Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RONDE KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktik profesi ners stase Manajemen
Keperawatan dengan koordinator dosen Eva Supriatin, S,Kp , M.Kep

Kelompok 1 :
Asep Muhammad Ramadhan (319028)
Fikri Zulfikar (319090)
Ririn Alfyani (319102)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARAT
BANDUNG
2020
Topik : Kepemimpinan
: Ronde Keperawatan
Sub pokok bahasan
: Pasien
Sasaran
: Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana, Pasien dan
Target
Keluarga
Hari / Tanggal
: .........................................................................................................
Waktu
: Rabu , 18 Juni 2020
Tempat
: Ruang Fresia, RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung

A. LATAR BELAKANG

Managemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan untuk


memberikan asuhan keperawatan secara professional. Tugas manajer keperawatan
yaitu untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 2000).
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan
adanya factor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan
membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi
pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang
dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan
melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi :
pasien dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat yang
terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu
mengembangkan kemampuan perawat dalam meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi melalui
pendekatan berpikir kritis.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :
1 Menumbuhkan cara berfikir kritis
2 Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien
3 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4 Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
5 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
6 Meningkatkan kemampuan justifikasi
7 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
8 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

D. MATERI PENYULUHAN
Materi penyuluhan terlampir
Konsep dari ronde keperawatan

E. METODE
RolePlay

F. MEDIA
PC (Computer)
Video

G. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


a. Protokol / Pembawa acara
b. Penyuluh / Pengajar
c. Fasilitator
d. Observer
H. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 Pembukaan:  Menjawab salam
5 menit  Memperkenalkan diri  Melakukan diskusi
 Menyampaikan tujuan dan topik
dilaksanakannya roleplay

2 Pelaksanaan :  Melakukan video roleplay


10 Menit ronde keperawatan
Tahap RolePlay Ronde Keperawatan

Pra ronde :
1.    Menentukan kasus dan topik
2.    Menentukan Tim ronde
3.    Informed consent
4.    Membuat Pre Planing
5.    Diskusi

Waktu Pelaksanaan : 1 hari


sebelum pelaksanaan ronde keperawatan

PJ : Kepala Ruangan (KaRu), Kepala Tim


(KaTim), Perawat Pelaksana, Pasien dan
Keluarga Pasien

Ronde :
1.    Penyampaian masalah pasien.
2.    Penyampaian rencana tindakan.
3.    Diskusi
4.    Demonstrasi tindakan

Waktu Pelaksanaan : 60 Menit

PJ : Kepala Ruangan (KaRu), Kepala Tim


(KaTim), Perawat Pelaksana, Pasien dan
Keluarga Pasien

Post Ronde :
Diskusi evaluasi pelaksaan ronde keperawatan
Revisi dan perbaikan

Waktu Pelaksanaan : 30 Menit

PJ : Kepala Ruangan (KaRu), Kepala Tim


(KaTim), Perawat Pelaksana, Pasien dan
Keluarga Pasien
3 Evaluasi :  Melakukan diskusi serta
5 menit - Mencocokkan dan menjelaskan kembali evaluasi hasil dari pelaksanaan
data yang telah disampaikan ronde keperawatan
- Diskusi antar anggota tim dan pasien
tentang masalah keperawatan tersebut
- Pemberian justifikasi oleh perawat primer
atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
- Menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan

4 Teriminasi :  Menjawab Salam


5 menit  Karu Menutup acara
 Salam Penutup

I. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
a. Persyaratan administrative (informed concernt, alat dari lainnya)
b. Tindakan ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan satu hari sebelumnya

b. Evaluasi Proses

a. Sasaran aktif dan responsive selama kegiatan roleplay berlangsung

b. Sasaran dapat seluruhnya mengikuti roleplay

c. Evaluasi Hasil

a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

b. Masalah pasien dapat teratasi

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis

2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis

3) Meningatkan kemampuan validasi data pasien

4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi


pada masalah pasien

6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan justifikasi

8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja


J. STANDAR OPERASI RASIONAL (SOP)

Ronde Keperawatan
No Dokumen No. Revisi Halaman

STIKEP PPNI
JAWA BARAT
STANDAR
DitetapkanOleh
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ronde keperawatan merupakan proses yang memberikan
kesempatan kepada perawat untuk bertukar pikiran atau
mengungkapkan ide antar perawat satu dengan yang lain, perawat
dapat mengungkapkan kondisi pasien dan karakteristik keluarga
pasien, Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi
Pengertian
masalah keperawatan klien, dilaksanakan perawat, pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Akan tetapi, pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer atau konsuler, kepala ruangan, perawat associate,
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan
melalui pelaksanaan Ronde Keperawatan.
2. Menumbuhkan cara berpikir kritis serta menumbuhkan
pemikiran tentang asuhan keperawatan yang berasal dari
masalah klien
Tujuan 3. Meningkatkan validitas data klien
4. Menilai kemampuan justifikasi
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana


keperawatan
Kebijakan Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
Nursalam, (2007). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam
Referensi
Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.
1. Penentuan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah langka)
2. Menentukan tim ronde
3. Mencari sumber literature
4. Membuat proposal
Prosedur 5. Mempersiapkan pasien : informed consent, data pengkajian
6. Siapkan aspek yang didiskusikan :
7. Apa diagnosa keperawatan? Apa data yang mendukung?
8. Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan ?
9. Apa hambatannya ?

1. Pemimpin diskusi (kepala ruangan/ketua tim/ perawat


penanggung jawab) memberikan penjelasan/memintai
persetujuan kepada pasien untuk dilakukan diskusi di depan
pasien
2. Pemimpin diskusi menjelaskan tentang kondisi pasien yang
Prosedur Kerja di pokuskan pada masalah keperawatan dn rencana tindakan
yang akan dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu di
diskusikan
3. Pemimpin diskusi meminta masukan kepada anggota yang
terlibat termasuk pasien atau keluarga

Unit Terkait Instalasi Rawat Inap


K. PENGORGANISASIAN
- KaRu : Tandika Eka Putra Nurhakim
- KaTim (PP) : Fikri Zulfikar
- PA 1 : Asep Muhamad Ramadhan
- PA 2 : Ririn Alfyani
- Pasien : Indah Mega Mustika
- Keluarga : Hartina

L. MATERI

1. PENGERTIAN RONDE KEPERAWATAN


Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala
ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2011).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan
perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien
(Nursalam & Ferry Efendi. 2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat
atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Kinchay, A, 2012).
2. KARAKTERISTIK RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini
(Nursalam, 2011) :
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

3. TUJUAN
a. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis (Nursalam,
2011).
b. Tujuan Khusus (Nursalam, 2011).
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

4. MANFAAT
Manfaat ronde keperawatan yaitu sebagai berikut (Kinchay, A, 2012) :
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
5. KRITERIA PASIEN
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut (Ratna Sitorus, 2005) :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dil akukan
tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.

6. TIPE-TIPE RONDE KEPERAWATAN


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu
matrons rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching
nurse (Nursalam, 2011).
a. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling
ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien
b. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah
ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada
sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta
melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi
proses pembelajaran antara perawat dan head nurse
c. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus
pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat
dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika
ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien
tidur
d. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher
nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa
perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse
rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan
antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi
dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dan sebagainya (Nursalam, 2011).

7. TAHAPAN RONDE KEPERAWATAN


Tahapan ronde keperawatan adalah (Zainuddin Saleh, 2012) :
a. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
b. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
c. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).

Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut (Zainuddin Saleh,


2012):
1) Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature
d. Membuat proporsal
e. Mempersiapkan pasien: Informed concernt dan pengkajian
f. Diskusi: Apakah diagnosis keperawatan?; Apa data yang mendukung?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; dan Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?

2) Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan

3) Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya.

8. PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM


a. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2) Menjelaskan diagnosis keperawatan.
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang diambil.
6) Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
b. Peran Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan dan rasional
tindakan.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
9. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed concernt, alat dan lainnya)
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelumnya
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang sudah
ditentukan
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
2) Masalah pasien dapat teratasi
3) Perawat dapat :
4) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
5) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
6) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
7) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
8) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien
9) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
10) Meningkatkan kemampuan justifikasi
11) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
M. SUMBER

Calalang, V. H., & Javier. (2010). Standards of effective communication.


Dari http://www.bellaonline.com/articles/art46170.asp  di akses 18 April
2014.
Clancy. M.C., & Collins, B. A. (2005). Focus on patient safety: Patient safety in
nursing practice. Journal of Nursing Care Quality. 20 (3), 193 – 197.  
Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing Shift Report. AACN: Advanced
CriticalCare: Ethics in Critical Care, 21(4): 380 – 384.
Sumijatun. (2009). Konsep dasar dan aplikasi pengambilan keputusan klinis. Jakarta:
Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai