Anda di halaman 1dari 105

Materi Kuliah Minggu ke-7

Oleh: Dr. Yuliana, SP, M.Si


 Perankeayahundaan dalam
optimalisasi tumbuh kembang anak,
pengasuhan, perlindungan dan
pendidikan (makanan bergizi,
pakaian).
Definisi Pertumbuhan

 Perubahan progresif mahluk hidup atau bagian


organisme mulai dari tahap paling awal sampai
dewasa, termasuk pertambahan dalam ukuran.

 Melibatkan suatu rangkaian perubahan, tidak


hanya peningkatan dalam ukuran tetapi juga
spesialisasi berbagai bagian tubuh untuk
melakukan fungsi-fungsi yang berbeda. Proses
pertumbuhan anak berlangsung pada sel, organ
dan tubuh.
 Terjadi dalam tiga tahap, yaitu hiperplasia
(bertambahnya jumlah sel), hiperplasia dan
hipertrofi (bertambahnya jumlah dan kematangan
sel), dan hipertrofi (bertambahnya ukuran dan
kematangan sel). Pertumbuhan berlangsung sejak
konsepsi sampai anak berusia 18 tahun.
 Untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal,
dibutuhkan keseimbangan pemberian asupan
makanan yang halal dan thoyyib (bergizi), jumlah
jam tidur/istirahat, dan jenis aktivitas fisik yang
dikeluarkan anak
1. Masa Pra Lahir
 Masa mudigah (sejak pembuahan sampai dengan
kehamilan 8 minggu) dan masa janin (usia
kehamilan 8 minggu sampai dengan full term).
 Memiliki ketergantungan yang besar dengan Ibu
sejak didalam kandungan.
 Fungsi indera yang pertama kali berfungsi adalah
pendengaran, sehingga janin sudah dapat
menyimpan berbagai informasi yang berasal dari
luar kandungan.
 Otak (60%) terdiri dari lipida dan mampunyai kemampuan
menyerap energi sangat tinggi (otak janin menyerap 70%
energi yang disuplai ibu, bayi menyerap 60% dari total
energi yang dikonsumsi).
 Janin tidak menggunakan asam lemak sebagai sumber
energi, tetapi disimpan sebagi sumber asam lemak esensial
untuk pertumbuhan sel-sel otak dan neuron.
 Pertumbuhan otak > dari pertumbuhan organ lain. 70% sel
otak dibentuk pada masa janin (sebelum lahir).
 Zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan sel otak :
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral)
2. Masa bayi
 Masa sejak lahir sampai dengan usia 1 tahun.
 Mengalami pertumbuhan cepat (catch-up growth)
dimulai pada usia 3 (tiga) bulan dan berakhir pada usia
12-18 bulan.
 Pertumbuhan yang dilihat dari kenaikan berat badan
rata-rata pada 6 (enam) bulan pertama naik sebesar
0,5-1,0 kg per bulan.
 Peningkatan berat badan sampai akhir tahun pertama
berkisar dari 0,35-0,50 kg per bulan.
 Tinggi badan pada akhir tahun pertama bertambah
50% dari panjang badan ketika lahir.
3. Masa Batita
 Anak berusia 1-3 tahun.
 Pertumbuhan lambat (lag-down growth) sedikit lebih
belakangan dan dapat belum berakhir hingga usia 24
bulan (2 tahun).
 Mengalami pertambahan gradual baik pada kecepatan
pertumbuhan linier (tinggi badan) maupun laju
pertambahan berat badan .
 Angka penambahan berat badan sekitar 0,25 kg per
bulan
 Tinggi badan akhir tahun ke-3 mendekati 2X tinggi
badan saat lahir.
4. Masa Pra Sekolah
 Anak yang berusia 3-6 tahun.
 Penambahan berat badan pada usia prasekolah menjadi
sekitar 2 kg per tahun sampai berusia 10 tahun.
 Penambahan tinggi badan menjadi dua kali lipat pada
akhir tahun keempat . Hingga pada usia 4 tahun, wanita
tumbuh sedikit lebih cepat daripada pria . Rata-rata
kenaikan tinggi badan pada anak usia pra sekolah adalah
6-8 cm/tahun.
 Proses menuju kesempurnaan didalam aktivitas
berpikir untuk mengarahkan pemenuhan kebutuhan
jasmani dan rohani (semua aspek perkembangan).
 Memiliki hubungan yang saling terkait dengan

pertumbuhan fisik yang dialami anak. Anak yang


mengalami gangguan pertumbuhan akan
mempengaruhi kualitas perkembangan yang
dijalaninya
 Beberapa teori dan hasil penelitian untuk memahami
aspek-aspek yang esensial dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, antara lain:
◦ teori ekologi perkembangan manusia,
◦ kesehatan dan kecukupan gizi,
◦ perkembangan otak,
◦ kecerdasan dan kepribadian anak,
◦ pola pengasuhan, dan
◦ faktor-faktor yang berpengaruh.

12
 Perkembangan
anak dipengaruhi
oleh lingkungan
mikro, meso,
exo, dan makro
(Bronfebrenner,
1979)
Keterangan:
 Perkembangan intelektual anak usia 0-6 tahun sekitar 70%.
 Peningkatan intelektual anak usia 7-18 tahun hanya sekitar 30%, jauh lebih kecil dari
perkembangan pada rentang 6 tahun pertama.

Sumber: Dr.Keith Osborn, Dr. Burton L. White, dan Dr. Benjamin S. Bloom
Dikutif dari Brosur Tiga Raksa Optima Perkasa, 2003, gambar dimodifikasi oleh Direktorat Pembinaan PAUD
 Lahir-3 tahun: banyak dan
cepat.
 Usia 3-8 tahun: kepadatan
sinaps 2 kali lipat milik orang
dewasa.
 Usia 8-18 tahun: terjadi
pemangkasanpenurunan
kepadatan sinaps (pruning).
Sumber: Jernigan, dkk, 1991; Pfefferbaum dkk, 1994;
Chugani, 1998; Kolb et al, 1999; Huttenlocher,
1999; (dalam Sudjatmiko, 2009)
Keterangan:
: kurva perkembangan fungsi kognitif.
: kurva perkembangan fungsi bahasa.
: kurva perkembangan fungsi penglihatan/pendengaran .
Fungsi kognitif lebih tinggi
Bahasa
Pendengaran area pengembangan otak melalui pengalaman
& penglihatan
Level perkembangan otak sesuai fungsi

Sinap dimasa dewasa


Konsepsi

Tamat SLTA
SD

Meninggal
Lahir

Bulan Bulan Tahun Dekade


U s i a

Sumber: Shonkoff JP, Phillips DA. The developing brain. Washington DC: National Academy Press, 2000.
HASIL PENELITIAN: TINGKAT PENGEMBALIAN
INVESTASI SDM LINTAS USIA

Layanan usia paling awal


Tingkat Pengembalian Investasi SDM

Program
Prasekolah
Sekolah
Program Pelatihan

0-3 4-6 Usia Usia Pasca Sekolah


Th. Th. Sekolah

Usia
 Anak berinteraksi secara fisik dan
belajar mencerap fakta dan
menyimpan informasi
 Pencerapan fakta dan informasi
diterima dengan bentuk :
1. Global (tidak memperhatikan
bagian-bagian)
2. Langsung (diterima apa adanya
dan langsung mengikutinya)
3. Pasif (belum memberi tanggapan
yang berarti)
4. Spontanitas (belum ada kontrol
perilaku atau bahasa)
 Perbuatan yang dilakukan hasil
dari tamyizul gharizy (melakukan
pembedaan dalam rangka
pemenuhan gharizah)
Anak belum dapat membedakan
antara dirinya dengan lingkungan:
1.Menerima segala informasi yang
datang dari luar dirinya
2.Menunggu segala hal yang akan
diberikan kepadanya
(ketergantungan yang tinggi)
3.Pasrah terhadap segala perlakuan
yang diberikan kepadanya, baik
yang sesuai dengan perkembangan
dirinya maupun tidak sesuai dengan
perkembangan dirinya
Cara berkomunikasi:
Usia 0-1 tahun: melalui tangisan/jeritan; ocehan atau celoteh; isyarat serta
ekspresi emosional
Usia 1-2 tahun : mulai mengeluarkan bunyi (satu kata) yang mengandung
arti yang berbeda-beda (sebagai satu kalimat penuh); menyebutkan dua
kata dengan maksud yang lebih jelas (mampu mengatur kembali kata-
kata dalam bahasanya)

Kemampuan berbahasa diperoleh


melalui:
1. Imitasi (menirukan)
2. Pengulangan
3. Merangkai kata-kata
Cara berinteraksi/bersosialisasi :
1. Mengenal orang-orang yang biasa berada
disekitarnya
2. Mengajak berkomunikasi dan menjadikan mereka
sebagai pemenuh kebutuhannya
3. Belum mudah beradaptasi dengan orang-
orang/tempat-tempat yang baru dikenalnya
Proses berpikir berlangsung dengan cara:
1. Istirja’ al-ihsas (Kemampuan mengingat kembali
penginderaan terutama ketika penginderaan dilakukan secara
berulang-ulang).
2. Berpikir statis (tidak dapat berpikir dibalik), telah dapat
mengatur secara serial
3. Mengerti hubungan sebab akibat)
4. Mengidentifikasi secara sederhana, terutama terkait bentuk
dan warna
5. Menyesuaikan diri dengan pola pikir orang lain dengan cara
meniru gerakan dan ucapan orang lain(Simbolik)
6. Belum mampu berpikir secara logis dan abstrak
7. Eksplorative secara individu (menjelajah segala sesuatu yang
menjadi perhatiannyatermasuk dalam bentuk eksplorasi
penolakan/pembangkangan)
Cara Berkomunikasi:
1. Menggunakan bahasa untuk
mendapatkan apa yang
diinginkannya
2. Anak sudah bisa memberi umpan
balik dalam berkomunikasi

Cara berinteraksi/bersosialisasi:
1. Sudah mulai melepaskan dirinya
terhadap ketergantungan dengan
orang lain
2. Sudah bisa bermain bersama
dengan caranya sendiri-sendiri
3. Mulai bermain bersama dengan
melibatkan dirinya
4. Disiplin sikap mulai dilatih tanpa
harus memaksanya
5. Belum bisa menerapkan disiplin
waktu
Masa keingintahuan (mulai berpikir dengan 4W+1H),
dengan banyak:
1. Bertanya, segala apa yang di lihat dan menjadi
perhatiannya
2. Menjelajah untuk mengetahui bagaimana terjadinya
benda atau sesuatu itu, dan bagaimana ia dapat
masuk atau menjadi bagian dari lingkungan
tersebut.
3. Kreativ (mengeksplor),membongkar pasang
mainannya dan merubah bentuk yang sudah jadi
atau mainan bongkar pasang
Proses terbentuknya kemampuan berpikir:
• Pengalaman tentang suatu peristiwa/kejadian dicerap dan akan
menjadi pemahaman bila diberi informasi (stimulus) yang
berhubungan dengan pengalaman tersebut
• Mengeluarkan informasi yang diperoleh dikeluarkan dalam bentuk
pemahaman (bukan sekedar pengulangan kata)
• Pemahaman yang diperoleh belum mampu untuk direalisasikan,
sebatas memahami sesuatu dan menanggapi atas pemahamannya
• Belum mampu menjabarkan, menguraikan dan menjelaskan
secara rinci terhadap pemahaman tersebut
Cara berinteraksi/bersosialisasi:
1. Masa prasekolah
2. Masa bermain, banyak menghabiskan
waktu dengan bermain secara bersama-
sama dengan teman sebayanya
3. Masa berkelompok, anak sudah dapat
membedakan antara benda miliknya
dengan miliknya orang lain; sudah dapat
berhubungan dengan orang lain dan akan
mencari taman sebayanya untuk
menjadikan kelompoknya
4. Anak sudah mampu membedakan antara
dirinya dengan orang lain; mampu
mengerti apa yang dilakukan orang lain
untuk dirinya
5. Belum mampu memposisikan dirinya pada
tempat orang lain (empati), tapi terus di
latih
Cara berkomunikasi:
1 Sudah mampu secara aktif mengambil peran dalam
komunikasi dengan keluarga dan teman-teman
sebayanya
2 Sudah mulai menunjukkan sikap suka protes dan
tidak mau kalah dalam berbicara
3 Sudah mulai menggunakan kata-kata untuk
mempertahankan pendapatnya
• Masa negativisme, anak sering melakukan sesuatu
yang bertentangan
• Berusaha menunjukkan perhatiannya dengan
melakukan berbagai aktivitas untuk dapat perhatian
orang lain
• Mulai dilatih untuk memahami perpindahan obyek
dengan bentuk yang berbeda akan menghasilkan
berat yang sama. Sudah mulai bisa menerapkan
disiplin waktu
• Anak sudah dapat melakukan perbuatan-perbuatan
yang berkaitan dengan akhlaq, ibadah
(puasa,berwudlu, sholat) dan muamalah (pinjam-
meminjam dan jual-beli)
Pertumbuhan
&
Produktivitas

Layani anak usia Pastikan setiap Bekali keterampilan Dorong jiwa Bekali mobilitas
dini secara tepat siswa belajar kerja yang relevan kewirausaan pekerja dan pekerjaan
dan inovasi secara tepat

Catatan:
Layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang tepat menentukan tingkat
produktivitas seseorang di kemudian hari.

(Diadaptasi dari: Tamar Manuelyan Atinc, World Bank, 2011)


 Pengasuhan merupakan suatu proses ”interaksi”
antara ayah, ibu dan anak-anak mereka serta
lingkungan masyarakatnya.
 Pengasuhan orang tua kepada anak dilakukan sejak
anak dalam kandungan sampai anak tersebut siap
menjadi orang dewasa.
 Perkembangan anak dipengaruhi oleh 3 hal:

(1) Latar belakang sejarah dan psikologi orang


tua,
(2)Konteks sosial yang mendukung dan
(3)Karakteristik anak.
 PENGASUHAN DAPAT DILAKUKAN SECARA
BERSAMA-SAMA ANTARA ORANGTUA DAN
PENDIDIK
 MODEL PENGASUHAN INI DAPAT

MEMBERIKAN MANFAAT YANG BESAR DALAM


RANGKA BERBAGI PENGALAMAN DAN
PENGETAHUAN ANTARA ORANGTUA DAN
PENDIDIK
AKRAB
DISIPLIN
MENGHINDARI KEKERASAN
TOLERANSI
 MENCARI AMAN
 MENGAMBIL ALIH TUGAS ANAK
 TERLALU BERHARAP
 MENYERAHKAN KEPADA ORANG LAIN
 MEMBERI CONTOH SALAH
 MELAKUKAN KEKERASAN
 PERLAKUKAN ANAK SEBAGAI
ANAK
 PENUHI KEBUTUHAN ANAK
 BERI KESEMPATAN ANAK
 BIMBING ANAK UNTUK
MEMBAWA DIRI
 TUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI
 TANAMKAN SIKAP JUJUR
 JADILAH TELADAN
Panduan Untuk Orangtua

DR. YULIANA, M.SI


Orangtua mempunyai peran
penting dalam mempersiapkan
anak yang berkualitas

UNTUK KADER
◦ Kehamilan terbaik pada
usia 20 – 35 tahun
◦ Siap fisik, mental, dan alat
reproduksi
◦ Kehamilan kurang 20
tahun dan lebih dari 35
tahun, beresiko terhadap
kesehatan bagi ibu dan
anak
◦ Berdoa pada saat
berhubungan intim.

UNTUK KADER
PERSIAPAN MENGHADAPI
KEHAMILAN
Kesehatan Fisik dan Emosional
• Asupan gizi yang seimbang
• Menjaga kesehatan alat reproduksi dan
kebersihan badan
• Lingkungan yang mendukung pada masa
kehamilan
• Tidak merokok, menghisap asap rokok,
mengkonsumsi narkoba, pemakaian obat-
obatan, jamu

UNTUK KADER
PERIKSA BERKALA

 Periksa kehamilan secepatnya minimal


3x selama masa kehamilan

 Minum obat sesuai petunjuk dokter

 Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

UNTUK KADER
Mengelus perut dan mengajak bicara
bayi

Memperdengarkan suara-suara yang


lembut pada janin
- musik klasik
- ayat-ayat suci al qur’an misal surat yusuf,
surat maryam (untuk muslim)

Membiasakan hidup bersih dan sehat


- tidak menunda-nunda waktu mandi
- makan teratur dan bergizi
- minum susu dan vitamin

UNTUK KADER
 Pendarahan dari vagina, demam,
muntah-muntah dan sakit kepala
secara terus menerus
 Sakit ketika buang air kecil
 Pembengkakan pada wajah,
tangan dan kaki
 Berat badan tidak bertambah
atau naik secara drastis

UNTUK KADER
Mitos-Mitos Seputar Kehamilan

Mitos yang dipertimbangkan :


 Janin yang tidak bergerak, berbahaya
 Membelah kelapa maka akan mengakibatkan keguguran
 Orang hamil tidak boleh duduk di tengah pintu karena akan
menyebabkan sulit melahirkan

Mitos yang dihindari :


 Bila ngidam tidak terturuti maka akan menyebabkan anak suka

mengeluarkan air liur (ngiler)


 Makan ikan dan daging menyebabkan bayi bau amis/anyir
 Telur ayam dapat menyebabkan karakter anak seperti ayam
(suka ribut)

UNTUK KADER
 Periksa kehamilan secepatnya minimal 3x
selama masa kehamilan

 Minum obat sesuai petunjuk dokter

 Imunisasi TT

UNTUK KADER
SUAMI SIAGA
Menentukan tempat
persalinan dan tenaga
kesehatan atau paramedik
sejak awal
Menyiapkan lingkungan
Menyiapkan biaya persalinan
rumah yang bersih dan
dan
nyaman
perlengkapan bayi
Menyiapkan suami SIAGA
(Siap
Antar dan Jaga) UNTUK KADER
TINDAKAN SAAT BAYI BARU
LAHIR ◦ Menerima kehadiran bayi dengan rasa
syukur dan bahagia
◦ Memperdengarkan doa di dekat bayi
sesuai agama masing-masing
◦ Meletakkan bayi di dada ibu, agar bayi
dapat mencari puting susu ibu untuk
mendapat ASI (Air Susu Ibu)
◦ Memberikan ASI sesuai kebutuhan anak
◦ Merawat tali pusar bayi
◦ Makan makanan bergizi lebih banyak
dari sebelum hamil
◦ Menjaga dan merawat bayi

UNTUK KADER
• Merawat kebersihan
payudara. Apabila puting
susu tidak keluar, tarik
puting susu perlahan-
lahan.
• Saat menyusui, tataplah
wajah bayi dengan penuh
kasih sayang sambil
mengajaknya berbicara;
• Memberi ASI tanpa
makanan tambahan hingga
bayi berusia 6 bulan.

UNTUK KADER
1. Pengasuhan bayi baru lahir
• Bayi baru lahir tidur sepanjang hari,
sehingga perlu disediakan tempat
yang bersih, aman, nyaman dan
pakaian yang tidak terlalu ketat

• Gantungkan berbagai benda yang


beraneka warna dan bentuk untuk
merangsang perhatian dan
memperkuat otot-otot mata
maupun leher

UNTUK KADER
Refleks pada Bayi
 Berhati-hatilah bila mengangkat bayi
dan berbicaralah dengan lembut,
karena bayi peka terhadap suara dan
gerakan
 Refleks/gerakan tiba-tiba
 Bila bayi baru lahir disentuh pipi atau
kulit di sekitar mulutnya, bayi akan
membuka mulutnya mencari-cari
puting untuk dihisap.
 Bila anda menyentuh kaki atau tangan,
bayi akan berusaha menggenggam
 Bayi menangis ketika merasa lapar,
sakit, tidak nyaman, basah.

UNTUK KADER
• Memanggil namanya, dengan tepuk tangan, atau bersiul sehingga
bayi mengangkat kepalanya untuk melatih otot leher bayi
• Beri kesempatan bayi memegang jari tangan orang dewasa untuk
melatih otot telapak tangan
• Letakkan mainan berwarna-warni di hadapan bayi untuk melatih
perhatian anak dan otot matanya

UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI 1
BULAN
 Berbicaralah pada bayi dengan
nada suara yang berbeda tetapi
jangan terlalu keras untuk melatih
pendengaran, perhatian bayi, serta
kemampuan dasar berbicara.
 Kenali tangisan bayi dan
tanggapilah segera
 Ajak bayi berbicara, tersenyum,
bernyanyi agar bayi merasa
dicintai, sekaligus belajar
mengenal bahasa

UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI USIA 2
Mengeluarkan suara bila senang, BULAN
gembira, tidak senang, tidak nyaman
dan bersuara huruf vokal a, e, o atau
bersuara ha, he
Tersenyum dengan orangtua atau
orang lain
Menunjukkan rasa senang dengan
menggerakkan kaki, tangan dan
tubuhnya
Menengok ke arah sumber suara
UNTUK KADER
PENGASUHAN BAYI USIA 3
BULAN
PENGASUHAN BAYI
USIA 3 BULAN
Bila ditengkurapkan, bayi bisa mengangkat kepala dan
bahu
Bila tidur terlentang, bayi mulai dapat membalik badan
dengan posisi tengkurap
Senang memandang benda warna warni dan berusaha
menjangkaunya
Duduk sebentar dengan bantuan orangtua atau orang
dewasa
Bayi mengeluarkan berbagai suara sambil menggerakkan
kepala, lengan dan kaki

UNTUK KADER
Dr. Yuliana, SP., M.Si
Urgensi Pendidikan Karakter

Kurikulum Pendidikan Karakter

Implementasi
Pendidikan Karakter di SMP/SMA
UUSPN Pasal 3 menyebutkan Pendidikan
nasional berfungsi:

Mengembangkan kemampuan dan membentuk


karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT
1 . Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49
2 Literasi Membaca 39 dari 41
3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49
4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49
5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49
6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49
7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49
8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49
9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49
10 Literasi IPA 38 dari 42
11 Riset Dasar 45 dari 49
12 Indeks berkompetisi 59 dari 60
Potret Buram Remaja Kini
 Survei Komnas Perlindungan Anak
terhadap 4500 remaja
 Di 12 kota besar di Indonesia thn
2007 yang lalu
 97 % Pernah nonton film porno
 93, 7 % Pernah ciuman, petting,
oral seks
 62,7 % Remaja SMP tidak
perawan
 21,2 % Remaja SMU pernah
aborsi
 Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa.
 Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University)
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus
diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda
jaman itu adalah:

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;


(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol
dan seks bebas;
(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
(6) menurunnya etos kerja;
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
 “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria
keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak
akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter”

 ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan


SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia
yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.”

 ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri


seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good
character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung
jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi
pribadi yang harmonis dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar
(basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri
pribadi kapan dan dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar
keimanan dan ketaqwaan
 Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi
modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama
secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.
 Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih
kembali martabatnya di dunia internasional.
 Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
Amerika.
 Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan
sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun
1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi
hampir sama.
 Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang
kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang
kemerdekaannya .
 Meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah melalui
pembentukan karakter peserta
didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan.
 PAUD - PT
 Seluruh Sekolah Menengah
Pertama (SMP) & SMA di
Indonesia.
 Semua warga sekolah,
terutama para peserta didik
sebagai prioritas utama
Dasar Hukum
 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan
 Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan
 Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi
 Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan
 Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional
2010-2014
 Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014
 Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 -
2014
Pengertian Karakter dan Pendidikan
Karakter
 Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku
manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan,
hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.

 Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana


untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil.

 Pendidikan karakter adalah suatu sistem


penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada
warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.
NO NILAI DESKRIPSI
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya


menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
NO NILAI DESKRIPSI
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
NO NILAI DESKRIPSI
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
9 Rasa ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
tahu untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
NO NILAI DESKRIPSI
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta tanah Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
air menunjukkan kesetiaan, kepedu-lian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
prestasi untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
NO NILAI DESKRIPSI
13 Bersahabat Tindakan yang memperlihatkan rasa
/ komuni- senang berbicara, bergaul, dan bekerja
katif sama dengan orang lain.
14 Cinta Sikap, perkataan, dan tindakan yang
damai menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
NO NILAI DESKRIPSI
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.

17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi


bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18 Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
jawab tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Ringkasnya: Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa
TUHAN Y M E

Nilai-
Nilai-
Nilai
Nilai
Moral
Knowing

DIRI SENDIRI SESAMA

KARAKTER

Nilai-
Nilai-
Moral Moral Nilai
Nilai
Action Feeling

KEBANGSAAN LINGKUNGAN

Nilai-
Nilai
Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa
Agama,
Agama, Pancasila,
Pancasila,
UUD
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
UUD 1945,
1945,
UU
UU No. 20/2003 ttg
No. 20/2003 ttg
Sisdiknas INTERVENSI
INTERVENSI
Sisdiknas

MANAJEMEN
Teori PEMBELAJARAN
Teori Nilai-nilai EKSTRA Perilaku
Pendidikan,
Pendidikan,
Psikologi, Karakter KURIKULER
Berkarakter
Psikologi,
Nilai,
Nilai, Sosial
Sosial
Budaya
Budaya

Standar
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Lulusan
Lulusan (SKL)
(SKL) dan
dan
best practices
best practices

PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
IIntegrasi ke dalam Pembiasaan dalam kehidupan
pembelajaran setiap mapel keseharian di sekolah

KEGIATAN
PEMBELA- BUDAYA PENGEMBANG- KESEHARIAN
JARAN SEKOLAH: AN DIRI DI RUMAH

IIntegrasi ke dalam layanan konseling


dan kegiatan ektrakurikuler misalnya Penerapan pembiasaan
Rohis, PMR, Olahraga, KIR, dsb. kehidupan keseharian di rumah
yang sama dengan di sekolah
Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran

• Perencanaan
• Penyusunan Silabus
• RPP
• Bahan Ajar
Siswa
SMP &
Nilai-Nilai • Pelaksanaan
SMA
Karakter • Kegiatan Berka-
Pembelajaran rakter

• Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran
INTERVENSI

Contextual Teaching and Learning

Kegiatan Inti:
Pendahulua • Eksplorasi Penutu
n • Elaborasi p
• Konfirmasi
Pembinaan Karakter

• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Perencanaan
• Supervisi,
• Pelaksanaan.
•Kemandirian
•Kemitraan/
• SI, SKL, Siswa SMP
Kerjasama Pembelajaran & SMA
Nilai-Nilai •Partisipasi•
Karakter Pendidik & Tenaga Berka-
•Transparansi rakter
Kependdkan
•Akuntabilitas
• Sarana dan prasarana
• Kesiswaan
• Pendanaan
Pembinaan Karakter Melalui Ekstrakurikuler

• Pembiasaan Akhlak Mulia


• MOS, OSIS,
• Tatakrama dan Tata Tertib
Kehidupan Sosial Sekolah
• Kepramukaan
• Upacara Bendera
Siswa
Nilai-Nilai • Pendidikan Pendahuluan
Berka-
Karakter Bela Negara rakter
• Pendidikan Berwawasan
Kebangsaan
• UKS
• PMR
• Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
Evaluasi melalui Authentic Assessment
Indikator Keberhasilan
 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
seiring dngan pencapaian kriteria pada Standar
Kompetensi Lulusan (SMP & SMA) yaitu:
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan tahap perkembangan remaja;
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri
sendiri;
 Menunjukkan sikap percaya diri;
 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku
dalam lingkungan yang lebih luas;
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup
nasional;
Indikator Keberhasilan
 Mencari dan menerapkan informasi dari
lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis, dan kreatif;
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif;
 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri
sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari;
 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung
jawab;
Indikator Keberhasilan
 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung
jawab;
 Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 Menghargai karya seni dan budaya nasional;
 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki
kemampuan untuk berkarya;
 Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman,
dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
santun;
Indikator Keberhasilan
 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain
dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai
adanya perbedaan pendapat;
 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
naskah pendek sederhana;
 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris sederhana;
 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk
mengikuti pendidikan menengah;
 Memiliki jiwa kewirausahaan
KEGAGALAN

Pendidikan Karakter

Di Sekolah
Pendidikan Karakter di
Sekolah tidak berjalan
efektif karena anak didik
tak menemukan sosok
Teladan
Akibatnya , anak didik
berpandangan ,
pendidikan Karakter
yang ditanamkan di
sekolah hanya sekedar
WACANA
Untuk kehidupan nyata ,
mereka lebih meyakini
paham baru yang justru
bertolak belakang dengan
nilai karakter
Selama ini ada kesan anak didik
merasa dibohongi.
Mereka hanya mendengarkan
materi tentang : karakter baik ,
kejujuran dan patriotisme ,
tetapi gagal menemukan
Sosok Teladan dalam
kehidupan nyata .
Para anak didik gagal meresapi
nilai – nilai yang diberikan Guru
menyangkut kejujuran ,
pengorbanan kepada sesama ,
dan toleransi karena berbeda jauh
dengan fakta yang ditemui anak
didik dalam kehidupan sehari –
hari.
Guru kesulitan
menjalankan pendidikan
Karakter secara
menyeluruh karena
besarnya pengaruh
Budaya Negatif dari luar
sekolah .
Oleh karena itu Pendidikan
Karakter yang baik dan
efektif bukanlah didepan
kelas , melainkan
Keteladanan dan Contoh
Nyata dalam Kehidupan
sehari – hari.
 .

Merubah sikap/ kepribadian menjadi


lebih baik & profesional, sehingga
dapat membe-rikan manfaat besar
dalam mencerdaskan bangsa
1. Memiliki pengetahuan keagamaan yang luas dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
secara aktif
2. Meningkatkan kualitas keilmuan secara berkelanjutan
3. Zuhud dalam kehidupan, mengajar dan mendidik
untuk mencari ridha Tuhan
4. Bersih jasmani dan rohani
5. Pemaaf, penyabar, dan jujur
6. Berlaku adil terhadap peserta didik dan semua
stakeholders pendidikan
7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah
yang tercermin dalam pola pikir, ucapan, dan
tingkah laku
8. Tegas bertindak, profesional, dan proporsional
9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yang
mungkin dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan,
dan pola pikir peserta didik
10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
Ciri orang yang kuat imannya, antara lain:
(1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya;
(2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual;
(3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga
tercipta kehidupan yang toleran;
(4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan social.
(5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang dianutnya
(6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan dengan nilai
agama yang dianutnya.
(7) dll.

Anda mungkin juga menyukai