Anda di halaman 1dari 46

Aspek Hukum Hubungan

Profesional Tenaga
Kesehatan -Pasien
Drg. Suryono, SH, Ph.D

Pengertian
Legal

Formal Komunikasi Kesehatan;


Bentuk komunikasi antara tenaga
kesehatan dan pasien yang
ketentuannya diatur oleh UU atau
PP, dimana bentuk dari hubungan
tersebut mempunyai nilai dan
kepentingan dari aspek hukum.
Penting dan wajib bagi para
tenaga kesehatan untuk
melaksanakannya tidak ditaati
berarti melakukan pelanggaran

Mengapa hubungan profesional dokterpasien perlu ?


PRAKTEK KEDOKTERAN PENUH KETIDAKPASTIAN

DEFINISI SEHAT DAN SAKIT?


PASIEN YANG UNIK:
RESPONS TERHADAP PENYAKIT
ANTARA KELUHAN DAN GEJALA
RESPONS TERHADAP OBAT
BERDASARKAN USAHA MAKSIMAL BUKAN HASIL
KERJA
PELAYANAN KESEHATAN YANG SEMAKIN KOMPLEKS
DOKTER MANUSIA BIASA
HARAPAN DAN TUNTUTAN MASYARAKAT
BIAYA ATAU HONOR?

KARAKTERISTIK HUBUNGAN
PROFESIONAL DOKTER-PASIEN

BERDASARKAN RASA PERCAYA


BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
PENYELESAIAN MASALAH PASIEN
BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN PASIEN
DIARAHKAN PADA PENCAPAIAN TUJUAN
MEMAHAMI KONDISI PASIEN DENGAN BERBAGAI
KETERBATASANNYA
BEKERJA SESUAI KAIDAH ETIK UNTUK MENJAGA
KERAHASIAAN DAN HANYA MENGGUNAKAN
INFORMASI UNTUK KEPENTINGAN DAN
PERSETUJUAN PASIEN.

SYARAT UTAMA DAN PERTAMA


HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
MEMBANGUN

RASA SALING PERCAYA


MEMAHAMI HAK DAN KEWAJIBAN MASINGMASING

ASPEK HUKUM HUBUNGAN


DOKTER-PASIEN
RASA

SALING PERCAYAPersetujuan (informed


consent) Perjanjian Perikatan Hak dan
Kewajiban
Disamping karena perjanjian Perikatan bisa timbul
karena UU
PERLU MEMAHAMI HAK DAN KEWAJIBANNYA MASINGMASING

KUHPerdata :
Hub Dokter Pasien :
Ps 1233 perikatan bersumber pada perjanjian maupun undang-undang
Ps 1234 prestasi dalam perikatan berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu
Ps 1313, perjanjiansatu org atau lebih mengikatkan dirinya terhadap oranglain atau
lebih
Ps 1320, Syarat Syahnya Perjanjian; sepakat,cakap,suatu hal tertentu,suatu sebab
yang halal
Ps1354, zaakwaarneming secara diam-diam dan secara sukarela tanpa persetujuan
dan sepengetahuannya berbuat utk org lain akan menimbulkan tanggungjawab
hukum terhadap akibat yang timbul apabila ada kesalahan dalam pelaksanaan
(contoh pada pasien kegawatdaruratan)
Dokter-Pasien :
PersetujuanPerjanjianPerikatanHak dan Kewajiban
Perikatan; Hubungan hukum; inspanning Verbintennis(upaya maksimal sesuai dg
standar yg berlaku) atau Resultaat Verbintennis (Hasil/kepastian)

Komunikasi efektif
Dokter-Pasien
Ps 1320

Persetujuan

UU

Ps1354,
Memberikan sesuatu

Perjanjian

Perikatan

Prestasi

Ps 1313

Ps 1233

Ps 1234

Melakukan sesuatu
Tidak Melakukan
sesuatu

PERIKATAN HUBUNGAN TENAGA


KESEHATAN/DOKTER DG PASIEN
Inspanning

Verbintennis

Jenis Perikatan
Nakes -Pasien

Upaya
Maksimal

Ada indikasi Medis berhubungan dengan penyakit

Tidak ada indikasi Medis Berhubungan dengan kosmetika


Resultaat
Verbintennis

Hasil

Aspek Hukum Hubungan Nakes-Pasien dan


dasar pertanggungan jawab, bentuk
gugatan perdata pasien
Perjanjian

Perikatan
Nakes -Pasien

Wanprestasi

Ps1365
Perbuatan
Melanggar Hukum
(PMH)

Ps 1233
Undang-undang

Ps1354
Zaakwaarneming

1.Sama sekali tidak memenuhi prestasi


2.Memenuhi prestasi tetapi terlambat
3.Memenuhi ttp tidak sesuai dengan
yang diperjanjikan
4.Memenuhi prestasi tetapi yang tidak
dibolehkan

Ps 1365 KUHPerdata
Setiap perbuatan melawan hukum yang
oleh karenanya menimbulkan kerugian
pada orang lain, mewajibkan orang yang
karena kesalahannya menyebabkan
kerugian itu mengganti kerugian

Bentuk PMH :
Bertentangan dengan hak orang lain
Bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri
Bertentangan dengan nilai-nilai/norma kesusilaan
Bertentangan dengan keharusan yang harus
diindahkan dalam pergaulan masyarakat
Syarat untuk dikatakan melakukan PMH :
1. Ada perbuatan melanggar hukum
2. Ada kesalahan atau kelalaian
3. Ada kerugiaan
4. Ada hubungan kausal antara kesalahan dengan
kerugian

Mengikatkan diri karena kewajiban hukum/UU


(1354 BW), terbebani kewajiban hukum hingga
orang yang diwakili kepentingannya dapat
mengerjakan sendiri urusannya bila tidak
dijalankan sebagaimana mestinya dan
berakibat kerugian maka berhak atas ganti rugi
Zaakwarneming bukanlah penyebab malpraktik
medis,ttp bila dalam pelaksanaanya terdapat
penyimpangan dari SOP dapat berakibat
malpraktik
Ex: pada tindakan kegawat daruratan pasien,
dr/tenaga kesehatan wajib memberikan
pertolongan dan biasanya tidak didahului oleh
informed consent

1. UUD 1945 Ps 28H ; pelayanan kesehatan menjadi hak setiap WNI


2. UU No.23 tahun 1992 ttg Kesehatan,
Ps 53 ayat (2) Tenaga Kesehatan dalam bertugas berkewajiban utk
memenuhi standar profesi dan mengormati hak pasien
Ps 55 ayat (1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan
atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
3. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
4 .PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan;
Ps 21 ayat (1)Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi standar profesi tenaga kesehatan
Ps 22 ayat (1) Bagi tenaga Kesehatan jenis tertentu dalam
melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :
a)menghormati hak pasien, b)menjaga kerahasiaan identitas dan
data kesehatan proibadi pasien, c)memberikan informasi ttg
kondisi dan tindakan yang akan dilakukan, d)meminta persetujuan
terhadap tindakan yang akan dilakukan
Ps 22 ayat (2) membuat dan memelihara rekam medis

5. PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Peraturan


Pemerintah No.18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat
Anatomis dan Transplantasi alat atau Jaringan tubuh
manusia
6. Permenkes 512/Menkes/Per/VI/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran,
7. Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran,
8. Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER PASIEN


DIATUR DALAM PASAL-PASAL
50, 51, 52 DAN 53

UU TENTANG PRAKTIK
KEDOKTERAN NO.29 TAHUN
2004

HAK DOKTER
MEMPEROLEH

PERLINDUNGAN HUKUM
SEPANJANG MELAKSANAKAN TUGAS
SESUAI STANDAR PROFESI DAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERIKAN PELAYANAN MENURUT
STANDAR PROFESI DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
MEMPEROLEH INFORMASI YANG
LENGKAP DAN JUJUR DARI PASIEN
ATAU KELUARGANYA
MENERIMA IMBALAN JASA

