Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN MATA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2019


UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR

ENTROPION

Disusun Oleh:

Tiara Geminita, S.Ked

1055 0540 0117

Pembimbing:

dr. Miftahul Akhyar Latief, Ph.D, M.Kes, Sp. M

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Mata

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

LEMBAR PENGESAHAN

1
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Tiara Geminita, S.Ked

NIM : 1055 0540 0117

Judul Referat : Entropion

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka tugas

kepaniteraan klinik pada Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Januari 2019

Pembimbing

dr. Miftahul Akhyar Latief, Ph.D, M.Kes, Sp.


M

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

2
Segela puji bagi Allah SWT Sang Pemilik kehidupan yang Maha Pengasih
dan Penyayang atas segala limpahan Rahmat dan nikmatNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan referat ini dengan lancar. Sholawat serta salam untuk
Rasulullah Muhammad SAW, sang pembawa cinta yang membimbing manusia
menuju surga serta mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi.

Alhamdulillah berkat hidayah dan rahmat-Nya, penulis dapat


menyelesaikan tugas referat yang berjudul “Entropion” dalam rangka
Kepaniteraan Klinik di Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Dalam Penyelesaian referat ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih


atas semua bantuan, doa, serta motivasi dari pihak yang ikut memberi andil dalam
penyelesaian tugas ini, terutama kepada dosen pembimbing dr. Miftahul Akhyar
Latief, Ph.D, M.Kes, Sp. M yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan arahan dan koreksi hingga referat ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Penulis sadar bahwa penulisan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis berharap kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan referat ini.

Demikian, semoga laporan kasus ini bisa bermanfaat untuk penulis dan
para pembaca, Insya Allah, Amin.

Makassar, Januari 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ………………………………………………………… i


Lembar Pengesahan …………………………………………………… ii
Kata Pengantar ……………………………………..……………………. iii
Daftar Isi ………………………………………………………..…………… iv
BAB I : Pendahuluan ………………………………………………..……. 1
BAB II : Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 2
A. Anatomi Kelopak Mata ………………………………………… 2
B. Definisi Entropion……………………………………........... 9
C. Klasifikasi……..………………………………………………… . 9
D. Patofisiologi……………………………………………………… 11
E. Diagnosa …….…………………………………………………… 12
F. Diagnosis Banding………………………………………………. 14
G. Penatalaksanaan …………………..……………………………….15
H. Komplikasi……………………………………………………….. 16
BAB III : Penutup ……………………………………….................................17
Daftar Pustaka…………………………………………………………...........18

4
BAB 1

PENDAHULUAN

Palpebra atau kelopak merupakan bagian dari mata yang mempunyai

fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang

membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata

yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan

keringnya bola mata. Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian

depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut

konjungtiva tarsal. Salah satu kelainan palpebra adalah entropion.1

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan

konjungtiva dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat

menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut melipat dan biasanya kelopak mata

bawah yang paling seringdikenai.1

Entropion dapat ditemukan pada seluruh kelompok umur, dan lebih sering

pada wanita, ini mungkin disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih

kecil dibandingkan pada pria.2 Entropion dapat unilateral ataupun bilateral.

Entropion dapat menimbulkan komplikasi seperti konjungtivitis, keratitis, ulkus

kornea, dan komplikasi bedah seperti perdarahan, infeksi, dan nyeri.3,4

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Kelopak Mata

1. Struktur Palpebra

Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan jaringan

fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan.

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi

kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis

mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.2

Gambar 1. Struktur Anatomi Palpebra

6
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke

dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan

areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva

palpebra).2

Struktur palpebra :2

1. Lapisan Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,

longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Musculus Orbikularis Okuli.2

Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ottnya mengelilingi

fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian

orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang

terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas

septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut

bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.2

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah musculus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapis

subaponeurotik dari kulit kepala.2

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapi jaringan fibrosa

padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas

jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di

kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah). Sudut lateral dan medial

7
serta juluran tarsus tertambat pada tepi orbita dengan adanya ligament

palpebral lateralis dan medialis. Lempeng tarsus superior dan inferior

juga tertambat pada tepi atas dan bawah orbita dan fasia yang tipis dan

padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbitale.2

5. Konjungtiva Palpebra

Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu

tepian palpebral menjadi lamella anterior kulit dan musculus orbicularis

oculi serta lamella posterior lempeng tarsal dan konjungtiva palpebral.2

Gambar 2. Anatomi Palpebra

8
2. Tepian Palpebra

Panjang palpebra adalah 25-30mm dan lebarnya 2mm. Tepian

ini dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian

anterior dan posterior.2

a. Tepian anterior

Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan

Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang

bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.glandula Moll

adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu

baris dekat bulu mata.

b. Tepian posterior

Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar

sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).

c. Punktum lakrimal

Terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.

