Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan satuan sistem terkecil yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Sebagai suatu sistem tersebut, keluarga bisa
dikatakan sebagai sebuah miniatur negara. Suasana yang kondusif akan
menghasilkan masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh
anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan iptek dan kebudayaan telah banyak memberikan pengaruh
terhadap tatanan kehidupan umat manusia khususnya kehidupan sebuah
keluarga yang banyak sekali mengalami perubahan dari nilai-nilai yang
sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi
kehidupan masyarakat dewasa ini khusunya generasi muda dalam kondisi
yang menghawatirkan dan semua ini berakar dari kondisi sebuah keluarga.
Oleh karenaitu pembinaan terhadap anak secara dini dalam sebuah
keluarga merupakan suatu yang sangat mendasar. Dalam hal ini seorang
ibu memegang peranan penting dalam memberikan pembinaan maupun
bimbingan baik secara fisik maupun psikologis kepada anak-anaknya
dalam rangka menyiapkan generasi penerus yang berkualitas selaku warga
negara (WNI) yang baik dan bertanggungjawab termasuk tanggungjawab
sosial. Dalam hukum-hukum sejarah yang pasti, masa depan selalu berada
ditangan generasi muda, yakni pada anak-anak. Kesadaran untuk
mencerdaskan anak tentulah dimiliki oleh setiap oarng tua yang bijak.
Persoalan dalam pendidikan keluarga adalah bahwa pengorbanan dan kerja
keras para orangtua yang mengharapkan anak-anak cerdas ini, seringkali
tidak disertai dengan kesadaran dan pengetahuan (know why and know
how) yang memadai tentang mencerdaskan anak itu sendiri. Banyak orang
tua yang berpendapat bahwa tugas mencerdaskan anaknya adalah tugas
para guru dan intuisi pendidikan, sementara mereka sendiri asyik dengan

1
profesinya. Kesadaran bahwa tugas utama mencerdaskan anak adalah
tugas orang tua, akan memberikan pengaruh yang positif, dalam
pembentukan tanggung jawab dan pengkondisian lingkungankeluarga
untuk mewujudkan anak-anak cerdas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sumber daya keluarga?
2. Apa saja klasifikasi sumber daya keluarga?
3. Bagaimana penggunaan sumber daya keluarga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sumber daya keluarga
2. Untuk mengetahui klasifikasi sumber daya keluarga
3. Untuk mengetahui penggunaan sumber daya keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga


Deacon dan Firebaugh mendefinisikan sumber daya sebagai alat
atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi
keinginan(Amalia,2015)
Deacon dan Firebaugh juga mendefinisikan sumber daya sebagai
segala sesuatu yang berada dalam kontrol keluarga yang dapat memenuhi
tuntutan keluarga atau mengantarkan keluarga unutuk mencapai tujuan.
Sumber daya dapat berasal dari dalam keluarga atau merupakan hasil
interaksi keluarga dengan lingkungan. (Amalia,2015)
Menurut Gross dan Crandall, sumber daya keluarga terdiri atas
serangkaian pengambilan keputusan dalam penggunaan sumber daya
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga. (Juniarti,2008)
Rettig dan Leichtentritt mendefinisikannya sebagai segala bentuk
komoditi, baik secara materi dan non-materi yang bisa memuaskan
kebutuhan fisik dan psikologis individu. (Juniarti,2008)
Sumber daya ini mencakup cinta, status, informasi, uang, barang,
dan jasa. Sumber daya materi adalah sumber daya yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan fisik, yaitu uang dan aset. Sementara itu, sumber
daya non-materi adalah sumber daya yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan psikologis dan relatif tidak berwujud, seperti cinta, status,
informasi, dan jasa.

3
Menurut Juniati (2008), sumber daya adalah alat atau bahan yang
tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan.
Terdapat 3 asumsi dasar dalam mempelajari sumber daya keluarga
(SDK) yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga
terdapat di berbagai lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang
dapat mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber
daya lainnya dalam sistem keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa, sumber daya keluarga adalah alat
atau bahan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan keluarga.

B. Klasifikasi Sumber Daya Keluarga


Menurut guharja, berdasarkan jenisnya sumber daya keluarga
terdiri dari:
1. Sumber daya manusia.
Sumber daya ini memiliki dua ciri, yaitu Personal dan
Interpersonal. Ciri personal antara lain:
a) Kognitif; terdiri dari tahapan mengetahui, memahami,
menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Kegunaan suber
daya ini antara lain untuk:
1) Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya.
2) Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan
keputusan
3) Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai
tujuan
b) Afektif; beberapa kegunaan dari sumber daya ini adalah untuk
menumbuhkan rasa percaya, meningkatkan kerjasama &
gotong royong serta menciptakan rasa berguna.

