Kebijakan Publik Nama : Sekar Al Hayu Wulandari NIM : 031350719
Argumen tentang kebijakan pemerintah berkenaan dengan keadaan bencana.
Kebijakan publik pada dasarnya dibuat dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, perumus kebijakan harus menyadari dan bekerja keras dalam proses kebijakan publik untuk melahirkan konsensus kebijakan yang berpihak dan bukan untuk kepentingan diri dan kelompok. Willian N. Dunn (1994) mengatakan bahwa kebijakan publik adalah rangkaian pilihan- pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintah, seperti pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, sosial masyarakat, dan lain-lain. Sementara menurut Chaizi Nasucha (1994) kebijakan publik adalah kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan kedalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan yang harmonis. Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa kebijakan publik dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk dapat memberikan kesejahteraan bagi warga negara dalam aspek-aspek kebijakan yang diterapkan. Terkait dengan kebijakan pemerintah pada keadaan bencana alam misalnya gempa, banjir, meletus gunung berapi, atau musibah yang skala nasional lainnya maka pemerintah dipandang untuk dapat menyelesaikan suatu keadaan dalam masyarakat yang menjadi korban bencana maka sangat diperlukan suatu kebijakan yang tepat dari pemerintah secara cepat. Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan bencana sendiri telah tertuang dalam UU No. 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Penanggulangan bencana yang diamanatkan dalam undang-undang tersebut adalah memuat aktifitas yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapan, peringatan dini, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Semua aktivitas tersebut dikerja dengan saling berkesinambungan. Kebijakan publik dalam bidang sosial tujuannya adalah untuk masyarakat yang terkena dampak bencana dapat cepat pullih dari kondisi terpuruk kepada kondisi normal bahkan lebih baik dari sebelumnya. Misalnya pada musibah gampa dan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu pemerintah dengan sigap memberikan bantuan Jaminan Hidup (jadup) bagi korban walaupun keadaannya masih sangat jauh dari efektif bila dievaluasi namun hal ini bisa dapat meringankan penderaitaan korban. Begitu juga pada bencana meletusnya gunung Sinabung di Sumatera Utara pemerintah juga memberikan bantuan tanggap darurat. Melihat rawannya negara kita terjadi bencana alam asional maka kebijakan-kebijakan publik yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk penanganan bencana sangatlah perlu dirumuskan dengan sebaik-baiknya sehingga mencapai target yang diharapkan yaitu kesejahteraan dalam masyarakat dan bernilai efektif yang tinggi saat dilakukan evaluasi.