Anda di halaman 1dari 31

Ns.Yola Yolanda, M.

Kep
TERAPI SOMATIK
 ECT (Electro Convulsive Terapi)
Terapi kejang listrik

 RESTRAIN
Pengekangan fisik/Fiksasi
PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
TERAPI KEJANG LISTRIK/ECT

Pendahuluan
 Thn 1934:
Ide pertama kali diperkenalkan oleh “ Lazio
von Medunna  Menggunakan induksi
obat

 Thn 1938
Cerletti&Bini mengembangkan teknik ECT
sebagai pengobatan Skizofrenia
Continue….

ECT Konvensional  sering menyebabkan


klien kurang nyaman & terlihat tdk
manusiawi  dikembangkan dengan
pemberian ECT premedikasi : berupa
pelemas otot

Pengetahuan & peran perawat ttg ECT dlm


persiapan, pelaksanaan dan th/ ECT sangat
diperlukan
PENGERTIAN
ECT (Electro Convulsive Therapy)

Terapi kejang listrik adalah sutu jenis


pengobatan somatik dengan menggunakan arus
listrik yang berkekuatan cukup rendah, melalui
elektroda yang ditempelkan pd bagian temporal
kepala (Pelapis kiri & kanan), sehingga
menimbulkan kejang otot yg cukup menyeluruh
pd klien (berlangsung 25-150 dtk) dg tujuan
terapeutik.
Respons bangkitan listriknya di otak
menyebabkan terjadinya perubahan Faal dan
Biokimiawi di otak
Continue….

 ECT biasanya diberikan dlm satu seri atau


bervariasi sesuai dengan kondisi dan respon
klien terhadap pengobatan

 Utk gangguan efek normal biasanya terdiri


dari 6-12 kali tindakan (kadang-kadang
diperlukan sampai 120 kali). Pemberian dg
dosis 2-3 kali perminggu
MEKANISME KERJA
1. Perubahan NEUROCHEMICAL
Menurunkan regulasi dr reseptor beta
adrenergik paska simpatik perubahan
fungsi Neurotransmiter

2. Perubahan NEUROFISIOLOGIK
Selama kejang terjadi peningkatan
aliran darah ke otak  peningkatan
metabolisme
INDIKASI ECT
1. DEPRESI MAYOR
- Klien depresi berat: Retardasi motorik,
waham somatik, tidak ada perhatian lagi
terhadap dunia sekelilingnya
- klien depresi dengan riwayat responsif/
memberi respon membaik pd ECT
- Klien depresi yang tidak ada respons
terhadap pengobatan anti depresan/ tdk
dapat menerima anti depresan
2. MANIK
Klien manik yang tidak responsif thd cara terapi
yg lain berbahaya baginya

3. SKIZOFRENIA
Terutama yg akut, gejala positif yang nyata,
katatonia atau dg gejala efektif.

4. INDIKASI LAIN
- Delirium dan Gg.Konversi (Negara luar)
- Beberapa gg. Medik: Epilepsi yg tdk
responsif dg cara terapi lain
KONTRA INDIKASI ECT
 Tidak dianjurkan utk, diberikan pada klien:
- Gg Kardiovascular: Stroke, Hipertensi,
Miokard infark
- Tumor otak  memperburuk kondisi
neurologik
- Penyakit tulang & sendi

 Utk klien hamil & Usia lanjut bukan


merupakan kontra indikasi tetapi akan
meningkatkan resiko
EFEK SAMPING
 Mortalitas
Kira-kira 1/1000 sampai – 1/10.000 klien 
biasanya krn komplikasi kardiovaskuler
 Efek Cerebral
Gg Daya ingat, Acut comfusion  dlm 1-6 bln biasanya
sdh kembali normal
 Efek Sistemik
Aritmia jantung ringan, apnoe
berkepanjangan  paska kejang
Reaksi toksik/alergi thd obat-obatan dlm prosedur ECT
 Fraktur tulang
 Lidah tergigit
 Dislokasi mandibula
Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm
pelaksanaan ECT & Peran perawat
A. Persiapan
1. Informed concent:
2. Alat-alat yg diperlukan:
- Tempat tidur
- Alat utk mengganjal gigi
- Tabung oksigen
- Alat penghisap lendir
- Alat suntik & obat-obatan utk persiapan
emergency
3. Persiapan klien
Pem kondisi fisik klien
- Fungsi Vital Sign
- Kondisi SS.Kardiovaskuler  EKG
- Kondisi muskuloskeletal
 Persiapan sebelum pelaksanaan ECT
- Klien dipuasakan: Min 6 jam sebelum
ECT
- Hal-hal yang mengganggu : Gigi palsu,
perhiasan  dilepaskan
- persiapan klien agr tidak cemas, takut dan
gelisah
- Tenaga perawat 3-4 0rang disamping
dokter
 untuk memegang klien
B. Pelaksanaan
1. Klien ditidurkan dg posisi terlentang tanpa
bantal dan pakaian dilonggarkan
2. Bantalan gigi dipasang  ditahan oleh
perawat pd rahang bawah, yang lain menahan
bagian bahu, pinggul dan lutut
3. Aliran listrik diberikan melalui elektroda dipelipis
kiri/kanan yg telah dilapisi dg kasa basah 
sebelumnya dokter telah mengatur waktu &
besarnya aliran listrik yang akan diberikan
4. Sesaat aliran listrik diberikan  terjadi kejang
Kejang: fase kejang tonus-kejang tonik klonik-
timbul apneu beberapa saat (bila berlangsung
terlalu lama perlu dibantu dg pemberian O2 &
pernafasan buatan)
 Terjadi kembali pernafasan spontan
OBSERVASI SETELAH ECT
- Kondisi vital signya ttp dimonitor
- Temani klien sampai benar-benar sadar
- Posisi kepala dimiringkan
- Setelah klien sadar belum sempurna
kadang klien akan tertidur beberapa waktu &
saat  terbangun akan mengalami
kebingungan pada beberapa klien terjadi
agitasi setelah sadar, bergerak tidak menentu
tanpa tujuan  perlu didampingi agar tidak
terjatuh
- Orientasikan klien pd waktu dan tempat
- Jelaskan tentang apa yang telah terjadi pd
klien
- Berikan kesempatan pd klien untuk
mengungkapkan perasaan & kecemasan
saat diberi tindakan ECT

- Bantu klien ambulasi


waspadai tejadinya postural hipotensi pd
saat berubah posisi: duduk  berdiri

- Berikan klien jadwal aktivitas rutin setelah


kesadarannya penuh
PENGEKANGAN FISIK
(RESTRAIN)
Pendahuluan
Pengekangan fisik merupakan salah satu
tahapan tindakan dalam penatalaksanaan
klien kedaruratan psikiaatri yaitu klien
dalam kondisi psikiatrik  ggn alam
pikiran, perasaan atau perilaku yang
memerlukan intervensi terapeutik segera,
tepat dan intensif agar tidak mengancam
kesehatan jiwa klien, membahayakan
lingkungan & prognosis tidak lebih parah
JENIS KASUS YG MERUPAKAN “HARD CORE” DLM
KEDARURATAN PSIKIATRIK:
1. Percobaan bunuh diri
2. Keadaan psikosis akut
3. Prilaku agresif dan agresif
4. Perilaku menarik diri
5. Keadaan panik

TAHAPAN PELAKSANAAN & PENANGANAN KASUS


KEDARURATAN PSIKIATRIK:
1. Teknik verbal
2. Teknik nonverbal
3. Medikasi
4. Teknik perilaku
5. Pengasingan/isolasi
6. Pengekangan fisik
PENGERTIAN
Penggunaan alat mekanik atau manual yang
direncanakan 
*) Untuk membatasi pergerakan fisik klien
*) Dilakukan dengan indikasi utk melindungi
klien & orang lain
*) Bila intervensi lain mengalami kegagalan
TUJUAN
 Mengontrol tingkah laku yang mengganggu
& merusak  tdk dapat dikontrol dg
- Teknik Psikososial
- Obat
 Memenuhi kebutuhan dasar klien : makan,
minum, Istirahat
 Memenuhi permitaan klien sendiri untuk
mengendalikan eksternal
INDIKASI
1. Klien dengan perilaku amuk & agitasi
2. Klien dengan ancaman integritas fisik yang
berhub dg penolakan klien thdp pemenuhan
keb biologis
3. Klien dg permitaan utk pengendalian
perilaku eksternal  indikasi terapeutik
4. Indikasi lain : klien dg Hiperaktif,
menurunnya pemenuhan keb makanan dan
cairan
PRINSIP
1. Cara terakhir dlm menangani klien, kedaruratan
psikiatri, spt ; amuk
2. Harus berdasarkan kebuthn keamanan klien
3. Mperhatikan pemenuhan keb dasar
4. Perawt berhak memutuskan tindakan
pengekangan fisik  Konfirmasi ke dokter yg
btanggung jwb
5. Tdk utk mendisiplinkan atau sebagai hukuman
thd klien
6. Mempertimbangkan kenyamanan & privacy
klien
GRADASI PENGEKANGAN FISIK

1. Klien dg pegangan petugas saja


2. Pengekangan secara duduk
3. Pengekangan di tempat tidur
PROSEDUR PELAKSANAAN
PENGEKANGAN FISIK (PF)
A. Tahap persiapan
1. Persiapan ruangan
- ruangan khusus  perhatikan privacy
: merasa martabat direndahkan,
frustasi (bersifat sementara)
- Rgn hrs aman, nyaman dan lengkap
2. Persiapan alat
Alat pengekangan fisik: Camisoles
(jaket pengekangan), manset: kulit/kain
 kondisi siap pakai
3. Persiapan petugater, perawat
- petugas terampil sbg satu tim: dokter yg
sdh terlatih
- jml petugas adekuat: min 3 org
- Siapkan petugas sejak dini dg sikap
tenang & empati  bila sejak semula
sdh dduga diperlakukan pengekangan
- Petugas tdk diperkenankn mengancam
atau menentang
4. Persiapan klien
jelaskan secr singkat, berulang-ulang ttg
tindakan & alasan melakukan tindakan
pengekangan

5. Persiapan keluarga
keluarga jg diberitahu ttg tindakn & alasan
 dianggap tidak manusiawi
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Cara petugas melakukan PF
- Ditempat tidur dg posisi telentang di
ruangn khusus
- Pengekangan pd tgn dan kaki  tdk
terlalu kencang/terlalu longgar
- memasang sabuk pengamanan
- selimuti klien sambil menjelaskan
kembali tujuan tindakan
2. Tindakan Petugas Pd Klien Dlm Kondisi
Terkekang
- Memantau respon emosi klien
- berikan pengobatn/terapi sesuai order dokter
- cek klien tiap 15 menit, spt: vital Sign, posisi
pengekangan & ekstermitas
- Merubah posisi klien, memberi latihan
menggerakkan aktif & pasif setiap 30’ – 2
jam
- Cek sirkulasi & kondisi kulit
- memberikan cairan nutrisi, utk pemenuhan
keb makan/diet & hidrasi, eleminasi &
personal hygiene
C. TAHAP EVALUASI

1. Evaluasi terhadap keamanan &


kenyamanan klien
2. Melakukan pendokumentasian tindakan
yg dilakukan
EFEK PENGEKANGAN FISIK
 Efek Fisik
iritasi kulit, Gg sirkulasi drh, kontraktur
 Efek psikologis
1. Klien
- cemas, curiga, ketakutan, marah
- Kehilangan kepercayaan thd petugas
- Merasa diperlakukan spt anak-anak  keb
dasar hrs dibantu oleh petugas
- Merasa tidak diperlakukan dg manusiawi
2. Keluarga
- Menilai peetugas tdk manusiawi/sadis  perlu
penjelasan ttg tujuan PK
CARA MELEPASKAN PF
1. Mengkaji kemampuan klien apakah
dapat berespon baik thp perintah verbal
2. Melepaskan ikatan dlm waktu singkat
utk bertahap toleransi waktu
3. Melepaskan ikatan
- Dimulai dng melepaskan satu ikatan
dan seterusnya
- disarankan mulai dari kaki, tangan kiri
& tangan kanan

Anda mungkin juga menyukai