STANDAR PROFESI MEDIS


STANDAR MEDIS (SOP)
TELITI DAN HATI-HATI
KEMAMPUAN RATA-RATA DALAM
BIDANG KEAHLIAN DAN KONDISI
YANG SAMA

KEWAJIBAN DOKTER

MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIS SESUAI STANDAR PROFESI


DAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SERTA
KEBUTUHAN MEDIS PASIEN
MERUJUK PASIEN KE DOKTER ATAU DOKTER GIGI LAIN YANG
MEMPUNYAI KEAHLIAN ATAU KEMAMPUAN YANG LEBIH
BAIK, APABILA TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN SUATU
PEMERIKSAAN ATAU PENGOBATAN
MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG DIKETAHUINYA
TENTANG PASIEN BAHKAN JUGA SETELAH PASIEN ITU
MENINGGAL DUNIA
MELAKUKAN PERTOLONGAN DARURAT ATAS DASAR
PERIKEMANUSIAAN, KECUALI BILA IA YAKIN ADA ORANG
LAIN YANG BERTUGAN DAN MAMPU MELAKUKANNYA
MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN DAN MENGIKUTI
PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN.

HAK PASIEN
MENDAPATKAN

PENJELASAN SECARA
LENGKAP TENTANG TINDAKAN MEDIS
(MELIPUTI: DIAGNOSIS DAN TATA CARA
TINDAKAN MEDIS; TUJUAN TINDAKAN MEDIS;
ALTERNATIF TINDAKAN LAIN DAN RESIKONYA;
RESIKO DAN KOMPLIKASI YANG MUNGKIN
TERJADI; PROGNOSIS TERHADAP TINDAKAN
YANG DILAKUKAN)
MEMINTA PENDAPAT DOKTER LAIN
MENDAPATKAN PELAYANAN SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN MEDIS
MENOLAK TINDAKAN MEDIS
MENDAPATKAN ISI REKAMAN MEDIS

KEWAJIBAN PASIEN
MEMBERIKAN

INFORMASI YANG
LENGKAP DAN JUJUR TENTANG
MASALAH KESEHATANNYA
MEMATUHI NASIHAT DAN PETUNJUK
DOKTER
MEMATUHI KETENTUAN YANG
BERLAKU DI SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
MEMBERIKAN IMBALAN JASA ATAS
PELAYANAN YANG DITERIMA.

BENTUK HUBUNGAN LEGAL


FORMAL
Informed

Consent / Persetujuan
Tindakan Medik / Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Medical record/ Rekam Medik/Catatan
Medik
Ethical clearence
Sistem rujukan

Informed
Consent

PENGERTIAN INFORMED CONSENT


Merupakan

suatu proses komunikasi ,


bukan hanya sekedar menandatangani
formulir persetujuan.( informed consent is
a process, not an event (Appelbaum dalam
Guwandi 1993))
Persetujuan yang diberikan oleh pasien/ kel
pasien terhadap suatu tindakan medis
setelah mendapatkan suatu informasi/
penjelasan dari dokter / perawat yang
berhak sesuai dengan kompetensinya.
Bukan merupakan perjanjian, oleh karena
itu bisa dicabut setiap saat oleh pasien
Informed telah diberikan
penjelasan/informasi
Consent persetujuan yang diberikan
kepada seseorang utk berbuat sesuatu

DASAR HUKUM INFORMED


CONSENT
PASAL

45 UUPK 29/2004
PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, Pasal 22 ayat (1) poin d
meminta persetujuan terhadap tindakan
medis yang akan dilakukan
Permenkes No 585/Men.Kes/Per/IX/1989
Tentang Persetujuan Tindakan Medis
(dicabut)
Permenkes No 290/Men.Kes/Per/III/2008
Tentang Persetujuan Tindakan Medis

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN


ATAU KEDOKTERAN GIGI
PASAL 45 UUPK 29/2004 :
(1). SETIAP TINDAKAN KEDOKTERAN ATAU
KEDOKTERAN GIGI YANG AKAN DILAKUKAN OLEH
DOKTER ATAU DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN
HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN
(2). PERSETUJUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (1) DIBERIKAN SETELAH PASIEN
MENDAPAT PENJELASAN SECARA LENGKAP

(3). PENJELASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA


AYAT (2) SEKURANG-KURANGNYA MENYANGKUT:
DIAGNOSIS DAN TATACARA TINDAKAN MEDIS;
TUJUAN TINDAKAN MEDIS YANG DILAKUKAN;
ALTERNATIF TINDAKAN LAIN DAN RESIKONYA;
RESIKO DAN KOMPLIKASI YANG MUNGKIN
TERJADI; DAN PROGNOSIS TERHADAP TINDAKAN
YANG DILAKUKAN.
(4). PERSETUJUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (2) DAPAT DIBERIKAN BAIK SECARA
TERTULIS MAUPUN LISAN

(5). SETIAP TINDAKAN KEDOKTERAN ATAU


KEDOKTERAN GIGI YANG MEGANDUNG
RESIKO TINGGI HARUS DIBERIKAN
DENGAN PERSETUJUAN TERTULIS YANG
DITANDTANGANI OLEH YANG BERHAK
MEMBERIKAN PERSETUJUAN
(6). KETENTUAN MENGENAI TATA CARA
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
ATAU KEDOKTERAN GIGI SEBAGAIMANA
TERCANTUM DALAM AYAT 1,2,3,4 DAN 5
DIATUR DENGAN PERMEN

BENTUK INFORMED
CONSENT
1. DENGAN PERNYATAAN (EXPRESSED)

1. DENGAN PERNYATAAN (EXPRESSED)


-SECARA LISAN (ORAL)
-SECARA TERTULIS (WRITTEN)

2. TERSIRAT, DIANGGAP DIBERIKAN (IMPLIED


CONSENT)
-DALAM KEADAAN BIASA (NORMAL)
-DALAM KEADAAN GAWAT-DARURAT
(EMERGENCY)

PERSETUJUAN DARI
PASIEN

Tidak dibawah tekanan hub


dokter-pasien
Sesudah mendapatkan informasi
lengkap
Pasien dewasa ( >18 th atau
sudah menikah ) dan kompeten
Pihak Kel/ Wali/ induk semang

SYARAT SAHNYA INFORMED


CONSENT
Diberikan secara bebas

Diberikan secara bebas


Deberikan oleh orang yang
sanggup membuat perjanjian
Telah mendapatkan penjelasan
dan memahaminya
Mengenai sesuatu hal yang khas
Tindakan dilakukan pada situasi
yang sama

PENOLAKAN (INFORMED
REFUSAL)
Merupakan

hak pasien/ keluarga

pasien
tak ada satupun dokter yang bisa
memaksa sekalipun berbahaya bagi
pasien
Sebaiknya pihak RS/ dokter meminta
pasien/ kel menandatangani surat
penolakan terhdap anjuran tindakan
medik tsb

Medical Record
(MR)

PENGERTIAN
Berkas

yang berisikan catatan,


dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan
/ pelayanan lain pada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan
sarana pelayanan kesehatan
tempat penyelenggaraan upaya
kesehatan; swasta/pemerintah

ISTILAH LAIN
Catatan

Medik
Kartu status
Rekam Medis
Status pasien
Dokumen medik
Rekam Medik/Kesehatan (RMK)

DASAR HUKUM MR
UUPK

No. 29 th 2004 ttg Praktik Kedokteran Psl


46 dan 47 ttg rekam medis
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Permenkes RI No : Permenkes
269/Menkes/Per/III/2008
Fatwa IDI SK no. 315/PB/A.4/ 88 ttg RM
Petunjuk teknis RM SK.Dirjen YanMed
No.78/1991 ttg Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis

Pasal 46 UUPK 29/2004


(1)

(2)

(3)

Setiap dokter atau dokter gigi dalam


menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis
Rekam medis sebagai mana dimaksud
pada ayat (1)harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan
Setiap catatan medis harus dibubuhi
nama, waktu dan tandatangan
petugas yang memberikan pelayanan
atau tindakan

Pasal 47 UUPK 29/2004


(1)

(2)

(3)

Dokumen rekam medis sebagai mana


dimaksud pada pasal 46 merupakan
milik dokter,dokter gigi, atau sarana
pelayanan kesehatan sedang isi rekam
medis merupakan milik pasien
Rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau
doktergigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
Ketentuan mengenai rekam medis
sebagai mana dimaksud pada ayat(1)
dan ayat (2) diatur dengan peraturan
menteri

REKAM MEDIS
Milik

RS/penyelenggara upaya
kesehatan/Dokter/Dokter gigi
Isi RM milik pasien perlu dijaga
kerahasiaannya ( dr,drg,tenaga
kesehatan lain, pimpinan sarana
pelayanan kesehatan)
Tenaga kesehatan ; tenaga
kesehatan yang ikut memberikan
pelayanan kesehatan secara
langsung pd pasien

RM
Wajib

dibuat oleh sarana pelayanan


kesehatan yg menyelenggarakan
rawat inap maupun rawat jalan
Pembuat : dokter dan atau tenaga
kesehatan lain yang memberikan
pelayanan langsung kepada pasien
Bentuk RM:
Rawat jalan
Rawat Inap

Substansi /Isi RM

Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Identitas pasien
Riwayat penyakit(anamnesa) : Keluhan
utama, riwayat sekarng, riwayat penyakit
yang pernah diderita, riwayat kel. Ttg
penyakit yang mungkin diturunkan.
Laporan pemeriksaan; Fisik, lab, rontgen,
scan, MRI, dll
Diagnosa dan diagnosa banding
Instruksi diagnostik dan terapi, dgn
tandatangan pejabat yang berwenang
Persetujuan tindakan medik jika diperlukan
Rencana perawatan, tindakan
Untuk gigi ada odontogram klinik

PASIEN RAWAT INAP


( point 1-5 + ketentuan
dibawah ini)

Persetujuan

tindakan medik
Catatan konsultasi
Catatan perawat dan tenaga
kesehatan lainnya
Catatan observasi klinik dan hasil
pengobatan
Resume akhir dan evaluasi
pengobatan

Waktu pelengkapan dan lama


penyimpanan rekam medis
Berdasarkan

pada pernyataan IDI


SK.No,315/PB/A.4/88 adalah
-rekam medis harus dibuat segera dan
dilengkapi paling lama 48 jam setelah
pasien pulang atau meninggal
-Lama penyimpanan berkas rekam
medis adalah 5 tahun dari tanggal
terakhir pasien berobat, dalam hal
khusus lama penyimpanan dapat
ditetapkan lain.

Pemaparan isi rekam medis


(Permenkes
269/Menkes/Per/III/2008 )

Hanya

boleh dilakukan oleh dokter


yang merawat pasien dengan
persetujuan tertulis dari pasien ( pasal
11 ayat (1))
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
dapat menjelaskan isi rekam medis
secara tertulis atau langsung kepada
pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundangundangan ( pasal 11 ayat (2))

SANKSI PIDANA
Membuat

rekam medis wajib bagi


seorang dokter yang merawat
pasiennya( Ps 46 dan 47 UUPK 29/2004)
dilanggar dapat sanksi menurut pasal 79 b
UUPK yakni dengan sengaja tidak membuat
rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 ayat (1)
Pidana 1 tahun ( hilangYudicial Review )
atau denda 50 juta
Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 Pasal
17 ayat 2 ttg rekam medis Rekam medis
tidak dibuat sesuai dengan ketentuan
permenkes dikenai sanksi teguran lesan sd
pencabutan surat izin praktek

Anda mungkin juga menyukai