4
c) Psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia,
minat, sensitivitas.
Sedangkan ciri interpersonal mencakup HAM, kerjasama/gotong
royong dan keterbukaan antar personal dalam kaitannya dengan
pengembangan.
2. Sumber daya Non Manusia / Materi
Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan
benda-benda yang mempunyai kegunaan pada individu dan keluarga
dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi ini dapat berupa benda /
barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai) dan
jasa.

5
3. Sumber daya waktu
Sumber daya waktu bersifat unik karena tidak dapat ditambah
atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan, setiap manusia memiliki
sumber daya waktu yang sama yaitu 24 jam.
Ketiga jenis sumber daya ini merupakan satu kesatuan sumber
daya total yang dimiliki oleh suatu keluarga dan merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan keluarga yang diinginkan. Dalam kaitannya
dengan tujuan keluarga, maka sumber daya tidak berdiri sendiri.
Masing-masing jenis sumber daya saling berkaitan erat antara satu
dengan yang lainnya, dimana secara keseluruhan digunakan dalam
perencanaan keluarga yang kemudian diterapkan dalam pelaksanaan
dalam mencapai suatu tujuan.
Beberapa jenis sumber daya keluarga berdasarkan nilai
ekonomi yaitu:
a) Sumber daya ekonomi (Home economics)
Sumber daya yang dapat dipertukarkan dan diukur bukan hanya
untuk tujuan konsumsi tetapi untuk proses produksi dan distribusi
seperti lahan, tenaga kerja, modal, keterampilan dan segala sesuatu
yang ada di dalam dan diluar keluarga yang bermanfaat.
b) Sumber daya non ekonomi : jumlahnya relatif terbatas, tidak dapat
dipertahankan sulit diukur.
Menurut Juniarti (2008), sumber daya juga dapat
dikelompokkan berdasarkan asal dan letaknya, yaitu:
a) Sumber daya mikro (internal); dapat berbentuk fiisik dan non fisik
seperti tingkat pendidikan/pengetahuan, ketarampilan, tingkat
pendapatan, lahan, status gizi dan kesehatan, ketersediaan waktu
luang, tata nilai/agama, serta hubungan dengan keluarga lain.
b) Sumber daya makro (eksternal); dapat berupa sumber daya pada
lingkungan (sanitasi, potensi SDA, kesempatan usaha, tata nilai
masyarakat, fasilitas pendidikan, ekonomi dan fasilitas lain).

6
C. Penggunaan Sumber Daya Keluarga
Setiap sumber daya yang masuk dalam sistem keluarga akan
digunakan dalam beberapa alternatif tindakan oleh keluarga. Berbagai
bentuk penggunaan sumber daya tersebut meliputi:
1. Pertukaran
Dapat terjadi di dalam keluarga atau dengan orang lain,
sebagai contoh antara kakak dengan adik, antara keluarga dengan
tetangga. Sumber daya yang dapat dipertukarkan bermacam-
macam. Hasil dari pertukaran ini dapat menyebabkan
berkurangnya suatu sumber daya yang lain. Dapat pula diperoleh
sumber daya yang lebih besar dari yang diberikan atau lebih kecil
atau tetap nilainya. Jika nilai tukar ini menjadi kecil maka
diperlukan usaha untuk mengembangkan sumber daya yang
ditukarkan itu menjadi lebih berkualitas agar mempunyai nilai
tukar yang lebih tinggi. Adapun pertukaran antara waktu dan jasa
sukar untuk diukur karena keduanya tidak berwujud. Sebagai
contoh, penggunaan waktu untuk bekerja, kemudian dari
penggunaan itu diperoleh imbalan. Imbalan itu bukan semata-mata
merupakan nilai dari waktu yang dipertahankan, tetapi sumber
daya lain pun ikut berperan.
2. Konsumsi
Konsumsi merupakan pemakaian sumber daya melalui
fungsi utilitas. Konsumsi akan mengurangi sumber daya bahkan
menghabiskannya. Salah satu tujan kegiatan konsumsi ini adalah
untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga.
3. Proteksi
Pengurangan sumber daya untuk mengurangi faktor risiko
yang tidak diharapkan. Proteksi ini dapat bersifat formal yaitu
melalui suatu perusahaan jasa asuransi, misalnya, untuk asuransi
jiwa, kesehatan dan asuransi tenaga kerja. Selain itu, proteksi juga
dapat dilakukan secara tidak formal yaitu dilakukan sendiri tanpa

