Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN

PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik, dan tentunya


dikepalai oleh seorang Presiden. Prinsip pada negara kesatuan yang saat ini kita tempati
yaitu kedaulatan tertinggi negara dipegang oleh pemerintahan pusat. (Huda, 2014)
Agar pemerintah tidak sewenang-wenang, maka perlu diadakannya pengawas
yang membatasi pergerakkan pemerintah yang dilandasi oleh hukum. Sebagai
penyelenggara kedaulatan, unit-unit pemerintahan yang dibentuk dibawah pemerintahan
pusat harus tunduk pada pemerintah pusat. Apabila tidak ada peraturan tersebut, maka
antara pemerintahan pusat dan daerah akan saling berselisih (prinsip unity command)
(Wasistiono, 2004)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditemukan bahwa kekuasaan tertinggi di
Negara Indonesia saat ini dipegang oleh Presiden, dan pemerintahan daerah berada
dibawah pemerintahan pusat. Konsep negara yang saat ini digunakan di Indonesia
adalah Negara Kesatuan, yaitu negara yang merdeka yang memiliki satu pemimpin
untuk mengatur jalannya pemerintahan baik dari pusat hingga kedaerah-daerah.
Menurut (Kaho, 2012) Negara Kesatuan dapat dibedakan menjadi :
1. Negara Kesatuan dengan system sentralisasi dimana segala sesuatu dalam Negara
diatur oleh Pemerintah Pusat dan daerah-daerah hanya perlu melaksanakannya
2. Negara Kesatuan dengan system desentralisasi (dipisahkan) yaitu pemerintah daerah
diberi kesempatan dan kekuasaan khusus untuk megatur dan mengurus daerahnya
sendiri atau disebut dengan daerah otonom.
Karena luasnya daerah-daerah yang ada di Indonesia yang terdiri dari provinsi,
kabupaten/kota hingga desa-desa, maka, daerah-daerah tersebut memiliki pemerintahan
daerah dengan maksud guna mempermudah kinerja pemerintah pusat terhadap
daerahnya. Oleh sebab itu, digunakanlah suatu asas yang dinamakan asas otonomi
sesuai dengan yang diatur dalam pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Maka dari itu pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat, sehingga dalam hal ini memunculkan
hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah di daerah. (Nurita, 2015)
Topik mengenai otonomi daerah yang ada di Indonesia merupakan topik yang
menarik untuk dibahas satu persatu. Karena perjalanan untuk menuju kearah otonomi
daerah di Indonesia tidaklah mudah, dimulai dari awal kemerdekaan Indonesia hingga
masa reformasi di Indonesia. Dapat dilihat dari Undang-Undang yang mengatur tentang
Pemerintahan Daerah di Indonesia telah berganti hingga 8 kali sejak awal kemerdekaan,
orde baru hingga saat ini dan satu kali perubahan mengenai pemilihan kepala daerah.
Saat ini, yang menjadi pembahasan khususya itu otonomi daerah yang diberlakukan
dalam salah satu provinsi di Jawa yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena daerah ini
dikenal dengan otonomi khususnya yang memiliki perbedaan mencolok dengan daerah-
daerah lainnya yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini akan
dibahas dengan lebih mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 12


tahun 2008 mengenai Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah merupakan kemandirian yang
diberikan kepada pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah yang paling terkenal di Indonesia adalah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta disebut Daerah Istimewa karena didasarkan pada hak sejarah
wilayah daerah Keraton Yogyakarta sebagai penerus Kerajaan Mataram dengan peranan
penting dalam sejarah perjuangan nasional (Prasetiawan, 2017). Sehingga Presiden
Soekarno menghargai jasa dari raja-raja tersebut karena telah menyetujui untuk
bergabung dalam bagian NKRI. (Aziz & Zuhro, 2018)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki otonomi khusus yang hanya diberikan pada daerahnya, tetapi
masih diawasi oleh pemerintahan Pusat, karena berada dalam NKRI. Menurut (Tyza,
2019) hubungan yang terjalin antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah hubungan disentralisasi asimetris, artinya pemerintah pusat
memberikan kebebasan kepada DIY untuk menentukan letak otonomi, format
pemerintahan atau hal-hal yang lain dalam manajemen pemerintahannya yang
disesuaikan dengan kebutuhan Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti pengadaan
pemilihan Gubernur yang tidak diadakan melalui Pemilu, melainkan berdasarkan garis
keturunan kesultanan Yogyakarta. Dalam hal ini pemerintah pusat memiliki peran untuk
menyediakan dana dan pemerintah daerah yang melakukan pengelolaan sesuai dengan
kebutuhan daerahnya masing-masing.
BAB III
KESIMPULAN

Negara kita Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik


dan dipimpin oleh seorang Presiden. Oleh sebab itu, semua keputusan dan kekuasaan
berada ditangan Presiden. Hanya saja, presiden membutuhkan seperangkat penopang
pemerintahan agar negara kita dapat maju dan tertata rapi, salah satunya adalah
Pemerintah Daerah. Setiap pemerintah daerah diberikan hak dan kewajiban untuk
mengatur daerahnya masing-masing sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku yang disebut dengan otonomi daerah (Wasistiono, 2004).
Tetapi ada beberapa daerah yang memiliki pemerintahan yang berbeda dengan
daerah lainnya. Salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang mendapat
otonomi khusus yang disetujui oleh Pemerintah Pusat untuk tidak memilih pemimpin
daerah melalui pemilu melainkan berdasarkan garis keturunan kesultanan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat kita lihat bahwa segala hal yang menjadi
keputusan akhir untuk kebutuhan Daerah adalah Pemerintah Pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, L. L., & Zuhro, R. S. (2018). Politik Pengelolaan Dana Otonomi Daerah Khusus
dan Istimewa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
Huda, N. (2014). Perkembangan Hukum Tata Negara Perdebatan dan Gagasan
Penyempurnaan. Yogyakarta: FH UII.
Kaho, J. R. (2012). Analisis Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah di Indonesia.
Yogyakarta: PolGov (Fisipol UGM).
Nurita, R. F. (2015). Hubungan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah di
Era Otonomi Daerah. Hubungan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan
Daerah, 1-2.
Prasetiawan, A. (2017). TINJAUAN UMUM TENTANG OTONOMI DAERAH DAN
DAERAH ISTIMEWA DALAM NKRI. Yogyakarta: dspace.uii.ac.id.
Tyza, A. (2019). HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DENGAN
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM
PENENTUAN DANA KEISTIMEWAAN MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2012. Yogyakarta: Univ. Ahmad Dahlan.
Wasistiono, S. (2004). Kajian Hubungan antara Pemerintahan Pusat dengan
Pemerintahan Daerah (Tinjauan dari sudut pandang manajemen Pemerintahan).
Jurnal Administrasi Pemerintahan Daerah, II, 62.
Tim Redaksi, 2016, “Revisi UU No. 32 Tahun 2004,
KelemahanKonsepatauImplementasi”, www.viv aborneo.com/ revisi-uu- no-
32-tahun-2004- kelemahan-konsep-atau-Implementasi.htm, diunduhTangaal 03
Oktober.
UUD 1945
UU No. 12 Tahun 2008 tentangPerubahankeduaatas UU No. 32 Tahun 2004
TentangPemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai