Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KOSMETIKOLOGI.

REGULER
Anatomi dan Fisiologi pada Mata
Dosen : Dra. Nurul Akhatik M. Si.

DISUSUN OLEH :
Megawaty (12330079)
Ami Ferliana (13330068)
Yulia Lizara (13330122)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA & PENGETAHUA ALAM
INSTITUT SAINS & TEGNOLOGI NASIONAL
JAKARTA 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kosmetikologi.

Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Nurul Akhatik M. Si. selaku Dosen Mata Kuliah Kosmetikologi.

2. Penulis di Buku Panduan dan Google.

Harapan kami semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya terutama bagi mahasiswa/mahasiswi ISTN.

Jakarta, Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Fitur Utama Anatomi ... 2
2.2.1 Kelopak Mata ............................................................ 2
2.2.2 Konjungtiva ................................................................ 3
2.2.3 Kornea ........................................................................ 4
2.2 Transparansi Kornea ................................................... 6
2.3 Reaksi Toksik dan Alergi .............................................. 8
2.4 Kosmetik dan Mata ..................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelopak Mata . 11
3.2 Konjungtiva ..................................................................... 11
3.3 Kornea ........................................................................... 12
3.4 Transparansi Kornea ...................................................... 16
3.5 Reaksi Tokdik dan Alergi ................................................ 17
3.6 Kosmetik dan Mata ........................................................ 18
3.7 Gangguan, Kelainan, Penyakit ...................................... 20

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kosmetik dirancang bukan untuk berhubungan dengan jaringan
kompleks yang diperlukan untuk penglihatan. Di samping itu, dekorasi
daerah orbital dan beberapa komponen ektsterior pada mata dengan riasan
pada mata secara luas dipraktekkan. Keamanan dari preparat penggunaan
sekitar mata adalah tanggung jawab formulator dan sebagian diamanatkan
oleh peraturan. Namun peggunaan tidak hati-hati dari riasan dan kosmetik ke
dalam mata sering dijumpai dan bahan tambahan sebaiknya lebih tidak asing
lagi dengan struktural komponen pada mata dan bagaimana hal itu mungkin
dipengaruhi oleh kosmetik. Tanggapan merugikan mata mungkin hasil dari
setiap jenis kosmetik yang digunakan pada kulit yang digunakan pada kulit
kepala atau wajah. Kebayakan pembaca mengenal dengan rasa pedih
dikarenakan oleh ketidaksengajaan masuknya unsur pada shampoo ke dalam
mata. Para pembaca juga telah belajar tentang cerita sulitnya kerusakan mata
karena busa sabun kuartener. Berikut ulasan singkat dari fisiologis mata yang
dimaksudkan untuk membantu formulator kosmetik pada pembuatan
produk yang aman untuk digunakan pada mata dan sekitar mata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 FITUR UTAMA ANATOMI


2.1.1 Kelopak Mata

Kelopak mata adalah wakil dari kulit ditempat lain dari tubuh. Fungsi
utamanya sebagai pelindung kornea dan jaringan vaskuler. Karena hal ini,
permukaan dalam dari kelopak dilapisi selaput lendir jaringan konjungtiva,
yang mana membran secara alami dan terhubung dengan keduanya pada
lapisan air mata perkorneal dan sel epitel pada kornea. Mata memiliki
superior dan inferior kelopak secara fungsional keduanya didefinisikan
dengan baik untuk memudahkan pergerakan dan pengaliran air mata selama
berkedip.
Kelopak mata terdiri dari pelat tarsal dalam, serat otot, permukaan
epitel dari posterior ke anterior. Silia keluar dari bagian tengah garis batas
dari kelopak inferior. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar sebakus pada zeis,
dan folikel rambut dari rambut permukaan diwakili kedua kelopak mata.
Otot-otot dan persyarafan adalah superior kelopak bergerak secara reflek
dengan inferior sebagai air mata mulai mengulap. Maka, garis pada kelopak
masuk seperti genangan air mata, yang terletak pada garis kelopak dan
menyebar bersamaan air mata diatas kornea karena mengusap superior. Air
mata ini akan tetap didalamnya antara berkedip meskipun banyak kekuatan
gravitasi yang bekerja. Kelopak inferior bergerak secara primer dalam model
lateralis, Mengarahkan kolam air mata ke saluran nasokrimal terletak di
medial keduanya pada garis kelopak inferior dan superior. Pada jalur ini
komponen utama diproduksi oleh kelenjar meibom, Sel goblet dan kelenjar
lakrimal yang tersebar dan dikeringkan oleh reaksi kelopak mata. Karena hal
itulah kesamaan dengan bagian kulit lain, kelopak mata memiliki masalah
dermatologi yang sama.
Perbedaan muncul dalam hal efek penggunaan kosmetik setiap hari
pada garis garis dikelopak. Pembuatan kosmetik dapat menyebabkan
masalah pada kelenjar terkait dengan garis kelopak dan mengakibatkan
trauma dalam kornea, toksisitas, dan hipersensitivitas. Efek samping tersebut
secara klinis diamati baik sebagai masalah kelopak atau kornea, tergantung
pada etiologinya. Efek lain pada permukaan kornea menampakkan diri
sebagai akibat dari masalah pengeringan yang mungkin terjadi pada kelopak,
usia kelopak dengan keadaan normal dan ketidaksempurnaan berkedip,
blephantis dan endotoksin staphyloccocal mempengaruhi kornea.

2.2.2 Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang melapisi permukaan mata


(jaringan sklera) dan digambarkan untuk menutupi bagian dalam kelopak
mata. Yang merupakan membran selaput lendir yang fleksibel dan terus
bergerak dengan aksi kelopak mata dan pergerakan dari bola. Secara
fungsional konjungtiva memberikan perlindungan dan pelumasan untuk
berbagai struktur okular. Konjungtiva juga berisi jaringan limfoid untuk
perlindungan imunologi. Sama dengan semua membran mukosa selaput
lendir, konjungtiva memiliki lapisan sel epitel dan propia submukosa lamina.

Secara morfologi, struktur sel dari epitelium berbeda menurut


wilayah, pembagian epitel skuamosa terdapat pada kelopak dan mengelilingi
limbus, zona transisi antara kornea dan sklera. Sebagai pengingat sel- sel
basa cuboidal, sel-sel superfisial bentuk silinder dan sel-sel polihedral
diantaranya.

Sel-sel goblet sekretori ditemukan banyak diseluruh konjungtiva. Sel


sel tersebut paling banyak selama tarsic dan paling banyak dibagian bulbar
interpalberal dari jaringan. Sel sel goblet bentuk oval dengan inti pipih dekat
pangkal dan koleksi antar besar musin.

Permukaan sel sel epitel pada kongjungtiva ditutupi oleh makrovili


dan lapisan tipis glikokaliks dan mucin. Hal ini meningkatkan area
permukaan sel dan membantu kepatuhan dari air mata ke jaringan. Bahkan
air mata dipertimbangkan menjadi bagian anatomis di jaringan, karena setiap
gangguan dalam hal ini menyebabkan patologi yang signifikan.

Sel sel epitel yang menempel pada membran basal yang spesifik oleh
hemidesmosom, yang pada gilirannya mempertahankan lampiran ke stroma
konjungtiva . Stroma konjungtiva terdiri dari lapisan limfoid dan lapisan
fibrosa. Lapisan limfoid terdiri dari kumpulan limfosit. Lebih dalam dari
lapisan ini adalah lapisan fibrosa dimana pembuluh dan syaraf berjalan
mensuplai ke jaringan.

Jaringan konjungtiva termasuk syaraf, arteri siliaris, limfatik dan 2


jenis dari kelenjar lakrimal aksesori. Syaraf sensorik berasal dari divisi
optalmik dari syaraf kranial kelima, mirip dengan kelopak hanya modalitas
sensorik adalah rasa sakit.

Konjungtiva berasal dari suplai darah dari berbagai cabang dari arteri
optalmik. Mereka menyediakan seluruh konjungtiva selain daerah hanya
diluar limbus. Kapiler konjungtiva fenestra. Dalam kondisi peradangan ini
menyebabkan kebocoran pada tingkat yang melebihi kemampuan cairan
untuk menyerap konjungtiva ke permukaan okuler. Hal ini menyebabkan
akumulasi cairan dan tanda klinis dari kemosis konjungtiva.

2.2.3 Kornea

Kornea dikenal sebagai jendela mata, adalah bagian anterior


transparan dunia. Sebagai media pembiasan utama mata, kornea harus tetap
jelas sepanjang hidup untuk memungkinkan lewatnya cahaya. Anatomi
kornea terdiri dari lima lapisan: epitel, lapisan bowman, membran stroma,
descemet dan endothelium. Kornea adalah avaskular dan tanpa limfatik.

1) Epitel
Epitel adalah sekitar lima-lapisan dalam, bertingkat tingkat , lapisan
nonkeratin, yang merupakan fenotip berbeda dari epitel konjungtiva. Sel-sel
superfisial menunjukkan banyak mikrovili dan memiliki glikokaliks fibrillar
luas pada membran permukaannya. Jaringan ini meningkatkan kepatuhan
dari lapisan air mata ke sel. Persimpangan ketat antara sel-sel berfungsi
sebagai penghalang anatomi zat menembus antar ruang. Sel-sel basal yang
terletak sangat mitotically aktif dan sisanya pada mambran basement. Sel
anak bergerak ke anterior menuju permukaan kornea. Sel epitel bermigrasi
secara sentripetal ke arah kornea inferocentral dan ke permukaan di mana
deskuamasi terjadi. Di bawah lapisan basal terletak membran basal, yang
bersama dengan hemidesmosom jangkar epitel ke stroma kornea.
2) Lapisan bowman
Lapisan bowman adalah zona acellular fibril kolagen yang padat.
Lapisan anterior pemanah yang menempel pada epitel basal ke epitel basal
dan posterior mengubah secara bertahap ke dalam sisa stroma. Lapisan
bowman bertindak sebagai penghalang untuk invasi kornea dan memiliki
kapasitas regeneratif yang buruk.
3) Stroma kornea
Stroma kornea merupakan 90% dari kornea. Terdiri dari serat
kolagen, sel-sel stroma dan substansi dasar. Fibril kolagen secara teratur
diatur sedemikian rupa sehingga interferensi destruktif cahaya mencegah
refleksi, dengan demikian dapat mempertahankan transparansi. Kolagen tipe
i bersifat lebih dominan, dengan jenis v dan vi hadir dalam persentase kecil.
Zat tanah di sekitarnya fibril kolagen yang proteoglikan. Glycosamonoglycan
(gag) rantai samping yang terutama terdiri dari sulfat keratan dan kondroitin
sulfat.keratosit adalah sel dominan dalam stroma.
Keratosit ini mempertahankan kolagen dan matriks ekstraselular dari
stroma. Reaksi keratosit yang rusak kemudian bermigrasi ke tempat
tersebut dan berubah menjadi fibroblas, menciptakan jaringan parut di
dalam stroma biasanya transparan.
4) Membran descemet
Membran descemet adalah lamina basal yang diproduksi oleh endotel.
Hal ini relatif mudah terlepas dari stroma dan meregenerasi dengan cepat
setelah cedera. Di beberapa negara penyakit patologis zat logam yang
disimpan di membran descemet ini: efek samping yang mempengaruhi
endotelium dapat mengakibatkan inmetaplasia dari mambran yang
mengakibatkan penebalan dan formasi yang tidak teratur.
5) Endothelium
Endotelium terletak posterior ke membran descemet dan terdiri dari
satu lapisan sel heksagonal. Ada penurunan bertahap dalam jumlah sel
sepanjang hidup. Sel-sel endotel tidak regenerasi, dan sel-sel yang hilang dari
waktu ke waktu, sel-sel yang berdekatan bertambah besar untuk mengisi
ruang. Hal ini menyebabkan peningkatan di daerah sel dengan kepadatan
penurunan dari waktu ke waktu. Biasanya ada sekitar 4.000 sel / mm2 saat
lahir dan 2 - 3.000 / mm2 di kornea dewasa. Umumnya, sel hilang di luar 600
/ mm akan menghasilkan gangguan fungsional yang signifikan.
6) Lapisan air mata
Lapisan air mata dapat dianggap sebagai kebutuhan yang tidak
terpisahkan bagi kelangsungan hidup jaringan cornea. Tanpa itu permukaan
kornea dan semua menjadi membahayakan lapisan kornea. Selaput air mata
prekornea memberikan pelumasan ke permukaan dan diperlukan untuk
kesehatan jaringan. Ini terdiri dari tiga lapisan: terluar lapisan lipid, lapisan
air tengah, dan musin lapisan terdalam. Lapisan lipid berasal dari sekresi dari
kelenjar meibom pada margin tutup: fungsi utamanya adalah untuk
menghambat penguapan. Kimia, lipid meibom menyerupai sebum kulit.
Lapisan tengah berasal dari kelenjar lakrimal utama dan aksesori. Ini
adalah bagian paling tebal dari selaput air mata dan mengandung elektrolit,
protein, glukosa, urea, enzim, immunoglobulin dan melengkapi juga hadir
dalam epitel, pembuluh darah limbal dan jaringan limfoid konjungtiva adalah
limfosit, polymorphonuclear neutrofil (pmn), dan desquamated epitel sel.
Lapisan terdalam adalah musin, yang melapisi permukaan epitel dan
berasal dari sel-sel goblet di konjungtiva. Musin mengurangi gesekan antara
permukaan epitel dan film air mata, sehingga memfasilitasi seragam
penyebaran air mata. Hal ini juga mengurangi gesekan antara sel-sel dan
tutup selama sekejap.

2.2 TRANSPARANSI KORNEA

Fungsi utama dari kornea adalah untuk menjaga transparansi dan


memfasilitasi pembiasan cahaya. Kemudian cahaya harus mencapai retina
dan akan dikirimkan melalui saraf optic ke lobus oksipital otak. Untuk
membuat itu terjadi, semua lapisan pada kornea bertindak dalam mencapai
hasil dengan menjaga atau mempertahankan transparansi. Nutrisi utama
yang dibutuhkan oleh epitel adalah oksigen, glukosa, vitamin-vitamin dan
asam amino. Sebagian besar glukosa berasal dari cairan berlendir
(menyerupai plasma) yang terhubung dengan lapisan endotel.
Oksigen sebagian besar berasal dari atmosfer, berdifusi melalui
lapisan air mata dan digunakan terutama oleh epitel dan lapisan endotel. Jadi
ketika malam dengan kelopak ditutup, tekanan parsial oksigen menurun dan
terjadi edema fisiologi. Ini diperparah dengan jenis-jenis lensa yang
dikenakan semalaman dan lensa tidak memiliki cukup permiabilitas oksigen
untuk menjaga tekanan parsial ditemui saat malam dengan tidak ada
kedudukan pada lensa. Biasanya kornea membesar / bengkak semalam dari
2.5% - 4% dengan cepat kembali ke bagian dasar awal setelah terbagun.
Dengan tipikal soft kontak dibagian lensa, bahkan mereka (kontak lens) saat
ini disetujui untuk pemakaian diperpanjang pembengkakkan saat terbagun
adalah 9%-12%. Efek samping dari hypoxia kornea tidak dapat dibedakan
secara jelas dari masalah disebabkan oleh akses makeup ke situs ini. Temuan
baru-baru ini telah menunjukkan bahwa adhesi bakteri ke sel epitel terkena
kontak hypoxia terkait lensa meningkat secara signifikan.
Kontrol pada hydra stroma sangat penting dalam menjaga kejelasan
kornea. Stroma memiliki kecendrungan fisiologis untuk menyerap air, yang
menyumbang 78% dari berat kornea. Endothelium bertanggung jawab untuk
dehidrasi aktif melalui mekanisme transport aktif. Epitel pasif mencegah air
memasuki stroma melalui fungsi penghalang. Terlihat adanya bukti untuk
transportasi ion aktif dalam epitel. Epitel mengeluarkan Cl kedalam air mata
yang dihasilkan dalam transportasi aktif Na+ dan Cl- ke dalam sel. Bersama
dengan sistem aktif penguapan air dari hasil film air mata pada
hipertonisitas, sehingga menarik air dari stroma ke permukaan kornea. Rata-
rata kornea adalah 5% lebih tipis pada siang hari karena efek ini.
2.3 REAKSI TOKSIK DAN ALERGI

Karena sensitivitasnya kornea merupakan penanda yang sangat baik


untuk aktivitas biologis yang dapat dilihat secara klinis dalam waktu yang
relative singkat. Reaksi beracun dan alergi pada mata akan mempengaruhi
tutup, konjungtiva dan kornea, tergantung pada tantangan. Semua,
bagaimanapun, dengan mudah terlihat menggunakan peralatan tetes mata
umum. Kondisi beracun dan alergi sebagai akibat dari aplikasi topikal obat,
kosmetik, atau pengawet yang sangat umum dalam praktek mata. Toksisitas
adalah hasil dari aplikasi langsung dan iritasi berikutnya jaringan okular oleh
entitas kimia. Alergi, di sisi lain, memerlukan kepekaan host dan reaksi
kekebalan selanjutnya ditunjukkan dengan tanda-tanda klinis peradangan.

Toksisitas umumnya terjadi sebagai akibat dari penggunaan berulang


suatu zat dalam kontak dengan sel-sel epitel kornea dan konjungtiva.
Penggunaan natrium fluorescein atau bunga mawar bengal membuat respon
ini secara klinis terdeteksi pada tahap awal sebagai hasil dari pewarnaan
pewarna epitel tercampur kimia. Xerophtalmia (mata kering) dan
penggunaan jangka panjang dari bahan kimia menyinggung kecenderungan
pada reaksi beracun tersebut.

Alergi dermatoconjunctivitis kontak sering terlihat dalam praktek


klinis. Reaksi kontak alergi terjadi setelah kepekaan sel T dan mewakili
reaksi hipersensitivitas lambat. Bahan kimia topikal bertindak sebagai
haptens dan perlu berinteraksi dengan protein jaringan untuk dari antigen
lengkap dan peka limfosit. Reaksi tertunda ini dapat memakan waktu
sedikitnya seminggu atau selama bertahun-tahun untuk berkembang. Jika
agen penyebab adalah makhluk kosmetik diterapkan ke jaringan, eksim
terjadi pertama di mana pun hapten terjadi untuk diterapkan. Infeksi
sekunder adalah umum, biasanya dengan spesies staphylococcal, dengan
candida yang sedikit mungkin tapi memungkinkan. Lesi kulit yang sudah ada
sebelumnya akan membuat alergi kontak lebih mungkin terjadi bahkan
dengan zat yang dikenal untuk menjadi sensitizer lemah (kepekaan lemah).
Reaksi lain yang mungkin terjadi dan khas mata adalah reaksi fototoksik dan
fotoalergi. Ini umumnya hasil dari interaksi antara cahaya dan bahan kimia
yang digunakan dalam atau pada mata. Penggunaan obat sistemik untuk
infeksi atau kondisi lain juga dapat membuat pasien tertentu lebih rentan
terhadap penyakit kulit-keratokonjungtivitis dan harus dipertimbangkan
dalam kasus reaktif.

2.4 KOSMETIK DAN MATA

Kosmetik sekitar jaringan mata mungkin di antara zat yang paling


umum digunakan dalam masyarakat saat ini. Pengujian kosmetik tergantung
pada prinsipnya pada standart toksikologi teknik in vitro dan in vivo.
Sayangnya ini tidak memprediksi dengan pasti respon mata manusia ke
aplikasi kronis bahan kimia ini. Seperti dideskripsikan sebelumnya, mata
adalah struktur yang kompleks dengan kedua pembuluh darah dan jaringan
pembuluh darah, lapisan air mata yang kompleks yang penting untuk fungsi
mata, dan kulit eksternal untuk melindungi struktur tersebut. Penggunaan
kosmetik dan bahan kimia lainnya di dalam atau di sekitar mata dapat
menghasilkan sejumlah perubahan patologis yang dapat mengakibatkan baik
peristiwa akut atau kronis pada salah satu dari berbagai struktur.

Efek ini dapat diperburuk jika ada penyakit yang mendasari dan harus
dipertimbangkan ketika mengevaluasi penyebab masalah yang mungkin atau
mungkin tidak terkait dengan keberadaan kosmetik yang digunakan.
Penggunaan kosmetik dan bagaimana mereka diterapkan dan bahan kimia
dan pengawet yang digunakan di dalamnya dapat menimbulkan salah satu
dari berbagai macam respon. Ini termasuk trauma, keracunan dan
hipersensitivitas. Reaksi ini dapat ditemukan di salah satu struktur mata
khusus termasuk kornea, konjungtiva, dan kelopak. Untungnya instrumentasi
klinis dan uji laboratorium yang tersedia dalam praktek klinis harus
membuat diagnosis diferensial terhadap etiologi dipastikan. Kontribusi
sehingga relatif terhadap makhluk kosmetik yang digunakan dapat
ditentukan dan pengobatan yang tepat dilakukan. Dalam kebanyakan kasus
ini hanya akan berarti penghapusan kimia menyinggung dan beralih ke satu
kurang sulit untuk pasien. Ada populasi yang signifikan memakai lensa
kontak, dan orang-orang ini harus diberitahu tentang risiko relatif
menggunakan kedua lensa kontak dan kosmetik. Kosmetik terkontaminasi
terjebak underheath lensa kontak dengan kurang dari transmisibilitas yang
diinginkan oksigen, mengurangi pertukaran air mata, atau adanya abrasi
epitel bisa menempatkan pasien pada risiko tinggi untuk keratitis menular.
Penerapan yang salah terhadap kosmetik bisa merusak permukaan lensa
kontak, sehingga kemungkinan penyebab masalah tarsal konjungtiva.

Semua ini adalah isu penting bahwa dokter harus menyadari telah
meluasnya dan untuk sebagian yang paling bebas masalah memakai
kosmetik. Jaringan mata, bagaimanapun, sebuah barometer yang efektif
untuk kompatibilitas biologis kosmetik. Ini terutama disebabkan oleh
hubungan timbal balik kompleks yang ada dan metodologi canggih tersedia
untuk evalution klinis.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KELOPAK MATA


Bagian yang menutupi sebagian mata, dan berfungsi untuk melindungi
serta membersihkan mata. Kelopak mata dapat menutup dan membuka.
Kelopak mata memiliki gerak refleks untuk berkedip jika terjadi sesuatu,
misalnya ketika intensitas cahaya yang diterima bola mata meningkat secara
tiba-tiba.
Kelopak mata terdiri dari dua bagian, yaitu kelopak mata atas dan
bawah. Dari dalam ke luar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan:
1. Kojungtiva, yaitu selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak
mata dan melapisi juga permukaan bola mata;
2. Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah
pelekatan kedua kelopak mata;
3. Lapisan tarsal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang
kelopak mata;
4. Otot orbikularis okuli yang befungsi menutup bola mata;
5. Kulit luar

3.2 KONJUNGTIVA
Suatu bagian selaput lendir yang tipis dan bening yang melapisi
bagian dalam Palpebra dan bagian dalam bola mata kecuali kornea.
Konjungtiva terdiri dari 3 bagian :
1. Konjungtiva tarsalis yang menutupi bagian dalam Palpebra;
2. Konjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bola mata;
3. Konjungtiva formices yang melapisi formix (batas antara Palpebra dan
sklera)
Struktur histologis konjungtiva terdiri atas epitel berlapis silindris
dengan sel goblet dan lamina propria (jaringan ikat). Secret sel goblet yakni
penyusun tirai air mata, pelumas dan pelindung. Konjungtivitis adalah
peradangan konjungtiva, hiperemis dan banyak secret disebabkan oleh
allergen, bakteri, virus dan parasit.

3.3 KORNEA
Jaringan bening, avaskular, membentuk 1/6 bagian depan bola mata,
diameter 11 mm. Kornea merupakan kelanjutan sklera. Pertemuan
korneasklera disebut limbus. Pemberian nutrisi melalui humor akuos dan air
mata. Mengandung banyak syaraf. Kejernihan kornea diatur oleh kadar
kelembapan yang diatur terutama sel-sel endotel. Tebal kornea orang dewasa
rata-rata 0.65 mm dibagian perifer dan 0.54 mm di bagian tengah. Kornea
berbentuk cembung dan bagian pusat optiknya agak mendatar seluas 2 mm2.
1. Epitel
Epitel gepeng berlapis dengan tebalnya 0.05 mm. Kerusakan pada epitel akan
sembuh dengan segera. Peka terhadap sentuhan dan berfungsi sebagai
proteksi.

2. Membran bowman
Letak di bawah epitel. Bila terjadi kerusakan sembuh dg jaringan parut
(sikatrik)

3. Stroma
Bagian kornea paling tebal. Meliputi 90 % tebal kornea terdiri dari serabut-
serabut disebut jaringan fibrosa bening.

4. Membran Descemet
Bersifat lentur, jernih dapat dilihat dengan mikroskop elektro, berkembang
terus seumur hidup.

5. Endotelium
Terdiri dari satu sel dan melekat pada membran descemet melalui
hemidesmosom dan zonula okluden. Selapis sel berfungsi untuk mengatur
jumlah cairan dalam kornea. Biasanya ada sekitar 4.000 sel/mm2 saat lahir
dan 2 - 3.000 sel/mm2 di kornea dewasa. Umumnya, sel hilang di luar 600
sel/mm2 akan menghasilkan gangguan fungsional yang signifikan.
6. Lapisan Air Mata

Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus ( saluran


lakrimalis ), dan duktus nasolakrimalis ( kelenjar air mata ) terletak disudut
lateral atas rongga mata; berfungsi untuk mengahsilkan air mata. Dari
kelenjar ini kurang lebih dua belas duktus ( saluran ) lakrimalis yaitu
saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak
mata atas.
Bila suatu benda asing menyentuh permukaan bola mata, akan terjadi
refleks pengeluaran air mata. Refleks ini dimulai dengan terbentuknya
impuls pada reseptor nyeri di konjungtiva. Impuls ini dijalarkan melalui saraf
V menuju jembatan varol ( bagian otak kecil) kebagian motorik saraf VII yang
bersifat parasimpatetik, kemudian air mata akan di sekresikan. Air mata akan
keluar karena kantung lakrimalis tidak mampu menampung air mata yang
berlebihan. Selain itu, mata akan terasa perih karena ada sebagian impuls
yang mencapai korteks kesadaran.
Fungsi air mata :
1. Melicinkan permukaan optic bola mata
2. Media pelepasan sel desquamasi
3. Suplai oksigen ke kornea
4. Antimikroba
5. Lubrikasi pergesekan palpebra dan kornea
6. Mencegah pengeringan permukaan luar bola mata
Lapisan air mata :
1. Lapisan lipid (atas), diproduksi oleh kelenjar meibom. Fungsi :
memperlambat penguapan air mata, mempertahankan barier hidrofobik
dan mempertahankan tear meniscus.
2. Lapisan Aqueous (tengah), diproduksi oleh kelenjar Krause dan Wolfring.
Fungsi : suplai oksigen, antimikroba, meratakan permukaan kornea,
membersihkan kotoran, dan mengatur fungsi sel-sel epitel kornea.
Lapisan air mata melapisi permukaan okuler normal. Terdiri dari 3
lapisan :
Lapisan tipis lipid superfisial (0.11um) diproduksi oleh kelenjar meibom
dan berfungsi menahan evaporasi air mata dan mempertahankan
penyebaran air mata
Lapisan tengah, lapisan tebal (lapisan aqueous, 7um) diproduksi oleh
kelenjar lakrimalis utama seperti halnya kelenjar lakrimalis asesoris dari
kelenjar Krause dan Wolfring.
Lapisan terdalam, lapisan musin hidrofilik diproduksi oleh sel-sel goblet
konjungtiva dan epitel permukaan okuler dan berhubungan dengan
permukaan okuler melalui ikatan jaringan longgar dengan glikokalik dari
epitel konjunctiva. Berfungsi untuk menyebarkan air mata ke seluruh
epitel kornea.
Lapisan air mata berfungsi :
a) Melapisi permukaan kornea sehingga menjadi rata dan merupakan media
refraksi yang baik
b) Mencegah kerusakan epitel kornea dan konjungtiva
c) Mencegah tumbuhnya mikroorganisme
d) Mencegah dehidrasi kornea

3.4 TRANSPARANSI KORNEA


Fungsi utama dari kornea adalah untuk menjaga transparansi dan
memfasilitasi pembiasan cahaya. Ketika cahaya mencapai retina dan akan
dikirimkan melalui saraf optic ke lobus oksipital otak.

Lobus occipital berfungsi pada daerah visceral (bagian dalam) visual (bagian
luar). Misalnya penglihatan, menerima informasi dan menafsirkan warna,
juga berperan dalam reflex visual untuk menentukan mata pada sebuah
objek yang diam dan bergerak, seseorang yang mengalami kecelakaan, dan
mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan.
Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah
radioaktifnya sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipital.

3.5 REAKSI TOSIK DAN ALERGI


Toksisitas umumnya terjadi sebagai akibat dari penggunaan berulang
suatu zat dalam kontak dengan sel-sel epitel kornea dan konjungtiva.
Penggunaan natrium fluorescein atau bunga mawar bengal membuat respon
ini secara klinis terdeteksi pada tahap awal sebagai hasil dari pewarnaan
pewarna epitel tercampur kimia. Ini umumnya hasil dari interaksi antara
cahaya dan bahan kimia yang digunakan dalam atau pada mata. Penggunaan
obat sistemik untuk infeksi atau kondisi lain juga dapat membuat pasien
tertentu lebih rentan terhadap penyakit kulit-keratokonjungtivitis dan harus
dipertimbangkan dalam kasus reaktif.
3.6 KOSMETIK DAN MATA
Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam peraturan Mentri
Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut :
kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah
untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan
rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan factor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati
dan menghargai hidup.
Pengujian kosmetik tergantung pada prinsipnya pada standart
toksikologi teknik in vitro dan in vivo. Penggunaan kosmetik dan bahan kimia
lainnya di dalam atau di sekitar mata dapat menghasilkan sejumlah
perubahan patologis yang dapat mengakibatkan baik peristiwa akut atau
kronis pada salah satu dari berbagai struktur.
Penggunaan kosmetik dan bagaimana mereka diterapkan dan bahan
kimia dan pengawet yang digunakan di dalamnya dapat menimbulkan salah
satu dari berbagai macam respon. Ini termasuk trauma, keracunan dan
hipersensitivitas. Reaksi ini dapat ditemukan di salah satu struktur mata
khusus termasuk kornea, konjungtiva, dan kelopak. Kosmetik terkontaminasi
terjebak underheath lensa kontak dengan kurang dari transmisibilitas yang
diinginkan oksigen, mengurangi pertukaran air mata, atau adanya abrasi
epitel bisa menempatkan pasien pada risiko tinggi untuk keratitis menular.
Penerapan yang salah terhadap kosmetik bisa merusak permukaan lensa
kontak, sehingga kemungkinan penyebab masalah tarsal konjungtiva.
Berbagai macam kosmetik yang beredar, seperti eye shadow, eyeliner,
mascara, bulu mata dll. Sedangkan dari obat-obatan, seperti Salep dan gel
mata, berupa cairan suspensi, larutan optalmik (tetes mata) dll.
Berikut tips untuk menjaga alat kosmetik agar tetap dalam keadaan baik
serta menghindari mata dari bakteri yang ada:
Jangan menggunakannya dalam jangka waktu yang terlalu lama, apabila
sudah diluar masa expired pembukaan kosmetik, maka inilah waktunya
Anda membeli yang baru.
Tempatkanlah kosmetik mata Anda pada lingkungan yang sejuk dan bukan
di kondisi yang panas seperti didalam mobil. Tempatkanlah pada suhu
maksimal 30 derajat celcius.
Jangan mencampurkan kosmetik mata dengan yang lainnya. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan, contohnya untuk penggunaan kuas,
pisahkanlah kuas eye shadow Anda dengan kuas untuk bibir Anda, karena
dengan mencampurkannya dapat memindahkan bakteria dari bibir ke
mata, begitu juga sebaliknya.
Jangan menggunakan mascara yang sudah kering, bahkan mengikuti saran
untuk melembutkannya kembali dengan menggunakan air. Apabila sudah
kering maka hal tersebut merupakan pertanda untuk menggantikannya
dengan yang baru.
Gunakanlah kosmetik untuk dirimu sendiri dan tidak dibagikan dengan
orang lain. Bakteria pada tubuh masing-masing berbeda-beda, oleh karena
itu sangat berbahaya bila saling menukar kosmetik yang digunakan.
Saat penggunaannya ke mata pun harus diperhatikan dengan seksama
sehingga tidak menimbulkan kemungkinan merusak mata. Berikut beberapa
tips penggunaan dengan aman:
o Saat mata Anda sedang iritasi, hindarilah penggunaan kosmetik mata,
terlebih apabila kosmetik yang Anda gunakan tersebutlah yang
menyebabkan iritasi tersebut. Ini menandakan Anda tidak cocok dan
berhentilah menggunakannya.
o Sebelum menggunakaan kosmetik tersebut jangan lupa untuk
membersihkan tangan Anda terlebih dahulu.
o Jangan gunakan kosmetik mata Anda saat sedang berada di dalam mobil.
Hal ini sangat berbahaya, dengan guncangan yang tidak dapat diprediksi
dengan baik dapat memberikan resiko kesalahan saat penggunaan
sehingga memberikan resiko kontak langsung dengan mata, yang dapat
menggores kornea mata Anda.
o Jangan gunakan kosmetik mata Anda didalam bagian lunak mata, misalnya
untuk penggunaan eyeliner, jangan menggunakannya di dalam garis mata
atau bagian lunak dan basah.
o Hindari penggunaan kosmetik mata yang mengandung bahan tambahan
seperti glitter, karena glitter ini bisa saja dapat masuk ke dalam bagian
mata dan membuatnya iritasi.
o Pastikan semua alat kosmetik Anda bersih seperti kuas dan spon. Jangan
lupa untuk selalu membersihkannya dengan mencuci bersih atau
menggantikannya dengan yang baru.
Hal penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah jangan lupa untuk
selalu membersihkan make up di wajah dan mata Anda sebelum tidur. Jauh
lebih penting membersihkannya di malam hari sebelum tidur daripada
menggunakannya di pagi hari.

3.7 GANGGUAN, KELAINAN ATAU PENYAKIT MATA


1. Iritasi : penyebab oleh soft lens yang tidak cocok atau tidak steril, debu
dan kotoran dari udara luar.
2. Infeksi kornea : disebabkan bakteri, virus, dan jamur. Ini di dapat dari soft
lens yang tidak steril, kosmetik yang berbahaya dan atau karena obat
mata yang kadaluarsa atau tidak cocok.
3. Hypoxia : tekanan parsial oksigen menurun dan terjadi edema fisiologis.
Disebabkan karena salah memilih softlens.
4. Penyakit blepharitis : peradangan kelopak mata dikarena ketidak cocokan
pakai kontak lens.
5. Ulkus kornea : hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea. Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan
marginal / perifer. Ulkus kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi
toksik, alergi, autoimun dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya
oleh kuman Stafilokok aureus, H. influenza dan M. lacunata.
6. Hipermetropi (rabun dekat) : penyebabnya lensa mata tidak dapat
mencembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda
jatuh di belakang retina.
7. Miopi (rabun jauh) : lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang sehingga bayangan benda jatuh didepan retina.
8. Presbiopi : elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
9. Astigmatisme : permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya
tidak sama , dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
10. Katarak : lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran, sehingga
daya akomodasi berkurang.
11. Glaucoma : adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan
dalam bilik anterior mata (aqueous humor) belum sempat disalurkan
keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan tekanan
pada saraf optic, dan lama-kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya
penglihatan.
12. Juling : Kegagalan kedua mata utk terletak lurus krn tidak sempurnanya
penglihatan kedua mata atau terjadi gangguan saraf-saraf penggerak bola
mata. Kemungkinan penyebab : Keturunan; Kelainan susunan rongga
mata, otot mata, & jaringan sekitar mata; Gangguan penglihatan:
perbedaan ukuran kacamata antara mata kanan & kiri; Gangguan saraf
penggerak bola mata.
13. Kebutaan : ketajaman penglihatan nol. Penyebab utama : Katarak,
Glaukoma, Kerusakan kornea, Kelainan retina, Kekurangan vitamin A dan
trauma.
14. Keratitis : peradangan pada kornea
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Mata adalah bagian terpenting dalam bagian tubuh yakni sebagai
indera penglihatan. Jikalau dari bagian dari fungsi mata mengalami gangguan
dan kelainan terlebih lagi menjadi penyakit, tidaklah lain penyebabnya dari
dalam atau luar lingkungan. Dari dalam lingkungan seperti kebersihan diri
atau sterilnya benda seperti kontak lens, sedangkan dari luar dapat berupa
udara kotor, kosmetik dan obat-obatan. Yang perlu dilakukan adalah
perlunya kewaspadaan terhadap semua resiko berbahaya. Apalagi dijaman
sekarang produk obat dan kosmetik yang paling banyak mengalami resiko
tersebut. Agar terhidar dari bahaya produk obat dan kosmetik yang tidak
baik maka kita perlu mengecek komposisi dari bahan pembuatan obat atau
kosmetik, kemudian tanggal kadaluarsa, serta sifat fisik dari obat atau
kosmetik. Terlebih lagi kita sebagai farmasis perlu mengetahui bagaimana
cara membuat obat atau kosmetik yang baik dan benar serta mengetahui
apakah ada resiko dalam produk obat atau kosmetik yang dipakai.
DAFTAR PUSTAKA

Harrys Cosmetology, London


http://www.slideshare.net/septianraha/opthalmologi-26744528
http://www.slideshare.net/mawaradiralisa/anatomi-dan-fisiologi-mata
http://documents.tips/documents/lapisan-air-mata.html
https://www.google.co.id/#q=gambar/cornea/
Pertanyaan
1. Egi
Apakah mengucek mata dapat merusak mata? Mengapa?
Adakah kosmetik yang dapat mengurangi kelainan mata seperti
rabun jauh dan rabun dekat?

Jawab:

a. Ketika menggosok / mengucek mata, kegiatan tersebut dapat


merangsang air mata untuk mengalir dan melumasi mata yang
kering, menghilangkan debu dan iritasi lainnya. Selain itu
mengucek mata juga dapat mengurangi stres.

mengucek mata berlebihan dapat menyebabkan mata akan


mengalami tekanan yang sangat menyakitkan,bisa memperburuk
penglihatan mengakibatkan glaukoma sampai kebutaan

Karena mengucek mata ini akan mengakibatkan Otot orbikularis


okuli berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
terletak di bawah kulit kelopak, yang seharusnya berfungsi untuk
menutup bola mata akan menjadi terganggu dan Otot levator
palpebra yang seharusnya berfungsi untuk mengangkat kelopak
mata atau membuka mata juga akan terganggu.

b. Produk kosmetik yang mengurangi rabun jauh dan rabun dekat?

Untuk kosmetik biasanya tidak ada tp dalam bentuk obat herbal


(eye care softgel) dan suplemen mata (starlite) dsb dijual secara
bebas baik online maupun apotek. Ada juga yg menggunkan alat
canggih yaitu dengan iBrite (Jaco TV shoping).

2. Deny
Apa yang dimaksud dengan penambahan glitter pada kosmetik mata?
Contohnya?
Mekanisme?
Jawab:
Glitter adalah serbuk kerlap kerlip yang biasanya digunakan untuk
eye shadow agar terlihat lebih blink blink pada mata, penggunaan ini
memiliki resiko pada mata karena bisa masuk kedalam mata yang
dapat memberikan rasa tidak nyaman bahkan merusak mata
Contohnya eye shadow blink blink
Mekanisme
Biasanya mata dilapisi oleh lem khusus lalu ditaburkan ke kelopak
mata bagian atas

3. Ricky
a. Apakah dampak dari penggunaan alat kosmetik bersama (misal
dengan orang yang memiliki penyakit kanker)?
b. Berapa lama penggunaan alat kosmetik yang baik?

Jawab:

a. Penggunaan bersama alat kosmetik bersama harus dihindari


apalagi alat kosmetik untuk mata,
kosmetik, termasuk lipstik, kuas maskara, spon bedak, pensil alis
yang digunakan bersama-sama dengan teman atau keluarga Anda
dapat menjadi media penyebaran kuman. Kondisi itu rentan
menyebabkan infeksi di seluruh kulit
b. Biasanya digunakan sampai sebelum masa expired berakhir,
bentuk fisik kosmetik telah berubah dan berbau, sudah menjadi
kering (mascara, glitter, eye liner Cir dll yg berbentuk cair utk
mata), dan jika membuat hipersensitif pd mata juga lbh tidak
digunakan.
Hal penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah jangan lupa
untuk selalu membersihkan make up di wajah dan mata Anda
sebelum tidur. Jauh lebih penting membersihkannya di malam
hari sebelum tidur daripada menggunakannya di pagi hari.
4. Jimy:

Adakah dampak penggunaan sulam alis pada mata wanita?


Jawab:
Karena penggunaan sulam alis biasanya permanen dan ada treatment
pengerokkan alis terlebih dahulu hal ini dapat mengakibatka
Rasa sakit pada bagian alis
Menyebabkan iritasi
Merusak kulit epidermis
Terkena penyakit kulit
Luka permanen disekitar alis
Tertular penyakit berbahaya (karena menggunakan jarum runcing
seperti penatoan yg bila tidak steril)
5. Dewa
Apakah yang dimaksud dengan pengujian kosmetik prinsip standard
toksikologi teknik in vitro dan in vivo

Jawab:
In vivo ( bahasa Latin untuk "dalam hidup") adalah eksperimen
dengan menggunakan keseluruhan, hidup organisme sebagai lawan
dari sebagian organisme atau mati.
In vitro ( bahasa Latin : dalam kaca) dilakukan tidak dalam hidup
organisme tetapi dalam lingkungan terkontrol, misalnya di dalam
tabung reaksi atau cawan Petri . Banyak percobaan biologi seluler
dilakukan di luar organisme atau sel ; karena kondisi pengujian
mungkin tidak sesuai dengan kondisi di dalam organisme, ini dapat
mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan situasi yang muncul
dalam organisme hidup. Akibatnya, hasil eksperimen tersebut sering
dijelaskan dengan in vitro, bertentangan dengan in vivo.

6. Wulandari
Lapisan air mata dapat mencegah kerusakan epitel kornea, apa yang
terjadi ketika lapisan air mata terganggu? Bagaimana
pengobatannya?

Jawab:
Sindrom dry eye adalah gangguan defisiensi air mata baik kuantitas
maupun kualitas. Penderita dry eyes sering merasakan
ketidaknyamanan dalam mata sehingga mereka sering mengeluhkan
perasaan seperti iritasi, tanda-tanda inflamasi sering merasa ada
benda asing di mata. Penderita dengan dry eyes kronis didiagnosis
oleh dokter jika keluhan dry eyes terjadi berulang sehingga
menurunkan jumlah air mata yang menyebabkan gejala bertahan
dalam periode yang lama. Penderita dry eyes sering dijumpai pada
mereka yang sering menggunakan komputer dalam jangka panjang.

Untuk pengobatan : lebih baik tidak terlalu lama mata terpajan di


arah computer atau leptop atau TV, sering2 lah untuk mengistiratkan
mata dengan memejamkan sejenak mata biasanya 1 jam setelah
kerja releks kemudian istirahat 10-15 mnt kemudian mulai kembali.
Bias juga dengan alat canggih untuk khusus mata atau ketimun saat
maskeran.

7. Tempatkanlah kosmetik di tempat sejuk, bukan di kondisi yang panas


seperti didalam mobil. Bagaimana dg seseorg yg meletakkan make-
up, kosmetik didalam mobil apakah dampaknya?

Jawab:
Penyimpanan kosmetik sebaiknya ditempat sejuk dibawah suhu 30 C
Untuk menjaga kandungan formulasi
Melindungi perlawanan oksidasi dari suhu panas (misalnya
seperti parfum)
Atau eyeliner agar lebih tahan lama saat digunakan. Tinggal
keluarkan saja 10 menit sebelum digunakan

Efek di simpan di suhu panas:


Penyimpanan ditempat yang panas akan merusak kandungan
formulasi misalnya pada PARFUM, cream, lotion kulit
Karena mobil biasanya akan terkena sinar matahari sehingga
suhu di dalamnya panas dan pengap. Hal ini bisa merusak
kandungan dan komposisi kosmetik.
Dapat diatasi dengan
Pemakaian AC pada mobil
Bila tidak ada AC maka lebih baik untuk membuka jendela mobil
agar sirkulasi tetap sejuk

8. Anin

Mengapa penggunaan kontak lensa dapat menyebabkan kebutaan?


Jawab :
Kebutaan / corneal opacity terjadi sebagai akibat parut pada bola
mata yang disebabkan oleh kontak lensa, ini terjadi setelah berbagai
infeksi dan trauma yang menimbulkan bercak bercak parut pada
kornea mata. Corneal opacity terjadi secara permanen dan dapat
menyebabkan pandangan menjadi kabur yang lama kelamaan akan
mengakibatkan kebutaan.
Dampak positif dan negatif penggunaan kontak lens
Jawab :
Keuntungan lensa kontak:
a. Menambah percaya diri.
Para wanita yang merasa kurang pede memakai kacamata, bisa
mendapatkan rasa pede-nya kembali setelah memakai lensa
kontak.
b. Menunjang aktivitas tertentu.
Orang-orang dengan pekerjaan tertentu relatif memerlukan lensa
kontak agar bisa bergerak bebas dan tak takut terganggu,
dibandingkan jika harus memakai kacamata. Contohnya
olahragawan, penari, aktor, penyanyi, orang-orang yang bekerja
dalam hujan, asap, dan lain-lain.
c. Faktor keamanan.
Untuk aktivitas yang lumayan berat, pengguna tak perlu takut
lensa bakal jatuh atau pecah, seperti halnya jika memakai
kacamata.
d. Penglihatan lebih baik.
Lensa kontak meminimalisasi jarak mata dengan lensa hingga
ketajaman mata menjadi lebih baik. Selain itu, sudut penglihatan
pun menjadi lebih luas karena lensa menempel langsung pada
mata.
e. Baik untuk penderita mata silendris (cylinder).
Bagi pemakai kacamata silendris, lensa kontak mengoreksi
kekurangan akurasi kacamata hingga titik terendah, sehingga
penglihatan pun menjadi lebih baik.
Kerugian-Kerugian Lensa Kontak:
a) Tidak nyaman.
Pemakai awal biasanya merasa tidak enak, karena adanya benda
asing pada bola mata mereka. Namun, lama-kelamaan, mata pun
akan terbiasa. Biasanya setelah menghentikan pemakaian selama
seminggu, sensitivitas kornea akan normal lagi, sehingga pemakai
harus berdaptasi lagi agar menjadi nyaman dengan lensa
kontaknya.
b) Kekurangan oksigen.
Terlalu lama atau terlalu ketat memakai lensa kontak bisa
membuat mata kekurangan oksigen. Konsekuensinya, berbagai
macam komplikasi bisa terjadi, seperti noda kornea dan kornea
edema.
c) Mudah hilang.
Ukuran lensa kontak yang relatif kecil dibanding kacamata
membuatnya lebih gampang hilang atau terselip.
d) Kurang ekonomis (relatif mahal).
Harga lensa kontak juga relatif mahal, di atas Rp 100 ribu. Apalagi,
masa pakainya hanya berkisar 2 minggu sampai sebulan.
Umumnya, hanya golongan ekonomi tertentu yang mampu
membelinya.
e) Adaptasi lama.
Pemakai awal butuh waktu lama untuk memakainya, dari belajar
memakai, merawat, hingga membiasakan mata.
f) Butuh perawatan ekstra.
Lensa kontak juga butuh perawatan lebih ketimbang kacamata.
Misalnya, harus telaten menggosok, membersihkan, dan
menyimpan lensa pada tempat antikuman.
9. Rahajeng

Efek jangka panjang dari penggunaan obat tetes mata terus


menerus
Jawab :
Dampak Sering Menggunakan Obat Tetes Mata
Obat tetes mata biasanya digunakan untuk membersihkan mata dari
kotoran. Selain itu, peradangan mata seperti infeksi, mata memerah,
dan lainnya dapat diobati menggunakan obat tetes mata. Namun,
obat tetes mata tertentu yang mengandung steroid jika digunakan
dalam jangka waktu lama akan menyebabkan penyakit
glaukoma.Kandungan steroid yang terdapat di dalam obat tetes mata
tertentu merupakan kandungan berbahaya jika digunakan pada
mata. Penyakit glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang
dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat, sehingga bola mata
akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang
bola mata. Alhasil, saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati (kebutaan).
Jangan terlalu sering menggunakan obat tetes mata. Sesekali boleh,
tapi lebih baik lihat dulu komposisi kandungan obat mata itu,
10. Yuliani zardi
a) Apa yang diambil dalam operasi katarak ?
Jawab : bagian yg diambil adalah posterior chamber yg sudah keruh
sampai ke anterior chamber
Operasi mata katarak umumnya dilakukan dengan
menggunakan 3 teknik yaitu : SICS (Small Incision Cataract Surgery),
Dengan metode pembedakan menggunakan jahitan dan Teknik
phcoemulsification, teknik ini merupakan teknik yang paling modern
saat ini, karena akan memanfaatkan mesin yang akan digunakan
untuk memecahkan katarak dengan laser yang kemudian akan di
sedot keluar.
dengan cold
phacoemulsification
memerlukan sayatan hanya
sebesar 1,8 2,0mm
Apakah katarak dapat sembuh atau tidak?
Jawab :
Ya, penyakit ini dapat kembali kambuh setelah dilakukan
operasi tetapi kemungkinan kambuh kecil antara 5-10 persennya.
Tetapi jika operasi yang dilaksanakan dapat berjalan lancar dan
sempurna maka tidak akan terjadi kekambuhan. Kebanyakan yang
kambuh adalah mereka yang masih muda. Karena masih ada
kemungkinan jaringan pada matanya berkembang. Karena pada
beberapa kasus tertentu ditemukan, bahwa lensa dapat berubah dari
lensa yang jernih menjadi keruh. Kantung lensa yang keruh tersebut
dinamakan sebagai katarak yang kembali kambuh atau Posterior
Capsular Opacity (PCO). Kemunculan PCO ini dapat terjadi beberapa
bulan atau beberapa tahun kemudian setelah dilakukannya operasi.
Dengan demikian kekambuhan yang terjadi dapat diobati tanpa
melakukan operasi lagi. Yaitu dengan melukan tindakan menggunakan
laser yang akan membuat lensa jernih kembali yaitu menggunakan
mesin yang disebut YAG (yettrium aluminium garnet) dengan
membuat lubang kecil tanpa operasi.
11. Fadil
Dampak buruk dari penggunaan bulu mata palsu
Jawab :
Kelopak mata jadi terlihat lelah dan lemah

Pemakaian bulu mata palsu jika dipakai terlalu lama maka afeknya
akan membuat kelopak mata menjadi lemah dan lelah karena
terlalu beratnya bulu mata imitasi saat dipakai.
Mata mudah terserang infeksi

Fungsi dari bulu mata bukan hanya agar terlihat tampil cantik,
akan tetapi fungsi dari bulu mata adalah sebagai penyaring debu
serta mencegah bakteri supaya tidak masuk ke dalam mata. Jika
bulu mata palsu tersebut ditempelkan dengan lem maka yang
terjadi kotoran dan juga debu akan bersarang pada bulu mata
palsu tersebut sehingga hal ini akan mudah menyebabkan mata
terserang infeksi.
Bulu mata asli akan rontok

Karena dalam penggunaannya memakai lem maka saat melepas


bulu mata palsu tersebut biasanya akan ada bulu mata asli yang
juga ikut kecabut, dan itulah yang harus jadi pertimbangan
penting sebelum memutuskan untuk memakai bulu mata palsu.
Menggunakan bulu mata ekstensi secara teratur dapat
memberikan tekanan pada folikel rambut. Pada akhirnya bulu
mata akan rontok dan tidak tumbuh kembali
Mata bisa rusak permanen

Memasangkan bulu mata palsu tentu tidaklah mudah, pastinya


akan mengalami berpuluh-puluh bahkan ratusan kali kegagalan.
Dan kegagalan pada saat memasangkan bulu mata palsu inilah
yang harus diwaspadai, apalagi saat menggunakan lem sebagai
perekat bulu mata palsu tersebut. Jika tidak hati-hati dan lem bulu
mata masuk kedalam mata maka mata akan mengalami kerusakan
secara permanen.
Biasa terbuat dari bahan apa ?
Jawab :
Bahan dasar bulu mata palsu terdiri dari bulu mata berbahan
dasar rambut asli dan rambut sintesis. Rambut asli yang diolah
merupakan rambut yang berasal dari sisa-sisa potongan rambut
manusia. Rambut manusia memang sengaja dipilih sebagai bahan
baku agar bulu mata palsu yang dibuat benar-benar terasa lembut,
lentur dan ringan. Selain itu penggunaan rambut manusia juga akan
membuat pemakainya terhindar dari resiko iritasi atau alergi yang
bisa timbul bila pemakaian bahan sintetis.
Sedangkan bahan baku untuk rambut sintesis dipasok oleh
produsen dari Jepang dan Korea. Produk kedua negara itu dikenal
berkualitas baik. Selain itu bahan-bahan lain di antaranya adalah
benang dan jarum khusus
Bagaimana cara penanganan mata juling ?
Jawab :
Perawatan yang biasa dilakukan untuk penderita mata juling
biasanya tergantung dari tipe mata juling tersebut. Untuk yang
mengalami mata juling dan mata malas sekaligus, biasanya terapi
dimulai dengan penggunaan kacamata. Atau bisa juga dengan
melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki mata, atau
pembedahan untuk memperbaiki otot-otot penggerak mata.
Sebaiknya jangan menganggap remeh kelainan mata ini, karena jika
tidak diobati bisa menyebabkan kelainan mata yang permanen. Oleh
karena itu, nantinya justru akan membutuhkan waktu pengobatan
yang jauh lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai