Anda di halaman 1dari 6

Nama : Florentina Narus

Nim : 1608.14201.484

Kelas : Keperawatan 8B

SUPERVISI KEPERAWATAN

1. Definisi Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit
yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat
berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah,
memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Supervisi adalah suatau proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-
tugas keperawatan (Swansburg, 1999). Supervisi adalah
merencanakan,mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendoron, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus
menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron,
1987).
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
menemukan berbagai hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
di ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-
faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk
mencari jalan pemecahannya (Sukardjo, 2010).
2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah untuk mengawasi, mengevaluasi dan memperbaiki
hasil pekerjaan karyawan ( Gillies, 1994). Selanjutnya Swansburg dan
Swansburg (1999) tujuan supervisi dalam keperawatan antara lain :
a) mempertahankan anggota unit organisasi di samping itu area kerja dan
pekerjaan itu sendiri.
b) memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari pekerjaannya.
c) meningkatkan kemampuan pekerjaan melalui , latihan dan bimbingan
individu sesuai kebutuhan serta mengarahkan kepada kemampuan
keterampilan perawat.

3. Manfaat supervisi
Pitman (2011) manfaat supervisi terdiri atas :
1) Manfaat bagi perawat pelaksana
a) Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa percaya diri
b) Supervisi mendorong praktek keperawatan yang aman dan
mencerminkan pelayanan perawatan pada pasien, hal ini dapat
meningkatkan kepuasan kerja perawat.

c) Meningkatkan pengembangan priadi dan profesional, supervisi yang


dilakukan secara keseluruhan dan terus menerus dapat meningkatkan
profesionalisme dan pengembangan pribadi serta komitmen untuk belajar
secara terus menerus.
d) Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab atas
pekerjaan mereka dan keputusan – keputusan yang diambil (Allen and
Armorel, 2010; Pitman, 2011).
2) Manfaat bagi manajer
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam mengembangkan
diri dan meningkatkan profesionalisme, sehingga kualitas pelayanan yang
bermutu dapat tercapai.
3) Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan kualitas
dari pelayanan dan keamanan pasien. Supervisi memegang peranan utama
dalam mendukung pelayanan yang bermutu melalui jaminan kualitas,
manajemen resiko, dan manajemen kinerja
4) Pembelajaran
Supevisi memiliki manfaat memberikan efek pada pembelajaran melalui
kegiatan sebagai berikut :
a) Mendidik perawat pelaksana melalui bimbingan yang diberikan oleh
supervisor.
b) Mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
c) Meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam bekerja
d) Memantau kemajuan pembelajaran (Allen and Armorel, 2012)

4. Model Supervisi Klinik Keperawatan


Di beberapa negara maju terutama US dan Eropa, kegiatan supervisi
klinik keperawatan di rumah sakit dilakukan dengan sangat sistematis.
Peran dan kedudukan perawat supervisor begitu penting. Peran supervisor
dapat menentukan apakah pelayanan keperawatan (nursing care delivery)
mencapai standar mutu atau tidak. Penelitian Ilmonen (2001),
membuktikan bahwa supervise klinik yang dilakukan dengan baik
berdampak positif bagi quality of care.

a. Model Development

Model ini diperkenalkan oleh Dixon pada rumah sakit mental dan
Southern Cost Addiction Technology Transfer Center tahun 1998. Model
ini dikembangkan dalam rumah sakit mental yang bertujuan agar pasien
yang dirawat mengalami proses developmental yang lebih baik. Maka
semua ini menjadi tugas utama perawat. Supervisor diberikan
kewenangan untuk membimbing perawat dengan tiga cara, yaitu change
agent, konselor, dan teacher. Kegiatan change agent bertujuan agar
supervisor membimbing perawat menjadi agen perubahan; kegiatan
tersebut nantinya ditransfer kepada pasien sehingga pasien memahami
masalah kesehatan. Kegiatan konselor dilakukan supervisor dengan
tujuan membina, membimbing, mengajarkan kepada perawat tentang
halhal yang berkaitan dengan tugas (task) rutin perawat (contoh:
supervisor membimbing perawat melakukan pengkajian fisik).

b. Model Akademik
Model ini diperkenalkan oleh Farington di Royal College of Nursing
UK tahun 1995. Farington menyebutkan bahwa supervisi klinik
dilakukan untuk membagi pengalaman supervisor kepada para perawat
sehingga ada proses pengembangan kemampuan profesional yang
berkelanjutan (CPD; continuing professional development). Dilihat dari
prosesnya, supervisi klinik merupakan proses formal dari perawat
professional (RN‟s) untuk support dan learning sehingga pengetahuan
dan kompetensi perawat ini dapat dipertanggungjawabkan sehingga
pasien mendapatkan perlindungan dan merasa aman selama menjalani
perawatan

c. Model Experintial
Model ini diperkenalkan oleh James di Newcastle University UK dan
Department of Health US tahun 2005. Dalam model ini disebutkan
bahwa kegiatan supervisi klinik keperawatan meliputi pelatihan dan
mentoring. Dalam kegiatan pelatihan, supervisor mengajarkan berbagai
teknik keperawatan tertentu yang belum dipahami oleh perawat
pelaksana

d. Model 4S ( Structure, Skills, Support dan Sustainability )


Model ini diperkenalkan oleh Page dan Wosket dari hasil penelitian di
Greater Manchester UK dan New York tahun 1995. Model supervisor ini
dikembangkan dengan empat (4) strategi, yaitu Structure, Skills, Support
dan Sustainability. Dalam model ini, kegiatan structure dilakukan oleh
perawat RN‟s dalam melakukan pengkajian dan asuhan pasien dimana
perawat yang dibina sekitar 6-8 orang.

5. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam melakukan supervisi
menurut (Suyanto,2011) adalah sebagai berikut:
1) Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
2) Kegiatan direncanakan secara matang
3) Bersifat edukatif, supporting, dan informal
4) Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
5) Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf

6. Sasaran Supervisi
Suyanto 2011 mengemukakan bahwa supervisi yang dilakukan memiliki
sasaran dan target tertentu yang akan dicapai. Sasaran yang menjadi target
dalam supervisi yaitu:
1. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis
2. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
3. Pembagian tugas dan wewenang yang proporsional
4. Pelaksanaan tugas keperawatan yang berkualitas
5. Penyimpangan/ penyelewengan kekuasaan, kedudukan, dan keuangan
tidak terjadi dalam rumah sakit.

7. Teknik Supervisi
Teknik supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian
masalah. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
supervisi :
1) Pengamatan Langsung:
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
pengamatan langsung:
a) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan
kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat terperangkap pada sesuatu
yang bersifat detail.
b) Objektivitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat mengganggu
objektivitas, untuk mencegah hal tersebut maka pengamatan secara
langsung perlu dibantu dengan suatu daftar isi yang dipersiapkan.
c) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan
negatif, misalnya rasa takut, tidak senang. Oleh karena itu sangat
dianjurkan pengamatan dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan
menunjukan kekuasaan/ otoritas
2) Kerjasama
Kerjasama akan berhasil bila ada komunikasi yang baik antara pelaksana
supervisi dan yang disupervisi, serta mereka yang disupervisi merasakan
masalah yang dihadapi juga merupakan masalah mereka sendiri
8. Langkah-langkah supervisi
Menurut Ali Zaidin dalam Nursalam (2015) metode dalam melaksanakan
pengawasan adalah bertahap dengan langkah-langkah berikut :
a) Mengadakan persiapan pengawasan
b) Menjalankan pengawasan
c) Memperbaiki penyimpangan

Anda mungkin juga menyukai