Anggota Kelompok :
1. Azizah Ciptaningrum
2. Dita Widyaningsih
3. Erwanta Putra Pratama
4. Frida Elisa Azri
5. Indri Almira Sustia Putri
6. Mora Devi Anindia
7. Noni Tuhlifi Miadani
8. Nova Dwi Lestari
9. Syuhada Setiawan
10. Whinahyu Aji Sekarini
11. Wirda Yunita Darwis
12. Yuvika Intan Ristian Putri
31101400409
31101200420
31101400422
31101400425
31101400430
31101400445
31101400450
31101400453
31101400466
31101400467
31101400468
31101400469
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 7 BLOK 6 LBM 1
KELENJAR SALIVA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Skenario............................................................................................................ 1
C. Identifikasi Masalah......................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.................................................................................................. 3
B. Pembahasan...................................................................................................... 4
C. Peta Konsep ..................................................................................................... 16
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari selsel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks
dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar
kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral.
Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut
sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan
melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah
ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan
kuman, mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer, membantu proses
pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah,
berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor
pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah
dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu
dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah).
Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut, kelenjar saliva merupakan organ
yang penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi kelainan pada kelenjar saliva, akan
terjadi dampak yang dapat mengurangi fungsi saliva sehingga menyebabkan berbagai
masalah pada rongga mulut.
B. Skenario
Judul: dok, air liur keluar terus
Pak Muhammad menghadiri demo masak di salah satu mall Semarang. Pada
saat Chef menjelaskan tentang jenis makanan, terbayang di kepala pak Muhammad
betapa lezatnya sehingga air liur di rongga mulut terasa berlebih. Pada saat masakan
sudah matang dan siap dihidangkan, air liur semakin berlebih yang menyebabkan
beberapa kali harus menelan dan perut terasa lapar. Terlebih setelah termakan cabe
air liur bertambah dan keringat mengucur.
C. Identifikasi Masalah
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan sekresi eksokrin yang terdiri dari
sekitar 99% air, mengandung berbagai macam elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium,
Klorida, Magnesium, Bikarbonat, Fosfat) dan protein, diperankan oleh enzim,
imunoglobulin, dan faktor lain antimikroba, mukosa glikoprotein, daan oligopeptida
yang sangat penting bagi kesehatan mulut. (Almeida et al. 2008). Sherwood (2014)
menyatakan, protein liur yang terpenting adalah amilase, mukus dan lisozim. Proteinprotein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produkproduk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa, dan -limit dekstrin, yaitu polisakarida rantai cabang sebagai hasil
dari pencernaan amilopektin. (Sherwood, 2014)
2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga
partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
mukus, yang kental dan licin. (Sherwood, 2014)
3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek empat kali lipat-pertama, dengan
lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan bakteri tertentu dengan
merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat antiodi
IgA; ketiga, oleh laktoferin, yang mengikat erat besi yang diperlukan untuk
multiplikasi bakteri; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi
4.
5.
6.
7.
submandibularis, dan sublingualis; selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis yang
kecil. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi serus yang
mengandung ptialin (suatu amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan serat,
dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan. Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi tipe serus, dan
kelenjar submandibularis dan sublingual menyekresi tipe mukus maupun serus. Kelenjar
bukalis hanya menyekresi mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,4 suatu kisaran
yang menguntungkan untuk kerja pencernan dari ptialin. (Guyton, 1997)
B. PEMBAHASAN
I.
Klasifikasi Kelenjar Saliva
Histologi:
Fisiologi:
-
Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu
serous.
b. Kelenjar Submandibularis
Anatomi:
-
Histologi:
-
Fisiologi:
-
c. Kelenjar Sublingual
Anatomi:
-
Histologi:
-
Fisiologi:
-
II.
c. Memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua
dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber
makanan;
d. Berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap;
e. Membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
Kita sulit berbicara apabila mulut kita kering.
f. Saliva berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga
kebersihan mulut dan gigi. Aliran saliva yang terus menerus membantu
membilas residu makanan, melepaskan sel epitel, dan benda asing.
Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta asam
yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah
karies gigi.
g. Tissue Repair, karena air liur memiliki EGF yang berfungsi mempercepat
penyembuhan luka.
IV.
V.
