Anda di halaman 1dari 18

2.

2 Konsep Penyakit

2.2.1 Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis saat
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Penyebab
hipertensi adalah volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh
karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk suplai oksigen dan nutrisi
ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini, 2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Berdasarkan definisi di atas maka penyusun menyimpulkan definisi
Hipertensi adalah Suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri
terlalu tinggi. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas
140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120.
1.2.2 Anatomi Fisiologi

a) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-
paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut apeks,
letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya pada ruang interkosta V
kiri atau kira- kira 9 cm dari kiri linea medioclavikularis, sedangkan bagian
atasnya disebut basis terletakagak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm
dari tepi lateral sternum.Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9
cm tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar
310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
b) Pembuluh darah
Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen dikelilinggi oleh
dinding yang terdiri atas tiga lapisan :
1) Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan langsung dengan
darah. Terdiri atas lapisan dalam endotelium yangdikelilingi berbagai jaringan
ikat.
2) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan
berbagai serat elastik.
3) Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam pembuluh darah
yang membentuk sistem jalur-jalur tertutup :
a) Arteri mengangkut darah menjauhi jantung.
(1) Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan cabang- cabang
terdekatnya. Mengandung banyak jaringan ikat.
(2) Arteri muskular bercabang dari arteri elastik dan mendistribusikan darah
ke berbagai bagian tubuh.
(3) Arteriol adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian besar arteriol
mempunyai tiga tunika pada dindingnya, dengan jumlah otot polos yang
memadai pada tunika medika.
b) Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopik yang mempunyaidinding sangat
tipis. Hanya tunika intima yang terdapat pada dinding ini. Sebagian
dindingnya hanya mengandung satu lapisan endotelium.
c) Vena mengangkut darah kembali ke jantung.
(1) Venula pascapiler adalah vena terkecil, sangat berpori-pori, tetapi
mempunyai serat otot polos yang menyebar pada tunika media.
(2) Venula terbentuk ketika venula pascapiler bersatu. Dindingvenula yang
lebih besar berlapis tiga.
(3) Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika intima dan tunika
medianya jauh lebih tipis daripada arteri yang berukuran serupa.
1.2.3 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi dua golongan,menurut


Ardiyansyah (2012), yaitu :
A. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah Hipertensi Esensial atau Hipertensi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya Hipertensi Esensial diantaranya :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan Hipertensi, beresiko
lebihtinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak
mempunyai riwayat keluarga.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki–laki berusia 35–50 tahun dan wanita paska menopause beresiko
tinggi untuk mengalami Hipertensi.
3) Berat Badan/Obesitas
(25% lebih berat di atas berat badan ideal) juga sering dikaitkan dengan
berkembangnya Hipertensi.
B. Hipertensi Skunder

Hipertensi Sekunder adalah jenis Hipertensi yang penyebabnya diketahui.


Beberapa gejala atau penyakit yang penyebab Hipertensi jenis ini, antara lain :
1) Coarctation Aorta
Yaitu penyempitan Aortacongenital yang (mungkin) terjadi beberapa
tingkat Aorta Torasik atau Aorta Abdominal. Penyempitan ini
menghambat aliran darah melalui lengkungan Aorta dan mengakibatkan
peningkatan tekanandarah di atas area konstriksi.
2) Penyempitan Parenkrim dan vascular Ginjal
Penyakit ini merupakan penyebab utama Hipertensi Sekunder. Hipertensi
Renovaskuler berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih Arteri
besar, yang secara langsung membawa darah ke Ginjal. Sekitar 90% lesi
Arteri Renal pada klien dengan Hipertensi disebabkan oleh
Arterosklerosis atauFibrous Dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan
Fibrous). Penyakit Parenkrim Ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi,
serta perubahan struktur secara fungsi Ginjal.
3) Penggunaan Kontrasepsi Hormonal (Estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan Hipertensi
melalu mekanisme Rennin–Aldosteron–mediate volume expansion.
Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah kembali normal
setelah beberapa bulan.
4) Gangguan Endokrin
Disfungsi Medulla Adrenal dapat menyebabkan Hipertensi Sekunder
Adrenal–mediate Hypertension disebabkan kelebihan primer Aldosteron,
Kortisol dan katekolamin. Pada Aldosteron primer, kelebihan Aldosteron
menyebabkan Hipertensi dan hipokalemia. Aldosteonisme primer
biasanya timbul dari adenoma Korteks Adrenal yang benigna (jinak).
Pheochromocytomas pada Medulla Adrenal yang paling umum dan
meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada sindrom
cushing, terjadi kelebihan glukokortikoid yang diekskresi dari Korteks
Adrenal. Sindrom cushing mungkin disebabkan oleh hiperplasi
adrenokortikal atau adenoma adrenokortikal.
5) Kegemukan (obesitas) dan gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahrga)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria
ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita
ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh
pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita
setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akanberubah di
usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara
cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah
semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan
darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang
telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap
sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhitekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikanyang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada
perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R.,
2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi,
sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang
lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal inidikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapatmenyebabkan penyempitan pembuluh
darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akanmeningkatkan
frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini
akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan
tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada
masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal
ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi
detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh
tubuh akan semakin cepat

2.2.2 Klasifikasi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi


sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer
a. Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh
utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan
darah.
2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh
darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi
adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk
resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Tekanan darah Sistolik Tekanan darah Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pra Hipertensi 130-139 mmHg 85-95 mmHg
Hipertensi Derajat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 mmHg 100 mmHg
Sumber World Health Organization (WHO, 2019)
2.2.3 Patofisiologi (Patway)
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari
perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan
tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara
lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah
(Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih
belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi
seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung
pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin, sodium, dan air
(Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi
(Padila, 2013).
Manifestasi Klinis:
Sakit kepala WOC
Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
Berdebar atau detak jantung terasa cepat
Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera

Etiologi:
Genetik
Jenis Kelamin dan Usia Penimbunan lemak pada dinding arteri
Berat Badan/Obesitas

Volume cairan darah ke jantung

Hipertensi
Hipertensi

Breath (B1) Blood ((B2) Brain (B3) Bladder (B4) Bowel (B5) Bone (B6)

Penurunan aliran dara


Penimbunan plak Peningkata Penurunan aliran darah ke usus
TD meningkat n tekanan Penurun
pada dinding >130/80 mmHg darah an

Penyumbata Kelemah
Penyempitan Sakit kepala, n pembuluh Penurunan Penurun an
pembuluh darah rasa berat an
GFR
peristalt
vasokontriksi Ganggu
Lemah&lelah
Peningkatan Nyeri kepala an
kebutuhan O2 Ganggu dan Oliguria Disfungsi usus Mobilita
dijantung CVP meningkat an

Resistensi Distensi
Sesak nafas CRT > 3detik Kesulitan tidur
pemb. Darah
Kelebihan
naik ke otak
volume
Reflek
Pola Nafas Penurunan Nyeri kepala cairan mual
Ganggua
Tidak Curah n Pola
jantung Gangguan Resiko
Rasa Defisit
2.2.4 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)

Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan


gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara
umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami
nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
dari vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan
vasculer cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe
tengkuk pada klien hipertensi.

2.2.5 Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,
2014).
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat
menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
4. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Udjianti, Wajan Juni (2011), pemeriksaan penunjang pada
penderita hipertensi meliputi :
1. Hitung darah lengkap (Complete Bloodcells Count) meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit untuk melihat vaskositas dan indikator faktor risiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. Kimia darah
a. BUN, kreatinin : peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau
fungsi renal.
b. Serum glukosa : hiperglisemia (DM adalah faktor presipitator hipertensi)
akibat dari peningkatan kadar katekolamin.
c. Kadar kolesterol/trigliserida : peningkatan kadar mengindikasikan
predisposis pemebntukan plakateroma.
d. Kadar serum aldosterone : menilai adanya aldosteronisme primer.
e. Studitiroid (T3 dan T4) : menilai adanya hipertiroidisme yang
berkontribusi terhadap vasokonstriksi dan hipertensi.
f. Asam urat : hiperurisemia merupakan implikasi faktor hipertensi.
3. Elektrolit
a. Serum potasium atau kalium : hipoklemia menandakan adanya
aldosteronisme atau efek samping terapi diuretik.
b. Serum kalsium : jika terdapat peningkatan akan berkontribusi pada
hipertensi
4. Urin
a. Analisa urin : adanya protein urien, glukosa dalam urin mengindikasikan
adanya disfungsi renal atau diabetes
b. UrineVMA(Catecholamine Metabolite) : peningkatan kadar
mengindikasikan adanya pheochromacytoma.
c. Sterodiurin : peningkatan kadar mengindikasikan adanya
hiperadrenalisme, pheochromacytoma, atau disfungsipituary,
sindromechusing’s ; kadar renin juga meningkat.
5. Radiologi
a. Intra Venous Pyelografi (IVP) : untuk mengidentifikasi penyebab
hipertensi seperti renal parenchhymal disease, urolithiasis, benigna
prostate hyperplasia (BPH).
b. Rontgen toraks : untuk menilai adanya kalsifikasi obstruktif katup jantung,
deposit kalsium padaa orta, dan pembesaran jantung
c. EKG : menilai adanya hipertrofi miokard, polastrain, gangguan konduksi
atau disritmia.
2.2.7 Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksaan medis yang dapat dilakukan pada
diagnosa medis hipertensi menurut (Rahayu, 2019) yaitu :
2.2.7.1 Terapi non farmakologi
Terapi tanpa menggunakan obat,terapi non farmakologi diantaranya
memodifikasi gaya hidup dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan
merupakan langkah awal yang harusdilakukan. Penanganan non farmakologis
yaitu menciptakan keadaan rileks,mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien hipertensi
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor resiko
serta penyakit lainnya
2.2.7.2 Terapi farmakologi
Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan yang
dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi
seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium chanel
dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap
kompleks karena tekanan darah cenderung tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai