Anda di halaman 1dari 8

JKA.

2022;9(1):33-39 ARTIKEL PENELITIAN

PENGALAMAN MANTAN PASIEN


DALAM MENJALANI PENGOBATAN COVID-19

Hendra Gunawanˡ, Rahmat², Yayat Hidayat³


1,2,3)
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
hendraguna179@gmail.com

ABSTRAK

COVID-19 menimpa berbagai kalangan termasuk juga dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa
di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung. Berdasarkan data dari tim Satgas COVID-19 Unisa
Bandung jumlah yang terkena COVID-19 dari bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Maret
2021 sejumlah 9 orang, terdiri dari 2 orang dosen, 1 orang tenaga kependidikan serta 6 orang
Mahasiswa. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran pengalaman mantan
pasien selama menjalani pengobatan penyakit COVID-19. Tujuan khusus penelitian ini adalah
untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang riwayat mantan pasien terkena penyakit COVID-19,
pengalaman berobat mantan pasien COVID- 19, pengalaman isolasi mandiri, serta dukungan
keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Populasi pada penelitian ini adalah mantan pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh
di Unisa Bandung dari unsur dosen, tenaga kependidikan dan Mahasiswa. Kegiatan penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus 2021. Hasil penelitian didapatkan 5 tema yaitu riwayat
mengidap penyakit, gejala penyakit, pengalaman isolasi mandiri, pengalaman terkena penyakit,
faktor pendukung kesembuhan. Saran bagi pihak Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang
terintegrasi untuk penanganan penyakit COVID-19 mulai tingkat pemerintah pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, Rukun Warga dan Rukun Tetangga.

Kata kunci : COVID-19, mantan pasien, pengalaman

THE EXPERIENCE OF A FORMER PATIENT IN UNDERGOING COVID-19


TREATMENT

Abstract

Lecturers, education personnel, and students of the 'Aisyiyah University (Unisa) Bandung have
all been affected by the COVID-19. Based on data from the Unisa Bandung COVID-19 Task
Force, the number of people affected by COVID-19 from March 2020 to March 2021 was nine,
consisting of 2 lecturers, one education staff, and six students. The overall goal of this study was
to look at how past patients described their experiences while receiving COVID-19 therapy. This
study aims to investigate the history of former COVID-19 disease patients, treatment experiences,
self-isolation experiences, and family support. This research takes a phenomenological approach
and a qualitative method. The population in this study is former COVID-19 patients who have
been declared cured at Unisa Bandung of elements of lecturers, education staff, and students.
Research activities were carried out in August 2021. The study's results obtained five themes:
history of illness, symptoms of illness, the experience of self-isolation, the experience of getting
infected, and supporting factors for healing. The suggestions are that the government should
make integrated policies in handling COVID-19, starting at the central, provincial, district/city,
sub-district, village levels, and pillars of residents and neighbors. 

Keywords: COVID-19, experiences, former patient

33
34 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

PENDAHULUAN Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk


mengeksplorasi lebih dalam tentang riwayat mantan
Saat ini penyakit COVID-19 sudah menjadi
pasien terkena penyakit COVID-19, pengalaman
pandemi dan menyebar ke berbagai negara termasuk
berobat mantan pasien COVID- 19, pengalaman
Indonesia. Penyakit COVID-19 menimpa berbagai
isolasi mandiri serta dukungan keluarga.
kalangan termasuk juga dosen, tenaga kependidikan
serta mahasiswa di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) METODOLOGI
Bandung. Berdasarkan data dari tim Satgas
Penelitian ini menggunakan pendekatan
COVID-19 Unisa Bandung jumlah yang terkena
fenomenologi melalui teknik wawancara mendalam
penyakit COVID-19 dari bulan Maret 2020 sampai
(Indepth Interview) terhadap partisipan untuk
dengan bulan Maret 2021 dari data Satgas COVID-19
menggali pengalaman mantan pasien COVID-19
Unisa Bandung yakni sejumlah 9 orang, terdiri dari
selama menjalani pengobatan. Wawancara mendalam
2 orang Dosen, 1 orang tenaga kependidikan serta 6
dilakukan kepada 3 orang partisipan. Wawancara
orang Mahasiswa (Satgas COVID-19 Unisa Bandung,
mendalam pada penelitian ini untuk mengeksplorasi
2021).
pengalaman mantan pasien COVID-19 selama
Berdasarkan studi pendahuluan berupa
menjalani pengobatan yang terdiri dari riwayat
hasil wawancara dengan 2 orang yang pernah
terkena penyakit COVID-19, pengalaman berobat
positif COVID-19 di Unisa Bandung ditemukan
baik di Rumah Sakit maupun menjalani isolasi
fenomena yang menarik. Fenomena tersebut antara
mandiri serta dukungan keluarga.
lain terkait dengan riwayat atau latar belakang
Tahapan penelitian ini meliputi tahap
terkena penyakit COVID-19. Mantan Pasien yang
pengumpulan data, pengolahan data serta analisis
pertama mengemukakan kemungkinan berasal dari
data. Analisis data pada penelitian dilakukan dengan
klaster keluarga, sedangkan mantan pasien yang lain
langkah-langkah yaitu transkripsi interview atau
mengemukakan kemungkinan dari klaster daerah yang
catatan lapangan dengan menelaah data dari responden,
termasuk zona hitam COVID-19. Dari aspek gejala
reduksi data dengan membuat rangkuman inti, proses
penyakit COVID-19 yang dialami oleh kedua mantan
serta pernyataan-pernyataan, koding yang bertujuan
pasien tersebut juga menunjukkan hal yang berbeda.
memudahkan identifikasi fenomena dengan dibuat
Mantan pasien yang pertama mengatakan gejala yang
kode tertentu, kategorisasi yaitu menyusun kategori
dialaminya yaitu pilek dan demam saja serta tidak
dari temuan pada saat penelitian. Dalam rangka
kehilangan indra penciuman, akan tetapi pasien yang
menjaga dan menjamin validitas dalam analisis
kedua menyatakan kehilangan indra penciuman.
data penelitian dilakukan dengan teknik triangulasi
Pada aspek yang lain tentang perlakuan
yaitu pengecekan data dari berbagai sumber data
tetangga dan masyarakat kepada pasien yang positif
dengan berbagai cara dan pada waktu yang berbeda.
COVID-19, mantan pasien menyatakan bahwa
Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan
Masyarakat di sekitar tempat tinggalnya cenderung
pada bulan Agustus 2021.
tidak perhatian, mempunyai stigma/pandangan
negatif, sedangkan mantan pasien yang lain HASIL
mengatakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
cenderung care dan tidak berpandangan negatif 1. Karakteristik Partisipan
kepada pasien COVID-19. Partisipan pada penelitian ini sejumlah
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk 3 orang. Identitas setiap partisipan dijaga
menganalisis gambaran pengalaman mantan pasien kerahasiaannya serta diberi inisial P. Karakteristik
selama menjalani pengobatan penyakit COVID-19. partisipan dapat dilihat pada tabel 1.

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Pengalaman Mantan Pasien dalam Menjalani Pengobatan Covid-19 35

Tabel 1. Data Partisipan

Karakteristik P1 P2 P3
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Laki-Laki
Usia 34 Tahun 38 Tahun 20 Tahun
Profesi Dosen Tenaga Kependidikan Mahasiswa

2. Tema Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara mendalam pusing, demam, batuk, ada pilek juga serta
kepada partisipan, peneliti membuat koding, anosmia”…(P3)
kategorisasi dan tema. Tema tersebut adalah : “……Saya merasakan lelah, demam
a. Riwayat Mengidap Penyakit tinggi sampai 39 derajat dan hilang indra
Dari hasil wawancara mendalam penciuman, tidak bisa mencium bau apapun”…
kepada partisipan menyatakan mereka (P1)
mempunyai pengalaman berbeda-beda
c. Pengalaman Isolasi Mandiri
terkait riwayat terkena COVID-19. Partisipan
Para partisipan menyatakan ketika
menyatakan kemungkinan dari klaster keluarga
terkena penyakit COVID-19 ada yang isolasi
karena ada keluarganya yang terkena penyakit
di Rumah sakit, ada juga yang di rumah.
COVID-19, ada juga yang menyatakan
Partisipan yang melaksanakan isolasi di
kemungkinan dari interaksi dengan pihak
Rumah sakit menyatakan bahwa kegiatan
luar bukan dari keluarga. Hal ini seperti
Isolasi di Rumah Sakit karena waktu itu jumlah
diungkapkan partisipan berikut ini :
pasien COVID-19 masih belum banyak yang
…….”Kemungkinan dari orang
dirawat di Rumah Sakit serta Isolasi mandiri di
lain, karena waktu itu saya sedang kursus
Rumah Sakit tersebut direkomendasikan oleh
mengemudi, bisa jadi karena setirnya dipegang
dokter. Partisipan yang melaksanakan isolasi
bergantian sama banyak orang…. terus saya
mandiri di rumah menyatakan bahwa kegiatan
juga lupa tidak membawa Hand Sanitizer….
Isolasi mandiri dilakukan di rumah mengingat
(P1)
saat terkena penyakit COVID-19 kondisi daya
……”Beberapa kemungkinan,
tampung di Rumah Sakit sudah penuh serta
bisa karena imun saya sedang kurang baik
ingin fokus dekat dengan keluarga. Hal ini
karena banyak aktivitas atau bisa juga dari
seperti diungkapkan oleh partisipan berikut ini:
keluarga….karena keluarga saya ada yang
“…Saya memilih isolasi di rumah
terkena COVID…(P2)
karena ingin dekat dengan keluarga, karena
keluarga saya juga banyak yang kena COVID,
b. Gejala Penyakit
dan pas saya cek juga ke Rumah Sakit ternyata
Berdasarkan hasil wawancara
sudah penuh pasiennya…(P2)
mendalam dengan para partisipan, rata-rata
ketika dinyatakan positif penyakit COVID-19 d. Pengalaman Terkena Penyakit
mengalami gejala seperti demam tinggi,
batuk, pilek, pusing kepala serta hilang Para partisipan menyatakan rata-rata
indra penciuman (Anosmia) . Hal ini seperti merasa stress, sedih, tidak bisa beraktivitas
diungkapkan oleh partisipan berikut ini : di luar rumah, jauh dari keluarga dan teman
“….Kalo pengalaman saya waktu itu bahkan banyak mengingat kematian. Hal ini

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


36 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

seperti diungkapkan partisipan berikut ini : bernapas. Penularan penyakit COVID-19 juga terjadi
“….yang jelas stress, ada juga rasa ketika seseorang menyentuh permukaan benda-benda
penyesalan mengapa saya lupa menerapkan yang terkontaminasi virus COVID-19 melalui mata,
prokes sampai tidak membawa Hand Sanitizer hidung dan mulut, sehingga upaya pencegahannya
ketika di luar rumah…(P1) harus mencuci tangan dengan air dan sabun atau
“….Sedih, karena biasanya saya menggunakan Hand Sanitizer (Lotfi et al, 2020).
banyak kegiatan di luar tapi saat COVID, saya
hanya diam di rumah, lebih kurang 1 bulan… 2. Gejala Penyakit
(P3) Gejala yang hampir dirasakan oleh semua
yang terkena penyakit COVID-19 rata-rata yaitu
e. Faktor pendukung kesembuhan
demam tinggi di atas 38 derajat celcius, batuk,
Para partisipan menyatakan banyak pilek, sakit kepala (Kementrian Kesehatan Republik
sekali aspek-aspek yang ikut mendukung Indonesia, 2020). Di samping gejala tersebut ada
keberhasilan pengobatan, diantaranya dari juga gejala tambahan seperti lemah, letih, lesu, tidak
motivasi diri pribadi dan dukungan keluarga. nafsu makan dan yang khas yaitu hilangnya indra
Hal ini seperti dinyatakan oleh partisipan penciuman/anosmia (Nour & Riska, 2021). Secara
berikut ini : umum gejala pasien COVID-19 yaitu mengalami
“….Saya harus kuat supaya bisa kerja gangguan pernapasan, tidak enak badan, pegal-pegal,
normal lagi,…support yang paling penting mual serta muntah (Zhang et al., 2020).
juga dari keluarga, saling menguatkan dan
3. Pengalaman Isolasi Mandiri
memotivasi supaya cepet sembuh, itu yang
Pada masa awal pandemi COVID-19,
paling berharga….(P2)
pasien yang mengidap penyakit COVID-19 rata-rata
disarankan untuk melakukan perawatan di Rumah
PEMBAHASAN Sakit (Ekawaty, 2021). Hal ini mengingat masih
sedikitnya jumlah pasien yang dirawat serta supaya
1. Riwayat Mengidap Penyakit pengobatannya lebih intensif dipantau oleh pihak
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, tenaga kesehatan. Selama Isolasi di Rumah Sakit,
rata-rata partisipan menyatakan bahwa latar belakang pasien yang positif COVID-19 merasakan masih
pertama terkena COVID-19 terdapat dari beberapa belum optimalnya sarana atau fasilitas penanganan
kemungkinan. Penyakit COVID-19 tersebut bisa penyakit COVID-19 termasuk ketersediaan obat-
jadi karena ditularkan dari anggota keluarga yang obatan dan pemeriksaan laboratorium (Syuhudi,
berasal dari klaster keluarga, bisa juga dari interaksi 2020). Hal ini bisa disebabkan belum siapnya pihak
dengan komunitas di luar karena mengikuti suatu Rumah Sakit dalam penyediaan berbagai sarana
kegiatan atau dari sumber lain yang tidak diketahui penunjang dalam penanganan COVID-19 (Diana
oleh partisipan. Hal ini sejalan dengan penelitian Ekawaty, 2021). Hal ini juga sejalan dengan hasil
(Siregar, 2021) yang menyimpulkan bahwa rata-rata penelitian Giusman & Nurwahyuni (2021) yang
responden yang terkena penyakit COVID-19 di Kota menjelaskan bahwa pasien yang dirawat di Rumah
Medan Sumatera Utara tidak mengetahui sumber Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta
terpaparnya penyakit COVID-19. Menurut Ega mengalami kendala untuk pemeriksaan tes swab
(2020) penularan penyakit COVID-19 terjadi karena yang lama. Akan tetapi, seiring dengan semakin
seseorang menghirup percikan-percikan dari hidung betambahnya pasien COVID-19, maka Pasien yang
atau mulut penderita COVID-19 ketika batuk atau positif COVID-19 disarankan isolasi mandiri di rumah

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Pengalaman Mantan Pasien dalam Menjalani Pengobatan Covid-19 37

masing-masing mengingat kapasitas Rumah sakit Faktor internal diantaranya dari motivasi pasien
yang terbatas untuk menangani pasien COVID-19 atau penderita COVID-19 yang ingin cepat sembuh
serta supaya didukung juga perawatannya oleh pihak dan ingin beraktivitas normal kembali serta adanya
keluarga masing-masing. Isolasi mandiri di rumah keikhlasan dan kepasrahan diri secara total kepada
tidak menjadi kendala untuk pemulihan pengobatan sang khalik. Wujud totalitas atau kepasrahan kepada
pasien COVID-19. Isolasi mandiri di rumah bukan Allah SWT. menjadi motivasi intrinsik yang kuat
sesuatu pengalaman yang negatif atau buruk akan untuk dapat segera sembuh (Ekawaty, 2021). Para
tetapi kegiatan yang tidak bisa dihindari, akan tetapi pasien COVID-19 meyakini bahwa kekuatan spiritual
upaya pemulihan pengobatan bisa memanfaatkan dan menjadi faktor yang penting sebagai bagian dari
menggunakan teknologi komunikasi (Venturas et al., upaya pengobatan dan sangat yakin bahwa Tuhan
2021). akan membantu menolong mereka (Susilo & Ervin
Dyah Ayu Masita Dewi, 2021). Faktor eksternal
4. Pengalaman Terkena Penyakit
yang berpengaruh terhadap kesembuhan pasien
Pasien COVID-19 rata-rata mengalami
COVID-19 yaitu adanya dukungan dari pihak lain
tekanan psikologis seperti kecemasan berlebihan,
seperti keluarga. Para anggota keluarga memberikan
ketakutan, stress, sedih, murung, merasa terisolasi
dukungan yang optimal untuk membantu proses
dari keluarga dan lingkungan (Kow & Hasan, 2020).
pengobatan dan kesembuhan pasien COVID-19
Di samping itu karena banyaknya informasi dan
(Kining et al., 2021). Peran dan dukungan keluarga
berita dari media massa dan media sosial, para pasien
sangat penting dalam pemulihan kesehatan pasien
ada juga yang pesimis untuk terus hidup. Hal ini
COVID-19. Para anggota keluarga memberikan
karena banyaknya media yang menginformasikan
dukungan moral berupa nasehat dan motivasi serta
banyak kasus kematian akibat penyakit COVID-19,
memberikan dukungan material seperti dukungan
kasusnya yang terus meningkat serta belum ada
dana, makanan, suplemen vitamin serta obat-obatan.
obat atau Vaksin COVID-19 tersebut (Henriksen et
Dukungan keluarga menjadi sumber motivasi terbaik
al., 2020)many teacher educators have sought out
dalam mengatasi penyakit bagi Pasien COVID-19
video conference technologies (such as Zoom. Hal
(Ernawati et al., 2022).
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Gunawan,
et al (2021) yang mengemukakan bahwa pasien SIMPULAN DAN SARAN
COVID-19 selama karantina atau isolasi merasakan
Penelitian ini mendapatkan 5 tema yaitu
hidup terasing, merasa cemas, merasa bosan, depresi,
riwayat mengidap penyakit, gejala penyakit,
lalai, stress dan ingin bunuh diri. Pasien COVID-19
pengalaman isolasi mandiri, pengalaman terkena
juga merasakan ada perlakuan yang tidak adil
penyakit, Faktor pendukung kesembuhan.
dari lingkungan sekitar sehingga terdapat stigma
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pihak
negatif, paranoid dan diskriminasi terhadap pasien
Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang
COVID-19. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
terintegrasi untuk penanganan penyakit COVID-19
Gunawan, et al (2020) yang mengemukakan bahwa
mulai tingkat pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten/
stigma dan diskriminasi dapat meningkatkan upaya
Kota, Kecamatan, Desa sampai Rukun Warga dan
untuk melakukan bunuh diri dari pasien COVID-19.
Rukun Tetangga serta penderita COVID-19 perlu
5. Faktor Pendukung Kesembuhan dukungan dari teman, keluarga dan lingkungan
Banyak faktor yang ikut mendukung sekitar sehingga dapat menguatkan secara psikologis
keberhasilan kesembuhan pasien COVID-19. Faktor agar dapat cepat sembuh dari penyakitnya.
tersebut bisa dari faktor internal dan faktor eksternal.

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


38 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.33024/hjk.v14i4.3850


Kahfi, A. (2021). Dampak pembelajaran daring
Arifin, R. (2020). Proses Sekuritisasi Pandemi Sars-
di masa pandemi COVID 19 terhadap
Cov-2 (COVID-19) Di Indonesia Serta
perkembangan kognitif anak. Jurnal
Implikasinya Terhadap Hubungan Luar
Pemikiran Dan Pendidikan Dasar Islam.
Negeri Indonesia. Jurnal Asia Pacific Studies.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020).
Https://Doi.Org/10.33541/Japs.V4i1.1746
Situasi Terkini Perkembangan (COVID-19).
Diana Ekawaty. (2021). Pengalaman Pasien
05 Mei. https://COVID19.kemkes.go.id/
COVID-19 Yang Menjalani Perawatan Di
download/Situasi_Terkini_050520.pdf
Rumah Sakit Darurat COVID Wisma Atlet
Kining, E., Ginting, D. M. B., & Sogandi, S. (2021).
Jakarta. Jurnal Keperawatan Silampari.
Tingkat Kepatuhan Penggunaan Masker
Ega, R. (2020). COVID-19 dalam Perspektif One
Dan Hand Sanitizer Mahasiswa Universitas
Health Approach dan Law Enforcement. In
17 Agustus 1945 Jakarta Selama Pandemi
COVID-19 dalam Perspektif One Health
COVID-19. Jurnal Media Kesehatan. https://
Approach dan Law Enforcement.
doi.org/10.33088/jmk.v14i1.621
Ekawaty, D. (2021). Pengalaman Pasien COVID-19
Kow, C. S., & Hasan, S. S. (2020). Could melatonin
yang Menjalani Perawatan di Rumah Sakit
be used in COVID-19 patients with
Darurat COVID Wisma Atlet Jakarta.
laryngopharyngeal reflux disease? Journal
Jurnal Keperawatan Silampari. https://doi.
of Medical Virology, 0–2. https://doi.
org/10.31539/jks.v4i2.1922
org/10.1002/jmv.26150
Ernawati, E., La Isa, W. M., Mato, R., & Askar,
Nour, S., & Riska, A. (2021). Edukasi etika batuk
M. (2022). Peningkatan Mutu Asuhan
efektif di era new normal pndemi COVID-19
Keperawatan Berbasis Patient Safety  :
di desa solonsa kecamatan wita ponda
Perspective Experience Pandemi COVID-19.
kabupaten morowali. Jurnal Gesit.
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian
Pada, D., Di, M. C.-, & Dasar, S. (2020).
Pada Masyarakat. https://doi.org/10.32509/
Analisis Keaktifan Belajar Siswa Selama
abdimoestopo.v5i1.1751
Pembelajaran Daring Pada Masa COVID-19
Giusman, R., & Nurwahyuni, A. (2021). Evaluasi
Di Sekolah Dasar. Jurnal JPSD (Jurnal
Pelayanan Rawat Jalan RS X pada Masa
Pendidikan Sekolah Dasar).
Pandemi COVID-19 melalui Segmenting,
Satgas COVID-19 Unisa Bandung. (2021). Situasi
Targeting dan Positioning. Jurnal Manajemen
COVID 19 di Universitas ’Aisyiyah
Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo. https://
Bandung (Laporan tidak dipublikasikan).
doi.org/10.29241/jmk.v7i1.599
Susilo, A. P., & Ervin Dyah Ayu Masita Dewi. (2021).
Henriksen, D., Creely, E., & Henderson, M. (2020).
Dilema Etik di Rumah Sakit saat Keterbatasan
Folk Pedagogies for Teacher Educator
Sumber Daya dalam Pandemi COVID-19.
Transitions: Approaches to Synchronous
KELUWIH: Jurnal Sosial Dan Humaniora.
Online Learning in the Wake of COVID-19.
https://doi.org/10.24123/soshum.v2i2.4647
Jl. of Technology and Teacher Education,
Syuhudi, M. I. (2020). Tubuh-Tubuh Yang Patuh:
28(2), 201–209.
Pengalaman Pasien Sembuh COVID-19.
Isnainy, U. C. A. S., Gunawan, M. R., & Anjarsari,
Mimikri.
R. (2021). Hubungan sikap perawat dengan
Zhang, L., Peres, T. G., Silva, M. V. F., & Camargos,
penerapan patient safety pada masa pandemi
P. (2020). What we know so far about
COVID 19. Holistik Jurnal Kesehatan.

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Pengalaman Mantan Pasien dalam Menjalani Pengobatan Covid-19 39

Coronavirus Disease 2019 in children: A cases. Pediatric Pulmonology, May, 1–13.


meta-analysis of 551 laboratory-confirmed https://doi.org/10.1002/ppul.24869

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai