Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GANGGUAN PSIKOLOGI MASA KEHAMILAN

OLEH :
AILAN RIA PANGGABEAN
NIM :

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA KEBIDANAN


KELAS B SEMESTER 1
T.A 2021
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian psikologi pada masa kehamilan

Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata.
Dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental.
Psikologi tidak mempelajati jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang
abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental
yang berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari ilmu tingkah laku dan proses
mental.
Masa reproduksi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung
kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital
bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih
450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40 tahun
keatas perempuan masih dapat terjadi kehamilan, fertilitas menurun cepat sesudah umur
tersebut. (Ilmu Kandungan, 2008). Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap
kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar semua wanita menganggap bahwa kehamilan adalah
peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita menganggap sebagai
peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan yang selanjutnya. Perubahan fisik
dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan yang terjadi.
Konflik antara keinginan, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma- norma
sosial kultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus
berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat
gangguan jiwa yang berat.
a. Kehamilan yang tidak dikehendaki / tidak diinginkan

- Mempertahankan kehamilan
- Mengakhiri kehamilan ( aborsi )
- Wanita dewasa / ibu yang sudah menikah
b. Hamil dengan janin mati

c. Hamil dengan ketergantungan obat

Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau mental ( psikologis )
atau kedua – duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat secara terus –
menerus atau secara periodik.

d. Hamil diluar nikah

Kehamilan yang biasanya diakibatkan oleh pergaulan bebas dan diakibatkan oleh
pendidikan dari keluarganya berupa :

- Kekurangan kasih sayang yang diberikan oleh keluarga terhadap anak


perempuannya akibat orang tua nya sibuk bekerja, perceraian dan broken
home.

- Keluarga yang terlalu disiplin sehingga anak tersebut memberontak untuk


menunjukkan kedewasaannya.

 Pseudosiesis
Pengertian pseudosiesis adalah kehamilan amaginer atau palsu, gejala
kehamilan ini secara psikis lebih berat gangguannya
daripada peristiwa abortus. Biasanya gejala yang timbul seperti tanda hamil yang pasti
yaitu:

- Berhentinya menstruasi

- Membesarnya perut

- Payudara membesar

- Panggul membesar

- Perubahan-perubahan kelenjar endokrin

Pada kehamilan pseudosiesis secara psokologis ada sikap yang ambivalen


terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus di barengi ketakutan
untuk merealisir keinginan punya anak, sehingga terjadi proses inhibisi. Keinginan –
keinginan tersebut dibarengi rasa bersalah dan dorongan untuk menghukum diri sendiri
yang kemudian di kompensasikan dalam bentuk agresivitas, secara simultan,
berbarengan muncul kesediaan untuk tidak menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka.
Oleh komponen yang kontradiktif ini biasanya wanita tidak mau ke dokter untuk
memeriksakan dirinya.

 Keguguran

Reaksi wanita terhadap keguguran kandungannya itu sangat bergantung pada


kontitusi psikisnya sendiri. Maka tak bisa di pungkiri, bahwa janin atau bayi yang di
kandungnya itu di rasakan sebagai bagian dari jasmani dan rohaninya sendiri. Dan
berkepentingan terhadap ego wanita yang mengandung embrio tersebut:

- Faktor penyebab terletak pada psikis dan jiwa


- Wanita hamil yang bersangkutan, mencari bantuan pada faktor penyebab
tersebut, melakukan abortus secara tidak sadar dan
berlangsung diluar keinginan sendiri yang didorong oleh harapan yang tidak
disadari.
Beberapa penyebab keguguran menurut pendapat psikiater:
- Adanya penolakan dari ayah bayi
- Adanya penolakan dari ibu bayi
- Ketakutan untuk menjadi ibu
- Kecemasan yang disebabkan dari stress pekerja atau perselisihan dengan
suami maupun dengan anggota keluarga lain.

 Kemandulan

Pengalaman membuktikan bahwa ketakutan serta kecemasan yang berkaitan


dengan fungsi reproduksi akan menimbulkan dampak menimbulkan dampak yang
merintangi tercapainya orgasme pada coitus. Pendapat yang keliru tentang
reproduksi akan diinternalisasikan (dicernakan dalam pribadinya) oleh wanita yang
bersangkutan dan lambat laun akan menjadi pengaruh psikis. Pengaruh psikis:

- Ketakutan-ketakutan yang tidak disadari (dibawah alam sadar)

- Ketakutan yang bersifat inflantile (kekanak-kanakan).

Faktor-faktor yang menimbulkan stres pada wanita hamil


Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak saat itu sampai masa nifas berturut –
turut akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis, perubahan – perubahan yang
tejadi mencakup aspek – aspek sebagai berikut:
- Frekuensi nafas meningkat ( lebih sering ) membuat wanita hamil akan
menghirup lebih banyak ( oksigen ) udara
- Perut semakin membuncit
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan –
perasaan:
 Marah
 Tertekan
 Bersalah
 Bingung
 Was-was
 Kesal
 Pilu
 Khawatir

Hal ini biasanya di tandai dengan gejala – gejala :

- Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak

- Tidak bisa tidur

- Selalu menangis

- Perasaan cepat berubah

- Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan

- Senantiasa berfikiran negative

- Merasa tidak mampu dan takut atau gugup

- Tidak bias memusatkan perhatian

- Lebih sering lupa, bingung dan merasa bersalah

- Makan yang sangat sedikit atau sangat banyak

- Kehilangan kepercayaan dan harga diri

Kondisi psikologis pada wanita hamil:


- Sudah punya anak banyak
- Khawatir berubah penampilan
- Kemampuan finansial dirasa tidak memadai
- Keluhan sulit tidur
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil
- Mengurangi stress

- Mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan


- Memberikan support dari pihak keluarga

- Periksakan kehamilan secara teratur

- Makan sehat
- Jaga penampilan

- Mengurangi kegiatan

- Mendengarkan music
- Melakukan senam hamil

- Latihan pernapasan

Macam-macam gangguan psikologis pada masa kehamilan

a. Gangguan obsesif atau kompulsi


Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan
menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau
impuls yang tidak masuk akal, misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang
berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan
pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
b. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar atau gangguan manic ditandai oleh periode euphoria, atau
iritabel yang jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bias memusatkan
perhatian dan harga diri yang berlebihan. Baik gangguan depresi maupun episode manic
bias disertai gambaran psikotik, misalnya ; halusinasi auditorik maupun ide-ide delusi,
15-25% diantara wanita pernah mengalami depresi selama hidupnya. Insidens gangguan
bipolar atau gangguan manic ±0,5-1,5%. Insidens depresi mayor dan gangguan manic
cenderung meningkat pada periode pascapersalinan.

Ada dua gejala yaitu :

 Gejala gangguan depresi lain

- Wajah murung.
- Cengeng.

- Gelisah dan iritabilitas meningkat.

- Sulit konsentrasi.
- Ragu-ragu.

- Sering lupa.
- Timbul ide kematian dan bunuh diri biasa ditemukan pada depresi mayor.

 Gejala umum mania


- Ketidakstabilan mood dengan adanya peralihan mood yang cepat dari
kemarahan dan depresi.
- Cara bicara mania sangat cepat, keras dan sulit dipotong.

c. Skizofrenia
Merupakan gangguan pikiran, persepsi seperti : halusinasi
pendengaran, waham kesabaran, asosiasi longgar dan bicara kacau.
Selama fase akut, kehamilan dan skizofrenia sering mengalami eksaserbasi gejala
psikotik, waham cenderung aneh dan ada hubunganya dengan perubahan fisik dan
pergerakan janin pada kehamilan. Halusinasi pendengaran mempengaruhi langsung
suara mengintruksikan memukul perut supaya janin keluar. Wanita hamil dengan
adanya psikotik menolak kehamilannya sampai melahirkan.
d. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah hasil dari pengggunaan mekanisme pertahanan yang
tidak cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis. The Diagnostic and Statistical
Manual membagi 3 jenis kepribadian:
 Paranoid, schizoid dan gangguan kepribadian skizotipal khas diketahui dari
keganjilan atau keeksentrikannya.
 Histerik, narkistik, antisocial dan gangguan borderline cirri
khasnya timbul secara dramatis.
 Menghindar, tergantung, kompulsif dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan
ketakutan dan kecemasan. Faktor genetic dan lingkungan penting dalam
timbulnya penyakit ini dimana prevalensinya mungkin setinggi 20% individu
yang menderita mengenali maasalahnya dan berobat.

Perubahan psikologis pada ibu hamil

 Trimester I

Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa
minder karena ibu merasakan perubahan pada diriny
Segera setelah konsepsi kadar hormone estrogen dan progesterone meningkat,
menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
- Mencari tanda-tanda untuk menyakinkan bahwa dirinya hamil.

- Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-beda,


kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.

- Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.

- Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

- Khawatir kehilangan bentuk tubuh.

- Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan


emosi dan suasana hati.

 Trimester II

Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan trimester I
karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu
lebih bersemangat.

Pada trimester II biasanya ibu lebih bias menyesuaikan diri dengan kehamilannya
selama trimester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali. Ibu sudah
mulai merasa sehat dan mulai sudah menerima kehamilannya. Perut ibu belum terlalu
besar sehingga belum dirasa beban. Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.
 Trimester III
Trimester III ini biasa disebut periode menunggu dan waspada sebab pada pada saat
itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Rasa tidak
nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu merasa sedih
karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima
selama selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan
keluarga.
Pada trimester III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan
perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi
karena kelahiran. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang
tidak normal dan semakin ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran dan resah.
Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan kelahiran banyinya.

 Pengaruh perubahan psikologis pada ibu hamil terhadap janin yang dikandung

Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika
masalah ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses
pembentukan organnya.
Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu
kelahiran premature dan tidak berkembangnya janin. (Shinto, 2009). Setelah trimester
pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat menghadapi
pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap
sentuhan dari luar dan sudah bias merasakan kondisi psikologis ibunya. Kondisi ibu
yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.

 Cara mengatasi kondisi perubahan psikologis pada ibu hamil

- Dapatkan informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan
psikologis pada saat kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
- Komunikasi dengan suami segala hal yang dialami oleh ibu hamil, agar terjadi
saling pengertian dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
- Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up /
periksa kehamilan.
- Makan makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
- Tetap menjaga penampilan.
- Kurangi kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan
janin.
- Dengarkan music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada
- Melakukan senam hamil untuk dapat membantu ibu hamil
menormalkan perubahan psikologis.
- Latihan pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu
melahirkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada berbagai macam depresi / gangguan psikologi yang bisa terjadi pada masa
kehamilan, yaitu :
- Hamil yang tidak diinginkan Hamil dengan janin mati
- Hamil dengan ketergantungan obat Hamil diluar nikah
- Pseudisiesis Keguguran kemandulan

2. Adapun faktor yang mengakibatkan gangguan psikologi pada masa kehamilan


antara lain sebagai berikut:

- Sudah punya anak banyak Khawatir berubah penampilan

- Kemampuan finansial dirasa tidak memadai

- Keluhan sulit tidur

3. Cara mengatasi gangguan psikologi pada masa kehamilan:

- Mengurangi stress

- Mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan

- Memberikan support dari pihak keluarga

- Periksakan kehamilan secara teratur

- Makan sehat
- Jaga penampilan

- Mengurangi kegiatan

- Mendengarkan musik

- Melakukan senam hamil

- Latihan pernapasan
B. Saran

1. Mencari informasi seputar kehamilan, perubahan yang terjadi dalam diri ibu dan hal-
hal yang perlu dihindari agar janin tumbuh sehat.

2. Bicarakanlah perubahan selama kehamilan dengan suami maupun keluarga, sehingga


mengetahui dan di harapkan bias berempati dan mampu member dukungan
psikologis yang di butuhkan.

3. Periksa hamilan secara teratur, atur gizi seimbang


4. Perhatikan penampilan fisik dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan fisik
ringan.

5. Upayakan dengan berbagai cara agar terhindar dari stress.

Anda mungkin juga menyukai