LITERATURE REVIEW
Disusun oleh :
Nim : 1608.14201.484
MALANG
2020
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Sekolah
LITERATURE REVIEW
Florentina Narus
NIM.1608.14201.484
Malang,….Agustus 2020
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
2
LEMBAR PENGESAHAN
LITERATURE REVIEW
Florentina Narus
1608.14201.484
Penguji I
Nurma Afiani.,S.Kep.,Ners.,M.Kep ( )
Penguji II
Penguji III
Mengetahui
NIP.197110152001121006
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Skirpsi ini dibuat untuk memenuhi syarat akhir dari program studi
S.Kep. Akan tetapi peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,
pengalaman dan kemampuan penulis melihat fakta dan realita yang ada serta
berbagai pihak dalam proses penyelesaian skirpsi ini. Penulis ingin memberikan
ucapan terima kasih yang mungkin hanya bisa dituliskan dalam skirpsi kepada :
Malang.
3. Abdul Qodir, S.Kep., Ners., M.Kep selaku kaprodi pendidikan Ners STIKes
4
8. Teman-teman S1 Pendidikan Ners angakatan 2016 yang telah memberikan
skripsi ini.
atas amal ibadah yang diberikan dan semoga skirpsi ini berguna, baik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini, masih jauh dari kata
terdapat pada diri penulis, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat
Florentina Narus
5
ABSTRAK
karakteristik hiperglikemia. Hal ini terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
pencarian jurnal menggunakan sumber data dari empat database yaitu Science
Direct, pudmed, Google Scholar, dan Elsevier dengan kata kunci dalam bahasa
mellitus tipe 2“ yang jumlahnya 812 jurnal, akan tetapi hanya menggunakan 10
tatalaksana diabetes mellitus. Jurnal yang digunakan mulai dari tahun terbit 2012
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 10 jurnal yang didapatkan pada literature
mellitus tipe 2.
6
Kesimpulan: Berdasarkan jurnal yang telah ditelaah, ada pengaruh
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lipid dan protein. Hal ini terjadi karena insulfisiensi fungsi insulin, yang
disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel beta dan kelenjar
glukosa di dalam darah melebihi dari batas normal. Hal ini terjadi karena
8
mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh agar tubuh tetap dalam
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang pada tahun 2035
dan Indonesia menempati urutan ke-7 di seluruh dunia. Dari 382 juta
415 juta orang dengan diabetes, terjadi peingkatan lebih tinggi yaitu 4 kali
lipat dari 108 juta di tahun 1980. Di perkirakan Pada tahun 2040 jumlah
642 juta. Didapatkan 80% orang dengan diabetes mellitus lebih banyak
9
yang terkendali dengan baik. Bukti sudah menunjukkan bahwa
glikemik yang optimal dan secara rutin, diet yang teratur, olahraga sesuai
dengan aturan atau anjuran dokter dan minum obat secara rutin. Kontrol
darah yang lebih dari batas normal. Indonesia sendiri mempunyai target
masih 8%, dan masih di atas target yang diinginkan yaitu 7%. Oleh
Diabetes Melitus di tahun 2000 dengan jumlah 171 juta orang dan
diperkirakan akan meningkat sampai 366 juta orang pada tahun 2030.
Melitus tipe 2 akan meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,1%,
jumlah ini lebih tinggi dibanding tahun 2007 yaitu sebesar 1,1%. Provinsi
2018).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2014, pasien dengan
Puskesmas Dinoyo dan Janti. Pada pasien rawat jalan Diabetes Melitus,
dibandingkan pada pasien rawat inap. Pasien rawat jalan cenderung tidak
10
memperhatikan makanan yang mereka konsumsi sehingga glukosa darah
latihan jasmani, terapi nutrisi medis atau Diet (TNM) dan Terapi
11
banyak protein, lemak, garam, dan gula (Departemen Kesehatan RI,
2011).
untuk merubah perilaku dari penderita dan hal ini sangat diperlukan untuk
2016) .
12
Militus Terhadap Modifikasi Pola Hidup Pada Pasien Diabetes Militus Tipe
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
terakhir
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGETAHUAN
1. Pengertian Pengetahuan
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya.
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
14
menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Sumiahadi et al.,
2017).
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
a. Awareness (kesadaran)
Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai
timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang)
d. Trial
Sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan yang
e. Adaption
2. Tingkat Pengetahuan
mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar dibagi
15
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni
merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk
mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat
b. Memahami (Comprehention)
suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan juga
Orang yang telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan,
c. Aplikasi (Application)
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
d. Analisis (Analysis)
16
mengelompokkan, membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek
tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
dimasyarakat.
a. Pendidikan
termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
b. Pekerjaan
17
pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang
c. Umur
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
d. Faktor Lingkungan
kelompok.
e. Sosial Budaya
18
c. Apabila pasien tidak paham mengenai penyakit Diabetes Melitus dan tidak
kuesioner yang terdiri dari kuesioner data diri pasien dan kuesioner
jawaban Benar dan Salah. Menjawab benar dengan skor 2, jika salah diberi
skor 1. Untuk jawaban benar dimulai dari 21-40 dan yang salah 1-20.
interaksi kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Beberapa proses
patologis terlibat dalam terjadinya diabetes, mulai dari perusakan sel β pada
berujung pada resistensi insulin. seseorang sering bergantung pada keadaan pada
saat diagnosis ditegakkan, dan banyak penderita diabetes yang sulit untuk
dikelompokkan dalam satu tipe tertentu. Jadi, untuk menentukan terapi yang efektif,
1. Edukasi
19
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit,
2. Perencanaan makanan
3. Latihan Jasmani
jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit),
4. Intervensi Farmakologi
Putra, 2015).
20
1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)
a) Sulfonilurea
insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu
secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini
a) Metformin
b) Tiazolidindion (TZD).
21
yang terdapat antara lain di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini
hati, dan bila diberikan perlu pemantauan faal hati secara berkala.
22
Obat golongan penghambat SGLT-2 merupakan obat antidiabetes
baru saja mendapat approvable letter dari Badan POM RI pada bulan
Mei 2015.
pernyataan 15 nomor dengan jawaban ya dan tidak. Jika Ya diberi nilai 2 dan
perilaku. Modifikasi juga dapat diartikan untuk merubah perilaku tidak adaptif
menjadi adaptif (Sunardi, 2010). Gaya hidup adalah pola Hidup seseorang yang
diekspresikan dalam aktifitas dan minat dari orang itu sendiri. Gaya hidup
alcohol, tidur yang cukup, menurunkan berat badan yang berlebih, mengatur pola
makan, dan berolahraga yang teratur untuk membakar lemak dan kalori yang
berlebih adalah gaya hidup sehat wajib dijalani penderita DM. Modifikasi gaya
hidup sangat penting untuk dilakukan, tidak hanya untuk mengontrol kadar
23
menurunkan prevalensi DM baik di Indonesia. Modifikasi gaya hidup antara lain:
konsumsi Garam. Konsumsi makan\an lebih baik dan peningkatan aktifitas fisik
tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien secara
1. Diet
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
10-15%. Untuk menentukan status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass
Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung
24
Berat Badan (Kg)
IMT =
makanan
Sumber Semua sumber karbohidrat dibatasi:
ketan, makaroni
Sumber protein Ayam tanpa kulit, ikan, Hewani tinggi lemak jenuh Keju,abon,denden
tidak berlemak
Sumber protein Tempe, tahu, kacang
kedelai
Sayuran Sayur tinggi serat: Bayam, buncis,daun melinjo, labu
25
kembang kol, lobak, sawi, psre, wortel, daun katuk.
jambu air, salak, belimbing pisang, alpukat, sawo, semangka, yang manis dan
nangka ,alpukat
kurmah, manisan
buah
Minuman Minuman yang
mengandung
alcohol, susu
drink, es krim,
yoghurt, susu
Lain-lain Makanan yang digoreng dan yang Gula pasir, gula
minuman manis :
cake, kue-kue
,manis, dodol,
manis, coklat
permen, tape,
mayonnaise.
Tujuan diet:
normal
menyebabkan pingsan
26
5. Mengurangi/ mencegah komplikasi
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih
pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama
malasan.
seminggu dengan jarak antar latihan tidak lebih dari 2 hari yang
dalam seminggu.
Bagi sebagian besar pasien DMT2, latihan fisik seperti jalan cepat,
sedang.
27
durasi sedikitnya 10 menit per sesi dan sesi ini dapat dilakukan
repetisi maksimal, atau 1-RM) atau berat (75- 80% dari 1-RM).
28
Latihan sendiri di rumah tanpa didampingi tenaga profesional
dianjurkan. Kombinasi latihan yang dilakukan tiga kali seminggu pada individu
dengan DMT2 akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengendalian
saja. Namun, hingga saat ini, berbagai penelitian menunjukkan bahwa total
durasi latihan dan pengeluaran kalori yang paling besar dapat dicapai dengan
dilakukan pada hari yang sama. Belum ada penelitian yang melaporkan
29
bahwa latihan yang dilakukan setiap hari tapi berselangseling akan lebih
efektif, atau mempelajari efek dari kombinasi latihan isokalori pada glukosa
darah. Selain itu, tidak ada bukti yang nyata mengenai manfaat berbagai
bentuk latihan yang lebih ringan, seperti yoga dan tai chi, dalam mengontrol
Latihan Kelenturan
mencakup beberapa latihan kelenturan, dan hal ini penting terutama bagi
individu dengan DMT2 yang berusia lebih tua dan lebih berisiko untuk jatuh.
Latihan kelenturan perlu untuk dilakukan tapi bukan untuk menggantikan jenis
peningkatan kadar glukosa darah (pra, selama dan pasca latihan). Pencatatan
klien. Klien penderita diabetes seringkali diberikan berbagai obat untuk kondisi
atau penyakit penyerta, antara lain obat diuretik, beta blocker, inhibitor
beberapa pengecualian:
30
(a) Beta-blocker diketahui akan menumpulkan respon denyut jantung saat
3. Pendidikan Kesehatan
4. Obat
dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah
Golongan Sulfonilurea
31
tinggi. Obat yang tersedia meliputi sulfonilurea generasi pertama
12-24 jam. Sehingga cukup diberikan satu kali sehari. Karena hampir
sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien DMT2 dengan gangguan
dan usus, maka dapat diberikan pada pasien DMT2 dengan ganguan
fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal yang tidak terlalu berat. Pasien
32
perlahan tanpa tanda akut dan dapat menimbulkan gangguan pada otak
sampai koma.
Meglitinid
maka dapat digunakan pada pasien yang alergi sulfur. Repaglinid dapat
hipoglikemi yang minimal. Glinid dapat digunakan pada pasien usia lanjut
DMT2. Penggunaan acarbose pada lansia relatif aman karena tidak akan
33
penyakit irritable bowel syndrome, obstruksi saluran cerna, sirosis hati,
dan gangguan fungsi ginjal yang lanjut dengan laju filtrasi glomerulus ≤
30 mL/min/1.73 m.
Biguanid
Golongan Tiazolidinedion
34
pasien dengan penyakit hepar, penggunaan tiazolidinedion tidak
peningkatan resiko fraktur baik pada wanita maupun pria. Insiden fraktur
dari tiga kali nilai normal. Penggunaannya pada lansia tidak dianjurkan.
