Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN

Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable orthodontic appliances. Wright; 2002. Hal

35-38

MAKALAH SEMINAR ORTHODONSIA

Dosen Pembimbing

drg. Dita Hofinessia, Sp. Ort


drg. Azmil Hadi

Disusun Oleh

Ahmad Zuhdan 160112190070


Andrian Fadhlillah Ramadhan 160112190071
Indah Permatasari 160112190073
Hari/Tanggal Seminar : Jumat/ 16 Oktober 2020

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG

2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
LANDASAN.................................................................................................................4
1.1 Desain dan Pembuatan................................................................................4
1.2 Akrilik.........................................................................................................5
1.3 Pertimbangan Penjangkaran.......................................................................5
1.4 Tanggul gigitan...........................................................................................6
1.4.1 Tanggul gigitan Anterior..........................................................................6
1.4.2 Tanggul gigitan Posterior........................................................................8
1.5 Penyesuaian dengan Akrilik.......................................................................9
1.5.1 Uji coba Awal Alat Orthodonti................................................................9
1.5.2 Tanggul gigitan Anterior..........................................................................9
1.5.3 Penyesuaian Anterior Tanggul gigitan dan Reduksi Overjet.................10
1.5.4 Tanggul gigitan Posterior.......................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alat yang digunakan untuk menggetakkan gigi molar pertama ke arah distal. Untuk
mendapatkan penjangkaran maksimal, bagian landasan yang lebih besar harus
berkontak dengan palatum dan seluruh gigi yang tidak akan digerakkan.....................6
Gambar 2 Tanggul gigitan anterior untuk mengurangi overbite dengan memungkinkan
pertumbuhan gigi posterior ke arah vertikal. Tanggul gigitan harus cukup tebal untuk
memisahkan gigi posterior dengan jarak 2-3 mm dan cukup luas untuk berkontak
dengan gigi insisif bawah saat mandibula mengalami retrusi........................................8
Gambar 3 Tanggul gigitan posterior. Gigitan silang unilateral dapat diperbaiki dengan ekspansi
rahang. Tanggul gigitan posterior dilibatkan untuk membebaskan oklusi dan
mengeliminasi aktivitas pergeseran yang terkait...........................................................8
Gambar 4 Pengurangan tanggul gigitan anterior untuk proses reduksi overjet. Permukaan akrilik
dikurangi secara progresif agar gigi insisif rahang atas dapat diretraksi sedangkan gigi
insisif rahang bawah tetap berkontak dengan tanggul gigitan. Bagian depan (tepi) dari
tanggul gigitan dipangkas hingga membentuk lekukan yang halus.............................11

iii
LANDASAN

K. G. Isaacson1, J. D. Muir, dan R. T. Reed

Landasan akrilik dapat dikatakan sebagai badan dari alat lepasan.

Landasan akrilik memiliki tiga fungsi: memberikan pondasi yang mendukung

komponen lain seperti springs dan clasp; Berkontribusi sebagai penjangkar

melalui kontak antara landasan dengan palatum keras dan gigi yang tidak

digerakan; dan dapat juga ditambahkan tanggul gigitan untuk memisahkan oklusi

atau menghasilkan pengurangan overbite.

I.1 Desain dan Pembuatan

Landasan perlu ketebalan yang cukup untuk memberikan retensi dan tempat

untuk komponen aktif, tetapi perlu dibuat setipis mungkin menyesuaikan dengan

kekuatannya. Secara ideal, ketebalannya adalah setebal selembar lilin modeling.

Alat yang lebih tebal dapat ditoleransi hanya saja pada awal pemakaian akan sulit

digunakan untuk pasien. Landasan secara umum menutupi hampir seluruh

permukaan palatum keras, berakhir pada sekitar distal molar pertama. Landasan

harus melekat tepat disekitar servikal dari gigi yang tidak digerakkan – jika tidak,

penumpukan sisa makanan dan hyperplasia gingiva dapat muncul. Landasan perlu

dikurangi secara tepat agar gigi dapat digerakkan, perlekatan kawat selama

pembuatan juga perlu diperhatikan agar proses pengurangan akrilik dapat

dilakukan.

Selama proses pembuatan alat, undercut jarang memberikan masalah pada

pasien muda tetapi bagi pasien dewasa, undercut perlu dilakukan blocking out

4
5

sebelum alat dibuat. Penggunaan alat pada rahang bawah biasanya disertai proses

blocking out dari undercut.

I.2 Akrilik

Landasan alat ortodonti biasanya dibuat dari akrilik cold-cured. Bahan

tersebut lebih ekonomis dari segi waktu-laboratorium dan tingkat kegagalan yang

lebih rendah daripada akrilik heat-cured. Cold-cured walau bagaimana pun

memiliki lebih banyak monomer bebas setelah dilakukan penyinaran alat yang

dihasilkan akan kurang kuat. Alat dengan bahan heat-cured mungkin memerlukan

biaya yang lebih banyak, akan tetapi dapat dipertimbangkan pada keadaan dimana

kerusakan dapat menjadi masalah. Contoh keadaan tersebut adalah adanya

overbite yang besar (deepbite) dan gaya oklusal yang sangat kuat, pada kasus

seperti ini dibutuhkan tanggul gigitan posterior yang tipis tetapi kuat dan

tambahan gigi prostetik pada alat ortodontik.

I.3 Pertimbangan Penjangkaran

Hasil penjangkaran yang maksimal bisa didapatkan dengan membuat akrilik

melapisi hampir seluruh permukaan mukosa palatum sampai ke distal molar

pertama atau dapat meliputi molar kedua jika telah erupsi sepenuhnya. Akrilik

pada landasan harus berkontak dengan semua gigi pada lengkung rahang dengan

pengecualian pada gigi yang akan digerakkan. Pada kasus yang menggunakan

skrup, pertimbangan mengenai posisi pembelahan pada alat perlu dilakukan serta

pengaruhnya terhadap jumlah gigi yang akan digerakkan. Ketika diperlukan

pergerakan beberapa gigi secara bersamaan, sebagai contoh pada ekspansi

lengkung rahang atas, pembelahan pada plat akrilik dilakukan di garis tengah
6

lengkung rahang. Ketika pergerakan gigi dibagian distal pada satu sisi diperlukan,

alat perlu dibelah dengan mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah gigi

yang akan digerakkan dan gigi yang diperlukan untuk menahan pergerakan. Agar

terjadi pergerakan minimum pada gigi penjangkar, maka diperlukan penjangkaran

maksimum dengan cara semua gigi penjangkar berkontak dengan akrilik pada

alat lepasan.

Gambar 1 Alat yang digunakan untuk menggerakkan gigi molar pertama ke arah
distal. Untuk mendapatkan penjangkaran maksimal, bagian landasan
yang lebih besar harus berkontak dengan palatum dan seluruh gigi yang
tidak akan digerakkan.

I.4 Tanggul gigitan

Plat landasan akrilik dapat ditambahkan tanggul gigitan anterior atau

tanggul gigitan posterior. Pertimbangan yang baik mengenai desain dan

pembuatan tanggul gigitan, nantinya dapat mengurangi waktu kunjungan ke

dokter gigi.
7

I.4.1 Tanggul gigitan anterior

Prinsip penggunaan dari tanggul gigitan anterior adalah untuk mengurangi

deepbite. Keadaan tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan tingkat erupsi

dari gigi posterior yang relatif dengan tingkat erupsi dari gigi insisif rahang bawah

yang berkontak dengan tanggul gigitan. Pengurangan overbite dengan metode ini

paling berhasil dilakukan pada pasien yang sedang aktif tumbuh. Pada pasien

dewasa, pengurangan overbite menggunakan tanggul gigitan anterior terkadang

dapat berhasil, tetapi jumlah pengurangan overbite yang didapatkan lebih sedikit

dibandingkan pada pasien anak-anak, koreksi overbite pada pasien dewasa

membutuhkan cukup banyak waktu dan mungkin tidak stabil. Saat mendesain

suatu alat yang menggunakan tanggul gigitan anterior, akan lebih baik jika

spesifikasi alat diberikan secara detail ke bagian teknisi laboratorium, mengenai

besar overjet serta ketinggian tanggul gigitan yang tingginya relatif terhadap

palatum dan permukaan palatal gigi insisif rahang atas. Dengan ini, teknisi

laboratorium dapat membentuk tanggul gigitan dengan ukuran yang tepat. Batas

posterior tanggul gigitan harus tepat berkontak dengan gigi insisif rahang bawah.

Idealnya, teknisi laboratorium memiliki model studi yang tersedia untuk

memeriksa dimensi tersebut (Gambar 2). Tanggul gigitan sebaiknya dibuat paralel

terhadap bidang oklusal. Terkadang, tanggul gigitan yang mempunyai kemiringan

(inclined bite plane) mungkin diperlukan, namun tanggul gigitan seperti ini dapat

menyebabkan proklinasi pada gigi anterior rahang bawah yang mana merupakan

pergerakan gigi yang tidak diinginkan.


8

Apabila tanggul gigitan anterior digunakan pada pasien dewasa, maka

tanggul gigitan awal harus dibuat sangat tipis. Hal ini disebabkan karena orang

dewasa lebih sulit untuk memberikan toleransi open bite dibandingkan pasien

yang lebih muda.

Gambar 2 Tanggul gigitan anterior untuk mengurangi overbite dengan memungkinkan


pertumbuhan gigi posterior ke arah vertikal. Tanggul gigitan harus cukup
tebal untuk memisahkan gigi posterior dengan jarak 2-3 mm dan cukup luas
untuk berkontak dengan gigi insisif bawah saat mandibula mengalami retrusi.

I.4.2 Tanggul gigitan posterior

Tanggul gigitan posterior dapat digunakan untuk mengeliminasi penyimpangan

pergerakan mandibula ke arah lateral atau anterior. Tanggul gigitan posterior akan

membantu memperbaiki gigitan bersilang posterior atau gigitan bersilang anterior dengan

mencegah gangguan dari gigi yang berlawanan dan memungkinkan mandibula untuk

berada pada posisi sentris (Gambar 3).

Gambar 3 Tanggul gigitan posterior. Crossbite unilateral dapat diperbaiki


dengan ekspansi lengkung rahang. Tanggul gigitan posterior
digunakan untuk membebaskan oklusi dan mengeliminasi
penyimpangan pergerakan mandibula.
9

Tanggul gigitan posterior harus lebih tipis ke arah posterior dibandingkan dengan

anterior dan harus berkontak dengan gigi yang berlawanan pada kedua sisi. Bentuk ini

sulit untuk dibuat secara akurat kecuali model studi dipasang pada artikulator. Apabila

hal ini dilakukan di laboratorium, maka waktu kunjungan untuk uji coba alat akan lebih

singkat.

I.5 Penyesuaian dengan Akrilik

I.5.1 Uji Coba Awal Alat Orthodonti

Alat lepasan sebaiknya dilakukan uji coba dalam waktu 2 minggu setelah

pencetakan gigi. Apabila tidak ada pergerakan gigi yang terjadi, maka pelat basis

seharusnya sudah cocok tanpa memerlukan penyesuaian. Apabila belum sesuai,

maka pengurangan plat akrilik harus dilakukan dengan hati-hati dan dilakukan

pada permukaan anatomis akrilik, karena adanya celah kecil antara pelat akrilik

dan gigi memungkinkan makanan untuk masuk.

Apabila alat sulit untuk dipasang, maka penyesuaian pada cangkolan

sebaiknya dilakukan dengan cara membengkokkan cangkolan sedikit menjauh

dari gigi untuk mengecek apakah resistensi disebabkan oleh pelat akrilik atau

kawat. Apabila terdapat undercut, maka akrilik harus dikurangi tanpa menyentuh

tepi permukaan poles sehingga tetap berkontak dengan gigi.

Saat sudah sesuai, alat diperiksa dalam mulut untuk memastikan bahwa

akrilik bebas dari gigi yang akan digerakkan. Alat tersebut kemudian dilepas dan
10

dicoba kembali, untuk memastikan tidak adanya gangguan yang menghalangi

pergerakan gigi serta tidak akan memicu hiperplasia gingiva.

I.5.2 Tanggul gigitan Anterior

Tanggul gigitan anterior harus berada pada posisi horizontal dalam arah

transversal maupun anteroposterior sehingga ketika dipasang, gigi premolar

terpisah dengan jarak 2 atau 3 mm. Secara ideal, tanggul gigitan sebaiknya rata,

namun gigi insisif bawah tidak semua memiliki bentuk yang sama sehingga

memerlukan penyesuaian untuk setidaknya tetap berkontak dengan tiga gigi insisif

rahang bawah. Seiring dengan terjadinya pengurangan overbite, maka ketinggian

tanggul gigitan dapat disesuaikan dengan penambahan akrilik cold-cured.