Punktum inu terfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui

kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.

3. Fissura Palebra

Fisura palpebrae adalah ruang elips diantara kedua palpebra

yang terbuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis.

Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan

9
membentuk sudut tajam. Kanthus medialis lebih elips dari kanthus

lateralis dan mengelilingi lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri atas

dua buah struktur yaitu karunkula lakrimalis, peninggian kekuningan

dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat

dan kelenjar sebasea sebesar-besar yang bermuara ke dalam folikel

yang mengandung rmbut-rambut halus dan plica seminularis.2

4. Septum Orbitale

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis

orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi

sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu

dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum

orbilae inferius menyatu dengan tarsus inferior.2

5. Refraktor Palpebra

Refraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra

superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior, yang

berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi

sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung

serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di

palpebra inferior, refraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang

menulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliqus

inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan

orbikularis okuli. Otot polos dari refraktor palpebrae disarafi oleh

nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh

10
nervus okulomotoris. Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae

adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan

dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang

kedua nervus V (n. Trigeminus).5

Pada kelopak terdapat bagaian-bagian :

1. Kelenjar

a. Kelenjar sebasea

b. Kelenjar Moll atau kelenjar keringat

c. Kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel

rambut dan menghasilkan sebum

d. Kelenjar Meibom (kelenjar tarsalis).

Terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum (minyak).

Gambar 3. Kelenjar pada kelopak mata.

2. Otot-otot alpebral

11
a. M. Orbikularis Okuli

Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak

di bawah kuit kelopak. Pada dekat tepi margo alpebral terdapat

otot alpebrals okuli disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis

berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.fasialis.

b. M. Levator Palpebra

Berorigo pada alpebr foramen orbbita dan berinsersi pada tarsus

atas dengan sebagian menembus M.orbikularis okuli menuju kulit

kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang

berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

3. Gerakan palpebral

1. Menutup

Kontraksi M. Orbikularis Okuli (N. VII) dan relaksasi M.Levator

Palpebra Superior. M, Rioland menahan bagian belakang alpebral

terhadap dorongan bola mata.

2. Membuka

Kontraksi M. Levator alpebral superior (N.III). M. Muller

mempertahankan mata agar tetap terbuka.1

B. Definisi Entropion

12
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

margo alpebral alpebr dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva

dan kornea.1

C. Klasifikasi

Berdasarkan etiologinya, entropion diklasifikasikan menjadi empat tipe,

yaitu senilis/involusional, akut spastik, sikatriks, dan kongenital.5,6

- Entropion Senilis/Involusional : Tipe yang paling banyak ditemukan

adalah entropion senilis/involusional, dimana kulit alpebral mengalami

atrofi akibat degenerasi progresif jaringan fibrosa dan berkurangnya

elastisitas;

Gambar 4. Entropion Senilis

13
- Entropion akut spastik : Tipe ini muncul setelah iritasi atau inflamasi

okular yang menyebabkan kontraksi orbikularis okuli yang menetap.

Gambar 5. Entropion Akut Spastik

- Entropion sikatriks : Entropion jenis ini dapat disebabkan oleh

inflamasi, infeksi (trachoma, herpes zoster), autoimun (sikatriks

pemfigoid, sindrom Stevens-Johnson), trauma (luka bakar, bahan

kimia), dan tindakan bedah (enukleasi, koreksi ptosis).

Gambar 6. Entropion Sikatriks

14
- Entropion kongenital : Jenis entropion yang jarang, biasanya terkait

dengan kelainan-kelainan seperti hipoplasia tarsus atau mikroftalmia.

Gambar 7. Entropion Kongenital

D. Patofisiologi

Masing-masing tipe entropion memiliki patofisiologi yang berbeda, namun

secara umum, entropion disebabkan oleh penipisan alpebr dan disinsersi alpebral

kelopak mata bawah, menyebabkan kelopak mata bawah melengkung ke dalam.

Pada keadaan normal, alpebral distabilkan oleh M.orbikularis okuli, M.retraktor

alpebral, tarsus, dan tendon kantus. Apabila tegangan horizontal struktur ini

melonggar, margo alpebral dapat terputar.

Pada entropion terjadi beberapa perubahan seperti berpindahnya posisi

alpebrals preseptal ke tepi bawah tarsus, kelemahan alpebral alpebral inferior,

berkurangnya kekakuan tarsus karena proses atrofi, involusi tendon kantus medial

dan lateral, perubahan komposisi tarsus dari serat kolagen menjadi serat elastis,

dan proses atrofi lemak periorbita.7

15
E. Diagnosis

Diagnosis entropion umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis,

manifestasi klinis, dan pemeriksaan fisik. Manifestasi klinis antara lain sesuatu

yang mengganjal di mata dan terkadang menimbulkan nyeri. Gejala lain antara

lain epifora, fotofobia, mata merah, kelopak mata menjadi keras, kotoran mata,

dan pandangan buram. Perlu ditanyakan riwayat trauma dan riwayat tindakan

bedah pada mata. Pada inspeksi alpebral, harus diperhatikan adanya tanda-tanda

iritasi atau inflamasi kulit dan spasme otot-otot wajah.8

Gambar 8. Entropion

Pada pemeriksaan oftalmologi, margo palpebral harus diperhatikan untuk

evaluasi adanya trikiasis, distikiasis, dan epiblefaron yang dapat menyerupai

entropion. Dapat ditemukan kerusakan epitel konjungtiva atau kornea akibat

trauma, hiperemia konjungtiva terlokalisasi, injeksi konjungtiva dan/atau siliar,

blefarospasme, kelemahan kelopak mata (entropion involusional), jaringan parut

16
pada konjungtiva (entropion sikatriks), atau pertumbuhan kelopak mata bawah

abnormal (entropion kongenital).8

Pemeriksaan kornea juga harus dilakukan untuk menilai adanya abrasi,

jaringan parut, penipisan, atau neovaskularisasi pada kornea.Tes diagnosis

sederhana antara lain tes snapback, medial canthal laxity test, dan lateral canthal

laxity test. Tes snapback dilakukan dengan cara menarik kelopak mata dengan

hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah dapat kembali ke posisi semula, biasanya

tidak menimbulkan rasa sakit. Medial canthal laxity test dilakukan dengan

menarik palpebral inferior ke sebelah lateral dari kantus medial; sedangkan lateral

canthal laxity test dilakukan dengan menarik palpebra inferior ke sebelah medial

dari kantus lateral. Jarak pergeseran yang makin besar menunjukkan palpebral

yang makin lemah. Pergeseran normal berkisar antara 0-1 mm untuk kantus

medial dan 0-2 mm untuk kantus lateral.3,8 Entropion dapat tidak tampak,

sehingga perlu tes provokasi, yaitu meminta pasien untuk menatap ke bawah,

kemudian palpebra superior ditahan setinggi mungkin oleh pemeriksa, kemudian

pasien diminta memejamkan matanya serapat mungkin. Tes ini dapat dilakukan

dengan atau tanpa instilasi zat anestetik tetrakain.9

Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan untuk diagnosis, namun

dapat mengidentifikasi kelainan-kelainan yang mendasari atau didasari entropion.

Pemeriksaan slit lamp dapat mengidentifikasi lipatan tepi palpebra, kelemahan

palpebra, enoftalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, entropion memanjang,

keratitis punctate superfisial yang dapat menjadi ulkus dan membentuk pannus,

serta keratinisasi tepi palpebra dan simblefaron pada entropion sikatriks.9

17
Tes lain adalah tes Schirmer untuk menilai produksi air mata, tes fluorescein

untuk melihat tanda-tanda kerusakan kornea akibat gesekan bulu mata atau kulit

palpebra, dan eksoftalmometri untuk menilai enoftalmus relatif.3,4 Pemeriksaan

histopatologis pada entropion involusional menunjukkan adanya degenerasi

kolagen, serat-serat kolagen tersusun tidak teratur, dan elastogenesis yang

abnormal. Hal ini karena seiring pertambahan usia, komposisi tarsus berubah dari

sebagian besar tersusun dari serat kolagen menjadi serat elastis, akibatnya terjadi

peningkatan laxitas horizontal palpebra dan atrofi tarsus.1,3,16 Namun, entropion

juga dapat memiliki tarsus yang menebal, mungkin disebabkan inflamasi atau

disinsersi M. retractor palpebra.10

F. Diagnosis Banding

Entropion harus dibedakan dari10 :

- Epiblepharon,

- Trichiasis, dan

- Distichiasis.