7
melalui perusahaan jasa asuransi, misalnya dengan cara: menukar
uang rupiah dengan dolar, memberi barang-barang setelah
mendengar isu bahwa akan ada devaluasi. Melalui proteksi ini pada
suatu saat sumber daya yang terkena resikoakan dimiliki kembali.
4. Transfer
Transfer adalah kegiatan yang dapat mengurangi sumber
daya keluarga. Transfer satu arah yang terjadi dalam keluarga tidak
akan mengurangi sumber daya keluarga secara keseluruhan.
Misalnya, seorang kakak memeberi sesuatu kepada adiknya, maka
dilihat dari segi keluarga sumber daya itu tidak akan berkurang.
Transfer satu arah yang terjadi antar keluarga dapat mengurangi
sumber daya keluarga yang satu namun akan menambah sumber
daya keluarga yang lain.
5. Produksi
Produksi adalah penggunaan sumber daya untuk
menghasilkan suatu barang. Sebagai contoh, usaha tani merupakan
usaha produksi yang menghasilkan bahan makanan dana bahan
industri untuk kepentingan kehidupan manusia. Sedangkan sumber
daya yang digunakan dalam usaha tani disebut faktor produksi.
6. Tabungan
Tabungan dalah sumber daya yang disimpan untuk
dikonsumsi di masa yang akan datang. Menabung berarti
menangguhkan penggunaan sumber daya yang dikonsumsi saat ini.
Tabungan yang dilakukan oleh keluarga biasanya dalam bentuk
uang, tanah, perhiasan dan ternak.
7. Investasi
Investasi merupakan penggunaan sumber daya untuk
diproses lebih lanjut agar memperoleh nilai tambah. Sebagai
contoh, adalah penanam modal dalam suatu usaha. Dalam
menginvestasikan modalnya, keluarga akan memperoleh hasil

8
setelah melewati periode tertentu. Pada umumnya perusahaan
membagikan hasil keuntungan setahun sekali.
Penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga harus
efektif fan efesien. Secara efektif dalam arti bahwa sumber daya
yang digunakan benar-benar diarahkan untuk mencapai sasaran
atau tujuan. Sedangkan secara efesien dalam arti bahwa, dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki diusahakan untuk
mencapai kepuasan yang setinggi-tingginya.

D. Cara Mengukur Sumber Daya Keluarga


Juniarti (2008), menjelaskan bahwa sumber daya keluarga dapat
diukur dengan ukuran:
1. Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia
(gaji, pekerjaan).
2. Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan
dimanfaatkan oleh keluarga
Untuk memudahkan dalam perbandingan serta pengalokasian
sumber daya, maka dibutuhkan suatu dasar umum dalam pengukuran
sumber daya. Beberapa cara mengukur tersebut yaitu:
1. Uang
Uang merupakan suatu sumber daya dan sekaligus dapat
dijadikan sebagai alat pengukur/ ukuran dari sumber daya. Hal
ini dikarenakan uang dapat memudahkan untuk
membandingkan berbagai macam sumber daya non manusia/
materi melalui nilai pasar atau harga. Semakin tinggi nilai pasar
suatu barang, maka semakin tinggi tingkat harga dan secara
otomatis semakin besar jumlah uang yang harus dikeluarkan/
dikorbankan untuk mendapatkan sumber daya tersebut. Selain
mengukur sumber daya non manusia/ materi, uang juga dapat
digunakan sebagaipengukur potensi manusia dengan cara
menilai pengetahuan, keteramoilan dan sifat kognitif yang lain

9
yang kemudian didekati dengan nilai uang dan direalisasikan
dalam bentuk gaji atau upah kerja.
2. Waktu
Waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat ditambah,
diakumulasi atau diganti. Sumber daya waktu yang dipunyai
oleh setiap orang adalah sama yaitu sebesar 24 jam sehari. Pada
masyarakat yang telah maju dengan tingkat ekonomi yang
tinggi, sumber daya waktu relatif sangat terbatas dan lebih
dianggap sebagai kendala dibandingkan dengan masyarakat
yang kurag maju. Hal ini dapat dimengerti karena pada
masyarakat maju, banyak kegiatan yang harus diselesaikan.
Setiap individu dituntut untuk produktif, sehingga menuntut
adanya efesiensi penggunaan waktu dalam penyelesaian
pekerjaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber daya keluarga merupakan modal yang harus dikelola
dengan baik oleh seluruh anggota keluarga untuk mencapai kesejahteraan
keluarga. Sumber daya keluarga terdiri dari: sumber daya manusia, sumber
daya waktu, dan sumber daya materi. Dalam mengelola sumber daya
keluarga, keluarga perlu melakukan tahapan perencanaan, pelaksanaa,
monitoring dan evaluasi.

B. Saran
Perbedaan antara manusia yang berhasil dengan yang tidak, bukan
terletak pada berapa banyak sumber daya yang dimilikinya. Namun pada
seberapa baik ia memanfaatkannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35569247/
MAKALAH_MENGELOLA_SUMBER_DAYA_KELUARGA
https://www.researchgate.net/publication/
265194235_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_KELUARGA

12

Anda mungkin juga menyukai