11
3. Usia, dari kanak kanak sampai dewasa laju aliran saliva naik dan pada lansia
turun. Fungsi kelenjar pada lansia turun karena elemen sekretorik digantikan
oeh jaringan emak dan jaringan fibrosa.
4. Sekresi masing-masing kelenjar berbeda secara almiah dan kuantitas dari
protein dan elektrolit yang berbeda. Setiap kelenjar memiliki tingkat
penerimaan dan kepekaan yang berbeda-beda, sehingga aliran dari jumlah
salivanya pun berbeda-beda.
5. Diet,berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva. Aktifitas fungsional
kelenjar saliva dipengaruhi oleh factor mekanis dan pengecapan
6. Umur, Jenis kelamin, dan fisiologis seseorang, Anak laki-laki diketahui
mempunyai produksi saliva lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal
ini dapat terjadi karena pengaruh ukuran kelenjar saliva wanita yang lebih
kecil dibandingkan laki-laki.Laju alir saliva meningkat dari umur anak-anak
sampai remaja dan akan menurun (kira-kira 25%) pada usia tua 10. Kadar
hormone Dapat berasal dari aldeosteron, hormone bradikinin, testosterone dan
tiroksin.
7. Obat-obatan Ada sebagian obat yang dapat meningkatkan sekresi saliva dan
ada yang menurunkan sekresi saliva. Contohnya : Antane, Librax, dll.
8. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian
protesa yang dapat menstimulasi sekresi saliva.
9. stimulasi. Tiga jenis stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang
pengeluaran saliva adalah stimulasi ektra oral dengan cara mencium, melihat
dan memikirkan makanan atau produk makanan lain
VI.
capsaicin. Capsaicin inilah yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan
lidah dan menyebabkan iritasi lidah berupa panas yang merupakan sensasi umum,
kemudian mengirimkan sinyal kepada hipotalamus untuk meningkatkan
metabolisme dan aktivasi kelenjar saliva serta kelenjar keringat. Kelenjar saliva
memproduksi saliva lebih banyak untuk menetralkan panas pada permukaan lidah
serta kelenjar keringat memproduksi keringat lebih banyak untuk menetralkan
suhu tubuh.
VII.
kista
menerobos
dibawah
otot
milohiodeusdan
menimbulkan
dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil
yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau
karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air
liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan
pembengkakan (mucocele). Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah
terluka. Manusia memiliki banyak kelenjar ludah dalam mulut yang
menghasilkan ludah. Ludah tesebut mengandung air, biopsy, dan enzim.
Ludah dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui saluran kecil yang disebut
duct (pembuluh).
Terkadang salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul
pada titik yang terpotong itu dan menyebabkan pembengkakan, atau
mucocele. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah.
Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langitlangit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah.
Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct) tersumbat dan
ludah mengumpul di dalam saluran.
14
C. Peta Konsep
Saliva
Fungsi
Kelenjar
Faktor
Komposisi
16
Mekanisme
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari
campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada
pada mukosa oral.
Fungsi saliva antara lain untuk pencernaan, proses menelan, efek antibakteri,
pelarut dan merangsang papila llidah, higiene mulut dan gigi.
Saliva merupakan sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga
pasang kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis, yang
terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan saliva melalui duktus-duktus pendek
ke dalam mulut.
Komponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh
kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik. Namun
demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum
karena pada saliva bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%.
Faktor produksi saliva antara lain faktor mekanis, faktor kimiawi, faktor
neuronal, dan rangsangan rasa sakit.
DAFTAR PUSTAKA
17
Almeida, Patricia Del Vigna De, et al. (2008). A Saliva Composition and Functions. The
Journal Of Contemporary Dental Practice Volume 9 Number 3.
Despopoulos A. Silbernagl S.(2000). Atlas Berwarna & Teks Fisiologi. 4 ed. Jakarta :
Hipokartes.
Ganong, W F. (1999). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17 ed. Jakarta : EGC.
Humprey SP, Williamson RT. (2001). A Review of Saliva Normal Composition, Flow and
Function. J Prosthet Dent.
Sherwood, Lauralee. (2014).Fisologi Manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC.
Snell RS.(2000). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC.
Soejoto, Soetedjo, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al. (2010).
Lecture Notes Histologi II. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
18