Gilbert Lazarus
Syarifaha Ihsan
Yolanda Putri L
siapa yang menyangka kuliah ini mungkin akan menjadi kuliah terakhir bersama bu
Desy?
Mata merah dan bengkak → paling sering terjadi pada lantai orbita dan
dinding medial → dapat merusak n. infraorbitalis dan sinus
maxillaris → kehilangan sensorik pipi sampai bibir bagian atas.
Suplai darah pada daerah orbital, palpebra, dan konjungtiva didapat dari
cabang:
- A. ophthalmica (cabang a. carotis interna) → memberi cabang a.
supratrochlearis, a. supraorbitalis, a. lacrimalis, a. nasalis dorsalis
- A. facialis (cabang a. carotis externa) → berlanjut menjadi a. angularis
(diantara nasal dan mata)
- A. temporalis superficialis (cabang a. carotis externa) → memberi
cabang a. facialis transversa
Penjelasan Bu Desi
Di bagian medial dan lateral ada lig. palpebrae medialis et lateralis dimana
kalau dipotong sebagian septumnya akan kelihatan m. tarsalis superior. Di
daerah medial ada saccus lacrimalis, canaliculi superior et inferior, dan
glandula lacrimalis.
Kelenjar lakrimalis normalnya tidak terlihat atau terpalpasi dan terbagi menjadi
lobus orbital (2/3 kelenjar) dan lobus palpebra (1/3 kelenjar).
Kata Bu Desi di bagian medial superior ada tempat keluar n. supraorbitalis dan
n. supratrochlearis (dua saraf ini yang diblok untuk tatalaksana chalazion,
hordeolum, dan prosedur lainnya supaya g sakit). Trochlea itu tempat
terkaitnya m. obliquus superior.
Jalur normal drainase air mata dimulai dari dihasilkannya air mata kemudian
menuju ke medial mata dimana terdapat punctum superior dan punctum inferior
(jalur masuk ke canaliculi lacrimalis superior dan canaliculi lacrimalis inferior).
Canaliculi lacrimalis superior dan inferior bergabung menjadi canaliculi
lacrimalis communis yang akan menuju ke saccus lacrimalis. Saccus
lacrimalis kemudian akan menyampaikan air mata ke duktus nasolacrimalis
yang bermuara ke meatus nasi inferior.
Kata Bu Desi makanya kalau flu mata juga bisa berair karena sirkulasi tidak
lancar (ada blokade).
Atau istilah kerennya bintitan (yang katanya garagara suka ngintip), adalah
nodul atau pembengkakan di kelopak mata akibat blokade di glandula Meibom.
Ditandai mata merah dan bengkak. Biasanya tidak sakit. Tatalaksananya
dengan kompres hangat, steroid, atau jika dibutuhkan insisi hingga permukaan
konjungtiva kelopak mata
Jika adanya di luar (eksternal): Infeksi glandula sebasea (Zeis) atau folikel bulu
mata atau kelenjar keringat siliaris (Moll). Tatalaksananya dengan drainase
melalui permukaan kulit. Jika ada di dalam (internal): infeksi akut glandula
tarsal. Tatalaksananya dengan drainase melalui permukaan konjungtiva
1. Lapisan fibrosa
Sklera (opak putih) di anterior (5/6 bagian) dan di bagian depan ada bagian
yang transparan (sehingga dapat ditembus cahaya) – kornea (1/6 bagian).
Sklera terdiri dari jaringan ikat padat yang ditembus oleh banyak nervus serta
pembuluh darah, termasuk nervus optikus di posterior, serta menjadi tempat
tambat otot-otot eksternal bola mata.
3. Retina
Disebut lapisan nervosa. Ada 10 lapisan! (hello, histology)
Corpus vitreous harus melekat kuat di ora serata, optic disc, dan posterior
lensa. Jika tidak, akan ada gangguan attachment retina i.e. ablasio retina.
