Anda di halaman 1dari 3

Sosiologi SMAN 1 Cibeber

Kekuasaan, Wewenang, dan Kepemimpinan

Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena
itu, kekuasaan (power) sanga menarik perhatian ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Kekuasaan
senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang masih bersahaja, maupun yang sudah besar
atau rumit susunannya. Akan tetapi, walaupun selalu ada, kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada
semua anggota masyarakat. Justru karena pembagian yang tidak merata tadi timbul makna yang
pokok dari kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang
ada pada pemegang kekuasaan.

Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan
untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima pengaruh itu, rela atau karena
terpaksa (Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, 1963:337). Apabila kekuasaan dijelmakan pada
diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima pengaruhnya
adalah pengikut. Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang (authority atau legalized power) ialah
bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dinamakan kekuasaan. Sementara itu,
wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.

Adanya wewenang hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata.
Akan tetapi, sering kali terjadi bahwa letaknya wewenang yang diakui masyarakat dan letaknya
kekuasaan yang nyata tidak di satu tempat atau satu tangan. Di dalam masyarakat yang kecil dan
yang susunannya bersahaja, pada umumnya kekuasaan yang dipegang oleh seseorang atau
sekelompok orang meliputi banyak bidang. Kekuasaan tersebut lambat laun diidentifikasikan dengan
orang yang memegangnya. Contoh yang demikian itu dalam masyarakat Indonesia terdapat pada
masyarakat-masyarakat hukum adat (misalnya desa) yang letaknya terpencil, di mana semua
kekuasaan pemerintahan, ekonomi dan sosial dipercayakan kepada para kepala masyarakat hukum
adat tersebut untuk seumur hidup. Karena luasnya kekuasaan dan besarnya kepercayaan yang
Sosiologi SMAN 1 Cibeber

menyeluruh dari masyarakat hukum adat kepada kepalanya tadi, pengertian kekuasaan dan
pengertian orang yang memegangnya lebur menjadi satu. Gejala lain dalam masyarakat yang kecil
dan bersahaja tadi adalah tidak adanya perbedaan yang jelas antara kekuasaan (yang tidak resmi)
dengan wewenang (yang resmi).

Sebaliknya dalam masyarakat yang besar dan rumit, di mana terlihat berbagai sifat dan tujuan hidup
golongan yang berbeda-beda dan kepentingan yang tidak selalu sama satu dengan lainnya,
kekuasaan biasanya terbagi dalam beberapa golongan. Oleh karena itu, terdapat perbedaan dan
pemisahan teoritis dan nyata tentang kekuasaan politik, militer, ekonomi, agama, dan seterusnya.
Kekuasaan yang terbagi itu tampak dengan jelas di dalam masyarakat yang menganut dan
melaksanakan demokrasi secara luas.

Meskipun ada penguasa pemerintah otokratis yang hendak memusatkan kekuasaan semua bidang
dalam satu tangan secara mutlak, di dalam masyarakat yang kompleks usaha yang demikian tidak
mungkin terlaksana sepenuhnya. Usaha yang mungkin terlaksana adalah pemusatan sebagian,
sedangkan kekuasaan nyata lainnya tetapi dipegang oleh golongan-golongan masyarakat yang dalam
proses perkembangan masyarakat secara khusus telah melatih diri untuk memegang kekuasaan itu.

Adanya kekuasaan dan wewenang pada setiap masyarakat merupakan gejala yang wajar. Walaupun
wujudnya kadang-kadang tidak disukai oleh masyarakat itu sendiri karena sifatnya yang mungkin
abnormal menurut pandangan masyarakat yang bersangkutan. Setiap masyarakat memerlukan
suatu faktor pengikat atau pemersatu yang terwujud dalam diri seseorang atau sekelompok orang-
orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang tadi.

Sebagai suatu proses, baik kekuasaan maupun wewenang merupakan suatu pengaruh yang nyata
atau potensial. Mengenai pengaruh tersebut, berikut beberapa perbedaan,
1. Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif
2. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi efektif karena ciri tertentu yang dimiliki oleh
pihak-pihak yang berpengaruh. Pada jenis pengaruh ini, mungkin terjadi proses-proses sebagai
berikut.
a. Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya, atau
pihak yang berpengaruh mempunyai kekuatan untuk memaksakan kehendaknya (kemungkinan
dengan melancarkan ancaman-ancaman mental dan/fisik).
b. Pihak yang berpengaruh mempunyai ciri-ciri tertentu yang menyebabkan pihak lain terpengaruh
Sosiologi SMAN 1 Cibeber

olehnya. Ciri-ciri tersebut adalah:


1) Kelebihan di dalam kemampuan dan pengetahuan
2) Sifat dan sikap yang dapat dijadikan pedoman perilaku yang pantas atau perilaku yang diharapkan
3) Mempunyai kekuasaan resmi yang sah

Anda mungkin juga menyukai