Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUTORIAL

SGD 3 LBM 3 BLOK 4

MUSKULOSKELETAL

NAMA ANGGOTA:
1. RAHMADIKA KEMALA F
2. RIZKI WIDYA PARAMARTHA
3. ZANIAR FEBRYAN PRATIWI
4. ALIFIA MEDISTIANA
5. AMANDA SATYA ADILA
6. HIKMAH NURAINI
7. MORA DEVY ANINDIA
8. NONI TUHLIFI MIADANI
9. NOR NADYA KUMALA SARI
10. SERENA AGRA RIZVAHAQ
11. SHABRINA ABEL MARTHANI
12. WIRDA YUNITA DARWIS

(112110221)
(112110224)
(112110240)
(31101400400)
(31101400401)
(31101400428)
(31101400445)
(31101400450)
(31101400452)
(31101400461)
(31101400462)
(31101400468)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM I

MUSKULOSKELETAL
Telah Disetujui oleh :

Semarang, Januari 2015


Tutor

Drg. Rahmawati Sri Praptiningsih

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
1
B. Skenario.....................................................................................................................
2
C. Identifikasi Masalah...................................................................................................
2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori...........................................................................................................
3
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan..................................................................................
5
C. Kerangka Konsep.......................................................................................................
16
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................
17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
18

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susunan tulang atau skelet (kerangka) merupakan salah satu unsure sistem penegak
dan penggerak tulang-tulang manusia yang dihubungkan satu dengan yang lain melalui
sambungan dengan tulang atau persendian sehingga terbentuk kerangka yang merupakan
sistem lokomotor pasif, selanjutnya akan diatur oleh alat-alat lokomtif aktif dari otot.
Sistem skelet ini berfungsi untuk memberikan bentuk pada tubuh sehingga terlihat
bentuk yang sangat sempurna dibandingkan makhluk lain, menahan seluruh tubuh
supaya tidak roboh, dan tampak kuat dan kekar, melindungi alat yang lunak dan penting
seperti otak, jantung dan paru-paru, dan tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
dengan perantaraan otot, serta tempat pembuatan sel darah merah.
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan
seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat
tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang
disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan,
misalnya mandi, makan, berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat
melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak
yaitu sistem muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari
luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang.
Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia
terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal
terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti
kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi,
sehingga mampu menggerakan tulang.

B. Skenario
Judul : Tubuhku bergerak secara refleks
Seorang pemain bola secara refleks menangkap bola yang mengarah kepadanya.
Dia sadar bahwa gerakan ototnya ada yang bisa dikendalikan dan ad juga yang tidak
dapat dikendalikan (Refleks).
Manusia memiliki beberapa jenis otot yang mempunyai karakter berbeda. Selain
itu, sel-sel otot dalam tubuh juga mempunyai mekanisme yang berhubungan satu dengan
yang lain. Mekanisme gerak otot inilah yang memungkinkan kita untuk beraktivitas
sehari-hari. Apabila kita kurang dalam melakukan aktivitas dapat mengakibatkan tonus
otot menurun. Otot-otot tubuh bekerja berpasangan (antagonis dan agonis) untuk
memberikan suatu gerakan dalam tubuh. Setelah otot menarik dan menyebabkan
gerakan, maka otot lain dari pasangan menarik dari arah yang berlawanan untuk
melakukan tindakan yang sebaliknya. Dengan demikian, kemampuan tubuh untuk
bergerak berasal dari sistem otot.
C. Identifikasi Masalah
1. Mekanisme kontraksi otot
2. Macam-macam otot
3. Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot
4. Ciri-ciri otot jantung, polos, lurik
5. Penyebab tonus otot
6. Organ yang berperan dalam gerak tubuh
7. Definisi refleks
8. Mekanisme gerak refleks
9. Macam-macam gerak refleks
1. Faktor yang mempengaruhi gerak refleks
2. Sistem kimiawi yang berperan dalam pergerakan otot
3. Peristiwa listrik yg terjadi pada saat kontraksi dan relaksasi (pada otot jantung,
rangka, polos.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan
C. Peta Konsep

rangsangan

reseptor

Saraf sensorik

esensephalon

Medula oblongata

Saraf motorik

Saraf motorik

efektor

efektor

Gerak Sadar

Gerak refleks

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut
tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya
kerja sama antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat, berlari
dan sebagainya.
Sistem Muskuloskeletal/ Sistem Alat Gerak, terdiri dari otot yang
terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Otot Polos, Otot Lurik/ rangka dan Otot
Jantung. Lalu ada Rangka yang terdiri dari tulang keras (osteon) dan tulang
rawan (kartilago). Dan yang terakhir ada sendi yang terdiri dari Hubungan
Sinkondrosis, Sinfibrosis dan Hubungan Diartrosis yang terdiri dari Sendi
Engsel, Sendi Putar, Sendi Pelana, Sendi Peluru dan Sendi Kaku.
Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3
jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
Otot Polos memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam
tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr
metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan
thd kelelahan.
Otot rangka memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik
somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum
sarkoplasma (RS), sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal
kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah.
Otot jantung, memiliki 1 inti yg berada ditengah, dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber energi
dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami tetani, &
tahan terhadap kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMI DAN
FISIOLOGI. 2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta
Budiyono Setiadi.2011. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi : Laskar AKSARA
Setiadi.2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha ilmu
Peace, Evelyn. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama

Gwee M (2009). Problem-based learning: A strategic learning system design for


the education of
healthcare professionals in the 21ST Century. The Kaohsiung Journal of Medical
Sciences, 25
(5), 231-239
KKI (2006b). Standar kompetensi dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
Sanjaya, Wina (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. SPs UPI : Bandung
Sudarman. (2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk
mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkanmasalah.
Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif [online], Vol 2 (2), 6 halaman.
Wood DF (2003). ABC of learning and teaching in medicine. Problem based
learning. BMJ, 326

Anda mungkin juga menyukai