18
G. Penatalaksanaan

Terapi nonfarmakologis yaitu dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi

menggunakan plester sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala

sementara terutama untuk involusi atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata

bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis. Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel

silikon, yang memiliki diameter lebih besar dari kornea atau sklera) untuk

melindungi kornea.11

Gambar 9. Terapi Non-farmakologis dengan menarik kulit palpebral kearah


pipi menggunakan plester.

Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan

tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar

kelopak mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang

bermanfaat pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata

bawah dan menempelkannya dengan ‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke

temporal dan inferior. Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur

yang aman dan lebih efisien pada entropion involusi. Pemilihan prosedur

pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari. Intervensi bedah

diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi okular berulang,

19
konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial keratopathy, risiko

ulserasi dan keratitis mikroba.11

H. Komplikasi

Entropion dapat menimbulkan komplikasi seperti konjungtivitis, keratitis,

ulkus kornea, dan komplikasi bedah seperti perdarahan, infeksi, dan nyeri. Ulkus

kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus menggosok. Ulkus

menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di kornea normal jelas, dan ini dapat

menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan. Untuk itu, penting

dilakukan perbaikan kondisi oleh dokter sebelum terjadi kerusakan permanen

pada mata.4

BAB III

20
PENUTUP

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan

konjungtiva dan kornea yang dapat disebabkan oleh degenerasi progresif jaringan

fibrosa, berkurangnya elastisitas iritasi atau inflamasi okular infeksi (trachoma,

herpes zoster), autoimun (sikatriks pemfigoid, sindrom Stevens-Johnson), trauma

(luka bakar, bahan kimia), tindakan bedah (enukleasi, koreksi ptosis) serta terkait

dengan kelainan-kelainan seperti hipoplasia tarsus atau mikroftalmia.

Terapi nonfarmakologis yaitu dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi

menggunakan plester sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala

sementara terutama untuk involusi atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata

bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis. Terapi terbaik adalah operasi.

Komplikasi dari entropion yakni konjungtivitis, keratitis, hingga ulkus

kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus

menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di kornea normal

jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan.

Untuk itu, penting dilakukan perbaikan kondisi oleh dokter sebelum terjadi

kerusakan permanen pada mata.

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke 4. Jakarta: FKUI,

2012.

2. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika,


Jakarta, 2014.
3. Cantor L.B, Rapuano C.J, Cioffi G.A. 2016. Periocular Malpositions and

Involutional Changes. In: Basic Science and Clinical Course.

4. Faria-e-Sousa S.J, Vieira MdPG, Silva J.V. 2013. Uncovering intermittent

entropion. Clin Ophthalmol.; 7: 385–388.

5. Lacrimal System. American Academy of Ophthalmology. 2015. San

Fransisco:; p.236-242.

6. Brillianningtyas L. 2015. Komplikasi Pasien dengan Entropion pada

Wanita Usia 61 Tahun. Lampung: Universitas Lampung.

7. Yelena. 2015. Entropion involusional. Medicinus.; 4 (7): 19-26.

8. Nagaraju G, Chhabria K.P, Samhitha H.R. 2015. Dynamics of Lower Lid

Malpositions. Journal of Evidence based Medicine and Healthcare.; 2 (9):

1295-1301.

9. Weber A.C, Chundury R.V, Perry J.D. Entropion. 2016. San Fransisco:

American Academy of Ophthalmology.

10. Sari F.P. 2016. Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan Pada Wanita Usia

78 tahun. J MedulaUnila. Jan; 4(4): 58-63.

11. The College of Optometrists. 2015. Clinical Management Guidelines:

Entropion. Version 5. London, United Kingdom.

22

Anda mungkin juga menyukai