Lapisan vaskular bola mata terdiri dari tiga bagian yang saling menyambung,
yaitu koroid, badan siliaris, dan iris dari posterior ke anterior.
memperkecil ukuran ring yang dibentuk badan siliaris. Hal ini akan
mengurangi tegangan ligamen suspensorium lensa, sehingga lensa
menjadi lebih bulat (relax) dan berfungsi dalam akomodasi jarak dekat
Arteri yang memperdarahi bola mata ada banyak (lihat gambar saja), bisa
anastomosis, bisa cabang langsung arteri opthalmica. Berikut beberapa yang
dibahas di PPT:
• Arteri ciliaris posterior brevis: cabang a. ophthalmica yang memperdarahi
choroid.
• Arteri ciliaris posterior longus: cabang a. opthalmica yang menyuplai
corpus ciliaris. Arteri ini juga beranastomosis dengan a. ciliaris anterior.
• Arteri ciliaris anterior: menyuplai otot-otot ekstraokular, dan bersama a.
ciliaris posterior longus juga memperdarahi iris (m. sphincter pupillae dan m.
dilator pupillae).
• Arteri centralis retina: cabang a. ophthalmica yang memasuki retina
melalui discus opticus bersama nervus optic.
• Arteri lainnya, seperti a. ethmoidalis dan a. supratrochlearis, menyuplai
daerah sekitar bola mata, jadi sebenarnya tidak memperdarahi bola mata.
Selain dari dua lapisan tersebut, ada dua struktur penting lain yang terdapat
pada retina, yaitu:
• Optic disc, merupakan tempat keluarnya saraf optik dari retina. Pada
umumnya warna dari optic disc akan terlihat lebih muda dibandingkan retina
lainnya. Fitur khasnya adalah adanya a. sentral yang melewati optic disc
dan menyebar untuk mendarahi retina. Di area ini tidak terdapat sel reseptor
yang sensitif cahaya, sehingga area disebut juga sebagai blind spot
• Macula lutea, berada pada sisi lateral dari optic disc (di bagian temporal),
merupakan area yang berwarna kekuningan dengan daerah depresi yang
disebut fovea centralis. Fovea centralis merupakan tempat yang paling
tipis dari retina dan memiliki sensitivitas visual yang paling tinggi
dibandingkan area lain pada retina. Hal ini dikarenakan area ini memiliki
sedikit sel batang (reseptor untuk stimulus remang, tidak sensitif warna)
dan banyak sel kerucut (reseptor untuk stimulus terang, sensitif warna).
Khusus otot rektus medial et lateral hanya memiliki satu gerakan primer.
Sementara otot yang lain, memiliki gerakan primer dan gerakan tambahan
(sekunder). Otot rektus medial ketika berkontraksi hanya akan bergerak ke sisi
medial (adduksi) pada aksis vertikal. Otot rektus lateral ketika berkontraksi hanya
akan bergerak ke sisi lateral (abduksi) pada aksis vertikal.
Kalau ingin melihat fungsi dari rektus superior yang normalnya melihat ke atas arah
medial, maka kita harus eliminasi fungsi sekundernya yakni adduksi dan intorsi.
Eliminasinya dengan cara menyuruh pasien untuk lihat ke lateral (abduksi), lalu
baru suruh lihat ke atas untuk melihat fungsi utamanya yakni elevasi.
Kalau ingin ngecek m. obliquus inferior yang gerakannya melihat ke atas arah
lateral, maka kita eliminasi fungsi sekundernya dengan suruh pasien lihat ke arah
medial. Kemudian kita suruh pasien untuk menggerakan bola mata ke atas untuk
menilai fungsi elevasinya saja.
Intinya saat pemeriksaan dokter akan menyuruh pasien untuk melihat ke lateral
(ngecek fungsi otot rektus lateralis dan n. abducens), lalu ke superior (ngecek
fungsi otot rektus superior) dan ke inferior (ngecek fungsi rektus inferior) yang mana
sama-sama diinervasi oleh nervus oculomotor. Dokter juga akan menyuruh pasien
untuk melihat ke arah medial (ngecek otot rektus medialis dan n. oculomotor), lalu
ke arah superior (ngecek otot obliquus inferior yang diinervasi n. oculomotor) dan
ke arah inferior (ngecek otot obliquus superior yang diinervasi n. troklearis).
Untuk mengarahkan pandangan ke suatu arah, kedua bola mata harus saling
berkoordinasi melalui otot-otot ekstraokular kontralateral yang berpasangan secara
fungsional. Sebagai contoh, ketika mengarahkan pandangan ke arah kanan yang
berperan adalah otot rektus lateralis dari mata kanan dan otot rektus medialis dari
mata kiri.
Satu atau lebih otot ekstraokular dapat lumpuh diakibatkan oleh beberapa kondisi.
Paralisis otot ditandai dengan keterbatasan dalam pergerakan bola mata.
Kelumpuhan nervus oculomotor yang terganggu akan mempengaruhi otot levator
palpebrae superioris, otot sphincter pupillae, dan sebagian besar kerja otot
ekstraokular yakni rectus medial, otot rectus superior, otot rectus inferior, otot
obliquus inferior. Pada gambar di bawah terlihat bahwa pasien mengalami
paralisis nervus oculomotor. Hal ini ditandai dengan ukuran pupilnya anisokor,
ukuran pupil mata kanan normal tapi ukuran pupil mata kiri membesar (midriasis).
Pupilnya kirinya juga terlihat melakukan gerakan abduksi dan depresi yang
disebabkan oleh otot rektus lateralis dan otot obliquus superior yang lebih dominan
bekerja. Selain itu, palpebral superior mata kiri juga terlihat ptosis.
Setiap bola mata memiliki 2 area penglihatan: nasal dan temporal. Bagian
temporal mata akan menerima stimulus dari area nasal, dan bagian nasal mata
akan menerima stimulus dari area temporal (lihat gambar lebih jelas):
• Zona binokular: zona yang dapat dilihat oleh kedua mata (zona yang warna
biru dan kuning tebal)
• Zona monokular: zona yang hanya dapat dilihat oleh satu mata (warna biru
atau kuning transparan)
Setiap lapang pandang dibagi menjadi 2 hemifields: nasal dan lateral. Setiap
hemifield juga dibagi menjadi 2 kuadran: atas dan bawah
Defek lapang pandang selalu disebabkan oleh kerusakan pada jaras visual, baik
karena trauma, neoplasma, ataupun gangguan vaskular. Berikut penjelasannya:
A. Nervus opticus mata kanan rusak → Seluruh lapang pandang mata kanan tidak
terlihat
B. N. opticus kanan yang bertugas menerima lapang pandang nasal rusak →
Tidak bisa melihat bagian nasal mata kanan → hemianopsia nasal ipsilateral
C. Kerusakan di kiasma optikum → Bagian nasal masing-masing mata rusak →
Tidak dapat melihat bagian temporal mata kanan dan kiri → hemianopsia
bitemporal
D. Kerusakan di traktus optikum kanan → Bagian nasal mata kiri dan temporal
mata kanan rusak → tidak dapat melihat bagian temporal mata kiri dan bagian
nasal mata kanan → hemianopsia homonim kiri
E & F. Kerusakan di radiatio optika → yang rusak hanya salah satu kuadran saja
tergantung bagian mana
G. Kerusakan korteks kalkarina anterior dan media → infark korteks kalkarin
disebabkan oleh oklusi arteri serebri posterior, sementara korteks kalkarin
posterior diperdarahi oleh arteri serebri media → lapang pandang yang diperdarahi
oleh a. serebri posterior mengalami kebutaan, namun terdapat macular sparing
karena lapang pandang sentral diperdarahi oleh a. serebri media
makanya belajar
wkwkwk makasi rasyu memenya