Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
karya ilmiah dengan judul “Gigi dan Jaringan Penyangga”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna terutama dari segi penulisan dan
kurangnya sumber bacaan yang dijadikan acuan. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan karya ilmiah berikutnya
akan menjadi semakin baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
ii
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 19
3.2 Saran...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Anatomi
1
Gigi..................................................................................
Gambar 2 Anatomi Jaringan Penyangga
2
Gigi..................................................
Gambar 3 Struktur Anatomi
2
Gigi....................................................................
Gambar 4 Struktur Histologis
7
Enamel.............................................................
Gambar 5 Struktur Histologis
8
Dentin..............................................................
Gambar 6 Odontogenesis................................................................................ 9
Gambar 7 Gingiva........................................................................................... 11
Gambar 8 Ligamen
12
Periodontal.......................................................................
Gambar 9
15
Sementum.......................................................................................
Gambar 10 Tulang
16
Alveolar............................................................................
Gambar 11 Fenestrasi dan
18
Dehiscence............................................................
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2
2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Gigi
Gigi merupakan jaringan dalam tubuh manusia yang paling keras
jika dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain. Gigi merupakan
salah satu jaringan dalam tubuh manusia yang turut berperan dalam
proses pencernaan, pengunyahan, dan terutama sebagai fungsi estetis
dalam bentuk wajah. Gigi merupakan alat pencernaan yang sangat
penting untuk membantu makanan agar mudah dicerna. Gigi terdiri dari
empat jaringan utama, yaitu enamel, dentin, pulpa, dan sementum atau
tulang penyangga (Scheid and Weiss, 2012)
3
4
dibungkus oleh dinding yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang
cukup untuk membengkak jika terjadi peradangan (inflamasi) atau luka.
Bagian gigi berikutnya adalah Sementum gigi yang strukturnya
menyerupai tulang dan melapisi permukaan akar. Fungsi utamanya
sebagai perekat serabut ligament periodontal yang menahan gigi untuk
tetap berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Kandungan zat organik
dalam sementum sekitar 45-50%.
Tulang alveolar merupakan bagian dari tulang rahang atas dan
bawah yang mempunyai fungsi sebagai penyangga dan tempat
melekatnya soket gigi/alveoli. Tulang alveolar terbentuk pada saat gigi
erupsi untuk menyediakan perekatan pada akar gigi (Manson and Eley,
2013)
2.3 Periodontium
2.3.1 Gingiva
b. Elemen Seluler
Terdapat empat jenis sel yang telah teridentifikasi pada
ligamen periodontal, diantaranya sel-sel jaringan ikat, sel-sel
epitel, sel-sel imun, dan sel-sel yang berhubungan dengan
neurovaskular. Sel-sel jaringan ikat pada ligamen periodontal
memiliki peranan yang sangat penting karena memiliki fibroblast
(fibrin), cementoblast (sementum) , dan osteoblast (tulang) yang
akam mendegradasi sel-sel yang sudah tua (Dean, 2017; Carranza
et al., 2019)
c. Substansi Dasar
Ligamen Periodontal memiliki proporsi substansi dasar yang
cukup besar diantara serat-srat jaringan ikat dan sel. Substansi ini
mengandung glycosaminoglycans (seperti hyaluronic dan
proteoglycans) dan glycoproteins (seperti fibronectin dan
laminin). Selain itu, substansi dasar ligamen periodontal juga
mengandung sekitar 70% air yang berfungsi sebagai penahan gigi
jika terjadi tekanan. Jika terjadi peradangan, maka volume cairan
pada substansi dasar ini akan meningkat (Dean, 2017)
gigi dan tulang alveolar sehingga gigi dapat berdiri dengan tegak
pada soketnya dan tidak mudah goyang (Carranza et al., 2019)
2.3.3 Sementum
erupsi gigi. Oleh karena itu, ukuran, bentuk, lokasi, dan fungsi gigi
menentukan morfologi tulang alveolar.
Tulang alveolar terdiri dari 3 lapisan, yaitu tulang kortikal, dinding
soket, dan tulang cancellous
a. Pelat eksternal tulang kortikal dibentuk oleh tulang
Haversian dan lamela tulang kompak
b. Dinding soket terdiri dari tulang yang padat dan panjang.
Beberapa di antaranya tersusun dalam sistem haversian dan
tulang bundle. Tulang bundle adalah istilah yang diberikan pada
tulang yang berdekatan dengan periodontal ligament yang
mengandung sejumlah besar serat sharpey yang sebagian di
kalsifikasi secara sempurna dan beberapa hanya lapisan luarnya
saja yang di kalsifikasi. Tulang bundle ini terletak dalam dinding
soket. Dinding soket ditunjukkan dengan lamela tipis yang
tersusun dalam lapisan yang sejajar dengan akar dan garis
aposisional yang mengintervensi.
c. Tulang cancellous terltak di antara tulang kortikal dan
dinding soket sebagai pendukung tulang alveolar. Matriks
trabekula cancellous terdiri dari lamela yang tersusun tidak teratur
dan dipisahkan oleh garis-garis inkremental dan resorpsi yang
sangat menandakan aktivitas tulang sebelumnya dengan sedikit
sistem haversian.
Tulang cancellous ditemukan terutama di ruang
interradicular dan interdental sempit. Septum hanya terdiri dari
pelat kortikal.
tekanan oklusal. Contohnya jika akar yang berdekatan pada dua gigi
akan menimbulkan celah pada septum interdental.
Terdapat 2 jenis kondisi cacat pada tulang alveolar. Daerah terisolasi
di mana akar gundul, tulang dan akar hanya ditutupi pleh periosteum
dan gingiva di atasnya disebut fenestrasi. Di area ini, tulang masrginal
masih utuh. Sedangkan dehiscence terjadi jika area yang gundul
tersebut sudah
meluas melalui tulang marginal (Carranza et al., 2019).
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gigi dan jaringan
penyangga memiliki struktur anatomis dan histologisnya tersendiri. Struktur
gigi secara umum dibagi menjadi mahkota gigi, leher gigi, dan akar gigi.
Didalam gigi terdapat jaringan keras dan lunak seperti dentin, enamel, dan
pulpa. Gigi merupakan bagian terpenting dan terkuat dalam tubuh manusia
dan juga dalam proses pengolahan makanan. Gigi berfungsi untuk memotong
dan mengunyah makanan besar yang masuk kedalam mulut agar kemudian
dapat diolah dengan mudah oleh organ pencernaan lainnya. Dalam
melakukan tugasnya sebagai organ pencernaan, tentu saja gigi membutuhkan
bantuan dari jaringan penyangga gigi agar gigi dapat melakukan fungsinya
dengan normal. Jaringan penyangga gigi diantaranya gingiva, ligament
periodontal, tulang alveolar serta sementum. Gigi merupakan satu-satunya
organ yang tidak dapat menyembuhkan diri sendiri. Jadi, seharusnya manusia
dapat menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya dengan baik .
3.2 Saran
3.2.1 Saran Kepada Mahasiswa
Sebagai mahasiswa kedokteran dan calon dokter gigi kita yang
akan terlibat langsung dengan pasien sudah seharusnya mengetahui dan
mempelajari mengenai anatomi serta histologi gigi sehingga dapat
memudahkan pekerjaan dokter gigi serta dapat memberikan perawatan
yang benar.
3.2.2 Saran Kepada Masyarakat
Masyarakat harus mengetahui struktur gigi agar jika terjadi
permasalahan dirongga mulut atau gigi dapat segera ke dokter gigi serta
menjelaskan dengan benar ke dokter gigi sehingga mempermudah
dokter gigi untuk memberikan perawatan selanjutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA