Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE dan POST ECT

(ELECTRO CONVULSIVE THERAPY)

Pengertian

ECT adalah tindakan pengobatan dengan menggunakan aliran listrik dan memberikan aliran listrik
pada otak melalui 2 elektroda yang ditempatkan pada bagian temporal kepala, ada kejang setelah
diberikan aliran listrik yang akan menghasilkan efek terapi (Caplan, 2006)

Lamanya : 25 dtk – 45 dtk .

Dg kekuatan 700 ml amper

Untuk klien depresi perbaikan yang timbul lebih cepat, hanya memerlukan 6-10 X terapi, sedangkan
untuk skizofrenia membutuhkan 20-30 X terapi secara terus menerus frekuensi terapi yang biasanya
dilaksanakan adalah tiap 2-3 hari sekali (seminggu 2X)

Macamnya :
1. ECT Konvensional :
- Pasien merasa kurang nyaman.
- Kurang manusiawi bagi yang melihat.

2. ECT Premedikasi :
- Pasien tidak menolak.
- Pengurangan kejang.
- Menghilangkan komplikasi
- Mengurangi resiko

Indikasi utama pemberian ECT :

1. G³ afektif berat type depresi

2. Mania

3. Skizofernia

4. Agitasi yang responsif dengan obat-obatan

Kontra indikasi :

1. Usia lanjut resiko tinggi

2. Penyakit saluran nafas

3. Penyakit sendi dan tulang

4. Penyakit otak organik

5. Kehamilan resiko tinggi

Persiapan

1. Obat-obatan yang akan digunakan dalam tindakan ECT


2. Obat-obatan emergency dalam keadaan siap pakai
3. Seperangkat alat ECT
4. Surat persetujuan dari keluarga (Informad Consent)Jelaskan kepada keliuarga hal-hal yang
berhubungan dengan ECT.

Mis: kegunaan, keuntungan, efek samping dari ECT yang tentunya adalah mengurangi ketakutan
atau kecemas pasien dan keluarga.

Pengkajian

Pengkajian pada kondisi Pre ECT meliputi :

1. Sesuai dengan gambaran klinik respon pasien yang akan di ECT, depresi berat dengan
insomnia, penurunan BB, kemunduran psikomotor, perasaan berdosa, kecenderungan
bunuh diri.
2. Fisik : Pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG, EEG, Photo thorax, Gigi
&laburatorium.
3. Tingkat rasa pengetahuan terhadap ECT pada pasien atau keluarga.
4. Tingkat rasa cemas / takut terhadap ECT
5. Mekanisme koping yang digunakan

Masalah Keperawatan

Pada kondisi Pre ECT adalah :

1. Risiko bunuh diri

2. Gg Pola tidur

3. Gg Hubungan Sosial

4. Gg Nutrisi

5. Gg Kseimbangan cairan

6. Ketidak mampuan merawat diri

7. Kurang pengetahuan

Intervensi Pada Pasien dengan Terapi ECT :

Prinsip :

1. Keikutsertaan dalam tindakan.

Inervensi :

a. erikan pendidikan tentang ECT kepada keluarga termasuk tindakan dan prosedur.
b. Efek yang diharapkan atau diakibatkan.
c. Keluarga ataupun pasien anjurkan untuk mengekspresikan perasaan.
d. Mempertahankan integritas biologis.

Intervensi :

1. Cek peralatan emergency sebelum dipakai


2. Puasa 4 – 6 jam sebelum dilakukan ECT
3. Hindarkan objek yang dapat membahayakan seperti perhiasan, gigi palsu, kaca mata,
alat bantu pendengaran
4. Cek tanda-tanda vital
5. Perhatikan jalan nafas yang normal
6. Posisi Kepala dimiringkan sampai pasien sadar Kembali
7. Bantu pasien untuk ambulasi
8. Beri analgetik bila diperlukan
9. Pertahankan martabat dan harga diri.

Intervensi :

a. Beri dukungan pada pasien sebelum dan selama pengobatan

b. Pelihara privacy pasien selama pengobatan

c. Orientasi pasien dan bantu keluarga untuk mengingat tingkah laku pasien dengan amnesia
dan kebingungan

Intervensi pada kondisi Pre ECT :

Diberikan sesegera mungkin baik pada individu maupun keluarga :

 Bantu menghilangkan perasaan takut


 Kaji ulang respon pasien karena kadang- kadang pasien mempunyai konsep yang
salah
 Pelaksanaan ECT bisa diruang bedah atau ruang khusus
 Berikan injeksi anti cemas 30 menit sebelum ECT dilakukan

Pengkajian pada kondisi Post ECT :

Tingkat kesadaran, bradi kardi, mual-mual, sakit kepala,agitasi dll.

Pada kondisi Post ECT dalah :

1. Hilangnya kesadaran / ingatan

2. G³ rasa nyaman

4. Rasa mual

5. Risiko injuri

Administrasi Palaksanaan ECT :

1) Pasien tidur terlentang di tempat tidur


2) Pasien diberi oksigen 100% selama 1 – 2 menit
3) Pasang infus
4) Selama periode apnoe yang disebabkan obat-obatan pelemas otot dan konvulsi pasien diberi
hiperoksigenasi
5) Pelihara rasa nyaman pasien
6) Elektroda dipasang
7) Mulut disumbat spatel karet
8) Ketika terjadi kejang beri oksigen sampai terjadi pernapasan spontan
9) Setelah selesai ECT peralatan dibereskan dan pasien diobservasi
10) Setelah ECT pasien belum sadar perawatan yangdiberikan sama dengan perawatan
comapernafasan yaitu :
a. jalan nafas pasien harus dijaga, peralatan suction diperlukan untuk mengeluarkan secret
dari mulut dan tenggorokan
b. Posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi oleh secret atau muntahan
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Setelah 10 – 15 menit biasanya pasien sadar sementara mengantuk pengaruh dari anestesi
masih ada
e. Setelah pasien sadar perawat harus mengorientasikan
f. Kadang setelah sadar ter ∴ agitasi oleh karena itu perlu pengekangan
g. Beri sarapan dan orientasikan kembali
h. Pasien dianjurkan istirahat

EVALUASI :

Apakah pasien merasa tenang atau tidak sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan ECT.

Anda mungkin juga menyukai