TRIKIASIS
Disusun oleh:
Jerome C. Lekatompessy
2015-83-010
Pembimbing:
dr. Carmila L. Tamtelahitu, Sp.M., M.Kes.
rahmat dan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini guna
penyelesaian tugas kepaniteraan klinik pada bagian mata dengan judul referat
“Trikiasis”.
Dalam penulisan referat ini, banyak pihak yang turut terlibat untuk penyelesaiannya.
2. Orang tua dan semua pihak yang telah membantu serta memberi motivasi penulis
Penulis menyadari bahwa sesungguhnya referat ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan banyak masukkan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perkembangan penulisan referat dalam waktu yang akan
datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga referat ini dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL…………………….…………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Trikiasis…..………………………………………………...….………. 10
BAB I
3
PENDAHULUAN
proteksi mekanik terhadap bola mata. Kelopak mata juga menyediakan elemen kimia
penting pada lapisan air mata prekorneal, dan membantu mendistribusikan lapisan ini
ke seluruh permukaan bola mata. Selama fase mengedip, kelopak mata mendorong air
mata ke kantus medial dan masuk ke dalam system drainase pungtum lakrimal. Bulu
mata yang ada di sepanjang tepi kelopak mata membersihkan partikel-partikel dari
depan mata, dan pergerakan gerakan konstan serta reflex kelopak mata mencegah
arah bola mata. Trikiasis biasanya akibat inflamasi atau parut pada palpebra setelah
operasi palpebra, trauma, kalazion, atau blefaris berat. Trikiasis sering dikaitkan
dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan sindrom
Steven Johnson. Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering
ditemukan pada orang dewasa. Orang dewasa sampai tua merupakan resiko terjadi
trikiasis. Kelompok anak-anak dan remaja jarang terjadi trikiasis. Belum ditemukan
Gejala yang terjadi pada penderita trikiasis dapat berupa sensai benda
asing pada permukaan bola mata, gatal pada mata, nyeri pada mata, bengkak pada
mata, dan biasanya penderita menjadi lebih emosional daripada biasa. Pada trikiasis
4
biasanya terjadi penggesekan bulu mata yang melengkung ke dalam yang dapat
menyebabkan erosi pada kornea, abrasi kornea, terbentuk ulkus pada kornea,
perforasi, yang kemudian dapat terjadi infeksi pada bola mata. Apabila tidak
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui tentang trikiasis dengan lebih baik mulai dari definisi,
etiologi, hingga gejala yang di timbulkan serta pengobatan dan penanganan yang
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Palpebra terdiri dari bagian orbita dan bagian tarsal yang dipisahkan oleh
sulcus palpebra. Palpebra superior dan inferior bertemu pada kantus lateral dan
medial. Ketika mata terbuka, palpebra superior menutupi 1/6 bagian ornea dan
palpebra inferior hanya menutupi bola mata sampai batas limbus saja. Ruang elips
antara kedua palpebra yang dibuka disebut fissura palpebra. Normalnya fissura
palpebra berukuran 10-11 mm vertikal dan 28-30 horizontal. Margo palpebra terbagi
menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh punctum lacrimalis, di medial disebut
bagian lacrimalis dan dilateral disebut bagian siliaris. Bagian lacrimalis berbentuk
bulat dan tidak ditumbuhi bulu mata serta tidak memiliki kelenjar. Bagian siliaris,
terdiri dari margo anterior, margo posterior, dan lamellae yang memisahkan kedua
bagian tersebut.1,3
lapisan, yaitu:
1. Kulit
memiliki kulit yang tipis ± 1 mm dan tidak memiliki lemak subkutan. Kulit disini
sangat halus dan mempunyai rambut vellus halus dengan kelenjar sebaseanya,
6
Di bawah kulit terdapat jaringan areolar longgar yang dapat meluas pada edema
Terdiri dari M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak dibawah kulit kelopak. Otot ini meliputi tiga bagian :
mata, palpebra, dan lacrimal. Otot ini berfungsi dalam proses menutup mata dan
menjadi keratitis. Selain itu, pada palpebra superior juga terdapat M. Levator
Palpebra superior. Otot ini terletak pada apex bola mata dan berinsersi pada tiga
bagian yaitu pada kulit palpebra, permukaan anterior tarsus, dan pada fornix
Jaringan areolar submuskular adalah suatu jaringan ikat longgar. Saraf dan
pembuluh darah terdapat pada bagian ini. Sehingga, untuk kepentingan anestesi
5. Jaringan fibrous
a. Tarsus
7
Tarsus merupakan jaringan ikat fibrous panjangnya ± 25 mm, yang
b. Septum orbita
Terdiri dari M. Muller yang terletak jauh ke dalam septum orbita pada kedua
palpebra. Pada palpebra superior, otot ini berasal dari serat M. levator palpebra
superior dan pada palpebra inferior berasal dari perpanjangan M. Rectus inferior;
7. Konjungtiva
dari tiga bagian : marginal, tarsal dan orbital. Konjungtiva tarsal melalui forniks
8
Gambar 2.1. Struktur palpebra superior.
Sumber: Standring S, Neil RB. Gray's Anatomy: the Anatomical Basis of Clinical Practice. 40th
Ed. Edinburgh: Churchill Livingstone/Elsevier; 2008.
pendek, halus dan melengkung yang terdiri dari 2 sampai 3 lapisan yang tumbuh pada
tepi kelopak mata. Bulu mata berfungsi melindungi bola mata dari debris dan benda
asing.3,4 Bulu mata kelopak mata bagian atas lebih panjang, lebih banyak, dan
melengkung keatas dimana bulu mata kelopak mata bagian bawah lebih pendek, lebih
sedikit dan melengkung ke bawah sehingga tidak saling bertemu dan mengganggu
Pada fase embryo, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm pada umur
9
untuk tumbuh kembali setelah dicabut tetapi penyabutan bulu mata secara terus-
menerus dan konstan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Warna bulu mata
dapat berbeda dari rambut pada umumnya, walaupun mereka dapat berwarna lebih
gelap pada seseorang dengan rambut warna gelap dan berwarna lebih terang pada
2.2. Trikiasis
2.2.1. Definisi
Trikiasis adalah suatu keadaan dimana bulu mata tumbuh mengarah pada bola
mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Bulu mata dapat tumbuh dalam
posisi yang abnormal sementara palpebra tetap pada posisi normal. Pertumbuhan bulu
mata ke arah bola mata yang disertai dengan keadaan melipatnya margo palpebra ke
2.2.2. Epidemiologi
endemik trakoma. Negara-negara tersebut tersebar di benua afrika, timur tengah, asia
tenggara, india, dan amerika selatan. Laporan terbaru WHO pada tahun 2013
10
menyebutkan bahwa terdapat ± 40 juta orang menderita trakoma, 8.2 juta orang
diantaranya menderita trikiasis dan 1.3 juta orang menderita kebutaan sebagai
komplikasinya. Di Indonesia sendiri, walaupun tidak ada data pasti tentang angka
kejadian gangguan penglihatan ataupun kebutaan akibat trikiasis terkait dengan kasus
mengontrol infeksi trakoma dan defisiensi vitamin A maka secara tidak langsung
Trikiasis sering kali berasal dari inflamasi atau jaringan sikatrik palpebra yang
ulseratif. Kelainan ini juga dihubungkan dengan penyakit sikatrik kronik seperti
sikatrisial pemphigoid, penyakit infeksi seperti trakoma serta sindrom steven johnson.
menyebabkan posisi silia mata tumbuh mengarah ke bola mata. Berikut ini adalah
1. Trakoma
Trakoma adalah suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan
oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini dapat mengenai semua umur tetapi
lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak. 1 Infeksi Chlamydia
11
infiltrat monosit dengan plasma sel dan makrofag dalam folikel. Infeksi
bentuk palpebra superior berupa membaliknya bulu mata ke arah bola mata
(trikiasis) atau seluruh tepian palpebra (entropion) sehingga bulu mata terus-
2. Blefaritis ulseratif
serta skuama yang kering dan keras, yang bila keduanya diangkat akan terlihat
ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Penyakit ini sangat
infeksius. Ulserasi berjalan lanjut dan lebih dalam sehingga merusak follikel
12
akan membentuk jaringan parut atau sikatrik. Sikatrik ini akan menimbulkan
(trikiasis).2
Gambar 2.3. Blefaritis ulseratif. Tampak krusta dan eritema pada margo palpebra
Sumber: The Eye MD Association. 2014. Trichiasis [Internet]. American Academy of
Ophtalmology. Diakses 2020 Jun 6. Available from:
http://www.geteyesmart.org/eyesmart/diseases/trichiasis-symptoms.
3. Hordeolum eksterna
Hordeolum eksterna adalah inflamasi supuratif akut yang terjadi pada glandula
Zeis atau Moll.2 Dapat disebabkan oleh kebiasaan menggaruk mata dan hidung,
blefaritis kronik dan diabetes mellitus. Dapat juga disebabkan oleh infeksi
stadium sellulitis dan stadium abses. Pada stadium selulitis hanya didapatkan
dan teraba keras. Sedangkan pada stadium abses, telah tampak gambaran pus pada
13
Gambar 2.4. Hordeolum eksterna.
Sumber: The Eye MD Association. 2014. Trichiasis [Internet]. American Academy of
Ophtalmology. Diakses 2020 Jun 6. Available from:
http://www.geteyesmart.org/eyesmart/diseases/trichiasis-symptoms.
4. Konjungtivitis membranous
Saat ini, penyakit ini sudah sangat jarang dijumpai oleh karena menurunnya
angka kejadian difteri. Hal ini disebabkan karena immunisasi difteri berjalan
14
sangat efektif. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan inflamasi hebat pada
konjungtiva dan menyebbkan deposisi eksudat fibrin pada permukaan dan bagian
menjadi tiga stadium yaitu stadium infiltrasi, supurasi, dan sikatrisasi. Pada
jaringan parut atau sikatrik yang dapat menyebabkan terjadinya trikiasis dan
xerosis konjungtiva.2
5. Sikatrisial pemphigoid
kelainan autoimun kronik yang ditandai dengan adanya bullae pada konjungtiva.
SOP merupakan kelainan yang bersifat bilateral, mengenai kedua mata dan lebih
sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Salah satu tanda SOP adalah
simblefaron, yaitu adhesi antara konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi. Hal
sikatrik yang tebal. Trikiasis ini dapat menyebabkan keratinisasi pada permukaan
15
6. Entropion
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata yang
Entropion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin
disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada
inferior sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan
7. Distikiasis
16
Distikiasis adalah terdapatnya pertumbuhan bulu mata abnormal atau terdapatnya
duplikasi bulu mata daerah tempat keluarnya saluran meibom. Berbentuk lebih
jaringan bola mata atau trikiasis. Bersifat kongenital dominan. Biasanya disertai
2.2.4. Klasifikasi
17
Biasanya disebabkan peradangan kelopak mata seperti meibomitis atau trauma
metaplastik menjadi folikel rambut. Hal ini menyebabkan pertumbuhan bulu mata
menjadi folikel-folikel rambut. Barisan kedua dari bulu mata tumbuh dari
permukaan kelenjar meibom. Bulu mata yang tumbuh tersebut mengarah secara
vertikel, dan pada anak-anak dapat ditoleransi dikarenakan oleh adanya tear film
3. Misdirected eyelashes
Pertumbuhan bulu mata yang normal, namun akibat dari sedikit jaringan parut
pada margin kelopak mata menyebabkan perubahan arah dari bulu mata ke
dalam.7
4. Marginal entropion
Pembalikan dari margin kelopak mata akibat dari proses parut dari lamela
Pada trikiasis, posisi tepi palpebra dapat normal, atau jika tidak, dapat
pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata kronik.
18
Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, fotofobia, dan lakrimasi merupakan gambaran
yang sering ditemukan. Pada kasus yang lebih berat dapat ditemukan ulkus kornea.1,2
2.2.6. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Apakah pasien pernah menderita infeksi mata berat atau pernah berada di
sikatrik?
Pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi
permukaan bola mata kronik. Apabila lebih berat hingga menimbulkan ulkus
kornea , maka akan timbul keluhan mata merah, sakit pada mata, fotofobia,
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
19
Pada pemeriksaan inspeksi dengan menggunakan slit lamp didapatkan satu
atau lebih silia tumbuh ke arah kornea atau konjungtiva bulbi. Refleks
kornea telah mengalami abrasi. Tanda dan gejala penyakit penyerta seperti
Eversi kelopak dilakukan dengan mata pasien melihat jauh ke bawah. Pasien
c. Fluoresein
Fluoresin adalah bahan yang berwarna jingga merah yang bila disinari
detik, beberapa saat kemudia kertas ini diangkat. Dilakukan irigasi konjungtiva
dengan garam fisiologik. Dilihat permukaan kornea bila terlihat warna hijau
dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea. Defek kornea terlihat
berwarna hijau karena pada bagian defek tersebut bersifat basa. Pada keadaan
ini disebut uji fluoresein positif. Pemeriksaan ini dipakai untuk melihat
terdapatnya defek epitel kornea akibat gesekan dari silia bulu mata yang
mengalami trikiasis.1
20
2.2.7. Penatalaksanaan
Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, epilasi mekanik dapat menangani
sementara. Pertumbuhan baru biasanya dalam tiga hingga empat minggu. Penanganan
permanen merusak folikel bulu mata yang terlibat. Hal ini dilakukan dengan
Gambar 2.8. Elektrolisis. Sebuah jarum di insersikan ke dalam folikel rambut dengan bantuan
slit lamp atau dengan mikroskop.
Sumber: The Eye MD Association. 2014. Trichiasis [Internet]. American Academy of
Ophtalmology. Diakses 2020 Jun 6. Available from:
http://www.geteyesmart.org/eyesmart/diseases/trichiasis-symptoms.
folikel rambut yang akan dirusak sehingga berisiko untuk menyebabkan kerusakan
Jika melibatkan area tepi palpebra yang lebih luas, dapat dilakukan bedah
beku atau cryotherapy yaitu suatu teknik pengrusakan folikel rambut dengan
21
menggunakan suhu yang sangat dingin (nitrogen oksida). Folikel silia bulu mata
sensitif terhadap dingin dan dapat rusak pada temperatur -20ᵒC hingga -30ᵒC. Ablasi
laser dari folikel bulu mata juga dilaporkan bermanfaat. Pada kebanyakan kasus,
penatalaksanan ulang penting selama beberapa sesi untuk mengeliminasi seluruh bulu
mata yang terlibat. Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya dikoreksi
sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat. Bila hampir semua
bulu mata mengalami trikiasis, maka koreksi bedah ddapat dianjurkan. Prosedur
bedah yang dilakukan sama dengan prosedur yang dilakukan pada entropion sikatrik,
sebuah insisi horizontal dibuat sepanjang sulkus subtarsalis, (2-3 mm diatas margo
palpebra) termasuk konjungtiva dan tarsal plate. Bagian terbawah dari tarsal plate di
tempel pada margo kelopak mata. Penjahitan matras dilakukan setelah pemotongan
22
bagian atas dari tarsal plate dan jahitan tersebut timbul pada kulit 1 mm di atas margo
kelopak mata.5
dapat pula digunakan doxycycline sebagai terapi untuk mencegah terjadinya proses
23
sikatrisasi yang lebih luas sehingga secara tidak langsung mencegah terjadinya
trikiasis.5,8
2.2.8. Prognosis
2.2.9. Komplikasi
komplikasi seperti iritasi pada permukaan bola mata yang kronik, abrasi kornea,
terjadi ulkus kornea, perforasi, sampai terjadinya infeksi bola mata. Komplikasi lebih
BAB III
PENUTUP
24
3.1. Kesimpulan
Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola
mata. Trikiasis biasanya terjadi akibat inflamasi atau terbentuknya sikatrik pada
palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalasion, atau blefaris ulseratif. Trikiasis
sering dikaitkan dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma,
dan sindrom Steven Johnson. Pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi
permukaan bola mata kronik. Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan
mucus, dan reflex epifora merupakan gambaran yang sering ditemukan. Tanda dan
gejala penyakit penyebab seperti trakoma, blefaritis, dan lain-lain dapat pula
pemeriksaan fisis dengan cara inspeksi yang dibantu dengan slitlamp, serta dapat pula
dengan uji floresein apabila dicurigai telah terjadi aberasi atau ulkus kornea.
DAFTAR PUSTAKA
25
1. Vaughan, Asbury, Riordan PE, Whitcher JP. Oftalmologi Umum. Edisi 17.
3. Standring S, Neil RB. Gray's Anatomy: the Anatomical Basis of Clinical Practice.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Fetal growth and development. In:
Cunnigham FG, Leveno KL, Bloom SL, et al, eds. Williams Obstetrics. 23rd Ed.
http://www.geteyesmart.org/eyesmart/diseases/trichiasis-symptoms.
7. Khooshabeh, Ramona. Focus On: The Unwanted Eyelash. The Royal College of
Ophthalmologist. 2002;24.
http://emedicine.medscape.com/article/1213321-overview.
26