Anda di halaman 1dari 25

DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGI

PADA PERSALINAN

Bdn. Betanuari Sabda Nirwana,STr.Keb.,M.Tr.Keb


Pada Kala II, nyeri yang terjadi disebabkan oleh distensi dan kemungkinan
gangguan pada bagian bawah vagina dan perineum. Persepsi nyeri
dipengaruhi oleh berbagai faktor.
 Mekanisme nyeri dan metode penurunan nyeri yang terjadi pada wanita
yang bersalin beragam kejadiannya. Saat persalinan berkembang ke
fase aktif, wanita seringkali memilih untuk tetap di tempat tidur,
ambulasi mungkin tidak terasa nyaman lagi. Ia menjadi sangat
terpengaruh dengan sensasi di dalam tubuhnya dan cenderung menarik
diri dari lingkungan sekitar.
 Lama setiap kontraksi berkisar antara 30 – 90 detik, rata-rata sekitar 1
menit. Saat dilatasiserviks mencapai 8-9 cm, kontraksi mencapai
intensitas puncak, dan wanita memasuki fase transisi. Pada fase transisi
biasanya pendek, tetapi sering kali merupakan waktu yang paling sulit
dan sangat nyeri bagi wanita karena frekuensi (setiap 2 sampai 3 menit)
dan lama (seringkali berlangsung sampai 90 detik kontraksi). Wanita
menjadi sensitif dan kehilangan kontrol. Biasanya ditandai dengan
meningkatnya jumlah show akibat ruptur pembuluh darah kapiler di
serviks dan segmen uterus bawah.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS DALAM PERSALINAN

Perubahan Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-


Psikologis Pada kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika
Ibu Bersalin bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta
Kala I takhayul lain.

Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman
kecemasan dan konflik batin. Hal ini dan selalu kegerahan serta tidak sabaran
disebabkan oleh semakin membesarnya janin sehingga harmoni antara ibu dan janin yang
dalam kandungan yang dapat mengakibatkan
calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan,
dikandungnya menjadi terganggu. Ini
dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan disebabkan karena kepala bayi sudah
bernafas dan macam-macam beban jasmaniah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi
lainnya diwaktu kehamilannya. pada rahim.
Ketakutan menghadapi Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu
kesulitan dan resiko singkat dan tanpa sebab sebab yang jelas
bahaya melahirkan bayi
yang merupakan hambatan
dalam proses persalinan :
Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik,
jantung berdebar-debar

Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong


saat persalinan

Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek,


cepat dan takikardi
Adanya
harapan
harapan • Harapan cinta
• keinginan untuk
mengenai kasih
jenis kelamin memiliki janin yang
bayi yang • Impuls Sikap
unggul
• Cemas kalau bayinya
akan bermusuhan bermusuhan
tidak aman di luar
dilahirkan. terhadap
Timbullah dan kebencian bayinya
rahim
• Belum mampu
dualitas bertanggung jawab
perasaan sebagai seorang ibu
yaitu:
Kegelisahan dan ketakutan
menjelang kelahiran bayi:

Takut Trauma Perasaan Ketakutan


mati kelahiran bersalah riil
Pendekatan dengan
Komunikasi Teraupetik Membantu klien mengurangi beban persaan
Komunikasi teraupetik dan pikiran selama proses persalinan
merupakan komunikasi yang
mendorong proses
penyembuhan klien.
 Proses yang digunakan
oleh perawat memakai
pendekatan yang Membantu mengambil tindakan yang
direncanakan secara sadar, efektif untuk pasien
bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan pada klien.
Komunikasi teraupetik
termasuk komunikasi
interpersonal dengan titik Membantu mempengaruhi orang lain,
tolak saling memberikan lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
pengertian antara perawat kesejahteraan Ibu dan proses persalinan
dengan klien. Tujuan agar dapat berjalan dengan semestinya.
komunikasi teraupetik,
yaitu:
Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II

1. Panik Dan Terkejut Dengan Apa Yang Terjadi Pada Saat


Pembukaan Lengkap
2. Bingung Dengan Adanya Apa Yang Terjadi Pada Saat
Pembukaan Lengkap
3. Frustasi Dan Marah
4. Tidak Memperdulikan Apa Saja Dan Siapa Saja Yang Ada
Di Kamar Bersalin
5. Rasa Lelah Dan Sulit Mengikuti Perintah
6. Fokus Pada Dirinya Sendiri
Fase Laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia
karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada
awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan
khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena
kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak
tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada
Dalam mengatasi gangguan wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami
psikologis ini maka akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
diperlukannya adanya
konseling. Konseling
Gangguan psikologi pada
persalinan terbagi atas 2
Fase Aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu
fase yaitu : kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat.
Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga
wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita
akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk
mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu
beradaptasi dengan kontraksinya.
Gangguan psikologis
Melakukan pemeriksaan berkala
dapat dicegah atau selama kehamilan
dideteksi secara dini
dengan cara :

Jika ditemukan adanya gangguan selama


proses hamil atau bersalin dengan
adanya pemantauan berkala dari bidan Diperlukannya dan ditekankan nya
peranan dak partisipasi dari
maka dengan segera dapat diatasi dan keluarga terutama orangtua dan
ditangani dan diminimalisir agar tetap suami.
terwujud persalinan yang man ibu dan
anak sehat

Memebrikan asuhan dan


Melakukan konseling dan temu
pengetahuan pada ibu seputas
wicara untuk menangani masalah
kehamilan dan persalinan agar ibu
atau keluhan yang sedang
tidak merasa takut dan berandai
dirasakan ibu
andai dengan persalinannya

Anda mungkin juga menyukai