Oleh:
Mutawaffika Mahir
111 2017 2103
Supervisor :
dr. H. Abdul. Salam, Sp. M, M.Kes
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
PENDAHULUAN
mata yang tembus cahaya dan merupakan jaringan yang menutup bola mata
depan. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapisan yaitu
epitel atau membran Bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (disebut
obat, keratitis karena reaksi alergi, infeksi kekebalan dan reaksi terhadap
konjungtivitis menahun.1-3
Pada keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea
infeksi adalah salah satu faktor yang berperan terhadap terapi awal yang tidak
tepat.1,4
TINJAUAN PUSTAKA
bagian mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan jaringan yang avaskular,
setara dengan 43,25 dioptri (D) dari total 58,60 kekuatan dioptri mata
aqueus humor dan oksigen yang berdifusi melalui lapisan air mata.Sebagai
tambahan, kornea perifer disuplai oksigen dari sirkulasi limbus. Kornea adalah
salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-ujung saraf terbanyak
AAO, 2008). Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 μm, diameter
1. Epitel
Terdiri dari sel epitel squamos yang bertingkat, terdiri atas 5 lapis
sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; sel poligonal dan sel
gepeng. Tebal lapisan epitel kira-kira 5% (0,05 mm) dari total seluruh
lapisan kornea. Epitel dan film air mata merupakan lapisan permukaan
dari media penglihatan.Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel
muda ini terdorong kedepan menjadi lapisan sel sayap dan semakin maju
kedepan menjadi sel gepeng. Sel basal berikatan erat dengan sel basal
2. Membran Bowman
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari epitel
3. Stroma
Merupakan lapisan tengah kornea. Bagian ini terdiri atas lamel fibril-fibril
stroma kornea yang dihasilkan oleh endotel. Bersifat sangat elastic dan
5. Endotel
regulasi cairan, jika endotel tidak lagi dapat menjaga keseimbangan cairan
yang tepat akibat gangguan sistem pompa endotel, stroma bengkak karena
lapisan ini maka akan terjadi edema kornea dan kekeruhan pada kornea.
Gambar 1. Anatomi dan histologi kornea
pembuluh darah oleh karena sebagai media refrakta, akan tetapi di limbus
kornea terdapat arteri ciliaris anterior yang membawa nutrisi untuk kornea.
Nutrisi yang lain didapat dari humor aqueous di camera oculi anterior dengan
dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh
bikarbonat aktif pada endoteldan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.Dalam
mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting dari pada epitel.
Kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah
menghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan
air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan pada lapisan air mata
tersebut. Hal ini mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari
dehidrasi.5,6
dapat melalui epitel utuh dan substansi larut-air dapat melalui stroma yang
utuh. Agar dapat melalui kornea, obat harus larut-lemak dan larut-air
sekaligus.5,6
ke dalam kornea. Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang avaskular dan
kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis dapat terjadi
kornea yang sehat, namun ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan mekanisme
pertahanan kornea.
2.6 ETIOLOGI6
diantaranya:
6. Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata robek atau tidak
8. Defisiensi vitamin A
2.7 KLASIFIKASI
SUPERFISIAL Numularis
SUBEPITEL
IS Disiformis
KERATITIS
Neuroparaliti
STROMA
k
Lagoptalmus
INTERSTISI
AL
PROFUNDA DISIFORMIS
SKLEROTIK
AN
a. Keratitis Pungtata
disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada
lain.
b. Keratitis Herpetik
dan sel radang lainnya. Sel ini juga mengeluarkan bahan proteolitik
a. Keratitis Neuroparalitik
b. Keratitis Lagoftalmus
menjadi kering dan terjadi infeksi. Infeksi ini dapat dalam bentuk
1. Keratitis Interstisial
neovaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80%
pasien lues. Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi
2. Keratitis Sklerotikans
tekan. Keluhan dari keratitis ini: mata sakit, fotofobia dan dimata
kornea.
atas:
1. Keratitis Bakterialis
2. Keratitis Jamur
Dimana dengan suhu trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan
ini. Pada masa sekarang infeksi jamur bertambah dengan pesat dan
dianggap sebagai akibat sampingan pemakaian antibiotic dan
kemudian. Pasien akan mengeluhkan sakit mata yang hebat, berair dan
lipatan Descement.
3. Keratitis Virus
titik pada dataran depan kornea yang dapat terjadi pada penyakit seperti
2.8 PATOFISIOLOGI
mengalami trauma, infesi, dan reaksi alergi yang merupakan sebagian besar
keruh.
Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf
endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan bagian mata yang
tembus cahaya dan menutup bola mata disebelah depan. Karena kornea
Maka badan kornea, sel-sel yang terdapat didalam stroma segera nekerja
sebagai makrofag baru kemudian disusul oleh pembuluh darah yang terdapat
infiltrate, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh, dan permukaan
yang licin. Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbul ulkus kornea
Pada peradangan yang hebat, toksin dari kornea dapat menyebar ke iris
dan badan siliar dengan melalui membrane descement dan endotel kornea.
Dengan demikian iris dan badan siliar meradang dan timbullah kekeruhan di
jaringan parut yang dapat berupa nebula, macula, atau leukoma. Bila ulkusnya
lebih mendalam lagi dapat timbul perforasi yang dapat mengakibatkan
endoftalmitis.
menahun yang jarang ditemukan, tanpa pandang jenis kelamin maupun umur.
Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan
terutama didaerah pupil. Kekeruhan ini tidak tampak dengan mata telanjang,
dengan keluhan iritasi ringan, adanya sensasi benda asing, mata berair,
penglihatan yang sedikit kabur, dan silau (fotofobia). Lesi pungtata pada
kornea dapat dimana saja tapi biasanya pada daerah sentral. Daerah lesi
karena lokasinya dibagian sepertiga kornea bagian atas dan ada pannus.
palpebra. Karena kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan
merupakan media pembiasan terhadap sinar yang masuk ke mata maka lesi
fenomena refleks yang disebabkan iritasi pada ujung serabut saraf pada
ulkus kornea yang purulen. KPS ini juga akan memberikan gejala mata
2.9.2 Diagnosis
Subjektif : Anamnesis
Fotofobia
Blefarospasme karena rasa sakit yang diperhebat oleh gesekan
palpebra superior
para sentral
kornea
penglihatan
Tanda :
Disiformis
Pemeriksaan Oftalmologi
b. Tes Placido
c. Tes Fluresence
Untuk melihat lebar dan dalamnya ulkus pada kornea, yaitu dengan
d. Pemeriksaan Visus
e. Pemeriksaan Laboraturium
2.9.3 Penatalaksanaan
2.9.5 Prognosis
dalam kasus ini karena reaksi imunologis tubuh pasien yang memberikan
3.1 IDENTITAS
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Pare-pare
3.2 ANAMNESA
hari rabu tanggal 13 april 2019 dengan keluhan kedua mata merah sejak ± 2
minggu yang lalu disertai dengan penglihatan kabur. Pasien juga merasa
mengganjal pada kedua mata, nyeri kadang dirasakan, air mata berlebih ada,
kotoran mata berlebih ada, mata sering berkelilipan dan silau ketika melihat
cahaya. Awalnya, saat bangun tidur pasien mengaku ada sesuatu yang masuk
ke dalam mata pasien kemudian menggosok-gosok kedua matanya. Riwayat
Riwayat Pengobatan :
obat. Pasien mengaku pernah meminum obat dan menggunakan obat tetes
mata tetapi pasien tidak tahu nama obatnya. Setelah konsumsi obat keluhan
PEMERIKSAAN OD OS
Palpebra :
Edema - -
Hiperemis - -
Trikiasis - -
Ptosis - -
Lagoftalmus - -
Blefarospasme - -
Konjungtiva :
Injeksi konjungtiva - -
Injeksi siliar + +
Hiperemis + +
Kornea :
Kekeruhan - -
Ulkus - -
Infiltrate + +
Sikatrik - -
Lensa :
Warna Jernih Jernih
Dislokasi - -
Uji fluoresensi
Mata ditetesi dengan fluoresens warna kuning kemudian dibilas dengan NaCl
akan berubah menjadi hijau. Untuk lebih jelas diamati dengan slitlamp
memakai warna biru atau digunakan kertas fluoresens yang diletakkan di
sakus lakrimal dan pasien disuruh berkedip-kedip kemudian diamati.
Sebelum ditetesi dengan fluoresens
3.5 DIAGNOSA
Glaucoma Akut
Uveitis
3.7 TATALAKSANA
3.8 PROGNOSIS
OD OS
yang lalu disertai dengan penglihatan kabur. Pasien juga merasa mengganjal
pada kedua mata, nyeri kadang dirasakan, air mata berlebih ada, kotoran
Mata berair terjadi karena air mata berfungsi sebagai proteksi imun untuk
Kornea memiliki banyak saraf sensoris yang sangat sensitif yang berasal
dari saraf siliar longus. Ketika terdapat lesi pada kornea, baik lesi disuperfisialis
dan di dalam akan memicu rasa sakit atau nyeri sebagai mekanisme peringatan
awal yang cepat terhadap trauma. Rasa sakit ini diperberat oleh gesekan palpebra
Silau atau fotofobia pada penyakit kornea adalah akibat kontraksi iris yang
ketika iris berkontraksi untuk mengatur cahaya yang masuk maka akan
menimbulkan rasa sakit sehingga menurunkan fungsi kerja iris mengatur cahaya
segera datang. Maka sel-sel yang terdapat didalam stroma segera bekerja sebagai
makrofag baru kemudian disusul oleh pembuluh darah yang terdapat dilimbus
sehingga muncullah injeksi perikornea atau injeksi siliar. Hal inilah yang
20/80 dan VOS (visus okuli sinitra) adalah 20/80. Pada pemeriksaan konjungtiva
ditemukan injeksi siliar (+) dan hiperemis, pada kornea ditemukan infiltrate (+),
kelabu, keruh, dan permukaan yang licin. Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel
dan timbul ulkus kornea yang dapat menyebar ke permukaan dalam stroma.
DAFTAR PUSTAKA