Katarak Senilis
Matur
Oleh:
Preseptor:
dr.Havriza Vitresia , Sp.M (K)
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Case Report Session ini membahas mengenai definisi, klasifikasi, etiologi, faktor
resiko, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan komplikasi, dan prognosis
katarak senilis.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lensa merupakan struktur transparan biconvex yang berfungsi sebagai media refraksi
dan membantu akomodasi. Lensa tidak mempunyai pembuluh darah setelah perkembangan
fetus dan nutrisi lensa bergantung pada aquos humor. Lensa terletak pada posterior iris dan
anterior badan vitreus, disokong oleh Zonula Zinii yang merupakan serat kuat yang melekat
pada badan siliar. Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks, dan nukleus. 3
Pada bagian anterior dan posterior lensa terdapat sebuah garis imajiner yang disebut
optic axis. Bagian equator lensa merupakan sirkumtan yang paling besar. Lensa dapat
berfungsi sebagai media refraksi karena angka indeks refraksinya pada keadaan normal
adalah 1,4 pada bagian sentral dan 1,36 pada bagian pinggir. Angka indeks refraksi ini
berbeda dengan indeks refraksi pada aquos dan vitreus di sekitarnya. Lensa terus berkembang
selama hidup. Ketebalan korteks terus bertambah seiring bertambahnya usia. Pada saat yang
bersamaan. Kecembungan lensa juga semakin meningkat sehingga kemampuan refraktifnya
juga bertambah. Namun demikian, indeks refraksinya justru semakin berkurang akibat
peningkatan substansi partikel protein. 3
4
mengenai seluruh bagian lensa. Sementara katarak hipermatur adalah katarak yang
mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek, ataupun mencair.4,5
6
tidak transparan sehingga pupil berwarna putih dan abu-abu. Kekeruhan ini juga dapat
ditemukan pada berbagai lokasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Fundus okuli menjadi
semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa bahkan reaksi fundus
bisa hilang sama sekali. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa
atau migrasi sel epitel yang menyimpang. Sejumlah faktor yang diduga turut berperan dalam
terbentuknya katarak, antara lain kerusakan oksidatif (dari proses radikal bebas), sinar
ultraviolet dan malnutrisi. Hingga kini belum ditemukan obat yang dapat menghambat atau
membalikkan perubahan-perubahan kimiawi yang mendasari pembentukan katarak. Beberapa
penelitian baru-baru ini mengisyaratkan suatu efek protektif dari karoteniod dalam
makanan(lutein), namun penelitian-penelitian yang mengevaluasi efek protektif multivitamin
memberi hasil yang berbeda.4
Berdasarkan morfologinya terdapat 3 tipe utama dari katarak senilis yaitu:
1. Katarak nuklear
Pada katarak nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan menjadikan nukleus
lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Secara umum kondisi ini akan mengurangi fungsi
penglihatan. Pemeriksaan biomikroskop slitlamp pada pupil yang didilatasikan dilakukan
untuk mengevaluasi derajat sklerosis, penguningan, dan kekeruhan. 3
Katarak nuklear biasanya berkembang secara lambat. Katarak ini secara umum
bilateral, tetapi bisa juga asimetris. Pada katarak nuklear penglihatan dekat lebih baik dari
pada penglihatan jauh. Pada tahap awal, proses pengerasan lensa secara bertahap akan
meningkatkan indeks refraksi lensa dan akan menyebabkan refraksi bergeser ke arah miopi.
Pada mata yang hiperopik, miopi ini akan menyebabkan individu yang presbiopi dapat
membaca tanpa kacamata, ini disebut dengan second sight ( penglihatan kedua).3
7
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal adalah kekeruhan pada kortek lensa. Pada katarak kortikal terjadi
penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan
indeks refraksi lensa. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan terbentuknya celah celah
dalam pola radial di sekeliling daerah ekuator. Katarak ini cenderung bilateral, tetapi sering
asimetrik. Derajat gangguan fungsi penglihatan bervariasi, tergantung seberapa dekat
kekeruhan lensa dengan sumbu penglihatan.1 Terjadi perubahan komposisi ion dari korteks
lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Terbentuk kekeruhan seperti baji
yang menyebar dari pinggir lensa ke tengah. Pemeriksaan menggunakan biomikroskop
slitlamp akan mendapatkan gambaran vakuola, degenerasi hidropik serabut lensa, serta
pemisahan lamela kortek anterior atau posterior oleh air.3
2) Pemeriksaan fundus
- Oftalmoskopi
Harus dilakukan pemeriksaan fundus secara lengkap, baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk mengevaluasi macula, nervus optikus, pembuluh darah, dan retina.
Harus diperhatikan apakah ada degenerasi macula dini yang bisa saja membatasi visual.
ophtamolskop langsung berperan dalam menilai kepadatan media. Pada pasien diabetes juga
diperhatikan apakah terdapat macula edema, iskemia retina, dan retinophaty proliferative.
- Nervus Optikus
Nilai cupping, dan abnormalitas lainnya.
3) Pemeriksaan Khusus
- Potential Acuity Estimation
- Tes Fungsi Makula
- Maddox Rod
- Photostress Recovery Time
11
- Blue Light Entoptoscopy
- Purkinjes Entoptic Phenomenon
- Electroretinography and Visual Evoked Response
13
Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah yang
terperangkap dalam kantong kapsuler
Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah
Malformasi lensa intraokuler
14
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Protestan
Suku : Cina
Alamat : Kampung Sebelah IIIC Nipah, Padang
Tanggal pemeriksaan : 10 Juli 2017
ANAMNESIS
Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di Bangsal Mata RSUP. Dr. M. Djamil
Padang tanggal 10 Juli 2017 dengan:
Keluhan Utama : Penglihatan mata kiri semakin kabur sejak 2 bulan yll
- Awalnya keluhan penglihatan mata kiri kabur dirasakan sejak 2 tahun yang lalu,
namun pada saat itu keluhan yang dirasakan belum mengganggu aktivitas pasien. Penglihatan
kabur dirasakan berangsur-angsur, dirasakan semakin lama semakin memberat dan sejak 2
bulan terakhir keluhan dirasakan sangat mengganggu aktivitas pasien, sehingga pasien
memutuskan untuk datang ke Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk mendapatkan
pengobatan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan pandangan silau jika terkena sinar yang
terang.
- Mata merah (-).
- Nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-)
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat operasi mata sebelumnya (-)
- Riwayat infeksi pada mata sebelumnya (-)
- Keluhan penglihatan ganda (-)
- Keluhan penglihatan seperti tertutup tirai (-)
15
- Pasien sudah dikenal menderita skizofrenia sejak umur 17 tahun. Pasien dalam
pengobatan risperidon 2 x 2 mg, trifluoperazine 2 x 5 mg, triheksipenidil 3 x 2 mg,
amitriptilin 1 x 10 mg. Kegiatan sehari-hari yaitu selalu berjalan tidak tentu arah dibawah
sinar matahari.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : komposmentis tidak kooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Nafas : 16 x/menit
Suhu : 36,7 0C
Keadaan gizi : baik
Sianosis : tidak ada
Edema : tidak ada
Anemis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Kulit : tidak ada kelainan
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Kepala : normocephal
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
Mata : status ophtalmikus
16
THT : tonsil T1-T1, hiperemis (-)
Gigi dan mulut : karies (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Thorak :
