UNIVERSITAS HASANUDDIN
BLEFARITIS
Oleh:
(XC064202001)
Dosen Pembimbing:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : XC064202001
kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
PENDAHULUAN....................................................................................... ……..4
I. TINJAUAN PUSTAKA
B. Definisi...................................................................................................... 9
C. Etiologi...................................................................................................... 10
D. Patofisiologi .............................................................................................. 12
E. Epidemologi.............................................................................................. 12
F. Klasifikasi.................................................................................................. 14
H. Diagnosis...................................................................................................23
I. Diagnosis Banding.....................................................................................25
J. Penatalaksanaan.........................................................................................28
K. Komplikasi................................................................................................31
L. Prognosis...................................................................................................32
KESIMPULAN....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
3
Pendahuluan
Blefaritis adalah istilah medis untuk peradangan pada kelopak mata. Kata
"blefaritis" berasal dari kata Yunani blepharos, yang berarti "kelopak mata," dan
akhiran itis Yunani, yang biasanya digunakan untuk menunjukkan peradangan dalam
menggambarkan proses dimana sel-sel darah putih dan zat kimia yang diproduksi dalam
tubuh melindungi kita dari zat-zat asing, cedera, atau infeksi. Respon tubuh normal
Blefaritis menyebabkan mata merah merah, iritasi, kelopak mata gatal dan
pembentukan ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah gangguan mata yang
umum yang disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala
atau jerawat rosacea. Dapat terjadi pada semua orang dari segala usia. Meskipun tidak
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi biasanya berasal dari debu, asap, bahan kimia iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak mata dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau
beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Bentuk blefaritis yang biasanya dikenal adalah
sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan
antibiotik yang sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis,
4
Anatomi dan histologi kelopak mata
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk tear film di depan kornea serta
menyebarkan tear film yang telah diproduksi ini ke konjungtiva dan kornea. Palpebra
merupakan alat penutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, trauma sinar dan pengeringan mata, karena kelopak mata juga berfungsi untuk
1. Satu lapisan permukaan kulit. Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat yang
halus dengan otot yang ada dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat
5
digerakkan dari dasarnya. Dengan demikian, maka edema dan perdarahan mudah
2. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus dan bermuara pada tepi
kelopak mata.3
3. Otot seperti:
a. M. Orbicularis oculi yang melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan
b. M. Rioland. Merupakan otot orbicularis oculi yang ada di tepi margo palpebra.
c. M. Levator palpebrae berjalan kearah kelopak mata atas, berorigo pada annulus
foramen orbita dan berinsersi pada lempeng tarsus atas dengan sebagian menembus M.
Orbicularis Oculi menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit yang tempat insersi
M. Levator palpebrae terlihat sebagai sulcus palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III,
yang berfungsi mengangkat kelopak mata atau membuka mata. Kerusakan pada saraf
4. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
5. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosus berasal dari rima orbita merupakan
6
6. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran permukaan orbita. Tarsus terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan
penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah dikelopak atas dan 20 buah di
8. Persarafan sensorik kelopaka matas atas didapatkan dari ramus frontal n.V,
Konjungtiva tarsal yang terletak dibelakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutupi bulbus okuli.
menghasilkan musin.5,6
Bola mata terletak di dalam tulang orbita dan terbuka ke sebelah anterior, ditutup
oleh kelopak mata bagian atas dan bawah, jika keduanya bertemu pada fissura palpebra.
Palpebra menutup permukaan anterior kornea dan melipat pada bagian tepinya yang
kemudian melapisi permukaan dalam palpebra. Lipatan di superior dan inferior disebut
Tiap kelopak mata terdiri atas lempeng jaringan ikat dan otot skelet di tengah
sebagai penyokong, disebelah luar dilapisi oleh kulit dan disebelah dalam dilapisi oleh
membran mukosa (konjungtiva palpebra). Pada bagian kulit ini tipis mempunyai
rambut halus, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan dermis yang mengadung banyak
7
serat elastin yang halus. Dermis sedikit menebal di tepi kelopak mata dan mengandung
tiga atau empat deretan rambut-rambut yang kaku disebut bulu mata, folikelnya
terdapat sampai dermis. Bulu mata mengalami pergantian setiap 100 – 150 hari.
Terdapat kelenjar sebasea kecil berhubungan dengan bulu mata, sedangkan M. Arektor
Di bawah kulit terdapat lapisan otot skelet M. Orbicularis oculi (bagian terbesar)
dan lebih ke dalam lagi terdapat lapisan jaringan ikat (fasia palpebra) yang merupakan
lanjutan tendo M. Levator paplebrae. Juga terdapat lapisan otot polos yang tipis di tepi
atas palpebra superior yaitu M. Tarsalis superior Müller, melekat pada tepi tarsus. Di
Sebelah belakang lapisan otot terdapat lapisan fibrosa yang tipis di bagian perifer
disebut septum orbital dan lempeng tarsus. Tarsus merupakan lempeng jaringan ikat
yang padat melengkung mengikuti bentuk bola mata, berbentuk seperti huruf D yang
bagian horizontalnya sesuai dengan tepi palpebra. Tarsus pada palpebra superior
lebarnya 10 -12 mm, sedangkan tarsus pada palpebra inferior lebarnya 5 mm. Pada
kedua tarsus ini ada sebaris kelenjar sebasea yang sangat besar yaitu kelenjar tarsalis
menjadi berlapis gepeng identik dengan epitel kornea. Pada fornix konjungtiva
berfungsi untuk menutup kelopak mata. M. Levator palpebra dipersarafi oleh N. III
8
melekat pada tarsus dan kulit, berfungsi untuk mengangkat palpebra superior. M.
Ada 3 jenis kelenjar pada palpebra, yaitu Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea
yang panjang dalam lempeng tarsus. Kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel
rambut. Pada palpebra superior ada sekitar 25 dan pada palpebra inferior ada sekitar 20,
tampak sebagai garis vertikal warna kuning di sebelah dalam konjungtiva palpebra.
Saluran keluar kelenjar Meibom bermuara ke tepi palpebra, merupakan satu deretan
pada peralihan antara kulit dan konjungtiva. Ke dalam saluran utama ini bermuara
beberapa saluran yang pendek dari alveoli kelenjar sebasea. Kelenjar Meibom
menghasilkan sebum yang membentuk apisan berminyak pada permukaan air mata,
Kelenjar Moll merupakan kelenjar apokrin tak bercabang, terletak di antara dan di
belakang folikel – folikel bulu mata. Pars terminalis kelenjar Moll tidak berkelok-kelok
dan saluran keluarnya bermuara ke folikel rambut. Fungsi kelenjar ini tidak diketahui.7
Kelenjar Zeiss lebih kecil, merupakan modifikasi kelenjar sebasea dan berhubungan
Definisi
Blepharitis adalah iritasi pada kelopak mata. Ini memiliki berbagai penyebab, mulai dari
alergi dan infeksi iritasi serta kanker kulit. Ini adalah penyakit mata yang paling
umum.7
9
Blefaritis merupakan inflamasi kronis kelopak mata yang umum terjadi. Kadang
skuamosa, inflamsi tepi kelopak mata, kulit, dan folikel bulu mata (blefaritis anterior).
Gambar 2 : Radang pada kelopak mata (blefaritis) dan disfungsi kelenjar meibomian
(Altlas of Ophtalmology)
Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, alergi, kondisi lingkungan, atau
1. Blefaritis inflamasi terjadi akibat peningkatan sel radang kulit di sekitar kelopak.
Infeksi biasanya disebabkan oleh kuman Blefaritis infeksi bisa disebabkan oleh
10
2. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahkan bahan
kosmetik, atau dengan banyak obat, baik mata atau sistemik. Pada banyak orang juga
dapat disebabkan oleh karena paparan hewan seperti anjing atau kucing.
3. Bentuk ulseratif (blefaritis menular) sering ditandai dengan adanya sekret kuning atau
kehijauan.
4. Blefaritis dapat disebabkan oleh kondisi medis sistemik atau kanker kulit dari
berbagai jenis.
Blefaritis posterior dapat disebabkan oleh produksi minyak tidak teratur oleh
kelenjar pada kelopak mata (meibomian blefaritis) yang menciptakan lingkungan yang
menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini juga dapat berkembang sebagai
akibat dari kondisi kulit lainnya seperti jerawat rosacea dan ketombe kulit kepala.2
Blefaritis melibatkan tepi kelopak mata, di mana bulu mata tumbuh dan pintu
dari kelenjar minyak kecil dekat pangkal bulu mata berada. Mungkin ada keterlibatan
tepi luar dari tepi kelopak mata yang berdekatan dengan kulit atau dan tepi bagian
dalam kelopak mata yang bersentuhan dengan bola mata. Perubahan pada kulit kelopak
mata atau permukaan mata itu sendiri biasanya bisa menjadi penyebab sekunder yang
kelopak. Ada sekitar 40 kelenjar ini di setiap kelopak mata atas dan bawah. Ketika
kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau salah jenis minyak,
11
Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena adanya
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan
enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis
Blefaritis anterior mempengaruhi daerah sekitar dasar dari bulu mata dan
mungkin disebabkan infeksi stafilokokus atau seboroik. Yang pertama dianggap hasil
dari respon mediasi sel abnormal pada komponen dinding sel S. Aureus yang mungkin
juga bertanggung jawab untuk mata merah dan infiltrat kornea perifer yang ditemukan
pada beberapa pasien. Blefaritis seboroik sering dikaitkan dengan dermatitis seboroik
umum yang mungkin melibatkan kulit kepala, lipatan nasolabial, belakang telinga, dan
sternum. Karena hubungan erat antara kelopak dan permukaan okular, blefaritis kronis
12
pembentukan asam lemak bebas. Hal ini meningkatkan titik leleh dari meibum yang
tear film yang bertindak sebagai surfaktan mengakibatkan meningkatnya penguapan air
eksternal dari tear film, yang bertanggung jawab untuk mengurangi penguapan tear
film dan mencegah kontaminasi. Pada perubahan struktural contoh kegagalan kelenjar
di blepharitis posterior telah ditunjukkan dengan meibography, selain itu, kelenjar epitel
dapat menghalangi kelenjar atau menyebabkan deskuamasi sel epitel ke dalam lumen,
mengubah diferensiasi sel asinar dan karenanya mengganggu fungsi kelenjar. Disfungsi
di mana perubahan rasio asam lemak bebas untuk ester kolesterol telah terbukti. Hasil
sekresi yang berubah ini bisa memiliki titik leleh yang lebih tinggi dari pada yang
Epidemologi
Blefaritis adalah gangguan mata yang umum di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
13
Hubungan yang tepat antara blefaritis dan kematian tidak diketahui, tetapi penyakit
dengan angka kematian yang dikenal, seperti lupus eritematosus sistemik, mungkin
terdapat blefaritis sebagai bagian dari gejala yang ditemukan. Morbiditas termasuk
mata dengan trichiasis, entropion notching, dan ectropion. Kerusakan kornea dapat
kornea dapat terjadi. Tidak ada studi yang diketahui menunjukkan perbedaan ras dalam
kejadian blefaritis. Rosacea mungkin lebih umum di orang berkulit putih, meskipun
temuan ini mungkin hanya karena lebih mudah dan sering didiagnosis pada ras ini.8
insiden dan klinis blefaritis antara jenis kelamin. Blefaritis seboroik lebih sering terjadi
pada kelompok usia yang lebih tua dengan usia rata-rata adalah 50 tahun.8 Akan tetapi
apabila dibandingkan dengan bentuk lain, blefaritis staphylococcal ditemukan pada usia
lebih muda (42 tahun) dan sebagian besar adalah wanita (80%).11
Klasifikasi
1. Blefaritis anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian luar, tempat
dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior ada 2 jenis yaitu stafilokok dan
14
8
2 Blefaritis posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam, bagian
yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan
karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang berlebihan (blefaritis
bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit yang
a .Blefaritis bakteria
1.Blefaritis Superfisial
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan
15
sulfisoksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila
terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk
Blefaritis stafilokokal ditandai dengan adanya sisik, krusta dan eritema pada tepi
kelopak mata dan collarette formation pada dasar bulu mata. Infeksi kronis dapat
disertai dengan eksasebasi akut yang mengarah pada terjadinya blefaritis ulseratif.
Dapat juga terjadi hilangnya bulu mata, keterlibatan kornea termasuk erosi epitelial,
2.Blefaritis Seboroik
penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun) , dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang
keluar dari kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan
pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar
Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi. Penyulit yang dapat timbul
madarosis.3
16
Gambar 5. Blefaritis seboroik(Kanski in Clinical
Ophthalmology edisi 5)
3.Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada
pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinyal luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan
ataupun oleh jamur. Pasien akan merasa panas dan gatal. Pengobatannya ialah dengan
membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat
disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi antara
4.Blefaritis Ulseratif.
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah di
sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan
keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat
infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis
17
stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luaspengobatan harus
ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial,
keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan
5.Blefaritis Angularis.
Blefaritis angularis merupakan infeksi pada tepi kelopak di sudut kelopak mata
atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus
dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi punctum lakrimal.
meskipun bakteri lain atau sangat jarang herpes simplex juga terlibat. Seringkali gejala
yang muncul adalah kemerahan pada salah satu tepi kelopak mata, bersisik, maserasi
dan kulit pecah-pecah di kantus lateral dan medial, juga dapat terjadi konjungtivitis
folikuler dan papil. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati
dengan sulfa (kloramfenikol, eritromisin), tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit terjadi
pada punctum lakrimal bagian medial sudutmata yang akan menyumbat duktus
lakrimal.3,9
18
Gambar 6. Blefaritis angularis (Kanski in Clinical Ophthalmology edisi 7)
6.Meibomianitis.
kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalamberulang kali disertai
antibiotik lokal.4
b. Blefaritis Virus
1. Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf
trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala
herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis
median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan
infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf
trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
19
Pengobatan hanya asimtomatik; steroid superfisial untuk mengurangi gejala radang dan
analgesik untuk mengurangi rasa sakit. Penyulit yang mungkin terjadi adalah uveitis,
2. Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama
pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks
yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah
pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua kelopak lengket. Tidak terdapat
pengobatan spesifik pada penyakit ini. Bila terdapat infeksi sekunder dapat diberikan
3. Vaksinia
4. Moluskum kontagiosum
atau trakoma. Pengobatan moluskum tidak ada yang spesifik atau dilakukan ekstirpasi
20
C. Blefaritis jamur3
a. Infeksi superfisial
b. Infeksi superfisial
menggunakan sulfonamid, penicillin atau antibiotik spektrum luas. Spesies lain bisa
c. Phitiriasis palpebrarum9
Phthirus pubis sebenarnya hidup di rambut pubis. Seseorang yang terinfeksi kutu
dapat kedaerah lain yang berambut seperti axila, dada atau bulu mata. Pitiriasis
palpebarum merupakan kutu dari bulu mata yang biasanya menjangkiti anak-anak yang
21
Gambar 8. Phitiriasis palpebrarum (Kanski in Clinical Ophthalmology edisi 7)
Gejala meliputi iritasi kronis dan gatal pada kelopak mata. Ditandai oleh
kutu yang menempel kebulu mata dengan cakarnya. Telur dan kulitnya yang
kosong muncul seperti bentuk oval, coklat, keputihan seperti mutiara dan melekat
Kutu diangkat beserta bulu mata secara mekanik dengan menggunakan pinset,
lalu diberikan topikal yellow mercuric oxide 1% atau petroleum jelly pada bulu mata
dan kelopak mata dua kali sehari selama 10 hari. Menghilangkan kutu pada pasien,
Gambaran Klinik
a) Blefaritis stafilokokus9
sisik keras dan pengerasan kulit terutama berlokasi di antara dasar bulu mata .
22
Kasus lama dapat berkembang menjadi jaringan parut dan bentukan tylosis)
Perubahan sekunder termasuk pembentukan tembel, keratitis tepi kelopak mata dan
b) Blefaritis seboroik9
Sisik yang lembut dan terletak di mana saja pada tepi kelopak mata dan bulu mata.
c) Blefaritis posterior9
Tekanan pada tepi kelopak mengakibatkan cairan meibomian keruh atau seperti
pasta gigi.
Tear film berminyak dan berbusa, buih dapat menumpuk di tei kelopak atau dalam
kantus.
korneepitel inferior.
Diagnosis
23
Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif.
Pengujian, dengan penekanan khusus pada evaluasi kelopak mata dan permukaan depan
24
Diagnosis Banding
Hordeolum
disebabkan oleh infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Biasanya dapat
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan
infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Hordeolum merupakan suatu
Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
kelopak dan nanah dapat keluar dari pangkal rambut atau bulu mata. Hordeolum
sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preurikel biasanya
turut membesar.3
25
Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali
nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat rekuren atau terjadinya
atau diklosasilin 125 – 250 mg 4 kali sehari, dapat juga diberikan tetrasiklin. Bila
terdapat infeksi stafilokokus ditubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama–sama.3
Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi
insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. Pada insisi hordeolum terlebih
dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantocaine eye drop 0,5 %. Dilakukan
anastesia filtrasi dengan procaine atau lidocaine di daerah hordeolum dan dilakukan
insisi. Insis pada hordeolum eksternum dibuat sejajar margo palpebra sedangkan pada
hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra. Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskokleasi atau kuretase seluruh isi
jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.3
Kalazion
26
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan
hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak
lokal dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari
dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti pada
hordeolum internum yaitu pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.3
kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga
konjuntiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan
kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberikan salep
mata. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain
kalau perlu diberikaan antibiotik lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan
27
Penatalaksanaan
kebersihan kelopak mata adalah dasar dari pengobatan blefaritis. Dokter harus
memastikan bahwa pasien mengerti bahwa penanganan blefaritis adalah sebuah proses,
Banyak sistem mengenai kebersihan kelopak mata, dan semua ini termasuk
1. Aplikasi panas untuk menghangatkan sekresi kelenjar kelopak mata dan untuk
memicu evakuasi dan pembersihan dari bagian sekretorik sangat penting. Pasien
pada kelopak berulang kali. Air hangat di handuk, kain kassa direndam, atau
dimasak dengan microwave, kain yang telah direndam dapat digunakan. Pasien
yang berlebihan.8
28
2. Tepi kelopak mata dicuci secara mekanis untuk menghilangkan bahan yang
menempel, seperti ketombe, dan sisik, juga untuk membersihkan lubang kelenjar.
Hal ini dapat dilakukan dengan handuk hangat atau dengan kain kasa. Air biasa
sering digunakan, meskipun beberapa dokter lebih suka bahwa beberapa tetes
shampo bayi dicampur dalam satu tutup botol penuh air hangat untuk membentuk
scrubbing dari tepi kelopak mata itu sendiri, bukan kulit kelopak atau permukaan
3. Salep antibiotik pada tepi kelopak mata setelah direndam dan digosok. Umum
refrakter blefaritis sering respons dengan penggunaan antibiotik oral. Satu atau dua
bulan penggunaan tetrasiklin sering membantu dalam mengurangi gejala pada pasien
dengan penyakit yang lebih parah. Tetrasiklin diyakini tidak hanya untuk mengurangi
kolonisasi bakteri tetapi juga untuk mengubah metabolisme dan mengurangi disfungsi
Disfungsi tear film dapat mendorong penggunaan solusi air mata buatan, salep
air mata, dan penutupan pungtum. Kondisi yang terkait, seperti herpes simplex,
29
varicella-zoster, atau penyakit kulit staphilokokal, bisa memerlukan terapi antimikroba
juga dapat diobati dengan antibiotik-kortikosteroid tetes. Ulkus tepi kelopak yang
kecil dapat diobati secara empiris, tetapi ulkus yang lebih besar, parasentral, atau
atipikal harus dikerok dan spesimen dikirim untuk diagnostik dan untuk kultur dan
pengujian sensitivitas.8
Serangan berulang dari peradangan dan jaringan parut dari blefaritis dapat
dapat mengakibatkan gejala keratitis berat. Trichiasis diobati dengan pencukuran bulu,
perusakan folikel melalui arus listrik, laser, atau krioterapi, atau dengan eksisi bedah.
Entropion atau ectropion dapat mengembangkan dan mempersulit situasi klinis dan
Untuk blefaritis anterior, antibiotik natrium asam fusidic topikal, bacitracin atau
kloramfenikol digunakan untuk mengobati folikulitis akut tetapi terbatas dalam kasus-
kasus lama. Setelah kelopak dibersihkan salep harus digosok ke tepi kelopak anterior
30
dengan cotton bud atau jari yang bersih. Oral azitromisin (500 mg setiap hari selama
tidak boleh digunakan pada anak di bawah usia 12 tahun atau pada wanita hamil atau
menyusui karena disimpan dalam tulang dan gigi tumbuh, dan dapat menyebabkan noda
pada gigi dan hipoplasia gigi (eritromisin adalah alternatif). Alasan untuk penggunaan
diindikasikan pada pasien dengan phlyctenulosis berulang dan keratitis tepi, meskipun
selama 6-12 minggu, Doksisiklin 100 mg b.d. selama satu minggu dan kemudian setiap
hari selama 6-12 minggu, Minocycline 100 mg sehari selama 6-12 minggu; (pigmentasi
Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling
sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya
disarankan untuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata
1. Hordeolum: adalah suatu infeksi bakteri pada salah satu kelenjar minyak
yang tersumbat. Hasilnya adalah benjolan yang nyeri di tepi atau di dalam
kelopak mata.
2. Chalazion: Sebuah chalazion atau granuloma konjungtiva terjadi ketika
31
3. Mata merah: blefaritis dapat menyebabkan serangan berulang mata merah
(konjungtivitis).
4. Ulserasi kornea: iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang meradang
atau salah arah bulu mata dapat menyebabkan goresan (ulkus) di kornea.
Prognosis
Kebersihan yang baik (pembersihan secara teratur daerah mata) dapat mengontrol
tanda-tanda dan gejala blefaritis dan mencegah komplikasi. Perawatan kelopak mata
yang baik biasanya cukup untuk pengobatan. Harus cukup nyaman untuk menghindari
memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan
BAB III
32
KESIMPULAN
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada
tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai
dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit.1
Blefaritis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal dan pembentukan
ketombe seperti sisik pada bulu mata. Ini adalah gangguan mata yang umum yang
disebabkan oleh bakteri atau kondisi kulit seperti ketombe di kulit kepala atau jerawat
rosacea. Dapat terjadi pada semua orang dari segala usia. Meskipun tidak nyaman,
blefaritis tidak menular dan umumnya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada
penglihatan.2
ada pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini dilaporkan sebagai penyakit
penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi dapat
Kebersihan yang baik (pembersihan secara teratur daerah mata) dapat mengontrol
tanda-tanda dan gejala blefaritis dan mencegah komplikasi. Perawatan kelopak mata
yang baik biasanya cukup untuk pengobatan. Harus cukup nyaman untuk menghindari
33
memiliki beberapa episode blefaritis, kondisi ini jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan
DAFTAR PUSTAKA
<http://www.medicinenet.com/blepharitis/article.htm>
<http://smjohnsonmd.com/Blepharitis.html>
34
Blackwell publishing, Australia : 2020 ; page 52-4
<http://www.drpopham.com/347-Anatomy%20-%20Eyelid/>
<http://www.emedicinehealth.com/
<http://emedicine.medscape.com/article/1211763-overview#a0104>
<http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/574/basics/
pathophysio logy.html>
2021.
35
12. Hadrill, Marilyn., Blepharitis Page updated September 2020
<http://www.allaboutvision.com/conditions/blepharitis.htm>
13. Papier, Art, MD; David J. Tuttle, MD; and Tara J. Mahar, MD.
<http://www.aafp.org/afp/2007/1215/p1815.html#afp20071215p1815-t1>
36