Anda di halaman 1dari 7

kehamilan pertama, pada umumnya akan merasakan perasaan senang dan keingintahuan yang

besar pada perkembangan janin dan diri sendiri tetapi pada saat bersamaan akan timbul rasa
cemas2
perasaan cemas biasa timbul pada trimester ke III karena ada rasa takut untuk menghadapi proses
persalinan3 ibu kawatir menghadapi proses persalinan lahir secara normal atau tidak, dan rasa
takut terhadap nyeri yang akan dirasakan saat bersalin4
Proses persalinan sendiri merupakan pengalaman yang membutuhkan banyak tenaga, emosi,
serta fisik. Banyak ibu yang mengalami perubahan psikologis seperti sulit tidur, ketakutan,
kesepian, stress, marah, keletihan, kecewa, perasaan putus asa, terutama kecemasan dalam
menghadapi persalinan5
Ibu hamil dengan kecemasan merupakan masalah satu masalah yang belum diatasi di negara
berkembang. Data WHO (2010) menunjukkan sekitar 5% wanita tidak hamil mengalami
kecemasan, 8-10% selama kehamilan, dan meningkat menjadi 13% ketika menjelang
persalinan.7 Beberapa negara berkembang di dunia beresiko tinggi terjadinya gangguan
psikologis pada ibu hamil (15,6%) dan ibu pasca persalinan (19,8%), diantaranya Ethiopia,
Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, Uganda, dan Zimbabwe.
Angka kejadian kecemasan pada ibu hamil di Indonesia mencapai 373.000.000. Sebanyak
107.000 atau 28,7% ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. 8
Menurut RISKESDAS (2018), angka depresi pada penduduk Indonesia sebanyak 6,1% dan
hanya 9% penderita depresi yang minum obat /menjalani pengobatan medis. Sedangkan ejadian
depresi di Aceh hampir mencapai 5%.9 Menurut profil kesehatan Aceh (2017), perempuan yang
mengalami gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku di Aceh mencapai 2,2 juta orang
Dampak buruk dari kecemasan ibu hamil memicu terjadinya rangsangan kontraksi rahim. Akibat
dari kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan darah sehingga mampu memicu terjadinya
preeklamsi dan keguguran (Maharani, 2008 dalam Novriani, 2017). Kelahiran Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dan bayi prematur juga merupakan dampak negatif dari kecemasan ibu hamil
(Spitz, 2013)
Kecemasan merupakan faktor utama jalannya proses pembukaan yang berakibat pembukaan
kurang lancar11 kecemasan berdampak pada rasa sakit yang dialami selama proses persalinan
yang tidak baik yang berakhir dengan operasi sectio caesarea12
Menjelang proses persalinan rasa takut yang ditimbulkan berpengaruh terhadap fungsi tubuh saat
bersalin, kecemasan menimbulkan vasokontriksi sehingga aliran darah terhambat dan berkurang,
yang dapat mempengaruhi organ saat proses pesalinan sehingga organ berfungsi tidak baik,
menyebabkan mengedan kurang kuat, dorongan dari dalam tubuh menjadi lemah, dan proses
persalinan menjadi terhambat13
Kecemasan yang dialami ibu juga dapat menyebabkan terjadinya partus lama. Partus lama
berdampak terjadinya infeksi intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan
fistula, dan cedera otot-otot dasar panggul yang memungkin dapat menyumbangkan kematian
ibu.14 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil trimester III menjelang proses
persalinan diantaranya yaitu usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga atau suami.15
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kecemasan ibu hamil trimester III yang diikuti
selama 3 bulan, lalu melihat hasil akhirnya apakah kecemasan ibu selama hamil berpengaruh
terhadap lamanya proses persalinan, kelahiran secara secsio caesaria, dan melihat bagaimana
keadaan bayi yang dilahirkan apakah memiliki berat badan lahir normal, atau berat badan halir
rendah
1. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Perubahan psikologis selama masa kehamilan adalah sebagai berikut.

a. Perubahan Psikologi Trimester Pertama

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul rasa

cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap penolakan,

ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen (bertentangan), perubahan

seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan goncangan psikologis sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman dan pertengkaran.23

b. Perubahan Psikologi Trimester Kedua

Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa

khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido. Trimester kedua

kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-quickening (sebelum gerakan janin

dirasakan oleh ibu) dan post-quickening (setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu).

Fase pre-quickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal dan

dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan menolak dari ibu

yang tampak dari sikap negatif seperti tidak mempedulikan dan mengabaikan, serta

ibu yang sedang mengembangkan identitas keibuannya. sedangkan, fase post-

quikening merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus

pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru

sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang, tetapi

perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan

psikologis dengan janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap

pasangannya semakin meningkat seirig dengan pertumbuhan janin.23


c. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil semakin

kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya akibat kondisi

kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi psikologis yang terjadi,

seperti perubahan emosional dan rasa tidak nyaman, sehingga ibu hamil

membutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi

ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan

emosi tersebut akibat dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu

dengan kondisi kehamilannya.23

A. Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan (anxiety) merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang

subjektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus

penyebabnya.25 Anxiety menggambarkan rasa kecemasan, khawatir, gelisah dan tidak

tentram yang disertai dengan gejala fisik. Anxiety merupakan bagian dari respon

emosional terhadap penilaian individu yang subjektif yang keadaannya dipengaruhi

alam bawah sadar.23

Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang

berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman

yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap memiliki

nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan bersifat negatif

dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis individu

yang bersangkutan.26
Menurut Reva Rubin selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu hamil

sering mengalami kesemasan. Yang membedakannnya adalah tingkat kecemasannya.

Setiap ibu hamil memiliki tingkat cemas yang berbeda-beda dan sangat bergantung pada

sejauh mana ibu hamil itu mempersiapkan kehamilannya.23

2. Tanda dan Gejala Kecemasan

Gejala-gejala psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek antara

lain pikiran, dimana keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, memandang diri sebagai sangat sensitif, dan merasa tidak

berdaya. Reaksi biologis yang tidak dapat dikendalikan, seperti berkeringat, gemetar,

pusing, jantung berdebar-debar, mual, dan mulut kering. Perilaku gelisah, keadaan diri

yang tidak terkendali seperti gugup, kewaspadaan diri yang berlebihan, serta sangat

sensitif. Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai situasi, rasa ketergantungan yang

tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.27

Seorang akan mengalami gangguan cemas manakala seseorang tidak mampu

mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Secara klinis, selain gejala cemas yang

biasa dirasakan, biasa juga disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap

(paling sedikit berlangsung selama 1 bulan) dengan 2 kategori gejala sebagai berikut.28

a. Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang (apprehensive

expectasion) adalah cemas, khawatir, takut, berfikir berulang (rumination),

membayangkan akan datangnya kemalangan pada dirinya maupun orang lain.

b. Kewaspadaan berlebihan yaitu mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga

mengakibatkan perhatian mudah teralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah

tersinggung dan tidak sabar.


Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian

sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata ataukeadaan yang benar-benar

ada. Kholil Lur Rochman (2010), mengemukakan beberapa gejala-gejala dari

kecemasan antara lain sebagai berikut.29

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian rasa takut

dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-

hal yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering

dalam keadaan heboh (exited) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering

juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution

(delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung

menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.


Dalam penelitian ini peneliti membuat kerangka konsep yang terdiri dari variabel independent yaitu
kecemasan ibu selama hamil, dan variabel dependentnya yaitu lama proses persalinan, cara persalinan,
serta konsidisi bayi yang dilahirkan
1. Desain Penelitian

2. Penelitian ini menggunakan rancangan studi analitik deskriptif dengan metode kuantitaif desain
kohort, yang bertujuan untuk mengikuti tingkat kecemasan ibu hamil selama 3 bulan pada
trimester ketiga
3. Lokasi Penelitian dan jadwal penelitian
4. Penelitian ini rencananya dilakukan di kabupaten Aceh Besar, direncanakan dilakukan pada tahun
2020 dilanjutkan dengan pengolahan dan penyusunan tesis.
5. Populasi dan Sampel Penelitian
6. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester yang berada dikawasan aceh besar dengan
sampel ibu hamil trimester III yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi besar sampel dan
populasi
7. Metode Pengumpulan Data
8. Pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder, instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu selama hamil trimester III
9. Rancangan Analisis Data
10. Analisis data pada penelitian ini menggunakan 3 analisis yaitu analisis univariat, bivariat dan
multivariat.

Anda mungkin juga menyukai