Paru : auskultasi vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen : distensi (-), hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Punggung : skoliosis (-)
Alat kelamin : tidak diperiksa
Anus : colok dubur tidak dilakukan
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
Palpebra superior edema (-), ptosis (-), hiperemis edema (-), ptosis (-), hiperemis
(-) (-)
edema (-), ptosis (-), hiperemis edema (-), ptosis (-), hiperemis
Palpebra inferior
(-) (-) 17
Margo palpebra bengkak (-), nyeri (-) bengkak (-), nyeri (-)
Aparat lakrimalis hiperlakrimasi (-) hiperlakrimasi (-)
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (+), folikel (-), papil Hiperemis (+), folikel (-), papil
(-) (-)
Konjungtiva fornicis Hiperemis (+), folikel (-), papil Hiperemis (+), folikel (-), papil
(-) (-)
Konjungtiva bulbi Hiperemis (+), folikel (-), papil Hiperemis (+), folikel (-), papil
(-) (-)
Putih Putih
Sklera
Kornea Bening Bening
Fundus
Papila N. Optikus
Sulit dinilai, pasien tidak Sulit dinilai, pasien tidak
Retina
kooperatif kooperatif
Makula
aa/vv Retina
Tekanan bulbus okuli Normal palpasi Normal palpasi
18
19
Diagnosis Kerja : Katarak senilis stadium matur OS
Anjuran Terapi :
20
BAB 4
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berumur 52 tahun masuk bangsal mata RS
M Djamil Padang pada tanggal 10 Juli 2017 dengan diagnosis katarak senilis matur oculi
sinistra. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis
didapatkan mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu, yang semakin lama semakin bertambah
kabur sejak 3 bulan ini, namun pada saat itu keluhan yang dirasakan belum mengganggu
aktivitas pasien. Penglihatan kabur dirasakan berangsur-angsur, dirasakan semakin lama
semakin memberat dan sejak 2 bulan terakhir keluhan dirasakan sangat mengganggu aktivitas
pasien, sehingga pasien diantar keluarga untuk datang ke Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil
Padang untuk mendapatkan pengobatan.
Faktor risiko pada pasien ialah terkait aktivitas sehari-hari. Pasien sudah dikenal
menderita skizofrenia sejak umur 17 tahun dan mendapat pengobatan risperidon 2 x 2 mg,
trifluoperazine 2 x 5 mg, triheksipenidil 3 x 2 mg, amitriptilin 1 x 10 mg. Kegiatan sehari-
hari yaitu selalu berjalan tidak tentu arah dibawah sinar matahari. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan visus OD 6/9, visus OS 1/~ (proyeksi sentral, inferior, temporal) dan pemeriksaan
dengan slit lamp tampak kekeruhan pada lensa.
Berdasarkan literatur, katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa. Penuaan
merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang terlibat
seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (misalnya diabetes), merokok, dan herediter. Pada
pasien ini katarak yang dideritanya disebabkan oleh proses penuaan (katarak senilis/age
related cataract) dan paparan sinar ultraviolet.
Gejala klinis:
Pandangan kabur
Silau
Perubahan sensitifitas terhadap kontras
Miopisasi
Diplopia monokuler atau polyopia
Variasi diurnal penglihatan
Pada pasien ini ditemukan gejala pandangan yang kabur dan silau.
21
Klasifikasi katarak berdasarkan stadium:
Katarak Insipiens
Katarak imatur
Katarak matur
Katarak hipermatur (Morgagni)
Pada pasien ini katarak yang dideritanya adalah stadium matur. Pada stadium matur,
terjadi kekeruhan yang tebal dan mengenai seluruh lensa sehingga terlihat keruh. Pada
stadium ini terjadi gangguan penglihatan akibat gangguan hantaran cahaya ke retina. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan yaitu visus OD = 6/9, OS = 1/~ (proyeksi sentral, inferior, dan
temporal), OS keseluruhan lensa keruh, refleks fundus OD (+), OS (-). Berdasarkan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik ini, kami mengklasifikasikan pasien menderita katarak
senilis stadium matur pada OS.
Pemeriksaan yang dianjurkan:
Pemeriksaan visus
Slit lamp
Tonometri
Ophtalmoscopy
Terapi:
Pembedahan dengan pilihan metode : ICCE, ECCE, Fekoemulsifikasi, LASIK
22
DAFTAR PUSTAKA
23