Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RUBY RS LAVALETTE

OLEH:
ERINE FIBRIANI P17212195040
RIZKI PUTRI P. P17212195053
YUNIARTI P17212195048
ANGGITA KUSUMA P. P17212195068
HARTINA ROLOBESSY P17212195011
MARIA MANTU P17212195009
ARIF RAHMAHABIMANTARA P17212195001
REZA WIRAJAYA P17212195052
PUTRA KUKUH CATUR A. P17212195067
MOCHAMMAD FAQIH F. P17212195043
SYLVIA FITRIANI P17212195002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2020
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1.3.2 Bagi Perawat
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ronde Keperawatan
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Tujuan Ronde
2.1.3 Manfaat
2.1.4 Kriteria Klien
2.1.5 Peran Masing – masing Anggota Tim
2.1.6 Alur Ronde Keperawatan
2.1.7 Kriteria Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
`

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian asuhan keperawatan profesional secara komprehensif
merupakan tugas kita sebagai perawat. Meskipun pada pelaksanaannya sudah
berusaha diberikan asuhan keperawatan sebaik mungkin sesuai standar,
namun terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang kompleks,
sehingga memerlukan penatalaksanaan yang melibatkan banyak pihak dan
perlu ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Diharapkan dari
kerjasama multidisiplin yang dilakukan, akan memberikan solusi dalam
mengatasi masalah keperawatan klien. Salah satu komponen MAKP yang
dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde
keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan yang dilaksanakan disamping klien dengan membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan
oleh ketua tim (katim), kepala ruangan, perawat pelaksana (pp) serta
melibatkan tim medis lainnya. Adapun kegiatan ini mempunyai karakteristik
yaitu : Klien merupakan fokus kegiatan, katim dan konselor melakukan
diskusi. Konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu mengembangkan
kemampuan katim dan pp dalam meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien
dengan penyakit kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit
komplikasi, klien dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan
keperawatan yang belum terselesaikan. Meskipun Ronde Keperawatan bukan
suatu hal yang baru, namun di ruang Rubby ronde keperawatan belum
dilalukan karena keterbatasan waktu tim medis lain.

1
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Setelah diadakan ronde keperawatan perawat mampu mengatasi
masalah keperawatan klien.
1.2.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
g. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien :
a. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
c. Memenuhi kebutuhan pasien.
1.3.2 Bagi Perawat :
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Menjalin kerjasama tim.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RONDE KEPERAWATAN


2.1.1 Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu, harus dilakukan oleh perawat primer
dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2016).

2.1 2. Tujuan Ronde


1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi melalui pendekatan
berfikir kritis dan diskusi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi diagnosis
keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

2.1.3 Manfaat
1. Masalah klien dapat teratasi.
2. Kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas perawatan klien yang profesional

3
4

4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.


5. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan
benar.

2.1.4 Kriteria Klien


Klien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah klien
yang memiliki kriteria sebagai berikut
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan.
2. Klien dengan kasus baru atau langka.

2.1.5 Peran Masing-Masing Anggota Tim


1. Peran Ketua tim dan perawat pelaksana
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
5

2.1.6 Alur Ronde Keperawatan

TAHAP PRA
RONDE Ka
Katim
ti

PenetapanPasien

PersiapanPasien :
 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

 Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP  Data apa yang mendukung?
PELAKSANAAN Penyajian  Bagaimana intervensi yang
DI NURSE Masalah sudah dilakukan?
STATION  Apahambatan yang
ditemukan?

TAHAP RONDE
DI BED PASIEN Validasi data

TAHAP PASCA Diskusi Katim - pp, Karu,


RONDE dokter, ahli gizi

Lanjutan diskusi
di Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
6

2.1.7 Kriteria Evaluasi


1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dll).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari
awal hingga akhir.
b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam
kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi
diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
7

BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Ronde Keperawatan


3.1.1 Pelaksanaan
Topik : Asuhan Keperawatan pada Ny R dengan GEA dengan dehidrasi
ringan sedang + Observasi vomiting + Susp.Anemia + General
Weaknes + Geriatric Problem
Sasaran : Klien Ny. R
Hari/tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Waktu : Pukul 12.00 WIB
Tempat : Ruang Rubby
Materi :
a. Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa medis GEA
b. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Ny. R dengan diagnosa
medis GEA
c. Intervensi keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa medis GEA
d. Catatan perkembangan pada Ny. R dengan diagnosa medis GEA
3.1.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Konselor :

Dokter :
Ahli Gizi :
PP 1 :
PA 1 :
PP 2 :
PA 2 :
Supervisor :
Pembimbing :

3.1.3 Metode
8

Metode yang digunakan dalam ronde keperawatan adalah diskusi dan Bed
side teaching antar bidang profesi seperti perawat, perawat konselor, dokter, atau
ahli gizi. Materi yang didiskusikan adalah masalah-masalah keperawatan maupun
kolaboratif yang muncul pada klien.

3.1.4 Media
a. Materi yang disampaikan secara lisan
b. Dokumentasi klien (Rekam Medik)
c. Sarana diskusi :
1) LCD
2) Laptop
3) Kertas dan ballpoint

3.1.5. Mekanisme Kegiatan


TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
Pra Pra Ronde
Ronde Ruang PP 1 Sehari
1) Menetapkan kasus dan topik.
Rubby sebelum
2) Menentukan tim ronde.
pelaksanaan
3) Menentukan literatur.
ronde
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan klien
6) Informed consent kepada
keluarga
7) Diskusi pelaksanaan
Ronde
Pembukaan
1) Salam pembuka Nurse
2) Memperkenalkan tim ronde Station Kepala
3) Menyampaikan identitas dan Ruangan 5 menit
masalah pasien
4) Menjelaskan tujuan ronde

Penyajian masalah
1) Memberi salam dan
memperkenalkan klien dan
keluarga kepada tim ronde. Nurse
2) Menjelaskan riwayat penyakit Station PPI 10 menit
dan keperawatan pasien.
3) Menjelaskan masalah pasien
dan rencana tindakan yang
9

telah dilaksanakan dan serta


menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan.
R.
Validasi Data perawata Konselor, 20menit
n Karu, PP,
1) Memvalidasi data yang telah
PA, Gizi,
disampaikan.
Dokter,
Keluarga,
2) Diskusi antar anggota tim dan
klien
pasien tentang masalah
keperawatan tersebut.
Karu
3) Pemberian justifikasi oleh
perawat primer atau konselor
atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan.

4) Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan.
Pasca Nurse Karu, 10 menit
Ronde Station supervisor,
Pasca Ronde
perawat
1) Evaluasi dan rekomendasi konselor,
intervensi keperawatan. pembimbing
2) Penutup
10

BAB 4
RESUME PASIEN

Pengkajian tanggal : Senin, 20/1/2020 Jam : 09.00 WIB


MRS tanggal : Minggu 19/1/2020 No.RM: 16133600
Dx Masuk : GEA

A. IDENTITAS

a. Nama : Ny R
b. No. RM : 16133600
c. Umur/Tgl lahir : 1 Januari 1932
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Pendidikan : SD
f. Alamat : Jl. Kedawung 8C/21 Tulusrejo
Lowokwaru, Malang
g. MRS : 19 Januari 2020
h. Asal Masuk : IGD Rs lavalette
i. Penanggung Jawab biaya : BPJS
j. Sumber informasi : Keluarga (Anak 1 klien)

B. DIAGNOSA MEDIS
GEA

C. KELUHAN UTAMA
BAB Cair

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluarga Klien mengatakan klien BAB cair >10 kali, badan lemas. Mual (+),
Muntah (+). Makan minum menurun porsi yang diberikan dihabiskan ½.

E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Klien pertama menderita sakit Diabetes Melitus tahun 2000 rutin minum obat
Ramipril. Sejak Januari 2019 tidak minum ramipril lagi sampai sekarang.

F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Keluarga klien mengatakan dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit
jantung dan paru.
11

G. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-tanda vital
S : 36,7 oC N : 99 x/mnt TD: 105/85 mmHg RR:22
x/mnt SpO2: 98%
Kesadaran : Composmentis GCS: 4,5,6

b. Sistem Pernapasan (B1-Breath)

Klien menggunakan O2 Nassal 3 Lpm, RR: 22 x/menit, SpO2: 98%,


retraksi dinding dada (-), Pernafasan Cuping Hidung (-), Suara nafas
tamabahan
Rochi _ _

_ _

_ _

Whezing _ _

_ _

_ _

c. Sistem Kardiovaskular (B2-Blood)

Irama jantung regular, S1 dan S2 tunggal, nyeri pada dada (-), bunyi
jantung vesikuler, CRT < 2 detik, akral hangat, cyanosis (-).

d. Sistem Persyarafan (B3-Brain)

Kesadaran compos mentis, GCS : 4-5-6, pupil isokor, ada gangguan


pendengaran, tidak ada gangguan penciuman,

e. Sistem Perkemihan (B4-Bladder)


BAK spontan, tidak ada pembesaran pada kandung kemih, tidak terasa
nyeri jika ditekan, Minum ±650cc/hr. Ganti Pampers 4x/hari
12

f. Sistem Pencernaan (B5-Bowel)


TB: 149 cm, BB: 48 Kg, LLA: 19,5 cm, Nafsu makan pasien menurun
dengan frekuensi 1-2x/hr, porsi makan tidak habis hanya setengah porsi.
Minum ±650cc/hr, mulut kotor, mukosa kering, kesulitan menelan (-),
Mual (+), Muntah (+) 1 kali BAB cair > 10 kali + berlendir warna kuning
kehijauan, mata cowong
Lain-lain : Hasil lab: feses (+)
Masalah keperawatan : Ketidakseimbangan elektrolit

g. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6-Bone)

Pergerakan sendi bebas, turgor 2 detik, warna kulit normal dan tidak ada
oedema. Berkeringat. Kelainan tulang belakang (-), fraktur (-),
kompartemen sindrom (-)
Kekuatan otot 5 5
1 1

No. Item yang dinilai Skor Nilai


1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong,
1
mengoles mentegadll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
0
1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri (Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 0
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal
0
mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan
kecil (Bowel) tidak terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24
2
jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari
7 hari)
6. Buang 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
air besar (Bladder) perlu enema) 2
1 = Kadang Inkontensia (sekali
13

seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
0
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang) 0
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang 0
3 = Mandiri (meskipun menggunakan
alat bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 0
2 = Mandiri

Jumlah: 5
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik

h. Sistem Endokrin
pembesaran kelerjar tyroid (-), Hasil GD 1: 128

i. Perilaku Kesehatan

Pasien mempunyai kebiasaan makan-makanan di kukus

j. Personal Hygiene

Mandi 2 kali sehari, mulut kotor, klien ganti baju 2 hari 1x

k. Psiko-sosio –Spiritual

Keluarga klien mengatakan klien takut jika dibawa ke dokter.


14

Jenis
Pemeriksaan
Tgl (X-Ray, USG, Hasil Paraf
CT Scan, MRI,
ECG, dll)
19/01 Foto thorax Cor: Ukuran dan bentuk normal. Tampak calsifikasi aorta
/2020 Pulmo: Tampak infiltrate pada infrahiller kanan.
Pulmonal vasculary normal. Kedua sinus
phrenicocostalis dan hemidiaphargma normal.
Kesimpulan: Pnemonia dan aorta sklerosis

Terapi :
Ijeksi Esomeprazole 3x1
Injeksi Tomit 2x1
15

HASIL LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


No. Laboratorium : 20003124 Tgl Periksa : 19-01-2020 19:00
Nama Pasien : Ny . R Tgl Bahan Diterima : 19-01-2020 19:06
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Selesai : 19-01-2020 19:44
Umur : 01-01-1932 No.Reg / No.RM : 16133600
Alamat Pasien : Jl. Kedawung Ruang : Gawat Darurat
Diagnosa : GEA + Susp. Instansi : Swasta
Anemia

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN METODE


HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 14.6 g/dL 10.9 - 15.5
Jumlah Eritrosit 4.59 106/uL 3.80 - 5.20
Hematokrit 40.5 % 35.0 - 47.0
Jumlah Lekosit 8.300 /uL 4.400 - 11.300
MCV 88.2 fL 80.0 - 100
MCH 31.8 Pg 28.0 - 34.0
MCHC 36.0 g/L 32.0 - 36.0
RDW-CV 12.6 % 11.5 - 14.5
Hitung Jenis
Neutrofil 65.3 % 50.0 - 70.0
Limfosit 30.3 % 25.0 - 40.0
Monosit 4.4 % 2.0 - 8.0
Jumlah Trombosit 151.000 /uL 150.000 - 440.000
Kimia Darah
Ureum Darah 38.7 mg/dL 21.00 - 43.00 Enzimatik
GLDH
Kreatinin Darah 0.64 Mg/dL 0.60 - 1.10 Enzimatik
Colorimetric
Elektrolit
Natrium Darah 133.0 mmol/L 136 – 145
Kalium Darah 2.90 mmol/L 3.5 - 5.0 ISE
16

HASIL LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

No. Laboratorium : 20003178 Tgl Periksa : 20-01-2020 07:39


Nama Pasien : Ny . R Tgl Bahan Diterima : 20-01-2020 09:04
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Selesai : 20-01-2020 09:20
Umur : 01-01-1932 No.Reg / No.RM : 16133600
Alamat Pasien : Jl. Kedawung Ruang : Ruang Ruby
Diagnosa : GEA + Susp. Instansi : Swasta
Anemia

PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI METODE


N RUJUKAN
TINJA
Faeces Rutin
Makroskopis
Warna Kuning Coklat
Konsistensi Cair Lembek
Bau Khas Khas
Darah Negatif Negatif
17

Lendir Negatif Negatif


Mikroskopik
Karbohidrat Negatif Negatif
Lemak Negatif Negatif
Serat (+) Tumbuhan Negatif
Lekosit 1 – 3 /lpb 0–1
Eritrosit 0 – 1 /lpb 0–1
Parasit Tidak Ditemukan Negatif
Telur Cacing Tidak Ditemukan Negatif
Jamur Tidak Ditemukan Negatif

ANALISIS DATA

Hari/ Tgl/ Data Etiologi Masalah


Jam
18

Senin, 20 DS : keluarga pasien Infeksi saluran Diare


Januari mengatakan BAB Cair 10 x cerna
2020 DO:
 BAB 10x/24 jam Tubuh berusaha
 Feses Cair+berlendir, mengeluarkan
warna kuning kehijauan
 Bising Usus 11 x/menit Peristaltik usus

 Turgor 2 detik meningkat

Absorsi air
menurun

Feses Cair

Frekuensi defekasi
meningkat

Diare

Diare
DS: - Ketidakseimbangan
DO: Elektrolit
Hasil Lab. Frekuensi BAB
 Natrium Darah 133 meningkat

Mmol/L
 Kalium Darah 2,90
Kehilangan cairan
Mmol/L dan elektrlit
Hasil Tanda-Tanda Vital berlebih

 S : 36,7 oC
 N : 99 x/mnt
Ketidakseimbangan
 TD: 105/85 mmHg Elektolit
RR:22 x/mnt
19

 SpO2: 98%
CRT < 2 detik
Akral hangat
20

Usia Lanjut dan Gangguan Mobilitas


DS: Keluarga pasien Proses Menua Fisik
mengatakan kakinya lemas
setelah jatuh pada tahun 2000 Perubahan
DO: biokimia yang
 Intrepetasi hasil terpogram pada
pengukuran DNA setiap sel
menggunakan bartel (mutasi)
index dengan jumlah 1
klien ketergantungan Ikatan kuat jaringan
total kolagen dan
kartilago
 Lemah (+)

 Fungsi motorik Fungsi

5 5 Muskuloskeletal

1 1
Gangguan
mobilitas fisik
21

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan Tujuan :Setelah dilakukan asuhan MANAJEMEN DIARE
proses infeksi ditandai keperawatan 1x24 jam diharapkan Observasi
dengan defekasi > 3 kali eleminasi fekal membaik dengan a. Identifikasi penyebab diare
dalam 24 jam, feses cair Kriteria Hasil: b. Idenfikasi riwayat pemberian makanan
 Konsistensi feses membaik c. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi
 Frekuensi defekasi mambaik tinja
d. Mnitor tanda dan gejala hypovolemia
e. Monitor jumlah pengeluaran diare
Terapeutik
- Pasang jalur intravena
- Berikam cairan intravena
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaa darah
lengkap dan elektrolit
Edukasi
- Anjurkan makan porsi kecil dan sering dan secara
bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas,pdas dan mengandung laktosa
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat

2 Gangguan keseimbangan Setelah dilakukan tindakan asuhan PEMANTAUAN ELEKTROLIT


22

Elektrolit keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Observasi :


kadar serum elektrolit dalam batas
normal dengan kriteria hasil: 1) Identifikasi kemungkinan penyebab
a. Serum natrium membaik ketidakseimbangan elekktrolit
b. Serum kalium membaik 2) Monitor kadar elektrolit serum
c. Serum klorida membaik 3) Monitor mual, muntah, dan diare
d. Serum kalsium membaik
e. Serum magnesium membaik 4) Monitor kehilangan cairan, Jika perlu
f. Serum fosfor membaik 5) Monitor tanda dan gejala hypokalemia (Mis,
kelemahan otot, penurunan reflex, anoreksia)
6) Monitor tanda dan gejala hyperkalemia (Mis, peka
rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah
ke bradikardi)
7) Monitor tanda gejala hiponatremia (mis, disorientasi,
otot berkedut, sakit kepala, membaran mukosa kering,
hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan
kesadaran)
8) Monitor tanda dan gejala hypernatremia (mis, haus,
demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang,
membrane mukosa kering, takikardi, hipotensi,
letargi, konfusi, kejang)
Teraupetik :
1) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2) Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
23

1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan


Informasikan hasil pemantaua, Jika perlu

3 Gangguan mobilitas fisik Tujuan : Setelah dilakukan asuhan DUKUNGAN MOBILISASI


berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi
penurunan kekuatan otot mobilitas fisik meningkat dengan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
ditandai dengan kekuatan Kriteria Hasil: lainnya
otot menurun, rentang gerak  Pergerakan ekstremitas meningkat - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
ROM menurun  Kekuatan otot cukup meningkat - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
 Rentang gerak (ROM) meningkat sebelum memulai mobilisasi
 Gerakan terbatas menurun - Monitor kondisi umum selama melakukan
 Kelemahan fisik cukup menurun mobilisasi
-
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk ditempat tidur, duduk disisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Np.
Hari/Tgl Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Dx
Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan defekasi > 3 kali dalam 24 jam, feses cair
Senin, 20 1 09.00 1. Mengidentifikasi penyebab diare Rin 11.00 S : Keluarga pasien mengatakan pasien BAB
Januari 2020 Hasil : cair
 Proses infeksi O:
2. Mengidentifikasi riwayat pemberian  k/u lemah, kes.CM, GCS 456
makanan  lemas
Hasil:  Mual (+)
 Klien hanya makan, makanan dari RS  Muntah (+) 1 kali
3. Memonitor warna, volume, frekuensi dan  Frekuensi 10x/24jam
konsistensi tinja  Konsistensi cair
Hasil:  Hasil pemeriksaan Darah lengkap
 Warna: kuning Hemoglobin (HGB) 9,90 g/dL
 Volume: ±100 cc Eritrosit (RBC) 4,33 106µL
 Frekuensi: ± 10x/24 jam Hematokrit (WBC) 1,9 103µL
 Konsistensi: cair, ampas (+) Trombosit (PLT) 82 103µL
4. Memonitor tanda dan gejala hypovolemia  Hasil pemeriksaan Elektrolit serum
Hasil: Natrium darah : 133,0 mmol/L
 Dehidrasi (-) Kalium Darah: 2,90 mmol/L
 Lemas (+)
 Mual (+)
 Muntah (+) 1 kali A : Masalah teratasi sebagian
 Nadi 99 x/menit P : lanjutkan intervensi no 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11

24
 Mengantuk (+)
5. Memonitor jumlah pengeluaran diare
Hasil:
 10x/24 jam
6. Memasang jalur intravena
Hasil:
 Terpasang infus ditangan sebelah
kiri
Cairan: Inf. Wida KN 20 Tpm 2
flash lanjut NaCl 0,9% 20 Tpm
7. Mengambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
Hasil:
 Darah lengkap
 Elektrolit Serum
 Feses
8. Menganjurkan makan porsi kecil dan
sering pembentukan gas, pedas, dan
mengandung laktosa
 Klien paham saat dianjurkan
untuk makan sedikit tapi sering
9. Kolaborasi pemberian obat

Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
Senin, 20 2 09.00 1. Mengidentifikasi kemungkinan S : keluarga pasien mengatakan masih mual
Januari 2020 penyebab ketidakseimbangan elektrolit O:
 Turgor kulit 2 detik

25
 Hasil lab : kalium 2,9 mmol/L,  Wajah pucat (+)
natrium 133 mmol/L
 Anemis (+)
2. Memonitor kadar elektrolit serum
3. Memonitor mual, muntah, dan diare  Porsi makan hanya habis setengah porsi
 Mual (+), muntah (-)  Berkeringat
4. Memonitor kehilangan cairan Monitor
A: Masalah teratasi sebagian
tanda dan gejala hypokalemia (Mis,
kelemahan otot, penurunan reflex, P: Lanjutkan intervensi 1,3,4,6,9,12
anoreksia)
 Hasil lab : kalium 2,9 mmol/L,
5. Memonitor tanda dan gejala
hyperkalemia (Mis, peka rangsang,
gelisah, mual, muntah, takikardia
mengarah ke bradikardi)
 Hasil Lab : natrium 133 mmol/L
6. Memoitor tanda gejala hiponatremia
(mis, disorientasi, otot berkedut, sakit
kepala, membaran mukosa kering,
hipotensi postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
7. Memonitor tanda dan gejala
hypernatremia (mis, haus, demam,
mual, muntah, gelisah, peka rangsang,
membrane mukosa kering, takikardi,
hipotensi, letargi, konfusi, kejang)

26
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai dengan kekuatan otot menurun, rentang gerak ROM
menurun
Senin, 20 6 09.00 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau DS:-
keluhan fisik lainnya
Januari 2020 DO: K/U Lemah. Kesadaran Composmentis.
 Tidak ada nyeri serta keluhan fisik
2. Mengidentifikasi toleransi fisik GCS: 4-5-6. TD=120/80 mmHg. N=90x/menit
melakukan pergerakan
 Kekuatan otot :
 Pergerakan pasien terbatasi karena
kelemahan pada ekstremitas bawah
5-5-4 4-5-5
3. Memonitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai 1-1-1 1-1-1
mobilisasi
 Intrepetasi hasil pengukuran
 Sebelum:
S: 36,7 oC menggunakan bartel index dengan
N : 99 x/mnt
jumlah 1 klien ketergantungan total
TD: 105/85 mmHg
RR:22 x/mnt
SpO2: 98%  Lemah (+)
 Setelah:
TD=120/80 mmHg,  Fungsi motoric
N=90 x/menit.
RR: 22 x/menit 5 5
SpO2: 98% 1 1
4. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi A: Masalah teratasi sebagian
 Kondisi umum cukup baik. Tanda P: Lanjutkan Intervensi 2, 3, 5, 7, 10

27
vital normal.
5. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu.
 Menyediakan pagar tempat tidur
untuk bantuan mobilisasi.
6. Memfasilitasi melakukan pergerakan
dengan pagar tempat tidur, atau kursi
roda.
7. Melibatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
 Anak perempuan klien
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
 Keluarga paham saat dijelaskan
9. Menganjurkan melakukan mobilisasi
dini
 Keluarga melakukan mobilisasi
dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan.
 Mengajarkan untuk duduk di tempat
tidur, dan beralih pada kursi roda
jika pasien mampu.

28
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai