Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil kegiatan dan pencapaian program Kesehatan Lingkungan Tahun 2020, maka perlunya
dilakukan analisis masalah dan pemecahan masalah sebagai bahan perencanaan untuk Tahun 20 21.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam bidang Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja Puskesmas
Cikeusal, diantaranya sebagai berikut :

4.1. MASALAH DAN KENDALA


a. Sanitasi Dasar
1) Air Minum dan Air Bersih
Dari hasil pencapaian program, bila dibandingkan dengan target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021, jumlah sarana/sumber air minum yang
diperiksa masih kurang jauh dari target. Apabila mengacu dengan target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021 yang mana targetnya adalah 54%
sarana/sumber air minum dilakukan pengawasan, sedangkan pencapaian baru 34% dari
total sarana/sumber air minum yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cikeusal yaitu
sebanyak 6.899 sarana. Artinya masih terdapat kesenjangan 66%. Hal ini dikarenakan
jumlah penduduk dan jumlah sarana air minum yang banyak dan keterbatasan jumlah
tenaga yang mana tenaga sanitarian hanya berjumlah 1 orang serta kegiatan luar gedung
yang sempat terhenti dikarenakan masa pandemi covid-19 sehingga kegiatan
pemeriksaan/inspeksi tersebut tersebut belum dapat dilakukan secara optimal.

2) Jamban Keluarga (JAGA), Tempat Sampah dan Sarana Pembuangan Air Limbah
(SPAL)
Untuk kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Cikeusal diantaranya yaitu pemeriksaan Jamban Keluarga (Jaga), Tempat
Sampah dan SPAL.
Dalam kegiatan pemeriksaan/inspeksi sanitasi sarana dasar berupa jamban, tempat
sampah dan SPAL saat ini telah dilaksanakan kepada 342 KK dari total 22.296 KK.
Pencapaian ini dirasa masih sangat jauh dari total KK yang harus diperiksa. Hal ini
dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu dari pelaksana sanitarian dalam melaksanakan
kegiatan pemeriksaan/inspeksi tersebut. Terhentinya kegiatan luar gedung yang
dikarenakan masa pandemi Covid-19 juga turut andil dalam pencapaian kegiatan inspeksi
sanitasi Jamban Keluarga tersebut. Sedangkan dari hasil pemeriksaan/inspeksi sanitasi
jamban keluarga yang telah dilakukan pada 342 KK diatas, didapatkan data bahwa
sebagian besar KK menggunakan jamban dengan jenis leher angsa dengan akses jumlah
penduduk pengguna jamban memenuhi syarat sebanyak 86,6% (19.868 KK).
Selain itu juga, demi mewujudkan kondisi sanitasi mandiri berbasis berbasis
masyarakat, telah dilakukan kegiatan pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di titik-titik kampung dimana masih terdapat masyarakat yang melakukan
kebiasaan buang air besar sembarangan (data dapat dilihat di Bab 3, Tabel 3.4). Dari hasil

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 31


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

pemicuan, terdapat 33 KK yang sadar dan terpicu untuk membuat sarana jamban mandiri
di rumahnya. Namun sampai dengan saat ini, baru 3 KK yang telah mengimplementasikan
pembuatan jamban keluarga di rumahnya. Minimnya jumlah KK yang sadar/terpicu serta
minimnya implementasi/pelaksanaan masyarakat yang terpicu untuk membuat jamban
mandiri, kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan biaya, keterbatasan kemampuan, serta
kurangnya pengetahuan dan wawasan mengenai dampak kesehatan dari perilaku buang air
besar sembarangan.
Kurangnya dukungan lintas sektor terkait terhadap kegiatan pemicuan juga menjadi
salah satu kendala dalam keberhasilan pemicuan. Belum terbentuknya “kader Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM)”, kurangnya partisipasi aktif dari aparat desa terkait
sehingga menyebabkan kurangnya motivasi dari masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan juga ditemukan masih banyak terdapat KK yang belum
memiliki tempat pembuangan sampah dan sarana pembuangan air limbah. KK yang
memiliki TPS sekitar 50% dan KK yang memiliki SPAL sekitar 45%. Hal ini kemungkinan
disebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya kesehatan
yang ditimbulkan oleh sampah dann limbah yang tidak dikelola dengan baik.

b. Tempat-Tempat Umum (Pasar, Sarana Pendidikan, dll)


Dari hasil pencapaian program, bila dibandingkan dengan target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021, jumlah TTU yang diperiksa masih kurang
jauh dari target. Apabila mengacu dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
Tahun 2016 – 2021 yang mana targetnya adalah 58% Tempat-Tempat Umum memenuhi syarat
kesehatan. Sedangkan pencapaian total baru berkisar 49%. Hal ini dikarenakan masih banyak
terdapat sarana TTU yang belum dilakukan pengawasan/diinspeksi. Pencapaian pelaksanaan
pengawasan/inspeksi sanitasi pada tempat-tempat umum yang telah dilaksanakan yaitu baru 57
TTU. Sisanya sebesar 43 TTU belum dilakukan pengawasan/inspeksi sanitasi. Banyaknya
jumlah dan jenis TTU di wilayah kerja Puskesmas Cikeusal dan keterbatasan tenaga membuat
rendahnya cakupan pengawasan/inspeksi sanitasi dan rendahnya TTU yang memenuhi syarat
kesehatan serta kegiatan luar gedung yang sempat terhenti dikarenakan masa pandemi covid-19
sehingga kegiatan pemeriksaan/inspeksi tersebut tersebut belum dapat dilakukan secara optimal.
Sedangkan dari total TTU yang dilakukan pengawasan/inspeksi sanitasi, sebesar 29
TTU belum memenuhi persayaratan kesehatan diantaranya sekolah, pasar, sarana ibadah dan
Kantor Desa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya informasi dan pengetahuan
pemilik/pengelola TTU tersebut dalam sisi persyaratan kesehatan lingkungan pada TTU.

c. Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (Depot Air Minum, PIRT, Makjan, Jasa
Boga)
Dari hasil pencapaian program, bila dibandingkan dengan target Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021, jumlah TPM yang diperiksa sudah mencapai
target. Apabila mengacu dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun
2016 – 2021 yang mana targetnya adalah 48% TPM memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 32


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

pencapaian total berkisar 35% TPM yang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dikarenakan
masih minimnya daftar inventarisasi jenis dan jumlah serta lokasi TPM yang tersebar di wilayah
kerja Puskesmas Cikeusal, sehingga menimbulkan minimnya jumlah TPM yang dapat
diperiksa/diinspeksi sanitasi. Selain itu, kurangnya pengetahuan pemilik/pengelola TPM
terutama Depot Air Minum terhadap persyaratan kesehatan sanitasi sarana air minum serta
pentingnya pengujian air minum berkala untuk mencegah kemungkinan tidak memenuhi
persyaratan baku mutu air minum. Kurangnya juga dukungan dari lintas sektor terkait untuk
penegakan atau penekanan terhadap pengelola maupun pemilik Depot Air Minum yang tidak
mau memeriksakan kandungan kualitas air minumnya.

d. Penyehatan Rumah
Penyehatan rumah salah satu indikator dalam kegiatan kesehatan lingkungan yang
bertujuan untuk mengetahui dan menilai resiko pencemaran dari kondisi sarana sanitasi dan
dalam rangka merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat terutama peningkatan
akses sarana sanitasi.
Dalam kegiatan kunjungan rumah/inspeksi kesehatan lingkungan saat ini telah
dilaksanakan sebanyak 322 rumah dari total 16.964 rumah. Pencapaian ini dirasa masih sangat
jauh dari total rumah yang harus diperiksa. Hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu
dari pelaksana sanitarian dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah/inspeksi tersebut.
Terhentinya kegiatan luar gedung yang dikarenakan masa pandemi Covid-19 juga turut andil
dalam pencapaian kegiatan kunjungan rumah/inspeksi kesehatan lingkungan tersebut.
Sedangkan persentase rumah sehat yang diperiksa puskesmas baru mencapai 89 % dari 322
rumah yang diperiksa. Dari data cakupan rumah sehat masih rendah belum memenuhi target
100%.

e. Klinik Sanitasi / Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Pelayanan Klinik Sanitasi telah dilaksanakan setiap 1 kali dalam 1 minggu, namun
belum berjalan secara optimal. Jumlah kunjungan klinik sanitasi masih rendah. Hal ini
disebabkan Pasien yang dirujuk ke Klinik Sanitasi Jarang datang karena lebih fokus untuk
pengambilan obat kemudian pulang. Rendahnya kunjungan klinik sanitasi juga kemungkinan
disebabkan oleh masih banyak teman sejawat yang belum memahami rujukan klinik san itasi.

f. Pengelolaan Limbah Medis Puskesmas


Pengelolaan Limbah Medis terutama penempatan penampungan limbah medis di area
belakang Puskesmas saat ini sudah tertata rapih, baik padat, tajam maupun cair. TPS Limbah
medis dan non medis tidak dikhawatirkan lagi terkena percikan air hujan juga sangat besar
karena dinding sekitar area TPS sudah tertutup rapih.
Pengangkutan Limbah Medis Puskesmas Cikeusal setiap 1 bulan sekali oleh pihak ke-3
yaitu PT. Wahana Pamunah Limbah Industri (WPLI). Pengangkutan dilakukan oleh petugas
dari PT. WPLI menggunakan mobil kontainer khusus limbah medis.

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 33


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

4.2. UPAYA PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan permasalah dan kendala di atas, maka diperlukan upaya pemecahan/solusi
dalam menangani permasalahan dan kendala yang ada, agar dapat meningkatkan cakupan serta
pencapaian program kesehatan lingkungan Puskesmas Cikeusal. Masalah dan upaya pemecahan
masalah yang akan dilakukan diantaranya dirangkum dalam Tabel berikut :

Tabel 4.1. Prioritas dan Upaya Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kerja
Puskesmas Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang Tahun 2020

Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
1. Persentase Sarana 1. Pengawasan sarana/sumber air 1. Pengaturan jadwal kembali
Air Minum yang minum kurang berjalan optimal kegiatan untuk pengawasan
dilakukan dikarenakan keterbatasan tenaga sarana/sumber air minum
Pengawasan 2. Jumlah sasaran yang dilakukan 2. Membuat target menjadi 5
pengawasan terlalu banyak tahun sehingga sasaran
sehingga target terlalu berat dapat dibagi dan tercapai
3. Kegiatan luar gedung terhenti 3. Melakukan inspeksi
dikarenakan masa pandemi covid- kesehatan lingkungan
19 dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
2 Jumlah Desa yang 1. Rendahnya persentase Sarana 1. Pemberian Informasi
. Melaksanakan Sanitasi Dasar yang Memenuhi mengenai pentingnya
STBM Syarat Kesehatan. Kesehatan Lingkungan
pada sarana sanitasi dasar
berupa kegiatan
penyuluhan
2. Masih banyak terdapat KK yang 2. Penyadaran mengenai
belum memiliki sarana jamban pentingnya memiliki dan
keluarga dan memiliki kebiasaan menggunakan jamban
buang air besar sembarangan keluarga serta tidak
(BABS). melakukan kebiasaan
BABS dengan kegiatan
Pemicuan STBM
3. Kurangnya dukungan lintas sektor 3. Advokasi dan Koordinasi
terhadap kondisi masyarakat tidak dengan lintas sektor
mampu yang tidak memiliki akses (Aparat desa) untuk
sanitasi jamban. memecahkan solusi akses
sanitasi jamban yang masih
rendah.
3. Persentase Tempat- 1. Pengawasan/Inspeksi TTU yang 1. Pengaturan jadwal kembali
Tempat Umum masih kurang kegiatan

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 34


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
(TTU) yang 2. Kegiatan luar gedung terhenti pengawasan/inspeksi
Memenuhi Syarat dikarenakan masa pandemi covid- sanitasi TTU
Kesehatan 19 2. Melakukan inspeksi
kesehatan lingkungan
dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
4. Persentase Tempat 1. Pengawasan/Inspeksi TPM yang 1. Pengaturan jadwal kembali
Pengelola Makanan masih kurang. kegiatan untuk TPM.
3. Kurangnya Inventarisasi Petugas 2. Pendataan serta
(TPM) yang
terhadap Jumlah TPM di seluruh inventarisasi TPM di
Memenuhi Syarat
wilayah kerja Puskesmas Cikeusal wilayah kerja Puskesmas
Kesehatan
Cikeusal.
4. Kurangnya pemahaman 3. Pemberian informasi
pemilik/pengelola TPM untuk mengenai pentingnya
memperhatikan kondisi sanitasi memperhatikan serta
lingkungan TPM nya. menjaga kondisi sanitasi
lingkungan TPMnya
dengan kegiatan
Penyuluhan.
4. Kurangnya dukungan dari lintas 5. Advokasi dan Koordinasi
sektor terkait pengawasan dan dengan lintas sektor
pembinaan TPM yang tidak (Aparat Desa, Toga, Toma)
memenuhi syarat kesehatan. untuk membantu
pengawasan dan
pembinaan TPM
5. Kegiatan luar gedung terhenti 6. Melakukan inspeksi
dikarenakan masa pandemi covid- kesehatan lingkungan
19 dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti
memakai masker.
5. Penyehatan rumah 1. Kunjungan rumah/inspeksi 1. Pengaturan jadwal kembali
kesehatan lingkungan yang kegiatan untuk pengawasan
berjalan optimal dikarenakan sarana/sumber air minum
keterbatasan tenaga 2. Membuat target menjadi 5
2. Jumlah sasaran yang dilakukan tahun sehingga sasaran
inspeksi terlalu banyak sehingga dapat dibagi dan tercapai
target terlalu berat 3. Melakukan inspeksi
3. Kegiatan luar gedung terhenti kesehatan lingkungan
dikarenakan masa pandemi covid- dengan menerapkan
19 protokol kesehatan seperti
memakai masker.

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 35


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Alternatif Pemecahan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah
Masalah
6. Pelayanan Klinik 1. Rendahnya jumlah kunjungan 1. Koordinasi dengan lintas
Sanitasi yang klinik sanitasi program (dokter, perawat,
Optimal bidan) mengenai alur dan
sistem rujukan klinik
sanitasi.
2. Menambah jadwal klinik
sanitasi dihari bukanya poli
TB Paru

7. Puskesmas yang 1. Kurangnya kepatuhan tenaga 1. Pembinaan kepada


Melaksanakan Cleaning Service dalam Cleaning Service tentang
Pengelolaan Limbah pengelolaan limbah medis baik Pengelolaan Limbah Medis
Medis Sesuai dari cara pemisahan, alat di Puskesmas.
Peraturan perlindungan diri dan penempatan
3. Masih ditemukan limbah medis 2. Melakukan monitoring dan
pada tempat sampah khusus Memberitahukan kepada
limbah non medis. PJ Unit ruangan terutama
ruangan tindakan agar
tidak salah memilah limbah
medis dan non medis.

Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 36


UPT PUSKESMAS CIKEUSAL, KABUPATEN SERANG TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai