Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO BLITAR

Kelompok 13 dan 14:

Moh. Adib Mabruri P17212195044


Moh. Ikhwan P17212195021

Nancitya Astri K P17212195049

Nirla Puspitasari A P17212195036

Ni Wayan Wijayanti S P17212195065

Wahyu Handayani P17212195012

Widha Arlyka D P17212195006

Yenne Purnamaning T P17212195047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian asuhan keperawatan profesional secara komprehensif


merupakan tugas kita sebagai perawat. Meskipun pada pelaksanaannya
sudah berusaha diberikan asuhan keperawatan sebaik mungkin sesuai
standar, namun terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang
kompleks, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang melibatkan banyak
pihak dan perlu ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
Diharapkan dari kerjasama multidisiplin yang dilakukan, akan memberikan
solusi dalam mengatasi masalah keperawatan klien. Salah satu komponen
MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien
adalah ronde keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan
dalam mengatasi masalah keperawatan yang dilaksanakan disamping klien
dengan membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh ketua tim (katim), kepala ruangan, perawat
pelaksana (pp) serta melibatkan tim medis lainnya. Adapun kegiatan ini
mempunyai karakteristik yaitu : Klien merupakan fokus kegiatan, katim dan
konselor melakukan diskusi. Konselor memfasilitasi kreatifitas dan
membantu mengembangkan kemampuan katim dan pp dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien
dengan penyakit kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit
komplikasi, klien dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan
keperawatan yang belum terselesaikan. Meskipun Ronde Keperawatan
bukan suatu hal yang baru, namun di ruang Melati ronde keperawatan belum
dilalukan karena keterbatasan waktu tim medis lain.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum :
Setelah diadakan ronde keperawatan perawat mampu mengatasi
masalah keperawatan klien.
1.1.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
g. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan.

1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Klien :
a. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien.
c. Memenuhi kebutuhan pasien.
1.2.2 Bagi Perawat :
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Menjalin kerjasama tim.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.2.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RONDE KEPERAWATAN


2.1.1 Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu, harus dilakukan oleh perawat primer
dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2016).
2.1.2 Tujuan Ronde
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi melalui
pendekatan berfikir kritis dan diskusi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi
diagnosis keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

2.1.3 Manfaat
1. Masalah klien dapat teratasi.
2. Kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas perawatan klien yang profesiona
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat
dan benar
2.1.4 Kriteria Klien

Klien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah klien
yang memiliki kriteria sebagai berikut
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan.
2. Klien dengan kasus baru atau langka.

2.1.5 Peran Masing-Masing Anggota Tim

1. Peran Ketua tim dan perawat pelaksana

a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien.

b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.

c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.

d. Menjelaskan hasil yang didapat.

e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.

f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji


2.1.6 Alur Ronde Keperawatan

TAHAP PRA RONDE


KaKatim

PenetapanPas
ien
PersiapanPasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data

TAHAP Apa diagnosis keperawatan?


PELAKSANAAN DI Data apa yang mendukung?
Penyajia Bagaimana intervensi yang
NURSE STATION
n sudah dilakukan?
Masalah  Apa hambatan yang
ditemukan?

TAHAP RONDE DI
BED PASIEN Validasi
data
TAHAP PASCA Diskusi Katim - pp,
RONDE Karu, dokter, ahli gizi

Lanjutan
diskusi di
Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi
solusi masalah
2.1.7 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dll).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan
dari awal hingga akhir.

b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam


kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi
diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Ronde Keperawatan


3.1.1 Pelaksanaan
Topik : MDS+Bysitopeni

Sasaran : Klien Tn. N

Hari/tanggal : Selasa, 10 Maret 2020

Waktu : Pukul 08.00 WIB

Tempat : Ruang Melati

Materi :
a. Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS +Bysitopeni
b. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Tn. N

dengan diagnosa medis MDS+Bysitopeni


c. Intervensi keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
d. Catatan perkembangan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
3.1.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Konselor :

Dokter :
Ahli Gizi :
PP 1 :
PA 1 :
PP 2 :
PA 2 :
Supervisor :
Pembimbing :
3.1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam ronde keperawatan adalah diskusi dan
Bed side teaching antar bidang profesi seperti perawat, perawat konselor, dokter,
atau ahli gizi. Materi yang didiskusikan adalah masalah-masalah keperawatan
maupun kolaboratif yang muncul pada klien.
3.1.4 Media
a. Materi yang disampaikan secara lisan
b. Dokumentasi klien (Rekam Medik)
c. Sarana diskusi :
1) Kertas dan ballpoint

3.1.5. Mekanisme Kegiatan

TAHAP KEGIATA TEMPAT PELAKSANA WAKTU


N
Pra Ronde Pra Ronde
Ruang Sehari sebelum
1. Menetapkan kasus dan P
Melati pelaksanaan
topik. P ronde
2. Menentukan tim ronde.
3. Menentukan literatur. 1
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan klien
6. Informed consent
kepada keluarga
7. Diskusi pelaksanaan
Ronde
Pembukaan
1. Salam pembuka Nurse 5 menit
2. Memperkenalkan tim Station
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan masalah Kepal
pasien a
4. Menjelaskan tujuan R
ronde ua
Penyajian masalah ng
1. Memberi salam dan an 10 menit
Nurse
memperkenalkan St
klien dan keluarga at
kepada tim ronde. io
2. Menjelaskan riwayat
n
penyakit dan
keperawatan pasien.
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah PP I
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas
yang perlu R.
didiskusikan. perawatan Konselor, 20 menit
Karu, PP,
Validasi Data PA, Gizi,
Dokter,
1) Memvalidasi data yang
Keluarga,
telah disampaikan.
klien
2) Diskusi antar anggota tim
Karu
dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut.

3) Pemberian justifikasi
oleh perawat primer atau
konselor atau kepala
ruangan tentang masalah
klien serta rencana
tindakan yang akan
dilakukan.
Pasca
Ronde
4) Menentukan
tindakan keperawatan
pada masalah prioritas
yang telah ditetapkan.

Pasca Ronde
Nurse Karu,
1) Evaluasi dan Station supervisor, 10 menit
rekomendasi intervensi perawat
keperawatan. konselor,
2) Penutup pembimbing
BAB 4
RESUME PASIEN

Pengkajian tanggal : Senin, 07/3/2020 Jam : 09.00 WIB


MRS tanggal : Rabu, 26 Februari 2020 No.RM: 699427
Dx Masuk : MDS+Bisytopeni

A. IDENTITAS

a. Nama : Tn. N
b. No. RM : 699427
c. Umur/Tgl lahir : 13 Juni 1963
d. Jenis kelamin : Laki-Laki
e. Pendidikan : SMA
f. Alamat : Kademangan, Blitar
g. MRS : 26 Februari 2020
h. Asal Masuk : IGD RSUD Mardi Waluyo Blitar
i. Penanggung Jawab biaya : BPJS
j. Sumber informasi : Keluarga (Istri klien)
B. DIAGNOSA MEDIS
MDS+Bisytopeni
C. KELUHAN UTAMA
Linu-linu
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga Klien mengatakan klien lemas 3 hari, nyeri pinggang, sulit
makan selama ± 6 bulan
E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit batu
ginjal
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga klien mengatakan
G. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-tanda vital
S : 37 oC N : 84x/mnt TD: 100/70 mmHg RR: 19 x/mnt
SpO2: 98%
Kesadaran : Composmentis GCS: 4,5,6

b. Sistem Pernapasan (B1-Breath)


Klien tidak sesak nafas, RR: 20 x/menit, SpO2: 98%, retraksi dinding dada
(-), Pernafasan Cuping Hidung (-), Suara nafas tambahan: tidak ada suara
nafas tambahan, Rochi(-), Whezing (-)
c. Sistem Kardiovaskular (B2-Blood)
Irama jantung regular, S1 dan S2 tunggal, nyeri pada dada (-), bunyi jantung
vesikuler, CRT < 2 detik, akral hangat, cyanosis (-).
d. Sistem Persyarafan (B3-Brain)
Kesadaran compos mentis, GCS : 4-5-6, pupil isokor, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada gangguan penciuman
e. Sistem Perkemihan (B4-Bladder)
BAK spontan, tidak ada pembesaran pada kandung kemih, tidak terasa nyeri
jika ditekan, Minum ±600cc/hr. Ganti Pampers 2x/hari
f. Sistem Pencernaan (B5-Bowel)
TB: 165 cm, BB: 47 Kg, Nafsu makan pasien menurun, pasien hanya
mengkonsumsi susu coklat 6x200cc/hari, mulut kotor, mukosa kering,
kesulitan menelan (+), Mual (+), Muntah (-) BAB ±3 hari sekali konsistensi
agak keras, warna kuning kecoklatan, mata cowong
Masalah keperawatan : Konstipasi
g. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6-Bone)
Pergerakan sendi bebas, turgor <2 detik, warna kulit normal dan tidak ada
oedema. Kelainan tulang belakang (+), fraktur (-), kompartemen sindrom (-)
Kekuatan otot 4 4
3 3
No. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong,
1
mengoles mentegadll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
0
1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri (Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 0
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal
0
mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter
kecil dan tidak terkontrol
(Bowel) 1 = Kadang Inkontinensia (maks,
2
1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
air besar (Bladder) perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali 1
seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
0
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk
(2 orang) 0
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu
0
orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan
alat bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat
0
bantu)
2 = Mandiri
Jumlah :4

Interpretasi hasil :

20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
h. Sistem Endokrin

pembesaran kelerjar tyroid (-)


i. Personal Hygiene
Diseka± 2 kali sehari, mulut kotor, klien ganti baju 2 hari 1x
j. Psiko-sosio –Spiritual
Keluarga klien mengatakan klien meiliki hubungan baik dengan keluarganya
dan klien tetap melakukan ibadah sholat

Tgl Jenis Hasil


Pemeriksaan Paraf
(X-Ray, USG,
CT Scan, MRI,
ECG, dll)
06/03 Foto thorax Kesimpulan: Mengesankan suatu HHD disertai early lung
/2020 edema dan efusi pleura kanan minimal
Aortosclerosis
Nodular infiltrate pada paru kanan dapat merupakan suatu
proses metastasis DD alveolar edema
Multiple lytic lesions pada sistema tulang tersebut diatas
dapat merupakan suatu bone malignancy

Terapi :
Infus : Aminofluid + Kn 3 B
Injeksi: Stop
Ceftriaxone 2x1
Novaldo 3x1
Ferosemid 40 mg
Farbiven 3x1
Ketorolac 3x1
Ranitidine 2x1
HASIL LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

No. Laboratorium : 20003124 Tgl Periksa : 08-03-2020 09.31


Nama Pasien : Tn Noto S
Jenis Kelamin : Laki-Laki Tgl Selesai : 08-03-2020 14.00
No.Reg / No.RM 699427
Alamat Pasien : Kademangan Ruang : Melati
Diagnosa : MDS+Bisitopeni Instansi : BPJS
Anemia

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN METODE


HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 9,5 g/dL 10.9 - 15.5
Jumlah Eritrosit 4.59 106/uL 3.80 - 5.20
Hematokrit 40.5 % 35.0 - 47.0
Jumlah Lekosit 4.570 /uL 4.400 - 11.300
MCV 87.3 fL 80.0 - 100
MCH 30.3 Pg 28.0 - 34.0
MCHC 34,9 g/L 32.0 - 36.0
Hitung Jenis
Jumlah Trombosit 16.000 /uL 150.000 - 440.000
Kimia Darah
Abumin 3,78 g/dL 3,8-5.1
ANALISIS DATA

Hari / Tgl /
Jam
Data Etiologi Masalah
Sabtu , 07 DS : klien mengatakan nyeri Masalah Nyeri kronis
pada punggung muskuloskeletal
Maret 2020
P : low back pain
Q: nyeri seperti
Kontraksi
tertusuk-tusuk
punggung
R: punggung
S: 5
T: hilang timbul, nyeri Terdesaknya otot
bertambah saat paravertebrata
bergerak tulang belakang
DO:
- Keadaan umun: lemah Guncangan
vertikal
- Kesadaran composmentis
- GCS 4 5 6, CRT <2detik
Terjadi perubahan
- Klien tampak meringis struktur dengan
susunan atas
- Gelisah
fibriventrilako dan
matrigelatinus

HNP

Penekanan akar
saraf ketika keluar
dari kanalis
spinalis

Low back pain

Nyeri
Sabtu , 07 DS : klien mengatakan sulit Gangguan Mobilitas
Low Back Pain Fisik
Maret 2020 menggerakkan badan karena
nyeri
Kelemahan otot
DO:
 Keadaan umum : Gangguan
lemah, GCS 4 5 6 mobilitas fisik

Kesadaran:
Composmentis
 Klien bed rest
 Punggung terasa sakit
saat bergerak
 Kekuatan otot
4 4
3 3
 Ketergantungan Total
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf ditandai dengan keluhan
nyeri, tampak meringis
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
kelemahan otot
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.

3.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. N


Umur : 57 tahun
No. Register : 699427
Diagnosa Luara Utama dan Kriteria
No. Intervensi
Keperawatan hasil
D.0077 Nyeri kronis b.d. L.08066 1. Manajemen nyeri
agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Observasi
fisik, agen keperawatan selama 3x24 jam a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
pencedera diharapkan tingkat nyeri menurun intensitas nyeri, skala nyeri, respon nyeri non verbal
biologis. dengan, b. Monitor efek samping obat-obatan.
KH: Terapeutik
1. Mengeluh nyeri menurun (5) a. Memberikan teknik nonfarmakoloogis untuk mengurangi rasa
2. Meringis menurun (5) nyeri. (terapi musik, akupresure, terapi pijat)
3. Sikap protektif menurun (5) b. Memfasilitasi istirahat dan tidur
4. Gelisah menurun (5) c. Kontrol situasi yang memperberat rasa nyeri
5. Kesulitan tidur menurun (5) Edukasi
6. Frekuensi nadi membaik (5) a. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
b. Memonitor nyeri secara mandiri.
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik.
2. Memberikan aromatherapi.
3. Kompres
4. Pemantauan nyeri.
5. Latihan pernafasan
6. Terapi relaksasi

D.0022 Gangguan L.05042 1. Dukungan mobilisasi


mobilitas fisik b.d. Setelah dilakukan tindakan Observasi
nyeri, program keperawatan selama 3x24 jam a. BHSP
b. Mengukur TTV
pembatasan gerak, diharapkan mobilisasi fisik c. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan lainnya.
kekakuan sendi, meningkat dengan, d. Identifikasi toleransi melakukan pergerakan
KH: e. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
1. Nyeri menurun (5) Terapeutik
2. Kekakuan sendi menurun (5) a. Fasilitasi mobilisasi dengan alat bantu (mis: pagar tempat tidur)
3. Gerakan terbatas menrurun b. Fasilitasi melakukan pergerakan, juka perlu
(5) c. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
4. Pergerakan ekstremitas pergerakan
meningkat (5) Edukasi
5. Kekuatan otot meningkat (5) a. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
6. Rentang gerak meningkat (5) b. Anjurkan untuk mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis:
7. Kelemahan fisik menurun (5) duduk di tempat tidur, dan pindah dari tempat tidur ke kursi)
2. Dukungan ambulasi
3. Terapi aktivitas
4. Terapi pemijatan
5. Terapi relaksasi otot progresif
6. Pencegahan jatuh
7. Edukasi teknik transfer dan ambulasi
8. Dukungan perawatan diri
9. Pencegahan luka tekan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. N
Umur : 57 tahun
No. Register : 699427
NO DIAGNOSA
TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Sabtu, 7 Maret D.0077 1. Melakukan BHSP dengan cara 5S S : Pasien mengatakan nyeri pada pinggang
2020 (senyum, salam, sapa, sopan, santun) P : low back pain
10.00 WIB 2. Mengukur TTV berupa tekanan darah, Q : Nyeri seperti ditusuk
nadi, respirasi, GCS, dan CRT R : Punggung
3. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien S : Skala 5
dengan metode PQRST dan tanda-tanda T : Nyeri hilang timbul
infeksi - Nyeri meningkat saat digunakan
4. Memberikan Teknik non farmakologis beraktivitas
untuk mengurangi nyeri dengan :
- Melatih pasien relaksasi napas dalam, O:
inspirasi dari hidung dihembuskan dari
- k/u : lemah, GCS : 456
mulut selama pasien merasa nyeri.
5. Mengontrol situasi yang memperberat - kesadaran : compos mentis
nyeri, dengan meminimalisir suara gaduh, - CRT <2 detik
memberikan pencahayaan ruangan yang - TD : 100/70 mmHg
disukai pasien dan membuka jendela untuk - Nadi : 84 x/menit
melancarkan sirkulasi. O
- Suhu : 37, C
6. Melakukan KIE nyeri dan tujuan tindakan
- RR : 19 x/menit
serta strategi non farmakologis
7. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi - Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
analgetik - Skala nyeri 5
- IVFD Aminofluid : KAEN 3B 1:1 10 tpm
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 A : Nyeri Kronis
- Injeksi Novaldo 3x1 P : Lnjutkan intervensi
- Injeksi Furosemide 40 mg
- Injeksi Farbivent 3x1 1. Mengukur TTV
- Injeksi Ketorolac 3x1 3. Identifikasi nyeri dengan PQRST
- Injeksi Ranitidine 2x1 4. Berikan Teknik non farmakologis
(relaksasi napas dalam)
7. Kolaborasi dengan medis :
- Injeksi Furosemide 40 mg
- Injeksi Farbivent 3x1
- Injeksi Ketorolac 3x1
- Injeksi Ranitidine 2x1
Sabtu, 7 Maret D.0022 1. Melakukan BHSP dengan 5S (senyum S : Pasien mengatakan sulit menggerakkan
2020 salam sapa sopan santun) badan karena nyeri
10.00 WIB 2. Mengukur TTV (TD, N, S, RR)
3. Mengidentifikasi hambatan mobilisasi O:
4. Mengidentifikasi toleransi dalam
melakukan aktivitas - kesadaran : compos mentis
5. Memfasilitasi mobilisasi pasien dengan
dibantu oleh perawat dan keluarga pasien
6. Mengajak keluarga pasien untuk - Nadi : 84 x/menit
o
membantu pasien dalam meningkatkan - Suhu : 36,6 C
pergerakan pasien. - RR : 19 x/menit
7. Memberikan KIE tentang tindakan - Pasien bedrest
mobilisasi kepada psien dan keluarga - Punggung terasa sakit saat bergerak
pasien - Tingkat ketergantungan pasien total
8. Berkolaborasi dengan terapis untuk - Kekuatan otot
melakukan fisioterapi
4 4
3 3

A : Gangguan Mobilitas Fisik


P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur Ttanda-tanda vital
2. Identifikasi toleransi
melakukan
aktivitas
3. Melakukan kolaborasi
dengan terapis untuk
melakukan fisioterapi
lanjutan
4. Menganjurkan keluarga
pasien untuk mobilisasi
sederhana

Anda mungkin juga menyukai