Pengurangan overbite seharusnya sudah terlihat dalam waktu 2 bulan pertama

sejak uji coba alat. Beberapa klinisi akan meninggikan tanggul gigitan sedikit

demi sedikit pada setiap kunjungan selama hal tersebut dibutuhkan untuk

mengurangi overbite. Sebagian besar anak-anak dapat mentoleransi open bite

yang lebih besar sehigga peninggian pada tanggul gigitan dapat lebih jarang

dilakukan. Jika tinggi tanggul gigitan setengah dari gigi insisif pada alat pertama

dan setinggi gigi insisif pada alat kedua, peninggian pada tanggul gigitan tidak

perlu dilakukan. Lebih baik menunggu gigi posterior berkontak kembali sebelum

melakukan perubahan pada tanggul gigitan untuk mengurangi overjet. Pada orang

dewasa, pengurangan overbite sulit untuk dicapai dan membutuhkan waktu yang

lebih lama. Maka dari itu penting untuk menebalkan tanggul gigitan secara

bertahap dengan menambahkan cold-cured acrylic secara progresif seiring

berkurangnya overbite.
11

I.5.3 Penyesuaian Tanggul gigitan anterior dan Reduksi Overjet

Sebelum dilakukan retraksi pada gigi insisif rahang atas untuk mengurangi

overjet, perlu dilakukan pengurangan tanggul gigitan pada area ini. Pengurangan

dilakukan secara progresif dan hati-hati sehingga gigi insisif rahang bawah dapat

mempertahankan kontaknya hingga overjet terkoreksi. Jika tidak, gigi-gigi

tersebut akan mengalami relaps dan meningkatkan overbite. Pertama-tama,

tanggul gigitan dikurangi secara vertikal sebanyak yang diperlukan. Gunakan

pensil lilin untuk menandai batas yang akan dikurangi pada tanggul gigitan dan

tidak mengurangi tanggul gigitan melebihi batas tersebut. Akrilik hanya dikurangi

hingga memungkinkan terjadi pergerakan gigi yang diinginkan pada kunjungan

selanjutnya. Pengurangan yang berlebihan dapat memicu pasien memposisikan

mandibulanya lebih anterior dibandingkan tanggul gigitan sehingga reduksi

overbite tidak akan tercapai. Jika tanggul gigitan tidak memiliki ketinggian yang

cukup, maka kontak dengan gigi insisif akan hilang (Gambar 4) dan sulit untuk

menambahkannya kembali. Setelah dikurangi secukupnya, pastikan permukaan

palatal dari gigi insisif serta mukosa palatal tidak tertutupi oleh akrilik. Jika hal ini

dilakukan sebelum proses reduksi overbite selesai, alat mungkin akan lebih

mudah bergerak ketika gigi pasien pada keadaan oklusi. Masalah ini dapat

dihindari dengan memastikan proses reduksi overbite telah selesai sepenuhnya

sebelum gigi insisif dilakukan retraksi.


12

Gambar 4 Pengurangan tanggul gigitan anterior untuk proses reduksi overjet. Permukaan
akrilik dikurangi secara progresif agar gigi insisif rahang atas dapat diretraksi
sedangkan gigi insisif rahang bawah tetap berkontak dengan tanggul gigitan.
Bagian depan (tepi) dari tanggul gigitan dikurangi hingga membentuk lekukan
yang halus.

I.5.4 Tanggul gigitan Posterior

Tanggul gigitan posterior harus disesuaikan saat pemasangan, sehingga

terdapat kontak yang rata dengan gigi posterior pada kedua sisi rahang.

Penyesuaian pada permukaan oklusal merupakan hal yang hampir tidak dapat

dihindari. Pertama-tama harus dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan

articulating paper. Pastikan pasien dalam posisi oklusi sentrik, sehingga

permukaan oklusal dari tanggul gigitan dapat bertemu dengan gigi lawannya saat

posisi sentrik. Jika ingin memperbaiki crossbite anterior, tanggul gigitan posterior

dibuat cukup tebal sehingga akan melepaskan oklusi pada gigi anterior. Sering

terjadi perforasi pada tanggul gigitan posterior dikarenakan ketebalan akrilik yang

tipis. Setelah crossbite telah dikoreksi sepenuhnya, molar capping harus dikurangi

atau dihilangkan. Apabila dikhawatirkan pasien akan memposisikan mandibula ke

posisi semula setelah menghilangkan tanggul gigitan secara tiba-tiba, maka

pengurangan tanggul gigitan dapat dilakukan dalam 2-3 kali pertemuan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable orthodontic appliances.


Wright; 2002.

13

Anda mungkin juga menyukai