Anda di halaman 1dari 33

BIODATA DIRI

Nama : Puput Kurnia Sari


Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 13-03-1993
Alamat : Dsn. Karangrejo Rt ½ Kel. Pabelan, Kec.
Pabelan, Kab
Semarang
Pendidikan Terakhir : S2 Kebidanan
Email : Puput_Kurnia27@yahoo.co.id
PSIKOLOGIS TENTANG
PERKEMBANGAN
PEREMPUAN DAN
KELUARGA DALAM
PERSIAPAN KEHAMILAN
SEHAT
PERUBAHAN PERILAKU PADA
IBU HAMIL

Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku, ini
semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Perubahan itu antara lain:
1. Cenderung malas
Kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan
hormonal yang sedang dialam ibu hamil. Tidak ada salahnya bila suami
menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan
menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.
2. Lebih sensitive
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif.
Mudah tersinggung lalu marah. Dampak perubahan psikis ini
nantinya akan hilang. Bila suami membalas kembali dengan
kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga
mempengaruhi pertumbuhan janinnya.
3.  Minta perhatian lebih
Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah ketika ibu
hamil tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan.
Perhatian yang diberikan suami bisa memicu tumbuhnya rasa
aman yang baik untuk pertumbuhan janin.
4.  Gampang cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul
tanpa alasan. Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun
mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Untuk
menenangkannya, bila perlu suami ceritakan dengan terperinci
aktivitasnya.
5.    Akibat hormon progesterone
• Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar
karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal
inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu.
• Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya
sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang
sedang mengalami siklus haid.
• Biasanya ibu yang menerima atau bahkan sangat
mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan
diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis,
mereka lebih siap.
Lanjutan…

• Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena


kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal
yang lebih berat.
• Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika
tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik
yang terjadi selama kehamilan.
• Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama
kehamilan.Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi.Lalu
berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu
sudah bisa menyesuaikan dirinya.
WASPADAI PERUBAHAN BERLEBIHAN PADA IBU
HAMIL
Perubahan perilaku pada ibu hamil ada yang masih normal tidak akan
mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang
mesti diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah berlebihan. Yang pasti
waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres
sehingga perilakunya bisa membahayakan janin. Misalnya, kemalasan
ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau
kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan.
Kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas
fisiologis dalam diri ibu.
Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat
mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin,
aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di samping
itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah,
pening, dan mual. Apalagi masa trimester pertama merupakan
masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin. Oleh
karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja
wajar muncul di masa hamil, banyak hal yang bisa dilakukan,
yaitu:
1. Menyimak informasi seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari
buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan di
internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi
maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan.Ibu pun
jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu
terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul
berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu
kondisi psikis.
2. Kontrol teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau
bidan.Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang
perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu
penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan
menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater
yang dapat membantu kestabilan emosi.
3. Perhatian suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun
kestabilan emosi ibu.Misalnya, ibu bisa saja meminta suami
untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan
agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari
pasangan.
4. Jalin komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi,
tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami.Dengan
begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu
memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan.Dukungan
dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh
terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan
ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa
perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi
berkepanjangan.
5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang
dapat meredakan gejolak perubahan psikis. Bisa dengan
menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya,
ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai
perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
6. Perhatikan kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai
perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa
terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan
asupan gizi.Hindari mengonsumsi makanan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung
zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak
dianjurkan bagi kehamilan.
7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu
bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik
lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur
napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.
PERUBAHAN DAN ADAPTASI DAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN

1.   Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester I


Trimester pertama merupakan masa kekhawatiran dari penantian. Segera
setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat
dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari
pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
1)    Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a.   Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b.   Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
c.   Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda
untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Para wanita juga
mungkin akan mengalami ketakutan, tentang perubahan pada tubuhnya.
Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika
mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang
lalu.
2)    Bentuk motivasi:
a.   Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya
kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi
seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk
keluarganya.
b.  Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan
terhadap orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat
sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada
waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian
dari seseorang yang sangat dominan baginya.Keluarga
dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini
dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu,
yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna
mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam
kehidupan sosialnya secara profesional.
Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa
sakit,kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat
dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
a.    Stress di dalam individu
b.    Stress yang disebakan oleh pihak lain
c.    Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan
social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan
kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan
kejadian kehamilannya.
1.      Memperkuat Ikatan
2.      Kehamilan dan Libido
3.      Kehamilan dan Olahraga
2.   Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan
trimester II
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran
kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita
umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan.
a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu
prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin
yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat
dilihat pada penjelasan berikut :
1)   Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening
pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi
hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan
ibunya yang telah terjadi selama ini. Proses yang terjadi
dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan
identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi
pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu).
2)   Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan
yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada
kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru
sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan
kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum
kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama kali dan wanita karir.
b.   Menjaga agar ikatan tetap kuat
Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini.
c.   Menjaga kehamilan yang sehat
Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah
keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan
pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa
nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan
seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami
selama trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan
libido.
d.   Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia
akan merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya.
Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang
perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi
sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil
tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran
yang cukup besar selama kehamilan.
e.   Berhubungan seks
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak
ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin
tidak akan terpengaruh karena berada di belakang serviks
dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam
beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua
tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu
dengan riwayat persalinan prematur.
3.    Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu /
penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi.Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal
yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu
merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu.
Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil. Trimester ketiga merupakan
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan
dilahirkan dan bagaimana rupanya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai