ULKUS KORNEA
Oleh:
Ririn H H Worumi
C014182202
RESIDEN PEMBIMBING:
SUPERVISOR PEMBIMBING
Supervisor: dr. Hasnah B, Sp.M(K), M. Kes
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa refarat dengan judul
ULKUS KORNEA, yang disusun oleh:
Nama : Ririn H H Worumi
NIM : C014182202
Asal institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Telah diperiksa dan dikoreksi, untuk selanjutnya dibawakan sebagai tugas pada
bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada waktu yang
telah ditentukan.
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI 3
2. ULKUS KORNEA 5
2.1. DEFINISI ULKUS KORNEA 5
2.2. EPIDEMIOLOGI 5
2.3. ETIOLOGI 6
2.4. PATOFISIOLOGI 8
2.5. KLASIFIKASI 10
2.5.1 ULKUS KORNEA SENTRAL 12
2.5.2 ULKUS KORNEA PERIFER 15
2.6. MANIFESTASI KLINIS 19
2.7. DIAGNOSIS 20
2.8. DIAGNOSIS BANDING 21
2.9. PENGOBATAN 24
2.10. PENCEGAHAN 29
2.11. KOMPLIKASI 29
2.12. PROGNOSIS 30
BAB III KESIMPULAN 31
DAFTAR PUSTAKA 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan
ganguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat
dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati
secara memadai.1,3
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,
avaskuler dan deturgenses. Deturgenses, atau keadaan dehidrasi relatif jaringan
kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi
sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme
dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera
pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat
transparan. Sebaliknya, cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat
stroma kornea yang akan menghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan
air dari film air mata prakornea berakibat film air mata menjadi hipertonik; proses itu
dan penguapan langsung adalah faktor-faktor yang menarik air dari stroma kornea
superfisial untuk mempertahankan keadaan dehidrasi.1,2,3
Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma pada oleh benda asing, dan
dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke
dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus kornea
merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri, menurunkan
kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.4
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat
terjadi dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan
yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi
berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan. Ulkus kornea yang
sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan
nomor dua di Indonesia.4
1
Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata
sebab kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan.
Kekeruhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa
bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat
akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas.4
Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di
Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena
trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbedabeda:
lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman,
stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea
disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi
sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga
bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan
melihat halo.3
2. Membran Bowman
3. Jaringan Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang
dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat
kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15
bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast
terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan
dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
3
4. Lapisan dua’s
tahun 2013 oleh harminder s.Dua dan rekan-rekannya di university of
Nottingham.merupakan sebuah lapisan di kornea manusia.dengan tebalnya
hanya 15 mikron dan terletak antara stroma dan membrane Descement .meski
tipis lapisan ini sangat kuat dan kedap suara.
5. Membran Descement
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal
40 µm.
6. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula
okluden.1,2
Dua’s Layer
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam
4
stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.
Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf
sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.6
II.2.1.DEFINISI 1,4,
II.2.2. EPIDEMIOLOGI
5
karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehingga meningkatkan resiko
terjadinya trauma termasuk trauma kornea.5
1. Radang
2. Infeksi:
a Bakteri
b Virus
c Jamur
d Protozoa
3. Devisiensi vitamin A
6. Ulkus Mooren
7. Trauma
Penyebab ulkus kornea adalah bakteri, jamur, achantamoeba dan herpes simpleks.
bakteri :
• stafilokokus aureus,
• moraxela likuefasiens
• psedomonas aeruginosa,
• nocardia asteroides,
• alcaligenes sp.,
• streptokokkus anaerobik,
• streptokokkus betahemolitik,
• enterobakter hanifae,
• proteus sp,
6
• stafilokkokus epidermidis infeksi campuran :
Infeksi
Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel
yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada
bentuk disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus
lainnya varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).
Acanthamoeba
Noninfeksi
7
konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya
kerusakan hanya bersifat superfisial saja. Pada bahan alkali antara lain
amonia, cairan pembersih yang mengandung kalium/natrium hidroksida
dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran kolagen kornea.
Sindrom Sjorgen
Defisiensi vitamin A
Obat-obatan
Pajanan (exposure)
Neurotropik
Granulomatosa wagener
Rheumathoid arthritis
Sjogren syndrome
8
II.2.4. PATOFISIOLOGI
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan
seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di
permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea,
segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya
kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang
hebat terutama bila letaknya di daerah pupil. 7
Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. Infiltrat sel
leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua
arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka
akan lebih cepat sembuh dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika
lesi sampai ke membran Bowman dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan
ikat baru yang akan menyebabkan terjadinya sikatrik.7
9
Patologi ulkus kornea yang terlokalisir 1:
Ulkus aktif adalah suatu hasil dari nekrosis dan pelepasan epithelium. Lapisan
Bowman dan stroma. Dinding dari ulkus aktif membengkak pada lamella dengan
menginhibisi cairan dan sel-sel leukosit yang ada diantara lapisan bowman dan
stroma. Zona infiltrasi memberikan jarak antara jaringan sekitar dan tepi ulkus. Pada
stadium ini, sisi dan dasar ulkus tampak infiltrasi keabu-abuan dan pengelupasan.
Pada stadium ini, akan menimbulkan hiperemia pada pembuluh darah jaringan
10
circumcorneal yang menimbulkan eksudat purulen pada kornea. Muncul juga kongesti
vaskular pada iris dan badan silier dan beberapa derajat iritis yang disebabkan oleh
absorbsi toksin dari ulkus. Eksudasi menuju kamera okuli anterior melalui pembuluh
darah iris dan badan silier dapat menimbulkan hipopion. Ulserasi mungkin terjadi
kemajuan dengan penyebaran ke lateral yang ditunjukkan pada ulkus superfisial difus
atau kemajuan itu lebih ke arah dalam dan dapat menyebabkan pembentukan
desmetocele dan dapat menyebabkan perforasi. Bila agen infeksius sangat virulen
dan/atau daya tahan tubuh menurun maka dapat penetrasi ke tempat yang lebih dalam
pada stadium ulkus aktif. 7
3. Stadium Regresi
Regresi dipicu oleh daya tahan tubuh natural (produksi antibodi dan immune selular)
dan terapi yang dapat respon yang baik. Garis demarkasi terbentuk disekeliling ulkus,
yang terdiri dari leukosit yang menetralisir dan phagosit yang menghambat organisme
dandebris sel nekrotik. Proses ini didukung oleh vaskularisasi superfisial yang
meningkatkan respon imun humoral dan sesuler. Ulkus pada stadium ini mulai
membaik dan epithelium mulai tumbuh pada sekeliling ulkus.
11
4. Stadium sikatrik
ke anterior. Derajat jaringan parut (scar) pada penyembuhan bervariasi. Jika ulkus
sangat superfisial dan hanya merusak epithelium saja, maka akan sembuh tanpa ada
kekaburan pada kornea pada ulkus tersebut. Bila ulkus mencapai lapisan Bowman dan
sebagian lamella stroma, jaringan parut yang terbentuk disebut dengan nebula. Makula
dan leukoma adalah hasil dari proses penyembuhan pada ulkus yang lebih dari 1/3
stroma kornea.
PERJALANAN PENYAKIT
Perjalanan penyakit ulkus kornea dapat progresif, regresi atau membentuk jaringan parut.
1. Pada proses yang progresif : dapat terlihat infiltrasi sel leukosit dan limfosit yang
memakan bakteri atau jaringan nekrotik yang terbentuk.
2. Pada pembentukan jaringan parut akan terdapat epitel, jaringan baru dan fibroblas.
12
II.2.5. KLASIFIKASI 1,2
a. Ulkus marginal
2. Berdasarkan purulent
13
5. berdasarkan slough formation
Etiologi
Mikroorganisme ini tidak mudah masuk ke dalam kornea dengan epitel yang sehat.
Terdapat factor predisposisi untuk terjadinya ulkus kornea seperti erosi pada kornea,
14
keratitis neurotrofik, pemakai kortikosteroid atau imunosupresif, pemakai obat
anestetika, pemakai I.D.U, pasien diabetes mellitus dan ketuaan.
Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah
tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan
perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.
Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea.
ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke
dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa
ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan.
Kadang-kadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat
hipopion yang banyak.
Gambar 2.a Ulkus Kornea Bakterialis Gambar 2.b Ulkus Kornea Pseudomonas
15
Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam.
Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan
gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel
yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan
sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus
ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus
yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu
sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak
kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada
bagian epitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral
sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Ulkus kadang-kadang dalam, seperti
ulkus yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk ulkus lonjong dengan
permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat
injeksi siliar disertai hipopion.
Ulkus KorneaHerpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan
lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata
ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh
akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang
16
bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna
abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit
keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi sekunder.
Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes
simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda
injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel
kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada
kornea secara lokal kemudian menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel.
Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan
benjolan diujungnya
Gambar 4.a Ulkus Kornea Dendritik Gambar 4.b Ulkus Kornea Herpetik
Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan
fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
17
II.5.2 ULKUS KORNEA PERIFER
Etiologi:
Manifestasi klinis :
18
Subjektif (keluhan pasien) Objektif (tanda klinis)
1. Penglihatan / visus menurun 1. infiltrate dan ulkus yang
19
bahan proteoitik yang
mengakibatkan defek epitel.
Albert Mooren adalah seorang dokter Jerman pada tahun 1828-1899 yang
menguraikan ulkus serpiginosa kronik yang terdapat pada lansia.
definisi : suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi kornea,
dengan bagian tepinya bergaung dan berjalan progresif tanpa
kecenderungan perforasi. Lambat laun ulkus ini akan mengenai seluruh
kornea.
20
Pathogenesis : Ulkus ini menghancurkan membran Bowman dan stroma
kornea, tidak terdapat neovaskularisasi pada bagian yang sedang aktif,
bila kronik akan terlihat jaringan parut dan vaskularisasi. Jarang terjadi
perforasi ataupun hipopion.
Banyak pengobatan yang dicoba, namun belum ada yang memberikan hasil
yang memuaskan.
(internet)
Subjektif Objektif
1. Sakit terlihat berat Pasien tua terutama laki-laki, 75%
Terapi : pengobatan yang dicoba seperti steroid, antibiotika, anti virus, anti
jamur, kolagenase inhibitor, heparin dan pembedahan keratektomi, lameler
keratoplasti dan eksisi konjungtiva. Semua cara pengobatan biasanya belum
memberi hasil yang memuaskan.
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang
timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu
21
menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan
dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.
• mata merah
Tanda:
Kekeruhan berwarna putih (white spot) pada kornea dengan defek epitel yang bila
diberi pewarnaan flouresen akan berwarna hijau ditengahnya.
Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang
pada kornea.
Gejala penyerta: penipisan kornea, lipatan descement, reaksi jaringan uvea (akibat
gangguan vaskularisasi iris) berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia posterior.
22
Ulkus yang terbatas, Ulkus akan melebar Infiltrat akan Bila ulkus
berbentuk bulat atau dengan cepat, bahan berwarna abu-abu berbentuk dendrit
lonjong, purulen berwarna dikelilingi infiltrat akan terdapat
kuning hijau terlihat halus disekitarnya hipestesi pada
melekat pada (fenomena satelit). kornea.
Berwarna putih
permukaan ulkus.
abu-abu pada anak
ulkus yang
supuratif.
Bila proses pada ulkus berkurang maka akan terlihat berkurangnya rasa sakit,
fotofobia, berkurang infiltrat pada ulkus dan defek epitel kornea menjadi bertambah
kecil.
II.2.7.DIAGNOSIS
• keratomalasia dan
Pemeriksaan laboratorium :
1. Untuk setiap ulkus kornea : pemeriksaan agar darah, sabouraud, triglikolat, dan
agar coklat.
23
2. Untuk ulkus yang disebabkan karena jamur : sediaan hapus yang memakai larutan
KOH.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar,
kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat
terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Pemeriksaan slit-lamp
24
Gambar 3. Kornea ulcer dengan fluoresensi
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)
Gambar 5 a.Pewarnaan gram ulkus kornea Gambar 5 b.Pewarnaan gram ulkus kornea
25
Gambar 6.a Pewarnaan gram ulkus kornea bakteri Gambar 6.b Pewarnaan gram ulkus kornea
II 2.8.DIAGNOSIS BANDING 9
II 2.9.PENGOBATAN 1,2,3
26
Pengobatan umum untuk ulkus kornea adalah
1. Siklopegik
6. Penanganannya:
o Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi
sebgai inkubator.
o Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali
keadaan berat.
Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epiteliasasi dan mata terlihat tenang kecuali
bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1 – 2
munggu.
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar
tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus kornea
tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti
virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengan steroid. Pasien
dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat
reaksi obat dan perlunya obat sistemik.
27
A . Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
b. Penatalaksanaan medis
1. Pengobatan konstitusi
Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang
kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan
makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian
roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C.
Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh
dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu
steril yang disuntikkan intravena dan hasilnya cukup baik. Dengan
penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai melebihi 39,5°C.
Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya antibodi dalam
badan dan menjadi lekas sembuh.
2. Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan. Lesi
kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada
hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.
Infeksi pada mata harus diberikan :
28
Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi
sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M.
konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang
telah ada dapat dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior
yang baru
• Analgetik.
Antibiotik topical
Terapi utama sebelum hasil kultur dan hasil uji sensitifitas keluar harus
diberikan antibiotic spektrum luas. Dapat diberikan Gentamycin 14 mg/ml atau
Tobramycin 14 mg/ml dengan Cephazoline 50 mg/ml setiap 30 menit hingga 1
jam untuk beberapa hari pertama kemudian dikurangi menjadi per 2 jam.
Setelah respon yang diinginkan tercapai, tetes mata dapat diganti dengan
ciprofloxacin (0.3%), ofloxacin (0.3%), atau gatifloxacin (0.3%).
Antibiotic sistemik
Biasanya tidak diperlukan. Tetapi dapat dibutuhkan untuk kasus yang berat
dengan perforasi atau jika sclera ikut terkena dapat diberikan
cephalosphorine dan aminoglycoside atau oral ciprofloxacin (750 mg, 2
kali sehari).
• Anti jamur
29
Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat
komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa
dibagi :
4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis anti
biotik
• Anti Viral
Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif karena dapat
menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan memberikan media yang baik
terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada
ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.
1. Kauterisasi
a) Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan murni
trikloralasetat
30
Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan
perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru yang
banyak mengandung antibodi dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus
dengan flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus yang
kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi perlindungan dan nutrisi
pada ulkus untuk mempercepat penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva
ini dapat dilepaskan kembali.
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan berikan sulfas
atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan
gerakan-gerakan. Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka
dapat dilakukan :
Iris reposisi
Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama, kita obati
seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai akhirnya sembuh
menjadi leukoma adherens. Antibiotik diberikan juga secara sistemik.
Gambar 7.Ulkus kornea perforasi, jaringan iris keluar dan menonjol, infiltrat pada kornea ditepi
perforasi.
3. Keratoplasti
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil.
Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan
31
kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa
kriteria yaitu :
II.2.10. PENCEGAHAN 10
Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli
mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea
dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.
- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata
- Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah
- Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat
lensa tersebut.
II.2.11. KOMPLIKASI 10
Prolaps iris
Sikatrik kornea
32
Katarak
Glaukoma sekunder
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan
yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi tingkat
keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka
prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga
dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan
penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan
resistensi.
Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan
pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi
sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh
darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat
melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah
agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.
33
BAB III
KESIMPULAN
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi
dari epitel sampai stroma
Penyebabnya adalah
Infeksi virus
Acanthamoeba
Noninfeksi
Sindrom Sjorgen
Defisiensi vitamin A
Obat-obatan
Pajanan (exposure)
Neurotropik
Granulomatosa wagener
Rheumathoid arthritis
34
Gejala yang diberikan (subjektif):
• mata merah
Tanda:
Kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel yang bila diberi
pewarnaan flouresen akan berwarna hijau ditengahnya.
Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang
pada kornea.
Gejala penyerta: penipisan kornea, lipatan descement, reaksi jaringan uvea (akibat
gangguan vaskularisasi iris) berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia posterior.
Siklopegik
Pasien tidak dapat memberi obat sendiri, Tidak terdapat reaksi obat Perlu obat
sistemik.
Penanganannya:
o Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi
sebgai inkubator.
35
o Debridement sangat membantu penyembuhan.
o Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali
keadaan berat.
Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epiteliasasi dan mata terlihat tenang kecuali
bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1 – 2
munggu.
36
DAFTAR PUSTAKA
37