Nim: 1608.14201.484
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Ketoasidosis diabetic (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolic yang ditandai
oleh hiperglikemia,asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolut atau relative. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes
mellitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis
osmotic, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai
menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetic (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes mellitus ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetic merupakan
akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai ganggua metabolisme pprotein,
karbhohidrat dan lemak keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling
serius pada diabetes ketergantungan insulin.
KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolic akibat pembentukan
keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperos molalitas berat dengan
kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes
Associaton). Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia,
asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetis tipe 1.
(Samijean Nordmark, 2008).
Salah satu kendala dalam laporan mengenai insidensi,epide miologi dan angka
kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD.
Sindroma ini mengandung triad yang terdiri dari hiperglikemia, ketosis dan asi demia.
Consensus diantara para ahli dibidang ini mengenai kriteria diagnosis untuk KAD adalah
pH arterial < 7,3, kadar bikarbonat < 15 mEq/L, dan kadar glukosa darah > 250 mg di
sertai ketonemia dan ketonuria moderate (Kitabehi dkk,2004).
Diabetic Keto Acidosis (DKA) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa
seorang penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi kehilangan urin, air,
kalium, ammonium, dan natrium menyebabkan hypovolemia. Ketidakseimbangan
elektrolit, kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas
menyebabkan asidosis dan sering disertai koma.
B. Etiologi
Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) atau diabetes melitus
tergantung insulin disebabkan oleh destruksi sel B pulau langerhans akibat
proses autoimun. sedangkan non insulin dependen diabetik melitus (NIDDM) atau
diabetes melitus tidaktergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel B dan
resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosaoleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel B tidakmampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi relatifinsulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari
berkurangnya sekresi insulin padaperangsangan sekresi insulin, berarti sel B
pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa Ketoasidosis diabetik dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia danakibat ketosis, yang sering
dicetuskan oleh faktor-faktor :
1. Infeksi
2. Stress fisik dan emosional: respons hormonal terhadap stress
mendorong peningkatan proses katabolik Menolak terapi insulin.
KLASIFIKASI
Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Assosiation (1997) sesuai anjuran
perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah :
1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel B ), umumnya menjurus ke definisi insulin absolut :
o Autoimun
o Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan risestensi insulin disertai definisi
insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin)
3. Diabetes tipe lain
a. Defek generik fungsi sel B
o Maturity Onset Diabetes Of The Young (MODY) 1,2,3
o DNA mitokondria
b. Defek generik kerja insulin
c. Penyakit eksoskrin pankrea
C. Klasifikasi
Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Assosiation (1997) sesuai
anjuran
perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah :
1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel B ), umumnya menjurus ke definisi insulin absolut :
Autoimun
Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan risestensi insulin disertai definisi
insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin)
3. Diabetes tipe lain
a. Defek generik fungsi sel B
Maturity Onset Diabetes Of The Young (MODY) 1,2,3
DNA mitokondria
b. Defek generik kerja insulin
c. Penyakit eksoskrin pancreas
Pankreastitis
Tumor / pankreatektomi
Pankreatopati fibrokalkulus
d. Endokrinopati : Akromegali, Syndrom Cushing, Feokromositoma dan
hipertiroidisme.
e. Karena obat / zat kimia.
Vacor, pentamidin, asam nikotinat
Glukokortikoid, hormon tiroid
Tiazid, dilatin, interferon α, dll.
f. Infeksi : Rubela kongenital, sitomegalovirus.
g. Penyebab imunologi yang jarang ; antibodi ; antiinsulin
h. Syndrom generik lain yang berkaitan dengan DM : Sindrom Down,
Sindrom Klinefelter, Sindrom Turner, dll.
4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
D. Manifestasi Klinis
Keluhan dan gejala KAD timbul akibat adanya keton yang meningkat dalam darah,
antara lain:
1. Napas yang cepat dan dalam (napas kussmaul)
2. Napas bau keton atau aseton (seperti harumnya buah atau sweet, fruity
smell)
3. Nafsu makan turun
4. Demam
5. Mual, muntah
6. Nyeri perut
7. Berat badan turun
8. Capek, lemah
9. Bingung, mengantuk
10. Kesadaran menurun sampai koma.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang untuk ketoasidosis diabetic meliputi
1. Glukosa darah: meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
2. Aseton plasma (keton): positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolalitas serum: meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
pemeriksaan osmolitas= 2[Na+Kl] + [GDR/18] + [UREUM/6]
5. Elektrolit: Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
6. Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan selular). Selanjutnya akan
menurun
7. Fosfor: lebih sering menurun
8. Hemoglobin glikosilat: kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir.
9. Gas darah arteri : biasanya menunjukan Ph rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
10. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi) leukositosis
hemokonsentrasi sebagai respons terhadap stress atau infeksi.
11. Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi
ginjal)
12. Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
akut sebagai penyebab DKA.
13. Urin: gula dan aseton positif: berat jenis dan osmolitas mungkin meningkat.
14. Kultur dan sensitifitas: kemungkinan adanya infeksi saluran kemih pernafasaan
dan pada luka.
F. Patofisiologi
Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya hiperglikemia dan
ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya hiperglikemia atau
peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan protein dan glikogen atau lopolisis atau
pemecahan lemak. Hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotic ndengan hypovolemia
kemudian akan berlanjut terjadinya dehidrasi dan renjatan atau syok.glukoneogenesis
menambah terjadinya hiperglikemik. Lipolysis yang terjadi akan meningkatan pengangkutan
kadar asam lemak bebas ke hati sehingga terjadi ketoasidosis, yang kemudian berakibat
timbulnya asidosis metabolic sebagai kompensasi tubuh terjadi pernafasaan kussmaul.
G. Pohon Masalah
Kekurangan insulin
Asam-asam lemak
meningkat
Hiperglikemia
I. Pencegahan
1. Jangan menghetkan suntikan insulin atau obat diabetes walaupun sedang sakit dan
tidak nafsu makan
2. Periksa kadar gula darah sekali sehari dan catat hasil pemeriksaan tersebut
3. Periksa keton urin bila gula darah > 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak
4. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya, bila tidak nafsu makan,
boleh makan bubur atau minum berkalori lain
5. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi
I. Asuhan keperawatan
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan bekerjasama dengan diuresis osmotik tanggapan
hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah;
pembatasan intake tanggapan mual, kacau mental
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan bekerjasama dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme
3. Resiko tinggi terhadap bisul (sepsis) bekerjasama dengan peningkatan
kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual bekerjasama
dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit
5. Kelelahan bekerjasama dengan penurunan produksi energi metabolik,
insufisiensi insulin, peningkatan kebtuhan energi : status
hipermetabolik/infeksi
6. Ketidakberdayaan bekerjasama dengan penyakit jangka panjang,
ketergantungan pada orang lain
7. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan
bekerjasama dengan kesalahan menginterpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
RENCANA KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta
Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC, Jakarta