Anda di halaman 1dari 25

KESEHATAN

MENTAL
IBU HAMIL
Bangunlah jiwanya…
Bangunlah badannya…
Untuk Indonesia Raya…
Sehat?

– WHO mendefinisikan sehat sebagai sebuah kondisi yang lengkap yaitu sejahtera
(well-being) dari segi fisik, mental dan sosial dan tidak hanya terbebas dari gejala
atau penyakit.
– Dadang Hawari  1984  WHO menambahkan aspek spititual sbg kriteria sehat,
shg Sehat berarti meliputi kondisi sejahtera pada
– (1) aspek Fisik/ jasmani/biologis
– (2) aspek kejiwaan/psikologis/
– (3) aspek sosial
– (4) aspek spiritual (rohani/agama).
Sehat mental/jiwa?

Definisi World Health Organization (WHO):


Sehat Jiwa bukan semata-mata tidak adanya gangguan jiwa, namun merupakan:

Suatu keadaan sejahtera dari seorang individu yang..


• menyadari potensi dirinya,
• mampu beradaptasi dengan stres kehidupan normal,
• dapat bekerja dengan produktif dan berkontribusi di lingkungannya
Sehat Masalah Gangguan
Jiwa Kesehatan Jiwa
Jiwa

Sehat Tidak Sehat


Sehat mental ditandai oleh
Hub kesehatan Fisik & Mental

– Fisik & psikis adalah kesatuan dlm eksistensi manusia


– Kesehatanya juga selalu berhub antara kes fisik & mental
– Keadaan fisik man mempengaruhi psikis,psikis mempengaruhi keadaan fisik

Goldberg,1984 : Ada 3 kemungk hub ant sakit fisik & mental


1. sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya
2. Sakit fisik itu sebenarnya gejala dr gangguan mental
3. antara gangguan mental & sakit fisik adanya saling menopang
Gangguan mental/jiwa

– Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari gangguan pikiran, gangguan


perasaan dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan penderitaan dan
terganggunya fungsi sehari-hari dari orang tersebut.
KONSEP YG SALAH MENGENGAI
GANGGUAN MENTAL
– Gangguan mental adalah herediter/ diturunkan.
– Gangguan mental tidak dapat disembuhkan.
– Gangguan mental muncul secara tiba-tiba.
– Gangguan mental merupakan aib/ noda bagi lingkungannya,.
– Gangguan mental merupakan peristiwa tunggal.
– Seks merupakan penyebab munculnya gangguan mental.
– Kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
– Kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”, yang dimaknai
sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi, pasrah
Penyesuaian Diri dan Kesehatan
Mental
– Scheneiders menjelaskan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang
melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara
sukses serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya
dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. 
– Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus
menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna
mencapai pribadi sehat
Karakteristik Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri secara positif


Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut :
– Tidak menunjukan adanya ketagangan emosional
– Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
– Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
– Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
– Mampu dalam belajar
– Menghargai pengalaman
– Bersikap realistik dan objektif.
Penyesuaian Diri yang Salah
Bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu :
a. Reaksi Bertahan
– Rasionalisme, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
– Repressi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam
tak sadar.
– Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
b. Reaksi Menyerang
– Selalu membenarkan diri sendiri
– Mau berkuasa dalam setiap situasi
– Mau memiliki
c. Reaksi Melarikan diri : minuman keras, obat-obatan, bunuh diri, tidur, berfantasi.
peristiwa penting dalam kehidupan manusia yang menuntut proses
penyesuaian

 Masuk sekolah
 Masa remaja
 Kuliah
 Bekerja
 Menikah
 Mengandung / Melahirkan
 Menjadi orang tua
 Lansia
 dll
Perubahan psikologis dan proses
adaptasi ibu hamil

Perubahan
fisik

Perubahan Perubahan
psikologis emosional
Pengaruh perubahan psikologis pada ibu hamil
terhadap janin yang dikandung

– v Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika
masalah ini terjadi saat trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses
pembentukan organnya.
– v Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu
memicu kelahiran premature dan tidak berkembangnya janin. ( Shinto, 2009 )
– v Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah
lebih kuat menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar
dan bereaksi terhadap sentuhan dari luar dan sudah bisa merasakan kondisi
psikologis ibunya.
– v Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bias membuat pertumbuhan janin optimal.
tri smester 1

Perubahan psikologis yang terjadi pada trimester I antara lain :


1.      Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya atau menolak
perubahan fisik.
2.      Merasa kecewa, cemas dan sedih.
3.      Seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil.
4.      Pada trimester pertama sikap seorang ibu menjadi ambivalent, kadang- kadang senang
pada kehamilan, kadang- kadang tidak menerima kehamilan 
5.      Pada awal kehamilan ini juga terjadi emosional menjadi tak stabil, hal ini karena adanya
perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu. 
Trisemester 2
– Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat sehingga biasa disebut
Periode pancaran kesehatan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang
– Perubahan fisik yang mulai terlihat membuat para wanita menganggap dirinya
sudah tak menarik lagi, terutama di depan suami. Hal ini berakibat pada
penurunan rasa percaya diri
Tri semester 3

– mulai adanya keterbatasan fisik dan aktivitas yang dialami oleh bumil sehingga
membuatnya tak nyaman saat berada di lingkungan sekitar
– Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek
– Bumil juga akan merasakan kecemasan-kecemasan mengenai cara melahirkan,
kondisi fisik bayi nantinya saat lahir, rasa takut sakit yang dialami oleh para ibu
yang melahirkan, serta kekhawatiran kelancaran saat melahirkan
Penyebab gangguan psikologis pada
ibu hamil
– Pertama, adanya perubahan hormon yang mgempengaruhi mood ibu secara
keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih.
– Penyebab lainnya adalah keadaan  fisik yang berubah saat hamil.
– Kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan sehingga banyak mendengar
mitos-mitos dimasyarakat
– Kurangnya dukungan keluarga terutama suami
– Perkembangan dan kematangan indivdu khususnya kematangan intelektual,
sosial, moral dan emosional.
Gejala masalah psikologis pada ibu
hamil
– 1. Kehabisan tenaga atau cepet lelah
– 2. Tidak bisa tidur
– 3. gampang menangis
– 4. Perasaan cepat berubah
– 5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
– 6. Sering berpikiran negatif
– 7. Merasa tidak mampu dan takut atau gugup
– 8. Tidak bias memusatkan perhatian
– 9. Lebih sering lupa, bingung dan merasa bersalah
– 10. Makan yang sangat sedikit atau sangat banyak
– 11. Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Harus diselesaikan secepat mungkin agar tidak berlanjut pada gangguan psikologis yang lebih serius ( post
partum depression, psikotik, dll)
Upaya preventif

1. Mengurangi stress
2. Mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan
3. Memberikan support dari pihak keluarga
4. Periksakan kehamilan secara teratur
5. Makan sehat
6. Jaga penampilan
7. Mengurangi kegiatan
8. Mendengarkan music
9. Melakukan senam hamil
10. Latihan pernapasan
Konsultasi dengan bidan atau tenaga kesehatan yang
lain.

– 1)      Menjelaskan bahwa apa yang dirasakan ibu adalah sesuatu yang normal.
– 2)      Mengungkapkan bahwa setiap pengalaman kehamilan adalah unik.
– 3)       Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi, petumbuhan bayi, tanda-tanda
kelahiran dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
– 4)       Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu dan cara
mengatasinya.
– 5)      Mendiskusikan tentang rencana persalinan
Gangguan psikologis ibu hamil yang
butuh penanganan lebih lanjut
Reaksi cemas
– Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan
– Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat
tidak spesifik ( twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan mudah lelah, insomnia )
– Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom ( palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di telapak
tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher )
Reaksi  panik
– Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa
sebab-sebab yang jelas.
– Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur,
rasa melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong lagi.
– Pemeriksaan fisik menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan
pendek, dan cepat
Reaksi obsesif-kompulsif
– Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran
untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan
secara berulang kali.
– Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.
Depresi berat
– Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan
berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan
untuk melakukan bunuh diri.
– Penelitian di RS Dr. Sutomo Surabaya ( 1999 ) menunjukan angka kejadian depresi pasca
persalinan ( Postpartum Blues ) sebesar 15,2% ( persalinan fisiologis ) dan 46,2% ( persalinan
patologis ).
– Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu
berkomunikasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
Skizofrenia
– Skizofrenia ditandai dengan gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu,
dapat dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi dan realita
dan lingkungan sekitarnya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai