Anda di halaman 1dari 17

TERAPI SOMATIK Disampaikan Oleh:

Ns. Khusnul Aini, M.Kep.,Sp.KepJ


ELECTROCONVULSIVE
THERAPY/ECT
PENDAHULUAN
Pertama kali dilakukan pada tahun 1938 sebagai tritmen untuk klien skizofrenia
ECT adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang cukup besar (grand mal
seizure)
Terapi biasanya diberikan 6-12 kali dalam 2-3 kali/minggu
ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya bisa ditoleransi
dengan baik oleh klien
Dalam beberapa kasus, setelah program awal tritmen berhasil dilanjutkan
pemeliharaan ECT dengan pemberian obat antidepresan
INDIKASI
80% pada klien dengan depresi berat
Indikasi Primer
1. Kebutuhan untuk tindakan cepat dan respon yang jelas karena
kondisi gangguan jiwa yang berat
2. Risiko terapi lain lebih besar daripada risiko ECT
3. Riwayat respons obat yang buruk
4. Pilihan klien
Indikasi Sekunder
1. Resisten terhadap pengobatan tertentu
2. Intoleransi atau timbul efek samping farmakologi
3. Penurunan kondisi kejiwaan
PERALAT 1. Perangkat dan perlengkapan terapi ECT termasuk pasta
AN ECT elektroda dan gel, kain, kassa, alkohol swab, cairan NaCl,
elektroda (EEG), dan kertas grafik
2. Peralatan monitor, termasuk monitor ekg, dan EEG
3. Manset ekanan daran (2 buah), stimulator saraf perifer, dan
oksimeter nadi
4. Stetoskop
5. Palu reflek
6. Peralatan pemberian cairan intravena dan venipuncture
7. Suction
8. Peralatan ventilasi (tabung O2, ambu bag, selang O2 per oral
dan peralatan intubasi yang memberikan tekanan oksigen
positif)
9. Peralatan dan obat-obatan darurat yang direkomendasikan
bagian anestesi ((anestesi, beta blokers, relaksan otot,
antikolinergik, benzodiazepine, dll)
MEKANISME KERJA
Teori
Neurotransmiter

Faktor
Neurotropik

Teori
Antikonvulsan
TEORI NEUROTRANSMITER
ECT bertindak seperti antidepresan trisiklik
dengan meningkatkan kekurangan
neurotransmisi dalam system monoaminergik
Terapi ini diduga dapat meningkatkan kerja
neurotransmitter dopamine, serotonin dan
adrenalin
FAKTOR NEUROTROPIK
Siklik Adenosin Monofosfat (AMP) dapat diatur kembali oleh ECT dengan
meningkatkan factor pendorong neurotropic otak yang dikenal dengan brain-
derived neurotrophic (BDNF)

BDNF mengatur pertumbuhan sel saraf dan juga terlibat dalam produksi
reseptor norepinefrin dan serotonin
TEORI ANTIKONVULSAN
Tritmen dengan ECT memberikan sebuah efek antikonvulsan yang berarti
pada otak memberikan efek antidepresan

Beberapa dukungan terhadap teori ini didasarkan pada kondisi ambang


kejang seseorang selama pelaksanaan ECT
ASUHAN KEPERAWATAN
Dukungan emosi dan pendidikan

Askep sebelum tritmen

Askep saat tritmen

Askep setelah prosedur


DUKUNGAN EMOSI DAN
PENDIDIKAN
•Peran penting perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk
mengekspresikan perasaan, termasuk masalah yang berkaitan dengan mitos atau
fantasi tentang ECT
•Mengajarkan klien dan keluarga mempertimbangkan adanya ansietas, kesiapan
untuk belajar dan kemampuan untuk memahami penjelasan yang diberikan.
•Sebelum ECT dimulai inform consent harus ditandatangani oleh klien, atau orang
yang ditunjuk secara hukum
•Perawat perlu mengulang informasi secara berkala, dan selama tritmen ECT perawat
harus memperkuat informasi yang relevan
ASKEP SEBELUM TRITMEN

Persiapan
alat

Berkemih Tes
sebelum
terapi Lab

Pakaian Persiapan
terapi obat
ASKEP SELAMA PROSEDUR
1. Dampingi klien saat menuju ruang tritmen
2. Perkenalkan dengan semua anggota tim terapi dan beri penjelasan singkatperan setiap anggota tim
3. Bantu klien tidur di brankar dan minta melepaskan sepatu dan kaos kaki.
4. Pasang manset tekanan darah di pergelangan kaki dan observasi ekstremitas klien selama
prosedur berlangsung
5. Anggota staf anestesi memasang alat venflon dan lainnya menjelaskan saat prosedur dimulai
6. Alat monitor EEG yang terdiri 2-3 elektroda yang diletakkan pada dahi dan mastoid
7. Satu set alat EKG yang memiliki 3 lead ditempatkan pada dada klien
8. Sebuah alat oksimeter yang diselipkan di jari klienuntuk memantau saturasi oksigen
9. Pantau tekanan darah dan TTV selama tritmen
10. Siapkan obat-obatan yang diperlukan
ASKEP SETELAH PROSEDUR
1. Ruang pemulihan harus berdekatan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf
anestesi keluar masuk dalam keadaan darurat
2. Ruang harus dilengkapi dengan oksigen, suction, oksimeter pulsa, monitor TTV dan
peralatan emergensi
3. Observasi klien sampai benar-benar pulih
4. Orientasikan klien secara periodic
5. Cek TTV, saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran klien
6. Disarankan dalam proses transportasi ke ruang rawat menggunakan kursi roda
7. Jelaskan kondisi klien pada perawat di ruangan termasuk obat-obatan yang telah diberikan
8. Observasi klien setiap 15 menit sekali

Anda mungkin juga menyukai