Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. .DEFINISI
 BHP adalah suatu penyakit pembesaran atau hipertrofi dari prostat. Kata-
kata hipertrofi sering kali .kata kata hipertrofi seringkali menimbulkan
kontroversi di kalangan klinik karena sering rancu dengan
hyperplasia.hipertrofi bermakna bahwa darisegi kualitas terjadi pembesaran
sel,namun tidak diikuti oleh jumlah(kuatitas).namun,Hiperlansia
merupakan pembesaran ukuran sel (kualitas)dan di ikuti oleh penambah
jumlah sel (kuantintas). BPH seringkali menyebabkan gangguan dalam
eliminasi urine karena pembesaran prostat yang cenderung kearah depan
/menekan vesika urinaria(BAUGMAN,2000)
B. ETIOLOGI
 Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti dari hyperplasia
prostat,namun faktorusia dan hormonal menjadi presdisposisi terjadinya
BPH.Beberapa hipotensi menyebutkan bahwa hiperlansia prostat sangat
erat kaitanya dengan (purnomo,2007):
1. Peningkatan DHT (dehidrotestoren)
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen akan
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami
hiperlansia.
2. Ketidakseimbangan estrogen testoteron
Ketidakseimbangan ini terjadi karena proses penuaan.padapria
terjadi peningkatan hormone estrogen dan penurunan hormone
testoteron.hal ini yang memicu terjadinya prostat
3. Interaksi antar sel stroma dan sel epitel prostat
Peningkatan kadar epidermal Growth faktoratau fibroblast GROWT
factor dan penurunan transforming growt factor beta menyebabkan
hyperplasia stroma dan epital,sehingga terjadi bph
4. Berkurangnya kematian sel(apoptosis)
Estrogen yang meningkatkan akan menyebabkan peningkatan lama
hidup stroma dan epitel dan kelenjar prostat
5. Teori stem sel
Sel stem yang meningkatkan akan mengakibatkan proliferi sel
transit dan memicuterjadinya benigna prostat
C. MANIFESTASI KLINIS
BPH merupakan yang diderita oleh klien laki laki dengan usia rata rata lebih
dari 50 tahun.gambaran klinis dari BPH sebenarnya sekuder dari dampak
obstruksi saluran kencing,sehingga klien kesulitan untuk miksi.berikut
ini.adalah beberapa gambaran klinis pada klien BPH
(Schwartz.2000:GRACE, 2006)
1. Gejala prostatisme(nokturia, urgency,penurunan daya aliran
Urine);kondiwi ini dikarenakan oleh kemampuan vesika
urinaria yang gagal mengeluarkan urine secara spontan da
regular .sehingga volume urine masihsebagai besar tertinggal
dalam vesika.
2. Retensi urine
Pada awal obstruksi,biasanya pancaran urine lemah. Terjadi
hesistansi,intermitensi,urine menetes, dorongan
mengejaryangkuat saat miksi danretensi urine .retensi urine
sering di alami oleh klien yang mengalami BPH kronis.secara
fisiologis ,veseka urinaria memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan urine melalui kontraksi otot
dtresor.namun,obstruksi yang berkepanjangan akan membuat
kejar m.detrusor semakit berat dan pada akhirnya mengalami
dekompensasi
3. Pembesaran prostat
Hal ini di ketahui melalui pemeriksaan rektal
toucher(RT)ANTERIOR biasanya didaptkan gambaran
pembesaran prostat dengan konsistensi jinak
D. PATOFISIOLOGI
PROSTAT sebagaikelenjar ejakulat memiliki hubungan fisiologis yang sangat
eratdengan dihidrotestosteron(DHT). Hormone ini merupakan hormone yang
memacupertumbuhan prostat sebagai kelenjarejakulat yang nantinya akan
mengotimalkan fungsinya. Hormone ini di sintesis dalam kelenjar prostat
darihormon testoteron dalam darah.. proses sintesis ini di bantu oleh enzim 5-
reduktase tipe2.selainDHT yang sebagai prekusor,estrogen juga memiliki
pengaruh terhadap pembesaran kelenjar prostat.seiring dengan penambah usia
,maka prostat akan lebih sesitif dengan stimulasi androgen, sedangkan
estrogen mampu memberikan proteksi proteksi terhadap BPH .dengan
pembesaran yang sudah melebihi normal, maka akan terjadi desakan pada
traktus urinarius.pada thap awal,obstruksi traktus uniranirus jarang
menimbulkan keluhan.dengan dorongan mengejan dan kontraksi yang kuat
dari m.detrusor mampu mengeluarkan urine secara spontan.namun obstruksi
yang sudah kronis membuat dekompensansidari m.detrusor untuk
berkontraksi yang akhirnyamenimbulkan obstruksi saluran kemih
(Mitchell,2009)
Keluhan yang biasanya muncul dari obstruksi ini adalah dorongan mengejan
saat miksi yang kuat,pancaran urine lemah /menetes,dysuria (saat kencing
terasa terbakar),palpasi rektal toucher menggambarkan hipertrofi
prostat,distensi vesika .hipertrofi fibromuskuler yang terjadipada klien BPH
menimbulkan penekanan pada prostat dan jaringan.sekitar sehingga
menimbulkan iritasi pada mukosa uretra .iritabilitas inilah nantinya akan
menyebabkan keluhan frekuensi ,urgensi,inkontinesia.urgensi, dan nokturia
.obstruke yang berkelanjutan akan menimbulkan kooplikasi yang lebih
besar,misalnya hidronefrosis ,gagal ginjal ,dan lain sebagainya .oleh karena
itu.ketetrisasi untuk tahap awal sangat efektif untuk mengurangi distensi
vesika urinaria(Mitchell,2009;Heffner,2002)
Pembesaran pada BPH terjadisecara bertahapmulai dari zona periuretral dan
transisional.hiperplasia ini terjadi secara nodular dan sering diiringi ploferasi
fibromuskular untuk lepas dari jaringan epitel.oleh karena itu ,hyperplasia
zona transisional di tandai oleh banyaknya jaringan kelenjar yang tumbuh
pada pucuk dan cabang dari pada duktus.berdasarkan latar belakang
embriologis inilah bisa diketahui mengapa BPH terjadi pada zona transisional
dan sentral,sedangkan Ca prostat terjadi pada zona perifer(Heffner,2002).

Anda mungkin juga menyukai