Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan pengertian sosiologi pemerintahan !

Cara umum, sosiologi pemerintahan mengkaji hubungan antara yang diperintah


(masyarakat) dengan memerintah (pemerintah) yang dipandang sebagai usaha penataan masyarakat.
Secara Khusus, sosiologi pemerintahan mengkaji hubungan antara yang diperintah (masyarakat)
dan yang memerintah (pemerintah) khususnya tentang sejauh mana pengaruh dari yang
memerintah (pemerintah) mampu dalam mengadakan perubahan hubungan masyarakat atau
kelompok dalam masyarakat dan sebaliknya juga melihat sejauh mana yang diperintah (masyarakat)
atau kelompok kelompok dalam masyarakat diubah dalam hubungan hubungan masyarakat
tersebut.

2. Jelaskan ruang lingkup sosiologi pemerintahan yang muncul pada gejala birokrasi dan
kepemimpinan, serta gejala kebijakan pemerintahan !

Ruang lingkup studi sosiologi pemerintahan pada gejala birokrasi dan kepemimpinan dalam
pemerintahan bisa dijelaskan sebagai berikut tipu birokrasi dan kepemimpinan dalam sebuah
pemerintah dipengaruhi oleh tipe atau budaya masyarakatnya yaitu budaya masyarakat yang paling
dominan. Jika budaya masyarakatnya adalah tradisional maka tipe birokrasi dan kepemimpinan
juga akan tradisional.

Kebijakan pemerintahan bisa digambarkan sebagai berikut. Kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah pada dasarnya harus mengacu pada salah satu prinsip pokok pembuatan kebijakan yaitu,
kebijakan yang akan ditetapkan dalam masyarakat harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat,
bukan berdasarkan pada kepentingan pemerintah atau penguasa. Oleh karena itu dengan berdasar
pada kebutuhan seluruh kelompok dalam masyarakat maka akan menumbuhkan sikap pemerintah
penerimaan dari masyarakat dan mengurangi resiko Resistensi atau penolakan, dan lebih lanjut
akan berdampak pada berhasilnya kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.

3. Kewenangan yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok dapat lebih besar dari satu dengan
lainnya. Jelaskan sumber sumber kewenangan!

Kewenangan kharismatis, merupakan kewenangan yang didasarkan pada Kharisma, yaitu


kemampuan khusus (Wahyu,pulung) Yang ada pada diri seseorang, di mana orang orang
disekitarnya mengakui kemampuan tersebut atas dasar kepercayaan dan Pemujaan. Kiayi
kharismatik ditaati para Santri nya karena karakter personal yang dimilikinya, bukan karena hukum
membuatnya demikian. Contoh lain, ketua umum partai yang kharismatik dapat diminta terus
menjabat oleh para pengikutnya meskipun AD ART pada itu sebenarnya ada pembatasan, namun
bisa disepakati diabaikan. Dalam kenyataan kewenangan kharismatis dah dapat memudar atau
apabila yang bersangkutan meninggal dunia, dan belum tentu ada pengganti yang mampu
meneruskan kewenangan kharismatik seperti pendahulunya.
Kewenangan tradisional, merupakan wewenang yang dipunyai seseorang atau sekelompok
orang berdasarkan tradisi masyarakat nya. Dengan kata lain kewenangan tradisional adalah
kekuasaan atau kewenangan yang telah melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat dan diyakini
memberi manfaat ketentraman bagi warga. Kewenangan tradisional ini bukan karena mereka Sang
pemimpin mempunyai kemampuan kemampuan yang khusus seperti kewenangan kharismatis.
Bentuk legitimasi sikap semacam ini pun masih dapat ditentukan ditemukan pada realitas realitas
politik, sebagaimana fenomena sekarang ini, para keturunan ketua partai politik disiapkan menjadi
pengganti Sang ketua umum.

Kewenangan legal - rasional, merupakan wewenang yang berlandaskan sistem yang berlaku
dalam masyarakat, misalnya melalui pemilihan umum. Ketiga macam kewenangan tersebut
merupakan tipe ideal, sehingga yang ada dalam kenyataan empiris adalah penggabungan antara
ketiganya, meski ada salah satu tipe yang dominan. Misalnya pada masyarakat demokratis selalu
lebih menonjol kewenangan legal - rasional. Sebaliknya di daerah Pedalaman atau masyarakat yang
tradisional yang lebih dominan seringkali adalah yang kewenangan kharismatis.

Anda mungkin juga menyukai