DMT2 yang baru dikenal dengan penurunan berat badan yang hebat dan
1. Mulai dengan dosis 8–10unit long acting insulin (insulin kerja panjang)
1. Naikan dosis 2 unit bila glukosa darah puasanya di atas 126 mg/dl
2. Naikan dosis 4 unit bila glukosa darah puasanya di atas 144 mg/dl
Titrasi dosis ini dapat dilakukan selama 2-3 bulan pertama sampai kadar
35
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Jika jawaban benar maka diberi nilai 2, jika salah diberi nilai 1.
1. Definisi DM
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
baik yang akut maupun yang kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan
dan polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula
2. Manifestasi Klinis
Melitus diantaranya:
36
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada
(PERKENI, 2015).
(PERKENI, 2015).
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti.
37
Diabetes tipe 1 rentan terhadap ketoasidosis, memiliki insidensi lebih sedikit
b. Diabetes tipe 2
c. Diabetes gestational
glukosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan
dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen
insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan sindrom genetik (ADA, 2015).
38
4. Patofisiologi DM
sel yang memproduksi insulin beta pancreas (ADA, 2014). Kondisi tersebut
insulin atau antibodi sel antiislet dalam darah (WHO, 2014). National
penyakit ini cepat dan dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu.
Oleh karena itu, diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan
mutlak. Ini berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang
kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang
39
Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin
insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan
5. Komplikasi DM
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis diabetic
(Soewondo, 2006).
40
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang
(makrovaskuler) diantaranya:
41
b) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
(Widiastuti, 2012).
2) Penyakit serebrovaskuler
a) Gaya hidup
minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu
42
Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu
c) Obesitas
dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah.
normal. Bila tidak dapat diatasi maka akan trjadi gangguan Toleransi
a) Usia
tipe 2. DM tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering
43
b) Riwayat keluarga diabetes melitus
3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika memiliki ayah
memiliki risiko terkena DM sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi (Sahlasaida,
2015).
Risiko DM tipe 2 lebih besar terjadi pada hispanik, kulit hitam, penduduk
beberapa yang tertinggi di dunia baru saja ditemukan pada etni Indian
pada DM pada kehamilan adalah wanita yang hamil dengan umur lebih
infeksi yang berulang, melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 4 kg
(ADA, 2012).
44
G. Hubungan pengetahuan Tatalaksana Diabetes Melitus dengan modifikasi pola
semakin banyak dan semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin
terapi farmakologi (Ariani, 2012). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang harus
pasien diabetes melitus. Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan gaya hidup pasien diabetes mellitus (Alfiani, Yulifah, & Sutriningsih,
2017).
Dalam penatalaksanaan diabetes melitus terdiri dari terapi farmakologi dan non
farmakologis. Terpi farmakologi terdiri dari obat oral dan suntikan. Terapi non
farmakologi yang meliputi perubahan gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola
makan yang dikenal sebagai terapi gizi medis, meningkakan aktivitas jasmani, dan
edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus yang
dilakukan secara terus menerus. Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non
medis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang
didasarkan pada status gizi diabetisi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan
datangnya komplikasi antara lain dengan cara rutin memeriksakan diri, seperti guna
45
mencegah agar tidak terjadi retinopati diabetik, penderita dengan rutin memeriksakan
kesehatan matanya minimal satu tahun sekali. Penderita diabetes juga harus rajin
merawat dan memerikan kaki, guna menghindari terjadinya kaki diabetik dan
Dalam mengobati pasien DMT2 tujuan yang harus dicapai adalah meningkatkan
jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan penatalaksanaan jangka pendek adalah
mencapai tujuan tersebut, perlu penatalaksanaan diabetes secara lebih dini dan lebih
cepat sehingga kadar glukosa darah puasa, glukosa darah setelah makan,
variabilitas glukosa darah, HbA1c, tekanan darah, berat badan dan profil lipid dapat
dikendalikan. Hal ini dapat tercapai melalui pengelolanpasien secara holistic dengan
farmakologis.
penting pada terapi non farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa
46
darah dan pendidikan berkelanjutan tentang penatalaksanaan diabetes pada
pasien. Latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama 30 menit/
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan berenang.
jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa
pasien. Terapi nutrisi medis ini bersifat bersifat individu. Secara umum, terapi
2) Diet Diabetes
faktor koreksi. Faktor koreksi ini meliputi jenis kelamin, umur, aktivitas,
dan berat badan. Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dilakukan dengan
1. Jenis Kelamin
kalori pada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BBI dan
2. Umur
3. Aktivitas Fisik
sangat berat.
4. Berat Badan
yaitu apakah obes I atau obes II). Pada pasien dengan underweight,
48
kebutuhan kalori ditambah sekitar 20-30% dari kebutuhan kalori
3) Komposisi Makanan
kalori total. Asupan lemak ini tidak diperkenankan melebihi 30% dari
kalori total. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah bahan makanan
yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain :
dari kebutuhan kalori total. Sumber protein yang baik adalah seafood
(ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk
dengan PGD perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kgBB perhari
atau sekitar 10% dari dari kebutuhan kalori total. Anjuran asupan natrium
masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g
natrium diperlukan yaitu tidak lebih dari 2,4g garam dapur. Sumber
natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
49
masyarakat umum penderita diabetes dianjurkan mengonsumsi cukup
yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan
lain yang baik untuk kesehatan. Anjuran konsumsi serat adalah sekitar 25
pemanis tak bergizi. Pemanis bergizi meliputi gula alkohol dan fruktosa.
Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol, dan
hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pemilihan obat untuk
50
I. KERANGKA TEORI
Faktor risiko DM Komplikasi dari DM:
1. Faktor resiko yang dapat diubah : Gaya 1. Komplikasi metabolic akut : Hipoglikemia,
hidup, Diet yang tidak sehat, Obesitas dan
Ketoasidosis diabetic dan Sindrom HHNK
Tekanan Darah Tinggi
(Hiperglikemik Hiperlosmolar Non Ketotik)
2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah ( Usia,
Riwayat Keluarga DM,Ras,riwayat DM pada51 2. Komplikasi metabolic Kronik : Komplikasi pembuluh
kehamilan darah kecil ( Mikrovaskuler) dan Komplikasi
pembuluh darah besar(makrovaskuler)
Diabetes
Militus
Klasifikasi DM yaitu:
Manifestasi Klinis DM yaitu: Poliuria,
polydipsia,polifagia dan penyusutan - DM TIPE 1
berat badan - DM TIPE 2
- DM TIPE LAIN
DM TIPE 2 - DM TIPE GESTIONAL
Faktor yang
mempengaruhi 4 Pilar Tatalaksana Diabetes
pengetahuan: Militus:
1. Pendidikan 1. Edukasi
2. Pekerjaan 2. Diet/perencanaan
3. Umur makanan
4. Factor lingkungan 3. Latihan jasmani
5. Sosial budaya 4. Intervensi
Farmakologi
Modifikasi
pola Hidup
Pengetahuan
Edukasi
Obat oral dalam bentuk
suntikan
Diet/perencanaan
makanan
1. Pemacu sekresi insulin
2. Peningkat sensitivitas
terhadap insulin Latihan jasmani
3. Penghambat absorpsi
Glukosa disaluran Intervensi Farmakologi
pencernaan
4. Penghambat DPP-IV
5. Penghambat SHL
BAB III
METODE
52
A. Literature Review
untuk topik tertentu yang dipilih oleh peneliti dan menggunakan data
framework.
penatalaksanaan
pembanding
review.
2. Kata kunci
artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam
53
kunci yang digunakan yaitu “pengetahuan”,”tatalaksana diabetes
diabet
Penguasaan Pengelolaan Perubahaan Diabetes type 2
diabetes
insight variation Diabet
central.
54
penelitian yakni hubungan topik penelitian yakni
tipe 2
Intervention Faktor tatalaksana diabetes Selain Faktor emosional
pembanding
Outcome Adanya hubungan factor-faktor Tidak ada hubungan
55
BAB IV
56
modification”,” modification”, “life style”, “diabetes mellitus”.”. Sedangkan
berdasarkan masalah yang tidak sesuai topik yaitu berjumlah 112 jurnal.
N = 812
review analysis
Indonesia - 8 - - - -
English - 2 - - - -
Sum 0 10 0 0 0 0
58
Kategori N %
Tahun Publikasi
2020 2 20
2019 2 20
2018 3 30
2017 1 10
2016 1 10
2015 1 10
Total 10 100
Desain Penelitian
Croosectional 9
Deskriptif 1 10
Total 10 100
Diabetes
Persepsi diet, aktivitas fisik, Rahma, Siti., (2016)
59
2
Pola gaya hidup dengan modifikasi Takesh et al., (2017)
gaya hidup
nama peneliti, tahun, volume jurnal, judul, metode, hasil penelitian dan
memang informasi berasal dari ide atau hasil penulisan orang lain.
60
terjebak dalam unsur plagiat, penulis hendaknya juga mencatat sumber
berasal dari ide atau hasil penulisan orang lain. Membuat catatan,
61
Tabel 4.4 Daftar Hasil Pencarian Artikel
gka Sampel,Variabel,
Instrumen, Analisis)
1. Waode Azfari 2020 Hubungan antara tingkat u: cross sectional study. Hasil penelitian dari 26 responden Scholar
Laode Yusman hidup pada penderita dengan pendekatan memiliki pengetahuan kategori
mereka
62
seperti mudah lapar, mudah haus,
dan
gaya
kadar
dikategorikan
tanda
mudah
Faktor
yang
mengingatkan
63
memiliki
kebiasaan mengomsumsi
makanan dan
Selain itu
tingkat
kurang
sedangkan dari
hidup
responden
karena
komplikasi
64
yang ditimbulkan akibat dari
penyakit
kebutaan,
jantung
dan stroke.
2. Ahmad 2019 Hubungan antara pola gaya D: kuantitatif Analisis faktor mengidentifikasi Science direct
Suhardi hidup dan parameter dengan pendekatan tiga pola gaya hidup. Subjek yang
kardio-renal-metabolik pada observasional analitik dengan dicirikan oleh tipe malam, kualitas
pasien dengan diabetes desain cross sectional study. tidur yang buruk dan status
65
A: Uji Chi-Square HDL, tekanan darah, dan
brachial-pergelangan
aminotransferase, ɤ- kadar
66
glutamil
yang bagus Hidup Sehat Di antara S: non probability sampling menggunakan perangkat lunak
Miwako Diabetes Tipe 2 di Pedesaan purposive sampling, (versi 24.0). Berarti, persentase
klinis dan
analisis
67
menentukan
korelasi
dengan
tunggal,
campuran 2 arah.
4. Noor Ali 2018 - Gambaran tingkat D: Deskriptif Hasil Scholar
tentang modifikasi diet bagi V: Modifikasi gaya hidup dan yang memiliki tingkat
tipe 2 diwilayah kerja antidiabetik dengan kadar gula tentang Modifikasi diet sebanyak
68
5. Siti Rahmah 2018 - Hubungan persepsi diet, D: kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan Scholar
aktivitas fisik dan keteraturan dengan pendekatan bahwa terdapat hubungan antara
diabetes mellitus tipe 2 S: non probability sampling penyakit diabetes mellitus tipe 2
darah (p=0,028).
6. Dede nur 2018 - Hubungan tingkat D:Deskriptif Korelatif Hasil uji chi square hubungan Scholar
69
mellitus tipe 2 S: Total Sampling diabetes mellitus
A: Uji Chi-Square
7. Nurul Alfiani 2017 Volume 2 Hubungan pengetahuan D:coreelation menggunakan Hasil uji statistik penelitian scholar
Rita Yulifah nomor 2 diabetes mellitus dengan pendekatan cross sectional sebagian besar pengetahuan
Ani melitus V:pengetahuan diabetes melitus masuk kategori cukup (60%), dan
0,05.
8. Takeshi, dkk 2017 Hubungan antara pola gaya D: cross sectional study. Analisis faktor mengidentifikasi Elsevier
hidup dan parameter kardio- S: non probability sampling tiga pola gaya hidup. Subjek yang
renal-metabolik pada pasien dengan pendekatan dicirikan oleh tipe malam, kualitas
dengan diabetes mellitus tipe purposive sampling, tidur yang buruk dan status
70
crosssectional hidup dan parameter kadar HbA1c, alanine
71
tekanan darah sistolik dan
trigliserida,aspartate
Rahman nomor 2 hidup dan kepatuhan menggunakan metode survey square dan fisher (alpha=0,05)
Toharin konsumsi obat antidiabetik dengan pendekatan cross menunjukkan bahwa variabel
72
10 Prabha 2020 Vol.4 Tinjauan tentang Pengaruh D: kuantitatif Diabetes adalah faktor utama pudmed
Shrestha nomor 6 Modifikasi gaya hidup dengan pendekatan untuk keseluruhan status
Laxmi Ghimire tentang Diabetes dan observasional analitik dengan kesehatan, morbiditas, mortalitas
Kualitas Hidup desain cross sectional study. dan kualitas hidup. Diabetes yang
73
tuberkulosis dilaporkan menderita
hidup.
74
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Studi
terakhir.
1. Desain penelitian
cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Nurul & Ani 2017),
(Dede N. Hasanah, 2018), ( Syamsi & Widya, 2015), ( Noor Ali, 2018) ( Siti
(Prabha & Ghimir, 2012). Desain penelitian pada jurnal yang dianalisa
75
sebab (variabel independen) maupun variabel akibat (variabel dependen)
pada saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu,
Karena itu tidak selalu menuntut adanya hipotesis. Tidak menuntut adanya
tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikan
2. Teknik Sampling
dilakukan oleh (Nurul & Ani 2017), (Dede Hasanah, 2018), Syamsi dan
Widya, 2015), (Noor, 2018), (Siti Rahmah, 2016), (Ahmad, 2018), dan
sampling yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Waode & Laode, 2019).
adalah 7 jurnal.
76
Teknik penelitian pada jurnal yang dianalisa memiliki jenis yang
Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan studi kasus (case study),
dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representative untuk diamati
baik digunakan adalah purposive sampling pada teknik ini peneliti dapat
peneliti sehingga sampel yang ada lebih spesifik dan sesuai kriteria yang
77
3. Variabel penelitian
variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya terkait
dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Selain itu ada juga sebutan lain
lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria, respon, dan
indogen.
yaitu penelitian yang dilakukan (Nurul & Ani 2017), (Dede Hasanah, 2018),
Syamsi dan Widya, 2015), (Noor, 2018), (Siti Rahmah, 2016), (Ahmad, 2018),
sampling yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Waode & Laode, 2019).
4. Instrumen Penelitian
diberikan oleh responden tanpa batasan apapun yang masih sejalan dengan
6. Analisis Data
menggunakan analisis data dengan uji chi square. Uji chi square
78
bivariate antara variabel independen dengan variabel dependen dengan
A. Hasil Penelitian
jantung, stroke, kebutaan, ginjal dan penyakit ginjal. Kematian yang lebih
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nurul & Ani, 2017) penelitian
value menunjukan 0,00 artinya p-value < 0,05. Menurut penelitian (Noor
79
Menurut penelitian (Noor Ali, 2018) responden yang memiliki
sebagian besar adalah tidak sehat, dan terdapat hubungan antara tingkat
80
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Conflict Interest
81
Rangkuman menyeluruh atau literature riview ini adalah penulis
penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74
S I a P E R K E N I P E R K E N I P E R K E N I Konsensus.
Diabetes, P., Tipe, M., Rs, D. I., & Batang, Q. I. M. (2015). Hubungan Modifikasi
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i2.5193
82
Promotion International, 13(4), 349–364.
https://doi.org/10.1093/heapro/13.4.349
2010. 1–9.
Sumiahadi, A., Acar, R., Odoh, C. K., Martins, P. E., Akpi, U. K., Okekeaji, U., …
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2018.01.013
Diabetes, P., Tipe, M., Rs, D. I., & Batang, Q. I. M. (2015). Hubungan Modifikasi
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i2.5193
Diabetes Melitus Tipe 2 pada Wanita Lansia dengan Kadar Gula Tidak
83
Nia Novita Wirawan. (2018). Indonesian Journal of Human Nutrition. Indonesian
https://doi.org/10.21776/ub.ijhn.2016.003.Suplemen.5
Sonyo, S., Hidayati, T., & Sari, N. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Biochemistry, 500.
84
LAMPIRAN
85
86
Lampiran:1 :
87
Lampiran 2 :
88
Lampiran 3: Informed Consent
89
Lampiran 4: Lembar persetujuan Menjadi Responden
90
Lampiran 5 : Lembar kesedian Bimbingan Skripsi 1
91
Lampiran 6: Lembar Kesediaan Bimbingan Skripsi 2
92
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1
93
94
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Bimbingan 2
95
Lampiran 9 : Lembar Plagiat
96
97
Kuesioner Responden
Kode Responden :…………
98
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Data Demografi
Nama Inisial :
Umur :………………………Tahun
Alamat :
No Tlp / HP :
Jenis Kelamin :
Perempuan Laki-laki
Penyakit Penyerta :
99
Pendidikan Terakhir:
SD
SMP/SLTP
Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
PNS
SWASTA
PETANI
PEDAGANG
LAIN-LAIN, Sebutkan:…..
Petunjuk pengisian: Pililah jawaban sesuai yang Bapak/Ibu ketahui, dengan memberi
tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan dan semua pertanyaan dijawab dengan
satu pilihan.
Ket:
Salah : skor 1
100
gula darah seperti : daging tidak berlemak,ayam dan
telur
3 Makanan bagi penderita Diabetes adalah makanan
diabetes
6 Diet yang baik bagi penderita diabetes harus
diet diabetes
9 Latihan fisik secara teratur 3-4 kali seminggu adalah
aktifitas fisik
15 Pekerjaan rumah sehari-hari merupakan satu bentuk
101
16 Berenang adalah olahraga yang dianjurkan bagi
Petunjuk pengisian: Isilah dengan tanda () pada kolom yang tersedia dari
pernyataan yang sesuai dengan Bapak/Ibu lakukan dalam satu bulan terakhir.
atau dikukus
2. Saya mengkonsumsi makanan yang
teratur
6. Saya mengkonsumsi makanan yang
102
tinggi akan karbohidrat dan protein
7. Saya mengkonsumsi ikan laut
yang dianjurkan
9. Saya mengkonsumsi buah yang
dalam seminggu
11. Saya melakukan olahraga 30 menit
dari dokter
16. Saya tidak terbiasa mengkonsumsi
keinginan )
18. saya melakukan olahraga tidak
sampai 30 menit
19. Saya malas melakukan pekerjaan
membaca Koran )
20. Saya lupa meminum obat yang
dianjurkan
Total
103
Lampiran 10: Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
.
1 Pengajuan
judul
2 Konsultasi
Praproposal
3 Ujian
Praproposal
4 Studi
Pendahuluan
5 Ujian
Proposal
6 Penelitian
7 Ujian Skripsi
104
Table 4.5 Master sheet
n a DM tatalaksan
105
106
107