain; sudah dapat
berhubungan dengan orang lain dan akan
mencari taman sebayanya untuk
menjadikan kelompoknya
4. Anak sudah mampu membedakan antara
dirinya dengan orang lain; mampu
mengerti apa yang dilakukan orang lain
untuk dirinya
5. Belum mampu memposisikan dirinya pada
tempat orang lain (empati), tapi terus di
latih
Cara berkomunikasi:
1 Sudah mampu secara aktif mengambil peran dalam
komunikasi dengan keluarga dan teman-teman
sebayanya
2 Sudah mulai menunjukkan sikap suka protes dan
tidak mau kalah dalam berbicara
3 Sudah mulai menggunakan kata-kata untuk
mempertahankan pendapatnya
• Masa negativisme, anak sering melakukan sesuatu
yang bertentangan
• Berusaha menunjukkan perhatiannya dengan
melakukan berbagai aktivitas untuk dapat perhatian
orang lain
• Mulai dilatih untuk memahami perpindahan obyek
dengan bentuk yang berbeda akan menghasilkan
berat yang sama. Sudah mulai bisa menerapkan
disiplin waktu
• Anak sudah dapat melakukan perbuatan-perbuatan
yang berkaitan dengan akhlaq, ibadah
(puasa,berwudlu, sholat) dan muamalah (pinjam-
meminjam dan jual-beli)
Pertumbuhan
&
Produktivitas
Layani anak usia Pastikan setiap Bekali keterampilan Dorong jiwa Bekali mobilitas
dini secara tepat siswa belajar kerja yang relevan kewirausaan pekerja dan pekerjaan
dan inovasi secara tepat
Catatan:
Layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang tepat menentukan tingkat
produktivitas seseorang di kemudian hari.
UNTUK KADER
◦ Kehamilan terbaik pada
usia 20 – 35 tahun
◦ Siap fisik, mental, dan alat
reproduksi
◦ Kehamilan kurang 20
tahun dan lebih dari 35
tahun, beresiko terhadap
kesehatan bagi ibu dan
anak
◦ Berdoa pada saat
berhubungan intim.
UNTUK KADER
PERSIAPAN MENGHADAPI
KEHAMILAN
Kesehatan Fisik dan Emosional
• Asupan gizi yang seimbang
• Menjaga kesehatan alat reproduksi dan
kebersihan badan
• Lingkungan yang mendukung pada masa
kehamilan
• Tidak merokok, menghisap asap rokok,
mengkonsumsi narkoba, pemakaian obat-
obatan, jamu
UNTUK KADER
PERIKSA BERKALA
UNTUK KADER
Mengelus perut dan mengajak bicara
bayi
UNTUK KADER
Pendarahan dari vagina, demam,
muntah-muntah dan sakit kepala
secara terus menerus
Sakit ketika buang air kecil
Pembengkakan pada wajah,
tangan dan kaki
Berat badan tidak bertambah
atau naik secara drastis
UNTUK KADER
Mitos-Mitos Seputar Kehamilan
UNTUK KADER
Periksa kehamilan secepatnya minimal 3x
selama masa kehamilan
Imunisasi TT
UNTUK KADER
SUAMI SIAGA
Menentukan tempat
persalinan dan tenaga
kesehatan atau paramedik
sejak awal
Menyiapkan lingkungan
Menyiapkan biaya persalinan
rumah yang bersih dan
dan
nyaman
perlengkapan bayi
Menyiapkan suami SIAGA
(Siap
Antar dan Jaga) UNTUK KADER
TINDAKAN SAAT BAYI BARU
LAHIR ◦ Menerima kehadiran bayi dengan rasa
syukur dan bahagia
◦ Memperdengarkan doa di dekat bayi
sesuai agama masing-masing
◦ Meletakkan bayi di dada ibu, agar bayi
dapat mencari puting susu ibu untuk
mendapat ASI (Air Susu Ibu)
◦ Memberikan ASI sesuai kebutuhan anak
◦ Merawat tali pusar bayi
◦ Makan makanan bergizi lebih banyak
dari sebelum hamil
◦ Menjaga dan merawat bayi
UNTUK KADER
• Merawat kebersihan
payudara. Apabila puting
susu tidak keluar, tarik
puting susu perlahan-
lahan.
• Saat menyusui, tataplah
wajah bayi dengan penuh
kasih sayang sambil
mengajaknya berbicara;
• Memberi ASI tanpa
makanan tambahan hingga
bayi berusia 6 bulan.
UNTUK KADER
1. Pengasuhan bayi baru lahir
• Bayi baru lahir tidur sepanjang hari,
sehingga perlu disediakan tempat
yang bersih, aman, nyaman dan
pakaian yang tidak terlalu ketat
UNTUK KADER
Refleks pada Bayi
Berhati-hatilah bila mengangkat bayi
dan berbicaralah dengan lembut,
karena bayi peka terhadap suara dan
gerakan
Refleks/gerakan tiba-tiba
Bila bayi baru lahir disentuh pipi atau
kulit di sekitar mulutnya, bayi akan
membuka mulutnya mencari-cari
puting untuk dihisap.
Bila anda menyentuh kaki atau tangan,
bayi akan berusaha menggenggam
Bayi menangis ketika merasa lapar,
sakit, tidak nyaman, basah.
UNTUK KADER
• Memanggil namanya, dengan tepuk tangan, atau bersiul sehingga
bayi mengangkat kepalanya untuk melatih otot leher bayi
• Beri kesempatan bayi memegang jari tangan orang dewasa untuk
melatih otot telapak tangan
• Letakkan mainan berwarna-warni di hadapan bayi untuk melatih
perhatian anak dan otot matanya
UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI 1
BULAN
Berbicaralah pada bayi dengan
nada suara yang berbeda tetapi
jangan terlalu keras untuk melatih
pendengaran, perhatian bayi, serta
kemampuan dasar berbicara.
Kenali tangisan bayi dan
tanggapilah segera
Ajak bayi berbicara, tersenyum,
bernyanyi agar bayi merasa
dicintai, sekaligus belajar
mengenal bahasa
UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI USIA 2
Mengeluarkan suara bila senang, BULAN
gembira, tidak senang, tidak nyaman
dan bersuara huruf vokal a, e, o atau
bersuara ha, he
Tersenyum dengan orangtua atau
orang lain
Menunjukkan rasa senang dengan
menggerakkan kaki, tangan dan
tubuhnya
Menengok ke arah sumber suara
UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI USIA 3
BULAN
PENGASUHAN BAYI
USIA 3 BULAN
Bila ditengkurapkan, bayi bisa mengangkat kepala dan
bahu
Bila tidur terlentang, bayi mulai dapat membalik badan
dengan posisi tengkurap
Senang memandang benda warna warni dan berusaha
menjangkaunya
Duduk sebentar dengan bantuan orangtua atau orang
dewasa
Bayi mengeluarkan berbagai suara sambil menggerakkan
kepala, lengan dan kaki
UNTUK KADER
Dr. Yuliana, SP., M.Si
Urgensi Pendidikan Karakter
Implementasi
Pendidikan Karakter di SMP/SMA
UUSPN Pasal 3 menyebutkan Pendidikan
nasional berfungsi:
Nilai-
Nilai-
Nilai
Nilai
Moral
Knowing
KARAKTER
Nilai-
Nilai-
Moral Moral Nilai
Nilai
Action Feeling
KEBANGSAAN LINGKUNGAN
Nilai-
Nilai
Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa
Agama,
Agama, Pancasila,
Pancasila,
UUD
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UUD 1945,
1945,
UU
UU No. 20/2003 ttg
No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI
INTERVENSI
Sisdiknas
MANAJEMEN
Teori PEMBELAJARAN
Teori Nilai-nilai EKSTRA Perilaku
Pendidikan,
Pendidikan,
Psikologi, Karakter KURIKULER
Berkarakter
Psikologi,
Nilai,
Nilai, Sosial
Sosial
Budaya
Budaya
Standar
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Lulusan
Lulusan (SKL)
(SKL) dan
dan
best practices
best practices
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
IIntegrasi ke dalam Pembiasaan dalam kehidupan
pembelajaran setiap mapel keseharian di sekolah
KEGIATAN
PEMBELA- BUDAYA PENGEMBANG- KESEHARIAN
JARAN SEKOLAH: AN DIRI DI RUMAH
• Perencanaan
• Penyusunan Silabus
• RPP
• Bahan Ajar
Siswa
SMP &
Nilai-Nilai • Pelaksanaan
SMA
Karakter • Kegiatan Berka-
Pembelajaran rakter
• Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran
INTERVENSI
Kegiatan Inti:
Pendahulua • Eksplorasi Penutu
n • Elaborasi p
• Konfirmasi
Pembinaan Karakter
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Perencanaan
• Supervisi,
• Pelaksanaan.
•Kemandirian
•Kemitraan/
• SI, SKL, Siswa SMP
Kerjasama Pembelajaran & SMA
Nilai-Nilai •Partisipasi•
Karakter Pendidik & Tenaga Berka-
•Transparansi rakter
Kependdkan
•Akuntabilitas
• Sarana dan prasarana
• Kesiswaan
• Pendanaan
Pembinaan Karakter Melalui Ekstrakurikuler
Pendidikan Karakter
Di Sekolah
Pendidikan Karakter di
Sekolah tidak berjalan
efektif karena anak didik
tak menemukan sosok
Teladan
Akibatnya , anak didik
berpandangan ,
pendidikan Karakter
yang ditanamkan di
sekolah hanya sekedar
WACANA
Untuk kehidupan nyata ,
mereka lebih meyakini
paham baru yang justru
bertolak belakang dengan
nilai karakter
Selama ini ada kesan anak didik
merasa dibohongi.
Mereka hanya mendengarkan
materi tentang : karakter baik ,
kejujuran dan patriotisme ,
tetapi gagal menemukan
Sosok Teladan dalam
kehidupan nyata .
Para anak didik gagal meresapi
nilai – nilai yang diberikan Guru
menyangkut kejujuran ,
pengorbanan kepada sesama ,
dan toleransi karena berbeda jauh
dengan fakta yang ditemui anak
didik dalam kehidupan sehari –
hari.
Guru kesulitan
menjalankan pendidikan
Karakter secara
menyeluruh karena
besarnya pengaruh
Budaya Negatif dari luar
sekolah .
Oleh karena itu Pendidikan
Karakter yang baik dan
efektif bukanlah didepan
kelas , melainkan
Keteladanan dan Contoh
Nyata dalam Kehidupan
sehari – hari.
.