A DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR AMAN NYAMAN PADA GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL : RHEUMATOID ATRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI MULYA II CENGKARENG
10 - 12 APRIL 2017
Disusun oleh :
2014750023
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Asuhan keperawatan pada lansia NY.A dengan pemenuhan kebutuhan dasar
aman nyaman pada gangguan sistem muskuloskeletal : rheumatoid atritis di panti
sosial tresna werdha budi mulya II Cengkareng”.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan
maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun guna penyempurnaan di massa yang akan datang.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, saran dan data-data baik secara penulisan maupun lisan, maka pada
kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
2. Ibu Ns. Titin Sutini, M. Kep., Sp. Kep. An, selaku Ka. Prodi DIII
Keperawatan FIK UMJ
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M. Kes, selaku wali tingkat 3 angkatan 32 yang
telah membimbing kami dengan penuh kesabaran.
6. Kepala Ruangan dan staff perawat di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya
II.
7. My mom who always support, guide, give a motivation and absolutely pray
for me to be her pride.
9. For my fairies (my little sistes and brother) who always entertain and support
me.
10. Teman - teman program studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 32 yang selalu kompak,
memotivasi dan saling merangkul selama 3 tahun, semoga bertemu dengan
kesuksesan yang telah direncankan.
11. And for you and your mom who always support and heard my complaints,
thanks a lot for all.
Akhir kata penulis menyadari dari karya tulis ini banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran
ataupun kritik yang membangun dari semua pihak dan semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada umumnya dan bagi
penulis khususnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan menambah
ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PEGESAHAN
KATA PENGANTAR …………………………………………. III
DAFTAR ISI ……………………………………….………….. V
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………….. 1
A. Tujuan Penulisan ………………………………………… 5
1. Tujuan Umum ……………………………………….. 5
2. Tujuan Khusus ……………………………………….. 5
B. Lingkup Masalah ………………………………………… 5
C. Metode penulisan ………………………………………… 6
D. Sistematika Penulisan …………………………………..... 6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan …………………………………… 74
B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………... 76
C. Perencanaan Keperawatan ………..………………………… 77
D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………….. 79
E. Evaluasi Keperawatan ……………………………….……… 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 81
B. Saran ………………………………………………………... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di
bidang kedokteran, termasuk penemuan obat – obat seperti antibiotika
yang mampu “melenyapkan” berbagai penyakit infeksi, berhasil
menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian,
memperbaiki gizi dan sanitasi sehinga kualitas dan umur harapan hidup
meningkat. Akibatnya, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah
banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat (H. Wahyudi, 20008).
Penurunan fungsi pada lansia terjadi pada semua sistem pada tubuh lansia,
terutama pada sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal ini
berperan besar pada terjadinya jatuh pada lanjut usia. Salah satu gangguan
muskuloskeletal yang terjadi pada lansia adalah rheumathoid arthritis.
Rheumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi non bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris. (chairudin, 2003). Penyebab utama terjadinya
rheumatoid arthritis belum diketahui. Tetapi ada beberapa teori yang
mengatakan mengenai penyebab rheumatoid arthritis yaitu endokrin,
autoimun, metabolic, faktor genetik serta faktor pemicu seperti gaya hidup
pasien yang tidak menjaga pola makan. Gangguan muskuloskeletal pada
pasien lanjut usia akan terjadinya perubahan fisik dan fungsi pada sistem
muskuloskeletal adalah gerakan pinggang, lutut dan jari – jari pergelangan
tangan terbatas, gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, sendi tulang yang keropos.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada lansia Ny. A dengan Rheumatoid Artritis.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan hasil pengkajian
pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Artritis.
b. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan masalah keperawatan
pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Artritis.
c. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan rencana tindakan
keperawatan pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan
Rheumatoid Artritis.
d. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Artritis.
e. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan hasil evaluasi pemenuhan
kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Artritis.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori
dan kasus Rheumatoid Artritis pada lansia.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat
serta dapat mencari solusi.
h. Mampu mendokumentasi semua kegiatan keperawatan dalam
bentuk narasi.
C. Lingkup Masalah
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian
pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia Ny.A dengan Rheumatoid Artritis
pada tanggal 10-12 april 2017 Di panti sosial trsena werdha budi mulya II
cengkareng.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode
yang dilakukan dengan cara mengamati, menganalisa, dan menarik
kesimpulan dari pengalamannya pada situasi yang berlangsung.
Dengan cara observasi langsung, wawancara kepada klien, keluarga klien
serta petugas kesehatan yang ada, pemesiksaan fisik pada klien untuk
mengetahui keadaan umum klien.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, lingkup masalah, metode penulisan,
sistematika penulisan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membandingkan antara teori dan praktik, analisa
dari faktor - faktor pendukung dan penghambat
serta alternatif pemecahan masalah dalam
memberikan asuhan keperawatan ditiap – tiap
tahapan (pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi
keperawatan).
BAB V : PENUTUP
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Klasifikasi
Klasifikasi lansia ini adalah lima klasifikasi pada lansia dalam buku
mengenal usia lanjut dan perawatannya (2008) :
a. Pralansia (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45 - 59 tahun
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang beresiko 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia
60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
dalam bukunya Rosidawati, 2008).
d. Lansia potensial
Lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang/jasa. (Depkes RI,2003) dalam bukunya
Rosidawati, 2008).
2) Teori Nongenentik
Teori Penurunan system imun tubuh (auto immune theory) mutasi
yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
system imun tubuh mengenai dirinya sendiri( Self Recognition).
Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan
system imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah
yang mendasari peningkatan penyakit auto imun pada lanjut usia
(GOLDSTEIN). Berikut yang termasuk teori non genetik :
a) Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Teori radikal bebas dapat terbentuk didalam alam bebas dan di
dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses
pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan
suatu atom atau molekul yang tidak stabil yang mengakibatkan
oksidaasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan
protein. Radikal bebas ini yang menyebabkan sel tidak dapat
bergenerasi.
d) Teori Fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrinsik , terdiri atas
teori oksidasi stress, dan teori dipakai aus (wear and tear
theory). Disini terjadi kelebihan usaa dan stress menyebabkan
sel tubuh lelah terpakai ( regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kastabilan lingkungan internal).
b. Teori Sosiologis (H. Wahjudi, 2008)
1) Teori Interaksi Sosial
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi.
b) Vesika urinaria
Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada pria
lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga
mengakibatkan retensi urine meningkat.
c) Pembesaran prostat
Kuang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
d) Atrofi vulva
e) Vagina
Kebutuhan seksual masih ada tidak ada batasan umur tertentu
kapanfungsi seksualnya berhenti. Frekuensi hubungan seksual
menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
5. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi dibawah kulit yang disebut subcutan nodule
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegali
Penatalaksanaan Medis
a. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat
inflamasi yang sering dijumpai.
b. DMARD (disease-modifying antirheumatic drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruktif akibat
arthritis rheumatoid. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan
kemudian. Setelat 2-5 tahun, maka efektivitasnya dalam menekan
proses rheumatoid akan berkurang.
c. Operasi jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak
berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan
pengobatan pembedahan.
Penatalaksanaan keperawatan
a. Pendidikan pada klien tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang
akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan
pasien.
b. Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari,
tetapi ada masa penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
keraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan fisik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.
Latihan ini mencangkup gerakan aktif dan gerak pasif pada semua
sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari.
3. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan di miliki, antara lain
memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan keluarga,
memiliki sahabat, diterima oleh kelompok sosial, dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri ataupun perasaan dihargai oleh orang lain.
Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,
meraih prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang
juga memerlukan pengakuan dari orang lain.
e. Pemeriksaan Penunjang :
1) Faktor Reumatoid, fiksasi lateks, reaksi-reaksi aglutinasi.
2) Laju endap darah. Umunya meningkat pesat (80-100 mm/h)
mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
3) Protein C-reaktif, positif selama masa eksaserbasi
4) Sel darah putih, meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi
5) Sinar X dari sendi yang sakit
6) Scan radionuklida
7) Artrokopi langsung
8) Biopsy membrane synovial
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini menguraikan laporan kasus keperawatan gerontik dengan pemenuhan
kebutuhan pada Ny.A dengan reumatoid atritis yang berada di Panti Sosial Tresna
Wredha Budi Mulya II. Asuhan keperawatan gerontik dilakukan pada Ny. A selama 3
hari mulai dari tanggal 10 – 12 April 2017 dengan melakukan kunjungan selama 3
kali pertemuan asuhan keperawatan gerontik dilaksanakan melalui pendekatan proses
keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan
a. Identitas Klien
Pasien bernama Ny. A bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulya 2 cengkareng, lahir di Semarang pada tanggal 22 Agustus
1955, agama kristen, status perkawinan janda, Ny A tidak pernah
bersekolah, suku jawa, bahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa
indonesia. Ny. A tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 2
susah sejak maret 2014.
b. Riwayat Keluarga
Ny. A adalah seorang janda, suaminya meninggal dunia sejak 2007 karena
menderita DM. Pernikahan Ny. A dan Tn. S (alm. suaminya) tidak
dikaruniai anak. Sebelum Tn.S meninggal dunia, Tn. S dan Ny. A
merawat kedua keponakannnya yang mereka anggap kurang mampu
hingga selesai kuliah.
c. Riwayat Pekerjaan
Sebelum bekerja sebagai pembatu rumah tangga Ny.A berdagang pakaian
dirumah kontrakannya untuk kebutuhan sehari hari dan biaya pengobatan
alm suamiya. Saat ini sejak di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 2
Ny.A membuat kerajinan keset di ruang kerajinan untuk dijual.
e. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan saat suaminya masih hidup dan sehat mereka sering
berjalan jalan ke taman sekitar 1 bulan sekali bersama keponakan
keponakannya yang mereka rawat. Namun setelah suminya jatuh sakit dan
keponakan keponkannya sudah sekolah jauh dari mereka, mereka tidak
pernah jalan jalan lagi, hanya menonton televisi dirumah saja.
f. Status Kesehatan
1) Kesehatan saat ini
Keluhan yang dirasakan klien saat ini adalah kaki tangan sering terasa
nyeri dan linu terutama saat selesai beraktivitas. Tetapi lebih sering ia
rasaan saat malam hari sebelum tidur. Nyeri berkurang saat klien
minum obat dan berisirahat. Obat yang dikonsumsi adalah piroxicam
20 mg dan scandexon 0,5mg masing masing 1x sehari sesuai dengan
resep yang pernah doker berikan saat berkunjug ke panti.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius. Klien memiliki
penyakit rheumatoid atritis sejak 15 tahun yang lalu.
3) Riwayat Keluarga
Klien mengatakan keluarganya dulu pernah terkena penyakit rematik
yaitu ibunya.
2) Personal Hygiene
Ny.A mandi 2x dalam 1 hari. Jika mandi pagi, Ny.A mandi sekitar jam
8 atau jam 9 karena jika terlalu pagi ia merasa dingin dan akan
memicu kekambuhan penyakitnya. Dan jika mandi sore Ny.A sekitar
jam4 atau jam5 sore. Ny.A keramas 2 hari sekali bisanya pada pagi
hari. Setiap mandi Ny.A menggosok giginya dan sebelum tidur
malam.
3) Aktifitas / Istirahat
Klien mampu dalam beraktifitas sehari hari namun pada saat selesai
beraktifitas berat atau pada saat cuaca yang dingin kaki dan jari tangan
klien terasa nyeri, linu dan kesemutan, semakit terasa sakit saat di
gerakan. Sakit hilang saat klien minum obat piroxicam.
4) Eliminasi
Klien BAB 1 hari sekali dan BAK 4-6 kali dalam sehari. tidak ada
kesulitan saat eliminasi.
5) Oksigenasi
Pola nafas Ny.A normal, frekuensi nafas 18 x/ menit, klien tidak
memiliki keluhaan batuk, pilek, dan sesak nafas, klien tidak memiliki
riwayat alergi obat dan makanan.
6) Spiritual
Ny.A rajin beribadah sesuai jadwal yang diseenggarakan untuk orang
beragama kristen di panti.
h. Tinjauan Sistem
1) Kondisi dari system tubuh yang ada
Terjadi gangguan pada system kekebalan tubuh (Imun)
3) Penggunaan Protesa
Tidak menggunakan alat bantu apapun.
B. Pengkajian Psikologis
1. Proses Pikir ( lupa, bingung, pikun, curiga) :
Saat ditanya pada kejadian dahulu klien mampu mengingatnya dengan baik,
klien juga tahu tanggal lahirnya.
2. Gangguan Perasaan ( depresi, wajah tanpa ekspresi, kelelahan , acuh tak acuh,
mudah tersinggung)
Saat diwawancara Ny.A menunjukan ekspresi wajah dan perasaan senang,
Ny.A tidak memiliki gangguan perasaan , klien menunjukan sesuai dengan
apa yang di sampaikan , Ny.A tampak terbuka menceritakan tentang masalah-
masalahnya.
3. Komunikasi
Klien berkomunikasi dengan baik dan jelas.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda tanda vital
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Suhu : 37oc
d. Nadi : 105 x/menit
e. Tekanan darah : 130/80 mmHg
f. Pernaasan : 18 x/menit
g. Tinggi badan : 150 cm
h. Berat badan : 58 kg
b. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
c. Dada / thorax
1) Dada : simetris, bersih.
2) Paru : suara nafas vesikuler pola nafas teatur.
3) Jantung : normal tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Abdomen
Tidak ada distensi abdomen
h. Keadaan lingkungan
Lingkungan tempat tidur Ny.A bersih karena Ny.A rajin
membersihkannya.
2) Registrasi
(mengingat 3 kata) : Bola 1
Melati 1
Kursi 1
3) Atensi / kalkulasi
(serial 100 – 7 atau sebut urutan huruf dari belakang kata WAHYU)
: 93 atau U 1
86 Y 1
79 H 1
72 A 1
65 W 1
4) Rekol (memori)
(mengingat kembali) : Bola 1
Melati 1
Kursi 1
Letakan di lantai 1
Total skor 29
E. Informasi Penunjang
1. Diagnosa Medis : Rheumatoid Artritis
2. Laboratorium : asam urat 7,6 mg/dl
3. Terapi Medis : Piroxicam 1x1, scandexon 1x1
F. Resume Pengkajian
Klien bernama Ny.A saat ini berusia 62 tahun, klien datang ke panti 3 tahun
yang lalu, klien merasa sudah tua dan tidak memiliki anak, kondisi fisiknya
sudah menurut membuatnya mudah lelah, sehingga klien memutuskan untuk
tinggal di panti agar ada yang merawat. Pada tahun 2007 yang lalu suaminya
meninggal dunia. Klien mengatakan sudah ikhlas atas kepergian suaminya,
namun hanya sering rindu saja. Hubungan klien dengan warga panti yang lain
sangat baik, klien merasa tidak kesepian walaupun sudah ditinggal pergi oleh
suaminya. Kegiatan klien dipanti adalah olahraga, membuat kerajinan,
mengikuti acara keagamaan , dan kesenian. Klien mendapatkan uang dari
beberapa donator panti dan dari hasil usahanya membuat kerajinan. Uangnya
ia gunakan untuk membeli obat sesuai kebutuhan yang tidak disediakan oleh
panti. Sudah sejak 2 atau 3 tahun yang lalu klien sering merasakan nyeri, linu
dan kesemutan pada daerah kakinya, nyeri bertambah pada saat klien
beraktifitas berat, kedinginan, makan makanan sayuran hijau. .Ketika nyeri
muncul durasnya kurang lebih 40 menit. Nyeri hilang saat klien beristirahat
dan berhenti sejenak beraktifitas. Klien akan minum obat piroxicam saat
malam hari sebelum tidur.
G. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Ny.A mengatakan :
H. Analisa Data
NO Data Etiologi Masalah
1. Data subjektif, Proses inflamasi Nyeri
destruksi sendi
Ny.A mengatakan :
Data Objektif :
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 37oc
Pernapasan : 18 x/menit
Berat badan : 58 kg
Muskuloskeletal :
5555 5555
4444 4444
Data objektif :
Muskuloskeletal :
5555 5555
4444 4444
Data objektif :
I. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi.
Ditandai dengan :
Data subjektif
Ny.A mengatakan :
Kaki dan tangannya sering kesemutan
Kaki dan tangannya sering merasa linu saat setelah beraktifitas berat
Sering kambuh pada saat cuaca dingin dan setelah melakuan aktifitas
yang berat
Skala nyeri Ny.A saat sedang kambuh 6 (1-10)
Lamanya nyeri kurang lebih 40 menit.
Keluhan seperti ini dirasakan oleh Ny.A sejak 2 atau 3 tahun yang lalu
Data Objektif :
Muskuloskeletal :
5555 5555
4444 4444
Asam urat : 7,6 mg/dl
Tampak klien meringis kesakitan saat nyeri terjadi.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot,
ditandai dengan :
Data subjektif
Ny.A mengatakan :
Skala nyeri Ny.A saat sedang kambuh 6 (1-10)
Lamanya nyeri kurang lebih 40 menit.
Jika nyerinya datang ia sulit beraktifitas karena nyeri.
Data objektif :
Klien tampak tidak melakukan aktifitas apapun saat nyerinya kambuh.
Asam urat : 7,6 mg/dl
Muskuloskeletal :
5555 5555
4444 4444
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Nyeri berhubungan dengan Tujuan Mandiri Mandiri
proses inflamasi destruksi 1) Kaji keluhan nyeri, 1) Membantu menentukan
Setelah di lakukan
sendi. Ditandai dengan : kualitas, lokasi, intensitas kebutuhan manajemen
tindakan keperawatan
(skala 0-10), dan waktu. nyeri dan keefektifan
Data subjektif kepada Ny.A selama
2) Catat faktor yang program
3x24 jam diharapkan
mempercepat dan tanda 2) Mengistirahatkan sendi
Ny.A mengatakan : proses inflamasi dapat
rasa sakit nonverbal yang sakit dan
teratasi
Kaki dan tangannya sering 3) Kaji tanda-tanda vital mempertahankan posisi
kesemutan Kriteria Hasil 4) Kaji secara periodik asam netral
urat dalam tubuh 3) Kadar asam urat dalam
Kaki dan tangannya sering Menunjukkan nyeri
5) Ajarkan teknik relaksasi tubuh dapat terkontrol
merasa linu saat setelah hilang/terkontrol
progresif untuk 4) Mengetahui cara teknik
beraktifitas berat
Terlihat rileks, dapat mengurangi nyeri relaksasi dengan benar
Sering kambuh pada saat tidur atau beristirahat 6) Anjurkan klien agar dapat mengurangi
cuaca dingin dan setelah dan berpartisipasi melakukan teknik nyeri
melakuan aktifitas yang dalam aktivitas sesuai relaksasi saat nyeri 5) Meningkatkan relaksasi,
berat kemampuan kambuh anjurkan mandi memberikan rasa control,
air hangat/pancuran pada dan meningkatkan
Skala nyeri Ny.A saat Mengikuti program
waktu bangun. kemampuan koping.
sedang kambuh 6 (1-10) farmakologis yang
7) Berikan kompres air 6) Panas meningkatkan
diresepkan
Lamanya nyeri kurang hangat di bagian yang relaksasi otot dan
lebih 40 menit. Menggabungkan sakit selama beberapa mobilitas, menurunkan
keterampilan relaksasi kali rasa sakit dan kekakuan di
Keluhan seperti ini
dan aktivitas hiburan 8) Berikan massase yang pagi hari.
dirasakan oleh Ny.A sejak
ke dalam program lembut pada ekstermitas 7) Sensitivitas pada panas
2 atau 3 tahun yang lalu
control/nyeri. dapat hilang dan luka
Data Objektif : Kolaborasi dermal dapat sembuh
Durasi nyeri berkurang
1) Berikan obat sesuai 8) Meningkatkan relaksasi
Muskuloskeletal :
Skala nyeri berkurang petunjuk otot atau mengurangi
5555 5555 ketegangan otot.
4444 4444
Kolaborasi
Asam urat : 7,6 mg/dl 1) Bekerja sebagai
antiinflamasi dan efek
Tampak klien meringis
kesakitan saat nyeri terjadi. analgesic ringan
mengurangi kekakuan dan
meningkatkan mobilitas
2. Gangguan mobilitas fisik Tujuan Mandiri Mandiri
berhubungan dengan
Setelah di lakukan
penurunan kekuatan otot. 1) Kaji kekuatan otot kien 1) Memantau kekuatan otot
tindakan keperawatan
Ditandai dengan : 2) Berikan penjelasan klien
kepada Ny.A selama
mengenai pengertian dan 2) Mengetahui pengertian
Data subjektif 3x24 jam diharapkan
manfaat senam rematik dan manfaat dari senam
dapat beraktifitas sesuai
3) Demonstrasikan cara rematik
Ny.A mengatakan :
aktifitas.
senam rematik dengan 3) Mengetahui gerakan yang
Skala nyeri Ny.A saat Kriteria hasil benar benar dari senam rematik
sedang kambuh 6 (1-10) 4) Anjurkan klien 4) Dapat memngingat atau
Kekuatan otot redemonstrasikansenam melakukan gerakan yang
Lamanya nyeri kurang
5555 5555 rematik yang telah telah diajarkan
lebih 40 menit.
5555 5555 dijelaskan, minimal 3 5) Memaksimalkan fungsi
Jika nyerinya datang ia Menggabungkan gerakan. sendi, mempertahankan
sulit beraktifitas karena keterampilan relaksasi 5) Anjurkan klien menyusun mobilitas
nyeri. dan aktivitas hiburan ke jadwal aktivitas untuk 6) Merilekskan otot dan
dalam program memberikan periode sendi
Data objektif : control/nyeri istirahat dan berolahraga 7) Istirahat sistemik
Klien melakukan sesuai indikasi. dianjurkan selama
Klien tampak tidak
aktivitasnya tanpa ada 6) Anjurkan klien eksaserbasi akut dan
melakukan aktifitas melakukan senam setiap seluruh fase penyakit
hambatan
apapun saat nyerinya hari untuk mencegah
kambuh. 7) Anjurkan klien istirahat kelelahan,
Asam urat : 7,6 mg/dl setelah melakukan mempertahankan
Data objektif :
Kien tampak banyak
bertanya mengenai
penyakitnya.
K. Implementasi
NO. Hari
Jam Tindakan keperawatan dan hasil Paraf
DX /Tanggal
1. Senin, 1) Mengkaji keluhan nyeri, kualitas, lokasi, intensitas (skala 0-10), dan waktu. Lailatul
Catat faktor yang mempercepat dan tanda rasa sakit nonverbal
10 April 10.00
Ds : klien mengatakan terasa nyeri, linu serta kesemutan pada lutut sebelah
2017
kanan, keluhan muncul pada saat selesai beraktifitas dipagi hari, skala nyeri 6
dan saat muncul berdurasi kurang lebih 60 menit.
Do : klien tampak meringis, lutut dan jari tangan teraba kaku dan hangat
Lailatul
2) Mengajarkan teknik relaksasi progresif untuk mengurangi nyeri (tarik nafas
10.15
dalam )
Ds : -
Do : klien tampak mengikuti anjuran untuk tarik nafas dalam
Lailatul
2) Memberikan penjelasan mengenai pengertian dan manfaat senam rematik
10.20 Ds : klien mengatakan tidak mengetahui pengertian dan manfaat dari senam
Rematik
Do : klien tampak menyimak penjelasan yang diberikan
10.30 Lailatul
5) Memberikan lingkungan aman, misal menggunakan pegangan tangga
Ds : klien mengatakan wisma B setiap hari selalu dibersihkan secara
bergantian oleh penghuni panti wisma B
Do : lantai tampak bersih tidak licin, tampak pula pegangan besi pada
beberapa tembok yang memungkinkan klien dapat berpegangan pada saat
melakukan aktivitas.
3. Senin, 10.00 1) Mengkaji pengetahuan klien tentang definisi, penyebab dan tanda gejala Lailatul
10 april Rheumatoid artritis.
2017 Ds : klien mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit rematik
Do : klien tampak terus bertanya Tanya tentang penyakitnya
10.35 2) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur Lailatul
Ds :
Do : klien tampak memperhatikan penjelasan
1. Selasa, 09.00 1) Mengkaji keluhan nyeri, kualitas, lokasi, intensitas (skala 0-10), dan waktu. Lailatul
11 april Catat faktor yang mempercepat dan tanda rasa sakit nonverbal
2017 Ds : klien menatakan nyeri berkurang, masih terasa kaku dan kesemutan
pada lutut sebelah kanan, skanya nyeri 4, keluhar sering terjadi pada pagi
hari
Do : klien tampak suda tidak meringis, lutut kaki sebelah kanan masih teraba
kaku dan hangat
3) Memberikan kompres air hangat di bagian yang sakit selama beberapa kali
09.05 Lailatul
Ds : klien mengatakan lutut sebelah kanan masih linu dan kesemuan, namun
nyeri berkurang, saat digunakan berjalan masih terasa kaku
Do : tampak klien nyaman ketika diberikan kompres air hangat pada lutut
09.10 Lailatul
2) Mendemonstrasikan cara senam rematik dengan benar
Ds :
Do : klien tampak mempertatikan gerakan demi gerakan senam yang
diajarkan
09.35 Lailatul
Selasa, 1) Mendiskusikan tentang obat obatan, waktu pemberian obat, dan tujuan
3. 11 april pemberian obat dan efek sampingnya.
2017 Ds :
Do: tampak klien aktif dalam diskusi, banyak bertanya mengenai obat yang
ia konsumsi
09.45 2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mencegah dan mengatasi Lailatul
Rheumatoid Atritis
Ds:
Do: tampak klien mendengarkan penjelasan
P : Lanjutkan intervensi
2. Rabu, 11.40 S : klien mengatakan kakinya dan jari Lailatul
12 april tangannya masih terasa kaku saat
2017 digunakan untuk berjalan
P : Lanjutkan intervensi
3. Rabu, 11.55 S : klien mengatakan sudah mengerti Lailatul
12 april tentang penyakitnya, dan klien sudah
2017 memahami makanan apa saja yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi,
memahami manfaat dan waktu minum
obat yang tepat, mengetahui
komplikasi dari penyakitnya.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis mencoba membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus tentang pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia Ny. A dengan Rheumatoid
Artritis yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya II Cengkareng, dengan mengikuti
tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengarah pada format pengkajian yang telah disediakan dari
institusi, dan mengacu pada proses pengkajian yang terdapat pada tinjauan teoritis. Untuk
pengumpulan data pengkajian, penulis melakukan wawancara dengan klien, melakukan
pemeriksaan fisik, observasi langsung, melihat catatan keperawatan serta hasil-hasil
penunjang lainnya. Namun, untuk mendapatkan data yang lengkap tentang respon terhadap
tindakan yang dilakukan, penulis mendapat kesulitan dalam pengkajian kerena banyak data
yang tidak lengkap, misalnya pada pengkajian tidak ada data pemeriksaan diagnostic seperti
hasil labotarium, Sinar X dari sendi yang sakit, CT Scan radionuklida, Artrokopi langsung,
Biopsy membrane synovial ataupun pemeriksaan penunjang lainnya. Selain itu, minimnya
sumber buku tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan Rheumatoid Artritis juga
menyulitkan penulis untuk melakukan pengkajian.
Pada pengkajian ditemukan beberapa persamaan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
antara lain adalah pada penyebab dari Rheumatoid artritis adalah belum diketahui secara
pasti namun pada saat ini, reumatoid artritis diduga disebabkan oleh faktor aotoimun dan
infeksi serta pola hidup yang tidak sehat. Pada penyebab penyakit Ny. A disebabkan oleh
pola hidup Ny. A yang sering mengonsumsi makanan tidak sehat juga dipengaruhi oleh
faktor imun yang menurun disebabkan oleh faktor penuaan. Perubahan fungsi system pada
proses penuaan salah satunya system imun, kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi
menurun dan penurunan fungsi system imunologi. Pada system muskuloskeletal dalam
tinjauan teoritis yaitu gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung, persendian
membesar dan menjadi kaku, dan pada tinjauan kasus Ny. A mengatakan lutut terasa kaku
saat berjalan. Pada sistem perkemihan Ny. A mengatakan BAK banyak dan tidak dapat
ditahan, menurut teori keadaan ini disebabkan karena pada lansia otot-otot kandung kemih
menjadi melemah.
Adapun beberapa kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang ditemukan
seperti pada tanda dan gejala pada rheumatoid artritis dalam teori adalah nyeri sendi,
hambatan gerak sendi, kaku pagi, krepitasi, teraba hangat, pembesaran sendi dan perubahan
gaya berjalan. Sedangkan yang ditemukan pada kasus Ny.A lutut terasa nyeri dan ngilu saat
berjalan sulit karna terasa kaku untuk digerakan, keluhan dirasakan saat pagi hari dan malam
hari pada data objektif pun didapatkan hasil palpasi lutut teraba hambat dan kaku juga
terdapat nyeri tekan pada area sendi. Nyeri terjadi karena adanya inflamasi pada sendi
synovial dan juga terjadi kesenjangan yaitu tidak tampak bengkak kemerahan pada tinjauan
kasus. Pada sistem kardiovaskuler menurut teori lansia cenderung akan mengalami tekanan
darah tinggi akibat retensi pembuluh darah perifer meningkat, tetapi Ny. A tekanan darah
masih dalam batas normal karena elastisitas pembuluh darah masih baik.
Pada sistem pencernaan, menurut teori lansia cenderung kehilangan gigi yang terjadi akibat
periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, giginya ompong, serta rasa
lapar pada lansia sudah menurun, karena motilitas dan waktu pengosongan lambung
menurun, pada saat pengkajian Ny. A mengatakan tidak terdapat masalah pada pola
makannya, napsu makan masih baik. Tampak pula Ny. A selalu menghabiskan satu porsi
makanan yang disediakan juga makan dengan teratur 3x sehari. Dalam aspek sosial Ny. A
bisa bersosialisasi dengan baik dan berinteraksi dengan lansia lainnya serta masih aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan di PSTW Budi Mulya II sedangkan menurut teori lansia
cenderung memusatkan diri pada persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi
kematian.
Dalam aspek psikologis klien mengatakan suaminya meninggal dunia 10 tahun yang lalu ,
dalam teori pada lansia masa janda dapat memperberat depresi bagi istri lanjut usia,
sedangkan pada Ny. A, ia dapat menerima status jandanya dalam arti koping klien terhadap
masalah yang dihadapi baik atau dalam fase menerima. Ny. A saat diwawancara klien
menunjukan ekspresi wajah senang, klien juga terbuka dengan masalah-masalah yang
dihadapi, klien terlihat banyak bertanya tentang hal hal yang tidak dimengerti oleh klien,
klien tidak mudah tesinggung dengan omongan orang lain, sedangkan menurut teori, lansia
akan mengalami gejala psikologis berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat
marah, mudah tersinggung, epigosentrik, dan curiga karena seorang lansia cenderung sudah
tidak dibutuhkan lagi. Dalam aspek spiritual Ny.A selalu beribadah saat waktunya tiba yang
diselenggarakan utuk orang kristen yang berada di PSTW BM II. Ny.A taat beribadah dan
selalu melakukan hal hal yang tidak menyimpang dari ajaran agamanya. Kebutuhan dasar
maslow yang harus terpenuhi adalah kebutuhan fisiologi, aman nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri juga aktialisasi diri namun pada tinjauan kasus ditemukan dua
gangguan kebutuhan dasar manusia pada penderita Rheumatoid Atritis, yaitu gangguan rasa
aman nyaman: nyeri dan gangguan mobilitas fisik karena adanya kekakuan pada persendian
mengakibatkan keterbatasan gerak yang disebabkan nyeri pada sendi.
B. Diagnosa keperawatan
Pada tahap diagnosa keperawatan yang muncul tidak jauh berbeda dengan diagnosa
keperawatan secara teoritis, hanya saja dari 5 diagnosa yang ada pada teoritis, seperti nyeri
(akut) berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi, gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, gangguan gambaran diri berhubungan dengan
psikososial, kurangnya perawatan diri berhubungan dengan pembatasan aktivitas dan kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, sedangkan diagnosa yang muncul
pada kasus Ny. A hanya terdapat 3 diagnosa yang berdasarkan pada keluhan yang dirasakan
pada saat pengkajian, yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi terjadi karena klien
mengatakan kaki dan tangannya sering kesemutan, sering merasa linu saat setelah
beraktifitas berat sering kambuh pada saat cuaca dingin dan setelah melakuan aktifitas
yang berat, skala nyeri Ny.A saat sedang kambuh 6 (1-10), lamanya nyeri kurang lebih
40 menit, keluhan seperti ini dirasakan oleh Ny.A sejak 2 atau 3 tahun yang lalu. Kadar
asam urat pada 10 april 2017 adalah 7,6mg/dl.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot terjadi karena
klien mengatakan jika nyerinya datang ia sulit beraktifitas karena terasa nyeri dan klien
tampak tidak melakukan apapun saat nyerinya datang.
Diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis, tetapi tidak muncul pada kasus adalah :
1. Gangguan Gambaran Diri berhubungan dengan, perceptual kognitif, psikososial,
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas umum, peningkatan penggunaan energy,
ketidakseimbangan mobilitas.
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada tinjauan teoritis
yaitu diawali dengan menyusun prioritas, menentukan tujuan, keriteria hasil serta membuat
rencana tindakan yang akan dilakukan pada semua diagnosa yang muncul.
Dalam memprioritaskan masalah tinjauan kasus sama dengan yang ada pada tinjauan teoritis,
dalam tinjauan teoritis meprioritaskan diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan proses
inflamasi destruksi sendi terjadi karena klien mengatakan kaki dan tangannya sering
kesemutan, sering merasa linu saat setelah beraktifitas berat sering kambuh pada saat cuaca
dingin dan setelah melakuan aktifitas yang berat, skala nyeri Ny.A saat sedang kambuh 6 (1-
10), lamanya nyeri kurang lebih 40 menit, keluhan seperti ini dirasakan oleh Ny.A sejak 2
atau 3 tahun yang lalu. Kadar asam urat pada 10 april 2017 adalah 7,6mg/dl.
Perencanaan diagnosa kedua Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot terjadi karena klien mengatakan jika nyerinya datang ia sulit beraktifitas karena
terasa nyeri dan klien tampak tidak melakukan apapun saat nyerinya datang.
D. Pelaksanaan keperawatan
Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian diimplementasikan sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat. Dari semua intervensi yang telah dibuat tidak semua dapat dilakukan
karena keterbatasan tempat alat dan kondisi. Seperti pada diagnosa Nyeri akut berhubungan
dengan proses inflamasi yang tidak dilaksanakan, yaitu memonitor kadar asam urat dalam
tubuh secara periodic. Hal ini tidak dapat dilakukan karena minimnya alat di panti. Pada
diagnosa kedua, yaitu Gangguan moilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot, dan diagnosa ketiga Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya intepretasi
informasi intervensi terlaksana semua. Yang menjadi hambatan lainnya adalah kurang
tersedianya informasi dan alat-alat kesehatan di panti seperti alat tes asam urat untuk
memonitor pasien dengan rheumatoid atritis setiap hari.
E. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah tahap kelima dimana dilakukan pengukuran keberhasilan dari suatu
tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dari tanggal 10 – 12 April
2017. Adapun dalam evaluasi penulis menggunakan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa
untuk dapat mengetahui apakah masalah teratasi, teratasi sebagian, belum teratasi, atau
timbul masalah baru dan Planning).
Evaluasi yang penulis lakukan selama tiga hari berturut-turut. Adapun hasil dari evaluasi
tersebut adalah satu diagnosa teratasi dan dua belum teratasi.
Masalah yang teratasi adalah :
1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya intepretasi informasi karena
klien mengatakan terkadang malas untuk minum obat, terkadang ia makan kacang
kacangan jika sangat ingin dan tampak banyak bertanya mengenai penyakitnya
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot terjadi karena
klien mengatakan jika nyerinya datang ia sulit beraktifitas karena terasa nyeri dan klien
tampak tidak melakukan apapun saat nyerinya datang.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, setelah penulis melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia Ny. A dengan
Rheumatoid Artritis selama 3 hari perawatan pada tanggal 10 – 12 April 2017 di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulya II Cengkareng, penulis mengambil kesimpulan baik dari tinjauan
teoritis maupun tinjauan kasus, yaitu :
A. Kesimpulan
Pada sistem kardiovaskuler menurut teori lansia cenderung akan mengalami tekanan darah
tinggi akibat retensi pembuluh darah perifer meningkat, tetapi Ny. A tekanan darah masih
dalam batas normal karena elastisitas pembuluh darah masih baik. Pada sistem pencernaan
rasa lapar pada lansia sudah menurun, namun pada saat pengkajian Ny. A mengatakan tidak
ada masalah pada pola makannya. Dalam aspek sosial Ny. A bisa bersosialisasi dengan baik
dan berinteraksi dengan lansia lainnya serta masih aktif dalam kegiatan. Dalam aspek
spiritual Ny.A selalu beribadah saat waktunya tiba.
Pada diagnosa keperawatan pada kasus Ny. A diagnosa yang muncul adalah nyeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi, gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan penurunan kekuatan otot dan kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Rencana keperawatan yang di tetapkan untuk Ny. A, dibuat berdasarkan tinjauan teori.
Pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan pad
rencana keperawatan. Evaluasi yang didapatkan penulis pada Ny. A pada saat melakukan
asuhan keperawatan ada 1 diagnosa yang teratasi yaitu Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi. Selain itu ada 2 diagnosa yang belum teratasi yaitu nyeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi dan gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
B. Saran
Setelah penulis melakukan observasi selama 3 hari di Panti Sosial Tresna Wredha Budi
Mulya II cengkareng dan berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat oleh penulis, maka
saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Tim perawat dan klinik di panti diharapkan dapat melengkapi alat-alat kesehatan
seperti urine acid untuk mengecek kadar asam urat secara rutin dalam tubuh sehingga
mempermudah lansia di panti untuk memeriksakan kesehatannya, menyediakan
waktu senam rheumatik pada klien dengan Rheumatoid Artritis dan
mendokumentasikan dari tindakan yang sudah dilakukan.
2. Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber buku yang
lengkap dengan edisi terbaru, khususnya tentang asuhan keperawatan lansia dan
pemenuhan kebutuhan dasar lansia dengan Rheumatoid artritis.
3. Untuk penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia, Jakarta : Salemba Medika
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015.Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction
Priscilla, LeMone. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5 Volume 4. Jakarta :
EGC
Setiati.Siti 2015. Buku Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid III. Jakarta : Interna Publishing
Smeltzer C. Suzanne, Brunner&Suddarth. 2014. Buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12.
Jakarta : EGC
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendididkan kesehatan selama 1 x 30 menit kepada Ny.A
diharapkan Ny. A dapat menjelaskan tentang penyakit Rematik.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan klien mampu :
a. Menyebutkan pengertian Rematik dengan benar.
b. Menjelaskan penyebab Rematik dengan benar.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Rematik dengan benar.
d. Menjelaskan komplikasi Rematik dengan benar.
e. Menjelaskan pencegahan Rematik dengan benar.
f. Menjelaskan penatalaksanaan Rematik dengan benar.
3. Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
4. Media
Leaflet
5. Materi
Terlampir
6. Kegiatan
a. Persiapan
7) Mempersiapkan tempat : Di kamar Ny.A di wisma B
8) Mempersiapkan media : Leaflet
b. Pelaksanaan
TAHAP KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA MEDIA
Memberi salam pembukaan Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Pembukaan
Menjelaskan tujuan
3 menit
penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu
Penyampaian materi : Menyimak materi Leaflet
1. Pengertian rematik
2. Penyebab rematik
3. Tanda dan gejala
rematik
Pelaksanaan
4. Komplikasi rematik
15 menit
5. Pencegahan rematik
6. Penatalaksanaan rematik
7. Memberi kesempatan
klien untuk bertanya
1. Jelaskan pengertian
Rematik
2. Sebutkan penyebab
Rematik
3. Sebutkan tanda dan
gejala Rematik
4. Sebutkan komplikasi
Rematik
5. Jelaskan pencegahan
Rematik
6. Jelaskan
penatalaksanaan
Rematik
7. Menarik kesimpulan
Penutup Kontrak yang akan datang Menyetujui kontrak
2 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
7. Evaluasi
a. Evaluasi Sturktur
1) Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2) Peserta turut serta dalam kegiatan.
b. Evaluasi proses
1. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
2. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. Evaluasi hasil
1. Klien mampu menyebutkan pengertian rematik
2. Klien mampu mengetahui penyebab rematik
3. Klien mampu mengetahui tanda dan gejala rematik
4. Klien mampu mengetahui komplikasi rematik
5. Klien mampu mengetahui pencegahan rematik
6. Klien mampu mengetahui penanganan rematik
Lampiran
REMATIK
A. Definisi
Artritis reumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya, diakrekteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran synovial yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas.
B. Penyebab
1. Faktor genetik
2. Usia
3. Kegemukan
4. Pola makan
5. Diet terlalu ketat
6. Sering mengkonsumsi alcohol
7. Trauma (terjatuh, terbentur)
8. Posisi yang tidak tepat saat aktifitas
9. Stress
10. Peningkatan kadar asam urat
E. Pencegahan
1. Olahraga secara teratur
2. Periksa kesehatan secara teratur
3. Beristirahat dengan cukup 8 jam sehari
4. Makanan yang harus di konsumsi :
a. Karbohidrat : Nasi, roti, jagung, kentang, singkong / ubi.
b. Protein: Ikan laut
c. Sayur-sayuran hijau dan kuning kecuali bayam, kacang-kacangan, kembang kol,
kangkung, kacang panjang.
d. Buah-buahan segar: Jeruk, mangga, pepaya, nangka, dan pisang.
5. Makanan yang harus dikurangi :
a. Sayur : Bayam, kembang kol, kangkung, kacang panjang, daun singkong, buncis,
melinjo, dan kacang kacangan.
b. Buah-buahan : Alpukat, durian, nanas, dan air kelapa
c. Jeroan : Hati, limpa, babat, usus, paru, dan otak.
d. Makanan Laut : Udang, kerang, cumi, dan kepiting.
e. Makanan Kaleng : Kornet, sarden, dan kaldu.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi Panas dan Dingin
Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan
mobilitas sementara pada sendi yang kaku. Kompres panas dapat menurunkan
ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan kompres dingin dapat
mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri.
2. Senam Rematik
Senam Rematik adalah suatu gerakan yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi
bagi penderita rematik. Tujuannya adalah Mengurangi nyeri pada penderita rematik dan
Menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Lailatul Amin Nurfitri
NIM : 2014750023
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 26 Agustus 1996
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Masjid Nurel Dzulam No.16 Rt/Rw 02/05 Pasar Kemis
Tangerang