LASERASI PALPEBRA
Disusun Oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segela puji bagi Allah SWT Sang Pemilik kehidupan yang Maha Pengasih
dan Penyayang atas segala limpahan Rahmat dan nikmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat ini dengan lancar. Sholawat serta salam untuk Rasulullah
Muhammad SAW, sang pembawa cinta yang membimbing manusia menuju surga
serta mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi.
Penulis sadar bahwa penulisan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis berharap kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan referat ini.
Demikian, semoga laporan kasus ini bisa bermanfaat untuk penulis dan para
pembaca, Insya Allah, Amin.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Palpebra atau kelopak merupakan bagian dari mata yang mempunyai fungsi
melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air
mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan keringnya bola mata.
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
laserasi kelopak mata. Bahkan benda tumpul yang tampaknya tidak berbahaya di
tempat kerja dapat menyebabkan laserasi kelopak mata.2 Cedera yang melibatkan
kelopak mata dan daerah periorbita umumnya terjadi setelah trauma tumpul atau
penetrasi pada wajah. Luka tersebut dapat bervariasi dari lecet kulit sederhana sampai
kasus yang lebih kompleks yang menyebabkan kehilangan jaringan yang luas serta
fraktur tulang-tulang wajah. Pada saat awal pemeriksaan yang menjadi prioritas
utama adalah memperhatikan faktor yang mengancam jiwa secara sistemik. Pada
proses pengembalian struktur dan fungsi harus tetap mengarah pada prinsip-prinsip
estetika dasar yang menjadi perhatian utama dari ahli bedah rekonstruksi. Kejadian
cedera mata dalam trauma kraniofasial tinggi, berkisar antara 15% sampai 60% dalam
berbagai penelitian.3
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Struktur Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan jaringan
superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra
6
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke
dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar,
Struktur palpebra :2
1. Lapisan Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ottnya mengelilingi
fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita.
Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam
3. Jaringan Areolar
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapi jaringan fibrosa padat
yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan
penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas
dan 20 buah di kelopak bawah). Sudut lateral dan medial serta juluran tarsus
7
tertambat pada tepi orbita dengan adanya ligament palpebral lateralis dan
medialis. Lempeng tarsus superior dan inferior juga tertambat pada tepi atas
dan bawah orbita dan fasia yang tipis dan padat. Fasia tipis ini membentuk
septum orbitale.2
5. Konjungtiva Palpebra
palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu
8
2. Tepian Palpebra
dan posterior.2
a. Tepian anterior
Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
b. Tepian posterior
tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah
c. Punktum lakrimal
3. Fissura Palebra
lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut
9
tajam. Kanthus medialis lebih elips dari kanthus lateralis dan mengelilingi
lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri atas dua buah struktur yaitu
4. Septum Orbitale
orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi
dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum
5. Refraktor Palpebra
superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior, yang berasal
dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah
aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot
dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari
10
rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris. Pembuluh darah yang
mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata
1. Kelenjar
a. Kelenjar sebasea
11
2. Otot-otot alpebral
a. M. Orbikularis Okuli
bawah kuit kelopak. Pada dekat tepi margo alpebral terdapat otot
b. M. Levator Palpebra
Berorigo pada alpebr foramen orbbita dan berinsersi pada tarsus atas
kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi
3. Gerakan palpebral
1. Menutup
2. Membuka
12
B. Definisi Laserasi Palpebra
- Small - 25-35%
- Medium - 35-45%
- Small - 35-45%
- Medium - 45-55%
Kerusakan khas mungkin melibatkan 50% dari bagian tengah kelopak mata atas
atau bawah. Keterlibatan margin kelopak mata harus diperhatikan. Jika margin
kelopak mata terhindar, penutupan dengan flap lokal atau skin graft mungkin sudah
cukup. Setelah margin terlibat, perbaikan bedah harus mengembalikan integritas dari
D. Etiopatogenesis
13
Trauma Tumpul
Robekan dan trauma remuk terjadi sekunder dari gigitan anjing ataumanusia.
Laserasi palpebra pada sebagian kulit luar dan kulit secaramenyeluruh, avulsi kantus,
laserasi kanalikulus paling sering terjadi. Trauma pada wajah dan intracranial
mungkin dapat terjadi terutama pada bayi. Irigasi dan penutupan luka secara dini
harus segera dilakukan dan kemungkinan terjadinya tetanus dan rabies harus
antibiotik.1,4
mengalami luka bakar yang luas. Sering terjadi pada pasien dengankeadaan setengah sadar atau
14
di bawah pengaruh sedatif yang berat dan memerlukan perlindungan pada mata untuk
E. Diagnosis
a. Anamnesis
anamnesis meliputi keluhan yang dialami serta riwayat penyakit yang lengkap untuk
penting karena hal ini dapat berhubungan dengan cedera tertentu (misalnya trauma
15
servikal), kedalaman cedera adnexa mata, dan kemungkinan adanya benda asing.
benda asing dan kehilangan jaringan. Luka akibat gigitan mungkin akan
menyebabkan infeksi (misalnya rabies) dan kehilangan jaringan. Dalam kasus luka
gigitan manusia, harus ditentukan status HIV dan hepatitis pelakunya. Pada pasien
dengan luka tembus berukuran kecil, kemungkinan terdapat trauma dengan kekuatan
yang cukup tinggi. Selain itu fungsi visual sebelum kejadian, pada saat kejadian,
penggunaan kacamata pelindung, dan saksi mata saat kejadian. Tetapi dalam
karena takut kepada anggota keluarga atau teman yang menyebabkan terjadinya
cedera.1,4
b. Pemeriksaan Fisis
sebelum mencari cedera adnexa okular. Awasi tanda-tanda vital pasien. Awali
rupture bola mata. Bila tidak terdapat rupture bola mata, eversi kelopak mata dan
16
siram forniks jika memungkinkan. Apabila kelopak mata menjadi edem, refraktor
tidak tersedia, klip kertas dapat membantu). Palpasi dan periksa kelopak mata untuk
mencari benda asing, termasuk lensa kontak. Hifema, fraktur tulang orbital, dan
rekonstruksi. Periksa kondisi pupil, jika didapatkan kerusakan relative pada afferent
pupilae, potensi hasil visual akan buruk dan harus didiskusikan dengan pasien
sebelum dilakukan bedah rekonstruksi. Otot-otot luar mata dievaluasi dan bila
Palpasi yang mendeteksi adanya krepitasi atau unstable bone memerlukan evaluasi
cedera levator. Pada pasien sadar, uji fungsi levator dengan cara fiksasi alis mata
17
c. Pemeriksaan Penunjang
analisa kimia darah sering diperlukan untuk kepentingan anestesi. Pemeriksaan kimia
darah untuk alkohol dan zat beracun lainnya mungkin diperlukan dalam beberapa
kasus. Apabila terdapat kecurigaan fraktur tulang orbita maka pencitraan yang sesuai
rupture bola mata. Tergantung kepada ukurannya, benda asing yang terbuat dari kaca
dapat atau tidak dapat terlihat pada pemeriksaan radiologis. Benda asingyang terbuat
dari kayu mungkin akan susah dideteksi tetapi terlihat isodense dengan lemak orbital.
Apabila dicurigai terdapat benda asing dari logam dan kayu namun tidak dapat dilihat
F. Penatalaksanaan
didefinisikan sebagai 6 jam. Ini didasarkan pada studi laboratorium dan klinis pada
waktu penggandaan kolonisasi bakteri yang berkembang menjadi infeksi invasif, dan
dari hasil klinis yang menggambarkan penurunan risiko infeksi setelah membersihkan
dan memperbaiki luka dalam waktu itu. Beberpa peneliti percaya bahwa laserasi yang
belum terkontaminasi dapat diperbaiki tanpa peningkatan infeksi luka yang signifikan
18
Infeksi dapat terjadi setelah leserasi palpebra atas. Oleh karena itu dokter harus
mencurigai adanya infeksi dengan kondisi tertentu pada laserasi palpebra. Apabila
Untuk luka yang tidak bersih atau luka tusuk, tambahkan injeksi TT yang tidak
laserasi. Debridement dan irigasi yang banyak ada luka sangat penting untuk semua
dan ampicilin sulbactam akan membantu mengatasi infeksi ini. Apabila luka gigitan
akibat binatang yang dicurigai rabies, berikan profilaksis rabies apabila jaringan otak
Apabila pasien mengalami rupture bola mata dan laserasi palpebra, pertama-
tama lakukan terapi terhadap rupture bola matanya. Bila terdapat laserasi yang berat,
lakukan penjahitan traksi dengan silk 4-0 pada segmen kelopak mata yang mengalami
laserasi untuk memudahkan erbaikan bola mata. Walaupun perbaikan pada laserasi
kelopak mata dapat ditunda, perbaian secepat mungkin member perlindungan kornea
yang lebih baik, edema jaringan lebih sedikit, dan dekontaminasi luka yang lebih
baik.5,6
palpebral sesuai umur pasien, karakter palpebra, dan posisi defek serta pengamatan
19
dokter ahli. Prioritas pada rekonstruksi palpebra adalah perkembangan margo
palpebra yang stabil, lebar palpebra secara vertikal yang adekuat, penutupan palpebra
yang adekuat, terjadi epitelisasi pada permukaan internal palpebra, dan memberi hasil
antara lain:5,6
Laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan margo palpebra dan
sejajar dengan garis kulit dapat distabilkan dengan skin tape. Laserasi yang lebih
besar dan tegak lurus dengan garis kulit perlu pendekatan yang hati-hati. Hal ini dapat
dicapai menggunakan benang absorbable atau nonabsorbable ukuran 6-0 atau 7-0.5,6
notching kelopak mata dan malposisi margo palpebra. Semua bagian tarsal di tepi
luka harus dibuang untuk melakukan pendekatan tarsal ke tarsal yang lebih baik. Hal
ini dilakukan sepanjang ketinggian vertical seluruh tarsus untuk mencegah tarsal
Perbaikan dimulai dengan penempatan benang 6-0 pada kelenjar meibom di margin
palpebra, kira-kira 2 mm dari tepi luka dan kedalaman 2 mm. penutupan margo
palpebra dilakukan dengan 2 atau 3 jahitan untuk mensejajarkan tepi luka. Untuk
menghindari kerusakan pada epitel kornea jahitan tarsal tidak boleh meluas sampai
20
permkaan konjungtiva, terutama palpebra superior. Penutupan tepi palpebra harus
Gambar 6. (a) Laserasi margo palpebra. Tambahan jahitan dengan benang Vicyl
untuk menopang tarsus. (b) 2 jahitan dengan Silk 7-0 pada margo
palpebra dan ujungnya disimpul pada jahitan preseptal
21
Full thickness eyelid laceration
Full thickness eyelid laceration yang tidak melibatkan margo palpebra mungkin
terkait dengan kerusakan internal yang signifikan dari struktur palpebra dan perforasi
bola mata. Penanganan cedera ini memerlukan pemeriksaan lapis demi lapis luka
untuk menilai integritas septum orbita, otot levator dan aponeurosis levator,
konjungtiva, otot rektus, dan bola mata. Jika lamella posterior kelopak mata terlibat
dalam full thickness eyelid laceration tanpa menimbulkan ketegangan kulit maka
dapat langsung diperbaiki. Tarsal alignment dapat dicapai melalui jahitan dalam,
menggunakan benang polyglactin ukuran 6-0 atau 7-0, namun Dexon, silk, dan
tantangan rekonstruksi yang lebih sulit. Hal ini merupakan kewajiban dokter spesialis
bedah dan mata untuk mengevaluasi pasien dengan trauma palpebra, untuk
kelopak mata sebagai struktur yang terdiri dari lamella anterior dan posterior, kulit
dan muskulus orbicularis akan menjadi lamella anterior, sedangkan tarsus dan
lagoftalmus dan exposure kornea, pelumasan salep antibiotic secara agresif harus
diberikan atau dilakukan tarsorraphy sementara hinga perbaikan pasti dapat dicapai.5,6
22
G. PROGNOSIS
Prognosis visual untuk laserasi palpebra biasanya bagus, kecuali disertai dengan
rupture bola mata. Dengan teknik rekonstruksi laserasi palpebra yang baik, hasil
kosmetik biasanya cukup baik. Bekas luka pada kulit atau ektropion sikatrikal
H. KOMPLIKASI
margo palpebra, maka komplikasi yang dapat muncul antara lain epifora kronis,
Akibat teknik pembedahan yang buruk terutama dalam hal ketepatan penutupan
luka, komplikasi yang muncul dapat berupa jaringan parut, fibrosis, deformitas
palpebra sikatrikal. Selain itu dapat terjadi keadaan luka yang memburuk akibat
infeksi atau akibat tertundanya penutupan luka. Laserasi di dekat canthus medial
23
BAB III
KESIMPULAN
Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola
mata terhadap trauma, trauma sinar dan keringnya bola mata. Palpebra mempunyai
lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput
laserasi kelopak mata. Bahkan benda tumpul yang tampaknya tidak berbahaya di
tempat kerja dapat menyebabkan laserasi kelopak mata. Cedera yang melibatkan
kelopak mata dan daerah periorbita umumnya terjadi setelah trauma tumpul atau
penetrasi pada wajah. Luka tersebut dapat bervariasi dari lecet kulit sederhana sampai
kasus yang lebih kompleks yang menyebabkan kehilangan jaringan yang luas serta
faktor yang mengancam jiwa secara sistemik. Pada proses pengembalian struktur dan
fungsi harus tetap mengarah pada prinsip-prinsip estetika dasar yang menjadi
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke 4. Jakarta: FKUI, 2012.
25