EKTROPION
Oleh:
NIM. 1930912320038
Pembimbing :
BANJARMASIN
September, 2021
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Anatomi Palpebra.............................................................. 3
B. Ektropion............................................................................ 12
1. Definisi.......................................................................... 12
2. Epidemiologi................................................................. 12
3. Klasifikasi..................................................................... 13
4. Patofisiologi.................................................................. 16
5. Manifestasi Klinis......................................................... 16
6. Diagnosis....................................................................... 18
7. Penatalaksanaan............................................................ 20
8. Komplikasi.................................................................... 24
9. Prognosis........................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.17 Z-plasty.......................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ektropion adalah kelainan kelopak mata dimana tepi kelopak mata terlipat
atau mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak mata atau konjungtiva tarsal
biasanya terjadi pada kelopak mata kanan dan kiri dan umumnya ditemukan pada
orang yang sudah tua. Keadaan ini sering menyebabkan iritasi dan dapat
tersebut didapatkan lebih sering pada pria (5,1%) dibandingkan dengan Wanita
kontak antara palpebra dan bola mata menjadi kurang dan aposisi palpebra
menjadi tidak sempurna dengan eversi margin palpebra. Puntum lakrimal yang
tarsal dalam jangka waktu lama dapat mencetuskan inflamasi, yang kemudian
Inflamasi konjungtiva tarsal yang kronik akan memicu hipertrofi dan keratinisasi.
1
Universitas Lambung Mangkurat
Fungsi kelenjar-kelenjar palpebra juga dapat terganggu dan terinflamasi sehingga
keratitis bakterial rekuren, serta kasus dengan komestik yang kurang baik. Teknik
2
Universitas Lambung Mangkurat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Palpebra
Kelopak mata atau palpebra berperan dalam melindungi bagian depan bola
mata dari kerusakan lokal. Selain itu, palpebra juga meregulasi cahaya yang
masuk ke mata, menyebarkan air mata ke seluruh kornea saat berkedip, juga
dalam proses pengaliran air mata, yaitu dalam pemompaan conjunctival sac dan
lacrimal sac.
Struktur yang menyusun palpebra antara lain adalah kulit, jaringan subkutan,
otot orbicularis okuli, jaringan areolar submuscular, lapisan fibrosa yang terdiri
dari tarsal dan septum orbita, pengangkat kelopak mata atas dan bawah, lapisan
Palpebra inferior berbatas hingga ke bawah cekungan orbita tepat sebelum pipi,
3
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.1 Anatomi Palpebra Inferior.9
Sulkus palpebra superior berkisar antara 8-11 mm di atas batas palpebra dan
terbentuk dari perlekatan insersi superfisial dari serat levator aponeurotik. Lipatan
palpebra inferior, yang lebih jelas terlihat pada anak-anak, berjarak 3 mm dari
inferior ke batas medial bawah palpebra hingga 5 mm dari inferior ke batas lateral
palpebra.2,8
4
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.2 Anatomi Superfisial Palpebra.10
Lipatan nasojugal berawal dari bawah dan samping regio kantus bagian
dalam sejajar dengan lekukan dari pemisah orbikularis okuli dan levator labii
kedua batas palpebra dengan panjang kurang lebih 28-30 mm dan lebar maksimal
9 mm. Cekungan natural dari palpebra superior merupakan sebuah fungsi statik
kurang dari 1 mm dan tidak memiliki lapisan lemak subkutan. Bagian medial dari
kulit palpebra memiliki bulu yang lebih halus dan lebih banyak kelenjar sebaseus
5
Universitas Lambung Mangkurat
dari bagian lateral yang menyebabkan bagian ini lebih halus dan lebih berminyak.
Bagian transisi dari kulit yang lebih tipis ke bagian kulit yang lebih tebal menuju
rekonstruktif.2,8,10
Jaringan subkutan terdiri dari jaringan ikat longgar. Lemak sangat tipis pada
kulit preseptal dan preorbital dan tidak ada sama sekali pada kulit pretarsal.
Jaringan subkutan tidak dijumpai pada ligamen palpebra medial dan lateral,
6
Universitas Lambung Mangkurat
Otot Orbikularis Okuli
Otot ini merupakan salah satu otot superfisial dalam membentuk ekspresi
Otot ini secara umum dibagi menjadi bagian orbita dan palpebra, yang secara
khusus dibagi lagi menjadi bagian preseptal dan pretarsal. Bagian palpebral
berperan dalam berkedip dan mengerutkan mata secara sadar, sedangkan bagian
orbita berperan dalam menutup mata secara paksa. Inervasi nervus fasialis berasal
dari cabang temporal dan dari cabang zigomatikum. Saraf-saraf ini tersusun secara
orbita melebar dengan pola sirkular mengelilingi orbita, berlapis dengan otot-otot
Otot orbikularis bagian preseptal berada di atas septum orbita dan berasal dari
arah medial dari superfisial dan bagian dalam serta berhubungan dengan ligamen
palpebra bagian medial. Bagian pretarsal berada di depan tarsus, dengan asal yang
7
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.5 Otot Orbikularis Okuli dan Otot-Otot Terkait A. Frontalis
muscles; B. corrugator supercili muscle; C. procerus muscle; D. orbicularis
muscle (orbital portion); E. orbicularis muscle (preseptal portion); F.
orbicularis muscle (pretarsal port ion); G. medial canthal tendon; H.
lateral canthal tendon.9
Terdiri dari beragam jaringan ikat longgar dibawah otot orbikularis okuli.
Palpebra dapat terpisah menjadi bagian anterior dan posterior melalui plana
potensial ini, dimana dicapai dari pembagian garis abu-abu di batas palpebra.
aponeurosis, dimana beberapa melewati orbikularis untuk melekat pada kulit dan
membentuk celah. Pada palpebra inferior, potongan ini dibagi oleh serabut dari
ligamen orbitomalar.
orbicularis oculi fat (ROOF), yang paling terlihat pada regio alis. Selain itu,
8
Universitas Lambung Mangkurat
suborbicularis oculi fat (SOOF) ditemui pada batas potongan palpebra inferior.9
jawab dalam integritas struktural dari palpebra. Tarsal ditahan oleh septum orbita
yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita.
Tiap tarsal berukuran panjang 29 mm dan ketebalan 1 mm. Setiap tarsal memiliki
Salurannya terbuka pada batas posterior palpebra hingga ke garis abu-abu tepat di
depan batas mukokutaneus. Bagian ujung medial dan lateral dari tarsal menempel
Septum Orbita, adalah struktur jaringan ikat yang melekat di pinggir pada
periosteum dari batas orbita, di bagian tengah menyatu dengan retraktor palpebra,
9
Universitas Lambung Mangkurat
Konjungtiva
batas tarsal) dan berlanjut sebagai konjungtiva palpebra orbita hingga ke fornix.
Müller yang kaya pembuluh darah. Jika lebih kedalam lagi dari forniks, dibagian
lakrimal aksesori. Kelenjar Meibom atau kelenjar tarsal berada pada stroma tarsal
Kelenjar Zeis juga merupakan modifikasi dari kelenjar sebasea. Kelenjar Moll
merupakan modifikasi dari kelenjar keringat yang terbuka pada duktus kelenjar
Zeiss. Kelenjar lakrimal aksesori berada pada batas atas dari tarsal.6,8,9
10
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.7 Kelenjar pada Palpebra.6
Inervasi
Sumber dari sensoris palpebra berasal dari cabang terminal dari divisi
dari N.Fasialis mempersarafi otot-otot pembentuk raut wajah. Cabang frontal dan
zigomatikum dari N.VII menginervasi otot orbikularis okuli dan otot dahi.
memasuki otot dari bagian permukaan sepertiga bawah. Otot Müller (dan otot
Perdarahan
Arteri karotis interna dan eksterna merupakan asal suplai dari arteri
palpebra. Arteri karotis interna berasal dari cabang terminal dari arteri
ophtalmikus dan arteri lakrimalis. Arteri karotis interna berperan melalui cabang-
11
Universitas Lambung Mangkurat
B. Ektropion
1. Definisi
Ektropion adalah kelainan eversi dari kelopak mata (bawah) sehingga
adalah kelopak mata terbuka kearah luar. Jadi, ektropion merupakan kelainan
posisi kelopak mata dimana tepi kelopak mata melebar atau mengarah ke luar
dunia luar. Keadaan ini sering menyebabkan iritasi dan dapat membahayakan
2. Epidemiologi
Ektropion dapat terjadi pada semua umur tapi yang paling sering terjadi pada
orang dewasa tua. Ektropion biasanya terjadi pada palpebra inferior dan sering
terjadi kelemahan pada palpebra dan sekitarnya. Prevalensi yang paling banyak
dan sering adalah ektropion senilis yaitu pada orang tua, frekuensinya lebih
banyak pada laki-laki (5,1%) dibanding perempuan (1,5%) karena pada laki-laki
mempunyai tarsal plate lebih lebar dan atrofi lebih kecil dibandingkan perempuan
dan berjalan sesuai umur. Ektropion involusional lebih sering dijumpai pada
Wanita.
ras Asia sebesar (1,5%) dibandingkan dengan ras non Asia sebesar (6,2%).
anatomi palpebra inferior diantara keduanya. Pada ras Asia, lemak orbita
superior hingga batas inferior dari tarsus. Sedangkan pada ras kulit putih non
12
Universitas Lambung Mangkurat
Asia, posisi lemak orbita tidak melebihi rima orbita dan hanya meluas ke superior
hingga insersi hingga insersi fascia kapsulopalpebra di dalam septum orbita, yakni
sekitar 5 mm di bawah tepi inferior tarsus. Lemak orbita yang meluas kearah
anterior dan superior ini dapat berfungsi sebagai penyokong lamella anterior
3. Klasifikasi
A. Ektropion Involusional/Senilis
Ektropion senilis adalah jenis ektropion yang paling umum dijumpai pada
usia lanjut dan hanya mengenai kelopak bagian bawah. Sumber lain mengatakan
13
Universitas Lambung Mangkurat
B. Ektropion Sikatrikal
tertariknya kelopak mata dan dapat mengenai satu atau kedua kelopak mata.
Penyebab yang paling sering terbentuknya jaringan parut pada kulit adalah akibat
C. Ektropion Paralisis
Ektropion paralisis jarang terjadi, hal ini terjadi akibat paralisis dari
nervus ketujuh yang berhubungan dengan retraksi kelopak mata dan bawah.
diantaranya adalah Bell’s palsy, trauma kepala, dan infeksi telinga tengah.3,6,11
14
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.10 Ektropion Paralisis.12
D. Ektropion Mekanis
E. Ektropion Kongenital
kongenital ini dapat terjadi pada kedua kelopak mata atas dan bawah. Chlamydia
F. Ektropion Spastik
pada anak- anak dan dewasa muda akibat dari spasme otot orbicularis.6
15
Universitas Lambung Mangkurat
4. Patofisiologi
mata akibat penuaan. Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada
kelopak mata akibat luka bakar kimia maupun panas, trauma, kanker kulit, atau
hilangnya fungsi dari otot palpebra, dan tertariknya palpebra inferior karena
lahir, pemendekkan lamella anterior secara vertical atau elongasi secara vertical
dari lamella posterior kelopak mata dengan kegagalan septum orbital dengan
aponeurosis levator, hilangnya fungsi ligamen canthal dan elongasi lateral dari
kelopak mata.6,14
5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari ektropion jika terlalu banyak gesekan akan terjadi
pengeluaran air mata yang berlebihan, lepasnya lapisan kulit pada palpebra,
16
Universitas Lambung Mangkurat
terdapat cairan yang kotor pada mata dan akan terjadi iritasi pada mata. Gejala
klinis bisa tergantung dari tingkat keparahan penyakit. Tanda-tanda dari ektropion
yaitu:
(seluruhnya).
ektropion positif.
d) Konjungtiva hiperemis.
e) Keratopathy.
f) Epifora.
h) Test distraksi.
- Jika palpebra inferior dapat ditarik lebih dari 6 mm menjauhi bola mata
i) Test snap-back
a. Ektropion Involusional
17
Universitas Lambung Mangkurat
Ektropion involusional memiliki gejala yang khas dan tidak khas. Gejala
Gejala tidak khas yang paling sering adalah ektropia, iritasi mata, mata
b. Ektropion Sikatrik
kelopak mata tidak elastis. Hal ini bisa disebabkan oleh trauma seperti
c. Ektropion Paralitik
Ektropion paralitik terjadi akibat dari kelemahan otot orbikularis dan otot
d. Ektropion Mekanik
Ektropion mekanik terjadi karena adanya massa atau tumor yang menekan
kelopak mata.
e. Ektropion Kongenital
6. Diagnosis
18
Universitas Lambung Mangkurat
Diagnosa ektropion dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa yang lengkap
serta pemeriksaan spesifik pada mata. Pada anamnesa yang kita tanyakan
misalnya riwayat trauma pada mata, kelumpuhan saraf wajah atau pernah ada
onset eversi kelopak mata bawah secara gradual dengan progresivitas lambat,
yang terjadi dalam beberapa tahun. Adanya eversi pungtum akan menyebabkan
tidak mengalami epifora karena pasien lanjut usia banyak memiliki gangguan
Pemeriksaan Mata
Ada beberapa pemeriksaan mata spesifik yang dapat dilakukan pada kasus
ektropion antara lain pemeriksaan kelopak mata secara horizontal dan vertikal,
kekuatan tendon canthus pada kelopak mata, tonus otot orbikularis serta adanya
antar kelopak mata bawah dengan tempat semula berarti ada kelainan dan
mata ke posisi semula apakah kelopak mata kembali cepat atau lambat. Apabila
ada kelemahan pada kelopak mata, maka kembalinya kelopak mata akan lambat
bahkan harus dibantu dengan kedipan. Normalnya apabila kelopak mata ditarik
maka kelopak mata segera kembali ke tempat semula. Jika sudah yakin adanya
19
Universitas Lambung Mangkurat
kelemahan kelopak mata maka harus dipikirkan penyebabnya apakah ada kelainan
dievaluasi pada saat kelopak mata istirahat. Normalnya harus ada acute angular
contour dan berada 1-2 mm medial ke lateral rima orbita. Apabila tendon canthus
tampak bulat, maka dapat dipastikan ada kelemahan tendon. Bagian lateral dari
kelopak mata ditarik secara medial dan pergerakan dari sudut lateral canthus
lengkap atau sebagian. Otot orbikularis ini dinilai saat kelopak mata ditutup secara
paksa, maka akan didapati lagopthalmus dan kekuatan otot berkurang. Kelemahan
d. Perubahan kulit
pemendekan kulit di sekitar mata sehingga kelopak mata terbalik ke arah luar.16
7. Penatalaksanaan
a. Ektropion Senilis/Involusional
salep lubrikasi agar mata tetap lembab, khususnya apabila kornea sudah terpapar
20
Universitas Lambung Mangkurat
dunia luar. Namun terapi lubrikasi ini hanya untuk mengurangi gejala saja, terapi
• Medial conjunctivoplasty
Operasi ini sangat berguna untuk kasus ektropion yang ringan termasuk yang
pentagonal.3,6
21
Universitas Lambung Mangkurat
Gambar 2.13 Horizontal lid shortening.6
b. Ektropion Sikatrikal
22
Universitas Lambung Mangkurat
Sebelum langsung kepada terapi pembedahan, dapat dilakukan digital masase
yang dapat meregangkan bekas luka. Atau jika tidak berhasil, dapat
• V-Y operation
23
Universitas Lambung Mangkurat
Ini dilakukan untuk kasus ektropion sikatrikal yang berat. Skin graft diambil
dari kelopak mata atas, belakang telinga, atau sisi dalam lengan atas.3,6,11
c. Ektropion Paralisis
d. Ektropion Mekanik
e. Ektropion Kongenital
dapat dilakukan jika teknik sutura tidak berhasil. Pada kasus kongenital yang
Dari sebuah penelitian didapatkan 80% pasien memilki hasil klinis yang baik
dengan sekali pembedahan. 15% pasien memerlukan operasi kedua, termasuk satu
pasien ektropion involusonal, dua pasien paralitik dan tiga dengan ektropion
sikatriks.13,18
8. Komplikasi
pada konjungtiva dan ulkus kornea (keratitis akibat pajanan). Dermatitis dapat
9. Prognosis
24
Universitas Lambung Mangkurat
Prognosis ektropion baik jika diatasi dengan tepat. Kadang-kadang beberapa
terapi ektropion memerlukan operasi. Pembedahan lebih sulit ketika telah ada
bekas luka.19
BAB III
PENUTUP
mengarah keluarnya tepi kelopak mata atau margo palpebra sehingga konjungtiva
tarsalis terpapar ke dunia luar. Ada beberapa klasifikasi ektropion antara lain,
riwayat kelainan kelopak mata, riwayat trauma dan riwayat pernah operasi mata
25
Universitas Lambung Mangkurat
menggunakan lubrikasi dengan obat tetes mata ataupun salep. Terapi pembedahan
yang dapat dilakukan adalah skin flap atau skin grafting. Akan tetapi, ketika
kelopak yang mengarah keluar dapat menyebabkan mata kering dan penebalan
DAFTAR PUSTAKA
26
Universitas Lambung Mangkurat
8. Ilyas, Sidarta. Ilmu penyakit mata. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia. 2011.
10. Wals & Hoyt’s. Introduction, normal and abnormal eyelid function, in
clinical neuro-ophtalmology. Lippincott Williams & Walkins. 2005.
12. Krachmer H., Jay, Palay A., David. Disease of the Lid Anatomic
Abnormalities in Cornea Atlas. Butterworth Heinemann Elsevier,
Philadelphia. 2007.
17. Marzouk A, Mohamed. Lateral tarsal strip technique for correction of lower
eyelid ectropion. Journal of American Science. 2011.
27
Universitas Lambung Mangkurat