BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil kegiatan dan pencapaian program Kesehatan Lingkungan Tahun 2020, maka perlunya
dilakukan analisis masalah dan pemecahan masalah sebagai bahan perencanaan untuk Tahun 20 21.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam bidang Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas
Cikeusal, diantaranya sebagai berikut :
2) Jamban Keluarga (JAGA), Tempat Sampah dan Sarana Pembuangan Air Limbah
(SPAL)
Untuk kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Cikeusal diantaranya yaitu pemeriksaan Jamban Keluarga (Jaga), Tempat
Sampah dan SPAL.
Dalam kegiatan pemeriksaan/inspeksi sanitasi sarana dasar berupa jamban, tempat
sampah dan SPAL saat ini telah dilaksanakan kepada 342 KK dari total 22.296 KK.
Pencapaian ini dirasa masih sangat jauh dari total KK yang harus diperiksa. Hal ini
dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu dari pelaksana sanitarian dalam melaksanakan
kegiatan pemeriksaan/inspeksi tersebut. Terhentinya kegiatan luar gedung yang
dikarenakan masa pandemi Covid-19 juga turut andil dalam pencapaian kegiatan inspeksi
sanitasi Jamban Keluarga tersebut. Sedangkan dari hasil pemeriksaan/inspeksi sanitasi
jamban keluarga yang telah dilakukan pada 342 KK diatas, didapatkan data bahwa
sebagian besar KK menggunakan jamban dengan jenis leher angsa dengan akses jumlah
penduduk pengguna jamban memenuhi syarat sebanyak 86,6% (19.868 KK).
Selain itu juga, demi mewujudkan kondisi sanitasi mandiri berbasis berbasis
masyarakat, telah dilakukan kegiatan pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di titik-titik kampung dimana masih terdapat masyarakat yang melakukan
kebiasaan buang air besar sembarangan (data dapat dilihat di Bab 3, Tabel 3.4). Dari hasil
pemicuan, terdapat 33 KK yang sadar dan terpicu untuk membuat sarana jamban mandiri
di rumahnya. Namun sampai dengan saat ini, baru 3 KK yang telah mengimplementasikan
pembuatan jamban keluarga di rumahnya. Minimnya jumlah KK yang sadar/terpicu serta
minimnya implementasi/pelaksanaan masyarakat yang terpicu untuk membuat jamban
mandiri, kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan biaya, keterbatasan kemampuan, serta
kurangnya pengetahuan dan wawasan mengenai dampak kesehatan dari perilaku buang air
besar sembarangan.
Kurangnya dukungan lintas sektor terkait terhadap kegiatan pemicuan juga menjadi
salah satu kendala dalam keberhasilan pemicuan. Belum terbentuknya “kader Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM)”, kurangnya partisipasi aktif dari aparat desa terkait
sehingga menyebabkan kurangnya motivasi dari masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan juga ditemukan masih banyak terdapat KK yang belum
memiliki tempat pembuangan sampah dan sarana pembuangan air limbah. KK yang
memiliki TPS sekitar 50% dan KK yang memiliki SPAL sekitar 45%. Hal ini kemungkinan
disebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya kesehatan
yang ditimbulkan oleh sampah dann limbah yang tidak dikelola dengan baik.
c. Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (Depot Air Minum, PIRT, Makjan, Jasa
Boga)
Dari hasil pencapaian program, bila dibandingkan dengan target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021, jumlah TPM yang diperiksa sudah mencapai
target. Apabila mengacu dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun
2016 – 2021 yang mana targetnya adalah 48% TPM memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan
pencapaian total berkisar 35% TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dikarenakan
masih minimnya daftar inventarisasi jenis dan jumlah serta lokasi TPM yang tersebar di wilayah
kerja Puskesmas Cikeusal, sehingga menimbulkan minimnya jumlah TPM yang dapat
diperiksa/diinspeksi sanitasi. Selain itu, kurangnya pengetahuan pemilik/pengelola TPM
terutama Depot Air Minum terhadap persyaratan kesehatan sanitasi sarana air minum serta
pentingnya pengujian air minum berkala untuk mencegah kemungkinan tidak memenuhi
persyaratan baku mutu air minum. Kurangnya juga dukungan dari lintas sektor terkait untuk
penegakan atau penekanan terhadap pengelola maupun pemilik Depot Air Minum yang tidak
mau memeriksakan kandungan kualitas air minumnya.
d. Penyehatan Rumah
Penyehatan rumah salah satu indikator dalam kegiatan kesehatan lingkungan yang
bertujuan untuk mengetahui dan menilai resiko pencemaran dari kondisi sarana sanitasi dan
dalam rangka merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat terutama peningkatan
akses sarana sanitasi.
Dalam kegiatan kunjungan rumah/inspeksi kesehatan lingkungan saat ini telah
dilaksanakan sebanyak 322 rumah dari total 16.964 rumah. Pencapaian ini dirasa masih sangat
jauh dari total rumah yang harus diperiksa. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu
dari pelaksana sanitarian dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah/inspeksi tersebut.
Terhentinya kegiatan luar gedung yang dikarenakan masa pandemi Covid-19 juga turut andil
dalam pencapaian kegiatan kunjungan rumah/inspeksi kesehatan lingkungan tersebut.
Sedangkan persentase rumah sehat yang diperiksa puskesmas baru mencapai 89 % dari 322
rumah yang diperiksa. Dari data cakupan rumah sehat masih rendah belum memenuhi target
100%.
Tabel 4.1. Prioritas dan Upaya Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja
Puskesmas Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang Tahun 2020
Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
1. Persentase Sarana 1. Pengawasan sarana/sumber air 1. Pengaturan jadwal kembali
Air Minum yang minum kurang berjalan optimal kegiatan untuk pengawasan
dilakukan dikarenakan keterbatasan tenaga sarana/sumber air minum
Pengawasan 2. Jumlah sasaran yang dilakukan 2. Membuat target menjadi 5
pengawasan terlalu banyak tahun sehingga sasaran
sehingga target terlalu berat dapat dibagi dan tercapai
3. Kegiatan luar gedung terhenti 3. Melakukan inspeksi
dikarenakan masa pandemi covid- kesehatan lingkungan
19 dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
2 Jumlah Desa yang 1. Rendahnya persentase Sarana 1. Pemberian Informasi
. Melaksanakan Sanitasi Dasar yang Memenuhi mengenai pentingnya
STBM Syarat Kesehatan. Kesehatan Lingkungan
pada sarana sanitasi dasar
berupa kegiatan
penyuluhan
2. Masih banyak terdapat KK yang 2. Penyadaran mengenai
belum memiliki sarana jamban pentingnya memiliki dan
keluarga dan memiliki kebiasaan menggunakan jamban
buang air besar sembarangan keluarga serta tidak
(BABS). melakukan kebiasaan
BABS dengan kegiatan
Pemicuan STBM
3. Kurangnya dukungan lintas sektor 3. Advokasi dan Koordinasi
terhadap kondisi masyarakat tidak dengan lintas sektor
mampu yang tidak memiliki akses (Aparat desa) untuk
sanitasi jamban. memecahkan solusi akses
sanitasi jamban yang masih
rendah.
3. Persentase Tempat- 1. Pengawasan/Inspeksi TTU yang 1. Pengaturan jadwal kembali
Tempat Umum masih kurang kegiatan
Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
(TTU) yang 2. Kegiatan luar gedung terhenti pengawasan/inspeksi
Memenuhi Syarat dikarenakan masa pandemi covid- sanitasi TTU
Kesehatan 19 2. Melakukan inspeksi
kesehatan lingkungan
dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
4. Persentase Tempat 1. Pengawasan/Inspeksi TPM yang 1. Pengaturan jadwal kembali
Pengelola Makanan masih kurang. kegiatan untuk TPM.
3. Kurangnya Inventarisasi Petugas 2. Pendataan serta
(TPM) yang
terhadap Jumlah TPM di seluruh inventarisasi TPM di
Memenuhi Syarat
wilayah kerja Puskesmas Cikeusal wilayah kerja Puskesmas
Kesehatan
Cikeusal.
4. Kurangnya pemahaman 3. Pemberian informasi
pemilik/pengelola TPM untuk mengenai pentingnya
memperhatikan kondisi sanitasi memperhatikan serta
lingkungan TPM nya. menjaga kondisi sanitasi
lingkungan TPMnya
dengan kegiatan
Penyuluhan.
4. Kurangnya dukungan dari lintas 5. Advokasi dan Koordinasi
sektor terkait pengawasan dan dengan lintas sektor
pembinaan TPM yang tidak (Aparat Desa, Toga, Toma)
memenuhi syarat kesehatan. untuk membantu
pengawasan dan
pembinaan TPM
5. Kegiatan luar gedung terhenti 6. Melakukan inspeksi
dikarenakan masa pandemi covid- kesehatan lingkungan
19 dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
5. Penyehatan rumah 1. Kunjungan rumah/inspeksi 1. Pengaturan jadwal kembali
kesehatan lingkungan yang kegiatan untuk pengawasan
berjalan optimal dikarenakan sarana/sumber air minum
keterbatasan tenaga 2. Membuat target menjadi 5
2. Jumlah sasaran yang dilakukan tahun sehingga sasaran
inspeksi terlalu banyak sehingga dapat dibagi dan tercapai
target terlalu berat 3. Melakukan inspeksi
3. Kegiatan luar gedung terhenti kesehatan lingkungan
dikarenakan masa pandemi covid- dengan menerapkan
19 protokol kesehatan seperti
memakai masker.
Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
6. Pelayanan Klinik 1. Rendahnya jumlah kunjungan 1. Koordinasi dengan lintas
Sanitasi yang klinik sanitasi program (dokter, perawat,
Optimal bidan) mengenai alur dan
sistem rujukan klinik
sanitasi.
2. Menambah jadwal klinik
sanitasi dihari bukanya poli
TB Paru