Anda di halaman 1dari 30

Christianto Jessica Audrey

Dinda Mawar Cita P

Gilbert Lazarus

Boen Anthony William B. I


Intan Dyah P
Rosa Syahruzad

Mutiara Nurul Huda

Syarifaha Ihsan

Yolanda Putri L

http://bit.ly/revisiindera ● Siepend FKUI 2017 HARAPAN


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

DAFTAR ISI ................................................... 2 3.2 Otot Intraokular ........................... 16


PENDAHULUAN ............................................ 2 3.2.1 Otot Siliaris ............................. 16
ISI .................................................................. 3 3.2.2 Otot Sfingter Pupil/Constrictor
Pupil 16
1. Rongga Orbita ........................................ 3
3.2.3 Otot Dilator Pupil .................... 16
1.1 Bukaan di Rongga Orbita.............. 4
3.3 Iris dan Aqueous Humor ............ 17
1.2 Gangguan Orbita .......................... 5
3.4 Lensa Mata ................................ 18
1.2.1 Blow-out Fracture ..................... 5
3.5 Vaskularisasi Bola Mata.............. 19
1.2.2 Selulitis Orbita .......................... 5
3.6 Retina ......................................... 20
2. Struktur Aksesoris Mata ......................... 5
3.6.1 Bagian Optik Retina ................ 20
2.1 Vaskularisasi dan Inervasi ............ 6
3.6.2 Funduskopi ............................. 22
2.1.1 Vaskularisasi ................................. 6
4. Otot Ekstraokular ................................. 23
2.1.2 Inervasi.......................................... 7
4.1 Inervasi Otot................................ 24
2.2 Struktur Palpebra .......................... 7
4.2 Gerakan Otot .............................. 24
2.3 Struktur Konjungtiva...................... 8
4.3 Clinical Testing............................ 25
2.4 Apparatus Lakrimalis .................... 9
4.4 Aplikasi Klinis .............................. 26
2.4.1 Proses Propulsi Cairan
Lakrimalis ............................................... 9 5. Jaras Penglihatan dan Lapang Pandang
27
2.4.2 Vaskularisasi dan Inervasi ........ 9
5.1 Jaras Visual ................................ 27
2.4.3 Drainase Lakrimalis ................ 10
5.2 Lapang Pandang......................... 27
2.5 Gangguan pada Kelopak Mata dan
Konjungtiva .............................................. 11 5.3 Defek Lapang Pandang .............. 28
2.5.1 Conjunctivitis .......................... 11 6. Refleks Visual ...................................... 29
2.5.2 Chalazion................................ 12 6.1 Refleks Akomodasi ..................... 29
2.5.3 Hordeolum .............................. 12 6.2 Refleks Konsensual Cahaya
Langsung dan Tidak Langsung ............ 29
2.6 Anestesi Kelopak Mata ............... 12
6.3 Refleks Kornea ........................... 30
3. Bola Mata ............................................. 12
3.1 Lapisan Vaskular Bola Mata ....... 14 REFERENSI ................................................ 30
PENUTUP .................................................... 30
3.1.1 Koroid ..................................... 14
3.1.2 Badan Siliaris.......................... 14
yaampun byk sekale daftar isinya,,
3.1.3 Iris........................................... 15

siapa yang menyangka kuliah ini mungkin akan menjadi kuliah terakhir bersama bu
Desy? 

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 2


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Rongga orbita memiliki bentuk


seperti pyramid, terdiri atas
basis, apeks, dan 4 dinding,
dengan apeksnya di bagian
posterior. Penyusun rongga ini
ada 7, yaitu os. frontal, os.
maxilla, os. zygomaticum, os.
ethmoid, os. sphenoid, os.
lacrimal, dan os. nasal. Rongga
orbita berisi bola mata, otot
ekstraokular, pembuluh darah, saraf, apparatus lacrimalis, serta fascia dan
jaringan adiposa. Sumbu orbit berbeda dengan sumbu bola mata; arah orbit lebih
ke lateral sedangkan arah bola mata tetap ke anterior (kan ada otot ekstraokular).
Aksisnya gak sejajar, dengan perbedaan sekitar 23 derajat. Makanya nanti fovea
centralis lebih ke temporal. Selengkapnya, mari kita lihat gambar di bawah.

Dari sana, bisa dibayangin aja nanti mata


berbatasan dengan struktur apa aja.
Misalnya, di bagian superior, orbit
berbatasan dengan fossa cranii anterior, sisi
superomedialnya dengan sinus frontalis, sisi
medialnya ada sinus ethmoidalis, sisi
bawahnya berbatasan dengan sinus
maxillaris. Jadi kalau ada infeksi tertentu
pada sinus, bisa sampai ke orbita. Kalau
mau lengkapnya, lihat aja tabel ini.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 3


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Terdapat 3 lubang atau foramen utama pada rongga orbita, yaitu


1. Fissura orbitalis superior
• Fungsi: memisahkan dinding lateral dan lantai orbit, menghubungkan
orbit ke fossa pterygopalatina dan fossa temporal
• Isi: N. V1, III, IV, VI dan v. ophtalmica superior. N. III, IV, dan VI itu
semuanya motoric, sedangkan N. V1 itu sensorik. N. V1 ini yang
menginervasi kornea. Selain itu, dia juga punya cabang yang ke
glandula lacrimalis, tapi BUKAN buat sekresinya (sekretomotor kelenjar
di wajah itu N. VII semua kecuali glandula parotid). Jadi, ini hanya untuk
sensoriknya.
2. Fissura orbitalis inferior
• Isi: v. ophtalmica inferior
3. Kanalis opticus
• Lokasi: apeks dari piramid rongga orbita
• Fungsi: menghubungkan rongga orbita ke fossa cranii media
• Isi: N. opticus yang selalu berdampingan dengan a. ophtalmica. A.
ophthalmica akan punya cabang yang masuk ke nervusnya yaitu a.
centralis retinae.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 4


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Mata merah dan bengkak → paling sering terjadi pada lantai orbita dan
dinding medial → dapat merusak n. infraorbitalis dan sinus
maxillaris → kehilangan sensorik pipi sampai bibir bagian atas.

Disebabkan oleh infeksi di sinus paranasalis lalu menyebar ke rongga


orbita.

Gambar: kanan: blow-out fracture; kiri: sellulitis orbita

Struktur aksesori mata, terdiri dari:


a. Eye brow
b. Eyelid
c. Conjunctiva
d. Lacrimal apparatus
e. Extrnsic eye muscle
Beberapa komponen tersebut akan dibahas di bawah ini, kuy mari kita lihat

Dilihat pada gambar di


samping, dapat dilihat:
- Palpebra superior et
inferior (kelopak
mata/eyelid)
Antara dua palpebra
terdapat fissura
palpebra yang
tingginya pada orang
normal sekitar 9 mm
(6-10 mm). Jika terjadi
kerusakan pada nervus III dapat terjadi ptosis (m. levator palpebrae superioris
tidak bisa dikontraksikan untuk mengangkat palpebra superior ke atas dan
retraksi)

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 5


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

- Canthus medial (di medial) dan canthus lateral (di lateral)


Di dalam canthus medial ada karunkula lakrimalis, glandula sebasea, dan
glandula sudorifera

Dari periosteum os frontal akan terjadi


pemanjangan yang disebut septum
orbita. Septum orbita yang superior
melekat pada tendon m. levator
palpebra, sedangkan septum orbita
yang inferior melekat pada tarsus.
Kalau yang dijelaskan Bu Desi, di
bawah septum orbita ada m. levator
palpebra (III) ➔ septum orbita yang
superior.

Suplai darah pada daerah orbital, palpebra, dan konjungtiva didapat dari
cabang:
- A. ophthalmica (cabang a. carotis interna) → memberi cabang a.
supratrochlearis, a. supraorbitalis, a. lacrimalis, a. nasalis dorsalis
- A. facialis (cabang a. carotis externa) → berlanjut menjadi a. angularis
(diantara nasal dan mata)
- A. temporalis superficialis (cabang a. carotis externa) → memberi
cabang a. facialis transversa

Kalau penjelasan Bu Desi,


vaskularisasinya berasal dari dari a.
ophthalmica, a. infraorbitalis (cabang a.
maxillaris), a. angularis dan cabangnya
(dari a. nasalis dorsalis) menuju ke
sekitar orbita.
Selain itu ada juga anastomosis v.
ophthalmica dan v. angularis yang
merupakan danger zone (danger
triangle). Hal ini disebabkan karena
infeksi pada mulut atau wajah dapat
menyebar melalui v. angularis menuju
sinus cavernosus melalui v. ophthalmica.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 6


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Inervasi daerah orbital didapat dari:


- Sensorik → semua cabang nervus trigeminus (V)
- Motorik:
a. nervus facialis (VII) → pars palpebra m. orbicularis oculi
b. nervus okulomotor (III) → m. levator palpebra superioris
c. serat simpatis → m. tarsalis superior

Palpebra secara klinis dibagi menjadi dua lapisan yaitu:


a. Lapisan luar
- Kulit palpebra
- Kelenjar keringat
- Kelenjar siliaris (kelenjar keringat
termodifikasi/kelenjar Moll)
- Kelenjar sebasea (kelenjar Zeis)
- Dua otot rangka: m. orbicularis oculi-
VII (pars palpebra dan pars orbita)
dan m. levator palpebra-III (hanya
palpebra superior)
b. Lapisan dalam
- Tarsus (piringan jaringan ikat fibrosa)
- M. tarsalis superior et inferior (Muller)
→ otot polos yang diinervasi serat
simpatis
- Konjungtiva pars tarsal dan pars palpebra
- Kelenjar tarsal (kelenjar Meibomian) → penghasil lipid

Penjelasan Bu Desi

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 7


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Di bagian medial dan lateral ada lig. palpebrae medialis et lateralis dimana
kalau dipotong sebagian septumnya akan kelihatan m. tarsalis superior. Di
daerah medial ada saccus lacrimalis, canaliculi superior et inferior, dan
glandula lacrimalis.

Konjungtiva (tunika konjungtiva) merupakan membran mukosa serosa yang


tipis, tervaskularisasi, dibagi menjadi:
- Konjungtiva palpebra (hijau)
- Konjungtiva fornix (merah)
- Konjungtiva okular (kuning)
Fungsi konjungtiva:
- Fasilitasi gerakan okular (mata)
- Memungkinkan gerakan tanpa nyeri dari konjungtiva palpebra dan
konjungtiva okular relatif satu dengan yang lain (dilubrikasi oleh cairan
lakrimalis)
- Perlindungan terhadap patogen infeksius (kumpulan limfosit di sepanjang
fornix)
Konjungtiva memiliki banyak sel goblet penghasil mukus di mana berfungsi
untuk proteksi bola mata (musin). Musin ini juga berkontribusi terhadap film air
mata (90% air, 0,8% musin).

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 8


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Kelenjar lakrimal umumnya berukuran sebesar hazelnut dan terletak di fossa


lakrimalis os. frontal dan memproduksi komponen utama cairan lakrimalis. Kelenjar
lakrimalis aksesorius yang kecil yaitu kelenjar Krause atau Wolfring.

Kelenjar lakrimalis normalnya tidak terlihat atau terpalpasi dan terbagi menjadi
lobus orbital (2/3 kelenjar) dan lobus palpebra (1/3 kelenjar).

Saat kelopak mata (palpebra) menutup, kontraksi otot orbicularis oculi


terjadi dengan arah dari temporal ke nasal. Kontraksi serat otot ini akan
mempropulsikan cairan lakrimalis ke jalur lakrimalis sehingga dapat
melubrikasi mata. Ketika terjadi paralisis facialis (VII), terjadi gangguan
penutupan kelopak mata sehingga mata mudah kering (dry eyes).

Kelenjar lakrimalis divaskularisasi oleh a. opthalmica cabang lacrimalis dan


diinervasi oleh:
- Sensorik: cabang lakrimalis n. ophthalmica (V1)
- Parasimpatis (sekretomotor): nervus facialis (VII)
- Simpatis: ganglion cervicalis superior

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 9


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Parasimpatis (garis biru)


n. facialis ➔ ganglion geniculatum numpang lewat ga bersinaps dengan
serabut post ganglionnya ➔ n. petrosus mayor ➔ foramen lacerum ➔
bersinaps di ganglion pterigopalatinum dengan serabut post ganglion. Baru
dia berjalan menuju glandula lacrimalis melalui/bersama dengan n.
zygomaticus cabang maksilaris.
Simpatis (garis merah)
bersinaps di n. ganglion servikalis superior dari serabut simpatis ➔
melintas dengan anyaman n. carotis interna di a. carotis interna ➔ masuk
ke n. petrosus profundus ➔ nempel lagi ke n. petrosus mayor➔ lewat
ganglion pterigopalatina (ga sinaps) ➔ menuju jalan yang sama melalui n.
zygomaticus dan ke glandula lacrimalis.
sumber: Tentir 2016

Kata Bu Desi di bagian medial superior ada tempat keluar n. supraorbitalis dan
n. supratrochlearis (dua saraf ini yang diblok untuk tatalaksana chalazion,
hordeolum, dan prosedur lainnya supaya g sakit). Trochlea itu tempat
terkaitnya m. obliquus superior.

Jalur normal drainase air mata dimulai dari dihasilkannya air mata kemudian
menuju ke medial mata dimana terdapat punctum superior dan punctum inferior
(jalur masuk ke canaliculi lacrimalis superior dan canaliculi lacrimalis inferior).
Canaliculi lacrimalis superior dan inferior bergabung menjadi canaliculi
lacrimalis communis yang akan menuju ke saccus lacrimalis. Saccus
lacrimalis kemudian akan menyampaikan air mata ke duktus nasolacrimalis
yang bermuara ke meatus nasi inferior.

Kata Bu Desi makanya kalau flu mata juga bisa berair karena sirkulasi tidak
lancar (ada blokade).

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 10


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Gambar di samping hanya


menunjukkan bawah letak
obstruksi sistem drainase
lakrimal bisa dilokalisasi dengan
irigasi sistem ini dengan cairan
spesial.
a. Jika tidak ada
sumbatan, irigasi cairan pada
canaliculi lacrimalis inferior akan
terjadi seperti pada fisiologi
normal dimana akan mengalir
sampai ke duktus nasolacrimalis
b. Sumbatan pada
canaliculi lakrimalis inferior menyebabkan cairan yang dialirkan ke canaliculi
lacrimalis inferior tidak bisa sampai ke canaliculi lacrimalis communis sehingga
cairannya akan kembali ke permukaan mata (mata berair)
c. Sumbatan pada canaliculi lacrimalis communis, cairannya akan bisa masuk
ketika dilakukan percobaan. Akan tetapi, cairan tidak bisa sampai ke saccus
lacrimalis sehingga ada air yang keluar dari canaliculi lacrimalis superior →
aliran balik ke permukaan mata
d. Jika cairan di masukkan ke saccus lacrimalis dan ada sumbatan, yang terjadi
sama dengan pada sumbatan canaliculi lacrimalis communis.

Efek sekresi glandula lakrimalis:

wkwkwkwk maafkan intermezzo jayus ini, yu lanjut

Peradangan pada konjungtiva, terjadi dilatasi arteri sehingga terlihat merah.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 11


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Atau istilah kerennya bintitan (yang katanya garagara suka ngintip), adalah
nodul atau pembengkakan di kelopak mata akibat blokade di glandula Meibom.
Ditandai mata merah dan bengkak. Biasanya tidak sakit. Tatalaksananya
dengan kompres hangat, steroid, atau jika dibutuhkan insisi hingga permukaan
konjungtiva kelopak mata

Jika adanya di luar (eksternal): Infeksi glandula sebasea (Zeis) atau folikel bulu
mata atau kelenjar keringat siliaris (Moll). Tatalaksananya dengan drainase
melalui permukaan kulit. Jika ada di dalam (internal): infeksi akut glandula
tarsal. Tatalaksananya dengan drainase melalui permukaan konjungtiva

Nervus sensorik kelopak WALLS


mata ada di jaringan
OF THE aeolar di bawah m. orbicularis oculi.
EYEBALL
Blokade nervus ini dilakukan dengan injeksi anestesi hingga ke otot yang
profundus.
Wall of the eyeball consist of three layers:
• The outer fibrous layer consists of the sclera posteriorly and the cornea anteriorly.
Nervusnya apa aja hayo?
• The middle vascular layer consists of the
(jawaban: cabang V.1 choroid posteriorly
– n. supraorbitalis; and is continuous with the ciliary
n. infraorbitalis)
body and iris anteriorly.
• The inner layer consists of the optic part of the retina posteriorly and the nonvisual retina that
Punya
covers the tiga lapisan:
internal surface of the ciliary body and iris anteriorly.

1. Lapisan fibrosa
Sklera (opak putih) di anterior (5/6 bagian) dan di bagian depan ada bagian
yang transparan (sehingga dapat ditembus cahaya) – kornea (1/6 bagian).
Sklera terdiri dari jaringan ikat padat yang ditembus oleh banyak nervus serta
pembuluh darah, termasuk nervus optikus di posterior, serta menjadi tempat
tambat otot-otot eksternal bola mata.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 12


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Kornea tidak divaskularisasi karenanya mudah dilakukan


transplantasi. Dia juga tidak punya interaksi sistem imun jadi biasanya
tidak ada penolakan. Nutrisinya didapatkan dari aqueous humor

2. Koroid (lapisan vaskular)


Berpigmen, banyak vaskularisasinya (cabang a. ophtalmica dan a. retinae). Di
bagian anterior koroid membentuk korpus siliaris dan iris

3. Retina
Disebut lapisan nervosa. Ada 10 lapisan! (hello, histology)

23 derajat ke arah temporal


>> struktur kuning >> macula
lutea. Di tengah macula lutea
ada bagian yang lebih cekung
lagi >> fovea centralis
[tempat cahaya ditangkap
dengan jelas, ayo histo]. Lihat
garis di tengah-tengah corpus
vitreous? Yap, jangan lupa itu
namanya canalis
hyaloideus, sisa embryonal
yang dulunya arteri hyaloidea. Dialah sebab adanya vitreous humor di
mata.

Corpus vitreous harus melekat kuat di ora serata, optic disc, dan posterior
lensa. Jika tidak, akan ada gangguan attachment retina i.e. ablasio retina.

Jangan lupakan tiga ruangan di bola mata yang harus diketahui!


1. Corpus vitreous
Isinya cairan vitrosa yang tidak bersirkulasi.
Bentuknya jelly. Teksturnya inilah yang berubah seiring berjalan waktu
(hello, biochem!)

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 13


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Fungsinya membentuk bola mata dan merekatkan retina ke bola mata


2. Camera oculi posterior
Di depan lensa, di belakang iris
Isi: aqueous humor. Diproduksi oleh corpus ciliaris.
Bersirkulasi dari camera oculi posterior >> camera oculi anterior >>
drainase ke canal Schlemm >> sinus venosus sklera
3. Camera oculi anterior
Di depan iris, di belakang kornea
Isi: aqueous humor

Lapisan vaskular bola mata terdiri dari tiga bagian yang saling menyambung,
yaitu koroid, badan siliaris, dan iris dari posterior ke anterior.

- Terletak pada bagian posterior dan merepresentasikan kurang lebih 2/3


lapisan vaskular mata.
- Merupakan lapisan tipis, berpigmen dengan banyak vaskularisasi yang
terdiri atas pembuluh darah kecil yang berdekatan dengan retina, dan
pembuluh darah yang lebih besar pada bagian perifer
- Menempel pada retina (bagian internal) dan sclera (bagian eksternal).

- Perpanjangan koroid ke anterior adalah badan siliaris. Struktur berbentuk


segitiga ini, antara koroid dan iris, membentuk cincin sekeliling bola mata
- Komponen badan siliaris antara lain
o Processus siliaris: tonjolan longitudinal yang berasal dari badan
siliaris. Pada struktur ini, terbentang zonular fibers yang terhubung
dengan lensa mata dan berperan dalam menjaga lensa pada posisi
yang benar dalam bentuk ligamen suspensorium, disebut dengan
Zonula Zinii. Prosessus siliaris juga berperan dalam pembentukan
aqueous humor.
o Otot siliaris: otot polos yang tersusun secara longitudinal, sirkular, dan
radial. Di inervasi oleh nervus parasimpatis N. III. Kontraksi otot siliaris

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 14


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

memperkecil ukuran ring yang dibentuk badan siliaris. Hal ini akan
mengurangi tegangan ligamen suspensorium lensa, sehingga lensa
menjadi lebih bulat (relax) dan berfungsi dalam akomodasi jarak dekat

- Struktur sirkular yang memanjang ke arah anterior dari badan siliaris,


merupakan bagian berwarna pada mata dengan celah di tengahnya yang
disebut dengan pupil. Ukuran pupil ditentukan dari otot polos iris,
disesuaikan dengan banyaknya cahaya untuk memaksimalkan ketajaman
penglihatan
- Iris divaskularisasi oleh a. iridica mayor (dekat korpus siliaris) dan a. iridica
minor.
- Serat otot di bagian medial yang tersusun sirkular menyusun otot sfingter
pupil (m. constrictor pupillae) yang diinervasi oleh saraf parasimpatik.
Kontraksi otot ini akan menyebabkan konstriksi pupil (miosis).
- Serat otot di bagian lateral yang tersusun radial akan menyusun otot
dilator pupil (m. dilator pupillae) yang diinervasi oleh saraf simpatik.
Kontraksi otot ini akan menyebabkan dilatasi pupil (midriasis).
- Ukuran pupil normal sekitar 3-5 mm, namun dapat bervariasi dari 1,5 mm
(miosis) hingga 8 mm (midriasis) dipengaruhi oleh berbagai faktor. Miosis
dapat disebabkan oleh pengaruh cahaya, tidur, kelelahan, agen miotik
(parasimpatomimetik, contohnya pilocarpine dan simpatolitik), Horner
Syndrome (termasuk ptosis dan fisura palpebra yang sempit),
penyalahgunaan Morfin, lesi di pons, meningitis, dan anesthesia.
Sementara itu, midriasis dapat disebabkan oleh kegelapan, nyeri,
kegembiraan, agen midriatik (parasimpatolitik, seperti atropine; dan
simpatomimetik, seperti adrenalin), kelumpuhan N. III yang menginervasi
m. constrictor pupil (oculomotor palsy), migraine, glaukoma, lesi
mesensefalon, dan penggunaan kokain.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 15


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Gambar: Ukuran pupil a. normal; b. miosis; c. midriasis.

a. Lokasi: badan siliaris


b. Inervasi: saraf parasimpatik dari N. okulomotor (III)
c. Fungsi: konstriksi badan siliaris, relaksasi tegangan pada lensa,
lensa menjadi lebih bulat (cembung) → proses akomodasi
d. Hilangnya fungsi akomodasi dapat menyebabkan pandangan kabur
jarak dekat (presbyopia), atau penurunan ketajaman pengelihatan
jarak jauh (myopia)
e. Pada saat melihat jauh, aktivasi simpatis akan menyebabkan
relaksasi otot siliaris, menarik fimbrae zonularis sehingga lensa
memipih. Sementara itu, Pada saat melihat dekat, aktivasi
parasimpatis akan menyebabkan kontraksi otot siliaris,
mengendurkan fimbrae zonularis sehingga lensa membulat.

a. Lokasi: tersusun sirkular di iris


b. Inervasi: saraf parasimpatetik dari N. okulomotor (III)
c. Fungsi: konstriksi pupil

a. Lokasi: tersusun radial di iris


b. Inervasi: saraf simpatik dari ganglion servikalis superior (T1)
c. Fungsi: dilatasi pupil

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 16


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Selain mengatur ukuran pupil, iris juga


merupakan pembatas antara kamera
okuli anterior dan kamera okuli
posterior. Perbatasan antara iris dan
kornea juga membentuk sudut yang
disebut iridocorneal angle, dimana
terdapat jaringan trabekular (trabecular
meshwork) tempat drainase aqueous
humor. Di bagian sklera di dekatnya ada
kanal Schlemm (sinus venosus
sclerae).
Gambar: Sirkulasi Aqueous Humor
Jadi aqueous humor awalnya diproduksi
oleh epitel corpus siliaris lalu masuk kamera okuli posterior. Aqueous humor
kemudian masuk ke kamera okuli anterior lewat pupil. Sebagian besar (90%)
akan menuju trabecular meshwork lalu canalis Schlemm di limbus. Dari sana
aqueous humor bergabung dengan vena episcleral. Sisanya melalui rute
drainase uveoskleral (chamber angle di gambar).

Gambar: Angle-closure glaucoma (kiri) dan Open-angle glaucoma (kanan)

Gangguan drainase aqueous humor dapat menyebabkan sumbatan dan


peningkatan tekanan intraokular, berujung pada glaukoma. Terdapat dua jenis
glaukoma: akut/closed-angle atau kronik/open-angle.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 17


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

• Angle-closure glaucoma terjadi ketika celah iris dan lensa tersumbat


sehingga aqueous humor tidak bisa mencapai pupil. Ditambah lagi,
tekanan aqueous humor akan mendorong iris sehingga menutupi chamber
angle.
• Open-angle glaucoma terjadi ketika tidak ada sumbatan, tetapi drainase
ke trabecular meshwork terhambat.

Bagian posteriornya lensa lebih tebal. Punya garis


ekuator, aksis, polus anterior dan posterior (lihat
aja di gambarnya ya). Selain itu, lensa juga
tersusun atas lapisan-lapisan inti:
• Inti embrional – ini dari waktu optic disc
terbentuk
• Inti fetal – waktu udah terbentuk matanya tapi
masih fetus
• Inti infantile – baru lahir usia sampai 3 bulan
• Inti dewasa

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 18


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Arteri yang memperdarahi bola mata ada banyak (lihat gambar saja), bisa
anastomosis, bisa cabang langsung arteri opthalmica. Berikut beberapa yang
dibahas di PPT:
• Arteri ciliaris posterior brevis: cabang a. ophthalmica yang memperdarahi
choroid.
• Arteri ciliaris posterior longus: cabang a. opthalmica yang menyuplai
corpus ciliaris. Arteri ini juga beranastomosis dengan a. ciliaris anterior.
• Arteri ciliaris anterior: menyuplai otot-otot ekstraokular, dan bersama a.
ciliaris posterior longus juga memperdarahi iris (m. sphincter pupillae dan m.
dilator pupillae).
• Arteri centralis retina: cabang a. ophthalmica yang memasuki retina
melalui discus opticus bersama nervus optic.
• Arteri lainnya, seperti a. ethmoidalis dan a. supratrochlearis, menyuplai
daerah sekitar bola mata, jadi sebenarnya tidak memperdarahi bola mata.

Vena berdrainase melalui lapisan choroid bola mata.


• Darah vena akan keluar bola mata melalui empat vena besar (satu kuadran
satu vena), disebut vena vorticosa. Vena vorticosa ini kemudian bergabung
dengan vena opthalmica superior dan inferior (bersama vena lain di sekitar
bola mata), menuju sinus cavernosus.
• Selain itu juga ada vena centralis retina, berjalan bersama arteri centralis
retina. Vena ini akan bisa didrainase dengan vena opthalmica superior
dahulu atau langsung ke sinus cavernosus.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 19


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Retina merupakan lapisan terdalam bola


mata (tunica nervosa). Lapisan ini diapit
oleh koroid dan corpus vitreum. Retina
sendiri terdiri dari bagian anterior dan
posterior, dibatasi oleh garis ireguler yang
disebut ora serrata.
• Bagian posterior retina/optic part
memiliki fotoreseptor (sel
batang/kerucut serta sel bipolar dan
sel ganglion). Oleh karena itu bagian
ini sensitif terhadap cahaya dan
berfungsi untuk menangkap
bayangan. Optic part retina terdiri dari
dua lapisan, yang akan dibahas
kemudian. Gambar: Retina bagian Anterior dan Poterior
• Bagian anterior/nonvisual part
tidak memiliki fotoreseptor dan tidak berfungsi untuk melihat. Retina anterior ini
melapisi bagian dalam corpus ciliaris dan iris. Oleh sebab itu ora serrata berada
posterior terhadap corpus ciliaris pars plana.

• Bagian optik retina terdiri atas 2 lapisan:

o Bagian luar adalah lapisan pigmen atau pigmented layer, yang


menempel pada koroid dan berlanjut ke bagian anterior untuk
melapisi badan siliaris dan iris .
o Bagian dalam adalah lapisan neuron atau neural layer yang bisa
dibagi lagi menjadi beberapa komponen (ada di histologi). Bagian ini
hanya menempel pada optic nerve dan ora serrata.
• Dalam kasus lepasnya retina atau ablasio retina, lapisan yang terlepas
adalah neural layer.
• Beberapa struktur dapat terlihat jelas pada permukaan posterior dari optik
retina.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 20


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Selain dari dua lapisan tersebut, ada dua struktur penting lain yang terdapat
pada retina, yaitu:
• Optic disc, merupakan tempat keluarnya saraf optik dari retina. Pada
umumnya warna dari optic disc akan terlihat lebih muda dibandingkan retina
lainnya. Fitur khasnya adalah adanya a. sentral yang melewati optic disc
dan menyebar untuk mendarahi retina. Di area ini tidak terdapat sel reseptor
yang sensitif cahaya, sehingga area disebut juga sebagai blind spot

• Macula lutea, berada pada sisi lateral dari optic disc (di bagian temporal),
merupakan area yang berwarna kekuningan dengan daerah depresi yang
disebut fovea centralis. Fovea centralis merupakan tempat yang paling
tipis dari retina dan memiliki sensitivitas visual yang paling tinggi
dibandingkan area lain pada retina. Hal ini dikarenakan area ini memiliki
sedikit sel batang (reseptor untuk stimulus remang, tidak sensitif warna)
dan banyak sel kerucut (reseptor untuk stimulus terang, sensitif warna).

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 21


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Funduskopi atau ophthalmoscopy merupakan metode diagnostik dengan cara


melakukan visualisasi langsung (direct visualization) di bagian korpus vitreous
dan retina.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan ophthalmoscope. Caranya
seperti yang udah kita pelajari di KKD yaitu dengan mengarahkan cahaya
melewati pupil jadi bagian retinanya dapat terlihat.
Untuk melakukan pemeriksaan ini biasanya dibutuhkan obat tetes agar pupil
mata membesar (midriasis) sehingga pemeriksa dapat lebih gampang untuk
melihat dan menilai bagian belakang mata OPnya.
Pada pemeriksaan ini dengan perbesaran 16x, kita bisa melihat:
• Kondisi retina secara keseluruhan
• Vaskularisasi, terutama a. sentralis retina, arteri-vena, dan perbandingan
diameter keduanya (2:3 ya teman-teman)
• Optic disc, meliputi rasio, batas, dan bentuknya
• Makula lutea dan fovea sentralis
• Kondisi patologis lainnya seperti neovaskularisasi, aneurisma kecil, pus,
pendarahan, dan perubahan perbandingan diameter arteri-vena.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 22


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Otot-otot yang menggerakan bola mata terdiri dari 6 otot yaitu:


• empat m. rektus (superior, inferior, medial, dan lateral)
• dua m. obliquus (superior dan inferior).
Selain itu, ada m. levator palpebrae superior, terletak di atas m. rectus superior
dan di bawah m. obliquus superior, yang berperan menggerakan kelopak mata
superior.

Bola mata bergerak pada tiga aksis yakni


vertikal, transversal, dan anteroposterior.
• Aksis anterior-posterior berperan
dalam gerakan rotasi lateral (eksternal)
dan rotasi medial (internal) bola mata.
• Aksis transversal berperan dalam
gerakan elevasi dan depresi bola mata.
• Aksis vertikal berperan dalam
gerakan abduksi (lateral) dan adduksi
(medial) bola mata.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 23


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

• CN IV (N. Troklearis) akan menginervasi m. Obliquus superior -> TrObuS


• CN VI (N. Abducens) akan menginervasi m. Rectus lateral -> AbduReL
• CN III (N. Okulomotor) akan menginervasi m. Obliquus inferior, m. Rectus
superior, m. Rectus inferior, dan m. Rectus medial.

Khusus otot rektus medial et lateral hanya memiliki satu gerakan primer.
Sementara otot yang lain, memiliki gerakan primer dan gerakan tambahan
(sekunder). Otot rektus medial ketika berkontraksi hanya akan bergerak ke sisi
medial (adduksi) pada aksis vertikal. Otot rektus lateral ketika berkontraksi hanya
akan bergerak ke sisi lateral (abduksi) pada aksis vertikal.

Otot rectus superior et inferior sama-sama memiliki fungsi tambahan untuk


gerakan adduksi. Otot rektus superior utamanya berfungsi untuk gerakan elevasi.
Karena otot rektus superior gerakannya elevasi dan adduksi, makanya dia juga
punya fungsi tambahan lain untuk gerakan intorsi (rotasi internal). Sementara itu,
otot rektus inferior utamanya berfungsi untuk gerakan depresi. Karena otot rektus
inferior gerakannya depresi dan adduksi, makanya dia punya fungsi tambahan lain
yakni gerakan ekstorsi (rotasi eksternal).

Otot obliquus superior et inferior memiliki fungsi utama sebagai abduktor,


karena kalau diliat dari gambar dia akan menuju ke lateral. Fungsi utama otot
obliquus inferior selain abduktor adalah elevasi. Dikarenakan otot obliquus inferior
gerakannya abduksi dan elevasi, maka fungsi tambahan lainnya adalah gerakan
ekstorsi. Sementara itu, fungsi utama otot obliquus superior selain abduktor adalah
depresi. Karena otot obliquus superior gerakannya abduksi dan depresi makanya
ada fungsi tambahan berupa gerakan intorsi.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 24


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Saat melakukan clinical testing, fungsi


sekunder otot yang ingin diuji harus
dieliminasi agar dapat dilihat fungsi
utamanya. Otot rektus superior dan otot
obliquus inferior hanya dilihat fungsi
elevasinya saja. Otot rektus inferior dan
otot obliquus superior hanya dilihat fungsi
depresinya saja. Satu gerakan yang sama
dapat dilakukan oleh dua otot yang
berbeda, maka ujinya harus berbeda.

Kalau ingin melihat fungsi dari rektus superior yang normalnya melihat ke atas arah
medial, maka kita harus eliminasi fungsi sekundernya yakni adduksi dan intorsi.
Eliminasinya dengan cara menyuruh pasien untuk lihat ke lateral (abduksi), lalu
baru suruh lihat ke atas untuk melihat fungsi utamanya yakni elevasi.

Kalau ingin ngecek m. obliquus inferior yang gerakannya melihat ke atas arah
lateral, maka kita eliminasi fungsi sekundernya dengan suruh pasien lihat ke arah
medial. Kemudian kita suruh pasien untuk menggerakan bola mata ke atas untuk
menilai fungsi elevasinya saja.

Intinya saat pemeriksaan dokter akan menyuruh pasien untuk melihat ke lateral
(ngecek fungsi otot rektus lateralis dan n. abducens), lalu ke superior (ngecek
fungsi otot rektus superior) dan ke inferior (ngecek fungsi rektus inferior) yang mana
sama-sama diinervasi oleh nervus oculomotor. Dokter juga akan menyuruh pasien
untuk melihat ke arah medial (ngecek otot rektus medialis dan n. oculomotor), lalu
ke arah superior (ngecek otot obliquus inferior yang diinervasi n. oculomotor) dan
ke arah inferior (ngecek otot obliquus superior yang diinervasi n. troklearis).

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 25


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Untuk mengarahkan pandangan ke suatu arah, kedua bola mata harus saling
berkoordinasi melalui otot-otot ekstraokular kontralateral yang berpasangan secara
fungsional. Sebagai contoh, ketika mengarahkan pandangan ke arah kanan yang
berperan adalah otot rektus lateralis dari mata kanan dan otot rektus medialis dari
mata kiri.

Satu atau lebih otot ekstraokular dapat lumpuh diakibatkan oleh beberapa kondisi.
Paralisis otot ditandai dengan keterbatasan dalam pergerakan bola mata.
Kelumpuhan nervus oculomotor yang terganggu akan mempengaruhi otot levator
palpebrae superioris, otot sphincter pupillae, dan sebagian besar kerja otot
ekstraokular yakni rectus medial, otot rectus superior, otot rectus inferior, otot
obliquus inferior. Pada gambar di bawah terlihat bahwa pasien mengalami
paralisis nervus oculomotor. Hal ini ditandai dengan ukuran pupilnya anisokor,
ukuran pupil mata kanan normal tapi ukuran pupil mata kiri membesar (midriasis).
Pupilnya kirinya juga terlihat melakukan gerakan abduksi dan depresi yang
disebabkan oleh otot rektus lateralis dan otot obliquus superior yang lebih dominan
bekerja. Selain itu, palpebral superior mata kiri juga terlihat ptosis.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 26


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Yak, materi ini hanya mengulang dari modul


neurosains dan neuropsiki. Intinya, jaras-jaras
penglihatan ada yang menyeberang kiasma
opticum (crossed tract/serat medial) dan tidak
menyeberang (uncrossed tract/serat lateral):
Serat medial setelah dari kiasma opticum
menuju ke:
• Colliculus superior: untuk automatic
scanning (membaca)
• Jalur ekstra-geniculatum: dari colliculus
superior ke pulvinar thalamus ke korteks
visual asosiasi
• Nukleus pretektal: untuk refleks cahaya
pupil
Serat lateral menuju ke:
• Corpus geniculatum lateral thalamus → radiatio optica (disebut jalur
geniculocalcarine) → korteks visual primer

Setiap bola mata memiliki 2 area penglihatan: nasal dan temporal. Bagian
temporal mata akan menerima stimulus dari area nasal, dan bagian nasal mata
akan menerima stimulus dari area temporal (lihat gambar lebih jelas):
• Zona binokular: zona yang dapat dilihat oleh kedua mata (zona yang warna
biru dan kuning tebal)
• Zona monokular: zona yang hanya dapat dilihat oleh satu mata (warna biru
atau kuning transparan)
Setiap lapang pandang dibagi menjadi 2 hemifields: nasal dan lateral. Setiap
hemifield juga dibagi menjadi 2 kuadran: atas dan bawah

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 27


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Defek lapang pandang selalu disebabkan oleh kerusakan pada jaras visual, baik
karena trauma, neoplasma, ataupun gangguan vaskular. Berikut penjelasannya:

A. Nervus opticus mata kanan rusak → Seluruh lapang pandang mata kanan tidak
terlihat
B. N. opticus kanan yang bertugas menerima lapang pandang nasal rusak →
Tidak bisa melihat bagian nasal mata kanan → hemianopsia nasal ipsilateral
C. Kerusakan di kiasma optikum → Bagian nasal masing-masing mata rusak →
Tidak dapat melihat bagian temporal mata kanan dan kiri → hemianopsia
bitemporal
D. Kerusakan di traktus optikum kanan → Bagian nasal mata kiri dan temporal
mata kanan rusak → tidak dapat melihat bagian temporal mata kiri dan bagian
nasal mata kanan → hemianopsia homonim kiri
E & F. Kerusakan di radiatio optika → yang rusak hanya salah satu kuadran saja
tergantung bagian mana
G. Kerusakan korteks kalkarina anterior dan media → infark korteks kalkarin
disebabkan oleh oklusi arteri serebri posterior, sementara korteks kalkarin
posterior diperdarahi oleh arteri serebri media → lapang pandang yang diperdarahi
oleh a. serebri posterior mengalami kebutaan, namun terdapat macular sparing
karena lapang pandang sentral diperdarahi oleh a. serebri media

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 28


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Refleks akomodasi berfungsi agar


kita dapat melihat benda yang dekat
maupun yang jauh. Pada
penglihatan jauh, mata normal tidak
mengalami akomodasi. Akomodasi
hanya terjadi pada penglihatan jarak
dekat. Jarasnya sama dengan jaras
penglihatan, dari tractus opticum →
corpus geniculatum lateral → korteks
visual primer.

Setelah itu, korteks visual primer → Frontal eye field →


• Nukleus parasimpatis dari n. oculomotor (nukleus Edinger-Westphal) → N.
siliaris brevis → m. constrictor pupil (untuk miosis)
• N. okulomotor primer → m. rectus medial (untuk adduksi)

Selain traktus optikum, pada mata


yang dikenai cahaya, stimulus akan
disalurkan ke nukleus pretektal,
dimana nukleus pretektal
menginervasi nukleus parasimpatis n.
oculomotor (nukleus Edinger-
Westphal) kanan maupun kiri →
Karena keduanya teraktivasi, maka
miosis akan terjadi baik pada mata
yang disinari cahaya maupun yang
tidak.

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 29


K 01 ● Anatomi Sistem Penglihatan

Sentuhan pada kornea/konjungtiva akan menyebabkan kedua mata berkedip.


Jarasnya:
Sentuhan/stimulus → n. oftalmikus (V1) → Fasciculus longitudinalis medialis
(serabut asosiasi) → N. fascialis (VII) → Kontraksi m. orbicularis oculi bilateral →
Kedua mata berkedip

1. Kuliah Ibu Deswaty


2. Buku-buku Anatomi
3. Pemikiran para ahli KD14

makanya belajar
wkwkwk makasi rasyu memenya

Siepend FKUI 2017 HARAPAN ● http://bit.ly/revisiindera 30

Anda mungkin juga menyukai