Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI LAPANGAN
MATA KULIAH ISU-ISU DAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
PROGRAM STUDI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Surabaya, 24 Oktober 2019

Menyetujui,
Ketua Jurusan Administrasi Publik Dosen Pengampu,
Universitas Negeri Surabaya

Dr. Agus Prastyawan, S.Sos., M.Si. Muhammad Farid Ma’ruf, S.Sos., M.AP.
NIP. 197108262006041001 NIP. 197409022008121002

1
A. PENDAHULUAN
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 1 ayat 5 UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah otonom selanjutnya disebut
daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasan daerah tertentu
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 1 ayat 5 UU Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Daerah otonom di Indonesia sendiri terdapat daerah otonomi
khusus. Otonomi khusus merupakan kewenangan khusus yang diakui dan diberikan
kepada provinsi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Daerah-daerah yang
diberikan otonomi khusus adalah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Provinsi
Aceh, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kebijakan otonomi daerah yang demikian itu merupakan kebijakan Negara
yang mendasari penyelenggaraan organisasi dan manajemen pemerintahan daerah.
Artinya, seluruh kebijakan dan kegiatan pemerintahan serta kebijakan dan kegiatan
pembangunan di daerah dilaksanakan menurut arah kebijakan yang ditetapkan dalam
kebijakan negara tersebut. Pelaksanaan otonomi daerah itu tentu saja bukan sekedar
membincangkan mekanisme bagaimana menterjemahkan tujun-tujuan policy, policy
menurut Oxford Dictionaries, policy adalah “a course or principle of action adopted or
proposed by an organization or individual”yang maksudnya haluan atau prinsip tindakan
yang ditetapkan atau diusulkan oleh organisasi atau individu. Policy atau kebijakan
adalah suatu keputusan yang ditetapkan mengenai sebuah kesepakatan diantara individu
atau organisasi.
Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah memasuki usia satu dekade pada tahun 2014. Berbagai permasalahan mewarnai
penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui undang-undang yang menggantikan UU
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Harapan terwujudnya praktek
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik dibandingkan masa-masa
sebelumnya belum sepenuhnya tercapai, mengingat problematika yang dihadapi dalam
konteks tata kelola pemerintahan baik di Pusat maupun Daerah semakin kompleks.

2
Pasang surut penyelenggaraan pemerintahan daerah selama sepuluh tahun
terakhir menyisakan pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi pemerintahan pusat.
Problematika hubungan pemerintahan pusat – daerah, dan pembagian wewenang antara
pusat – daerah yang belum clear cut hingga saat ini sering kali menimbulkan ketegangan
antara pusat dan daerah. Semangat reformasi yang diusung UU Nomor 32 Tahun 2004 di
satu sisi memberi harapan akan perbaikan sistem pemerintahan daerah, namun di sisi
lain juga menciptakan masalah-masalah baru baik yang berskala lokal maupun nasional.
Teori tidak akan berjalan tanpa praktik. Pada kuliah Isu-isu dan Kebijakan
Otonomi Daerah dibutuhkan pemahaman yang lebih dalam melalui kegiatan studi
lapangan. Mengingat tema yang dipelajari di kelas tidak akan memberi makna yang
besar jika tidak diikuti dengan mengamati dan meninjau secara langsung pelaksanaan
Otonomi Daerah. Terkait dengan hal itu, kami bermaksud menyelenggarakan Studi
Lapangan, yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Otonomi Daerah di Provinsi
DKI Jakarta. Pemilihan Provinsi DKI Jakarta inipun bukan tanpa alasan.
Hal ini berdasarkan diberlakukannya UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, pada Hari Otonomi Daerah ke-21 tahun 2017,
Provinsi DKI Jakarta memperoleh Penghargaan Kategori Provinsi Nominasi Prestasi
Kinerja Tertinggi.
Capaian prestasi tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan Otonomi Daerah
di Provinsi DKI Jakarta berjalan dengan baik. Sehingga menarik untuk dijadikan sebagai
bahan kajian dan observasi yang mengacu pada materi Isu-Isu dan Kebijakan Otonomi
Daerah. Kegiatan Studi Lapangan ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat kurikulum
Program studi S1 Ilmu Administrasi Negara 2019/2020 Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya.
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) sebagai
satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya sebagai Ibu kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki fungsi dan peran
yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Oleh karena itu, perlu diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan
tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk itulah Pemerintah
Pusat mengeluarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

3
Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia (LN 2007 No. 93; TLN 4744). UU ini mengatur kekhususan Provinsi DKI
Jakarta sebagai Ibu kota Negara. Aturan sebagai daerah otonom tingkat provinsi dan lain
sebagainya tetap terikat pada peraturan perundang-undangan tentang pemerintahan
daerah. Konsekuensi dari status khusus itu menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, Jakarta memiliki otonomi khusus dalam bentuk otonomi tunggal (single otonomy).
Berbeda dengan provinsi lainnya, di Provinsi DKI Jakarta tidak terdapat rangkap daerah
administrasi dengan daerah otonom, dan di bawah daerah otonom provinsi tidak terdapat
enclave wilayah administrasi ataupun bentuk otonom lainnya.
Perubahan politik desentralisasi setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 dan ditetapkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Provinsi DKI Negara Republik Indonesia Jakarta, telah mengubah susunan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi DKI Jakarta menurut
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 dilaksanakan berdasarkan azas desentralisasi
dan tugas pembantuan (split model). Konsekuensi dari kedua azas yang dianut adalah
likuidasi dan integrasi instansi-instansi vertikal atau perangkat wilayah ke dalam
unit-unit organisasi otonom.
Kedudukan sebagai daerah otonomi khusus, selain memberi peluang bentuk
otonomi yang asimetris dan seharusnya juga diikuti dengan pemberian urusan
pemerintahan yang juga asimetris dengan provinsi lainnya.
Beberapa hal yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta antara
lain:
1. Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai Ibu kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat
provinsi.
3. Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab
tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan
perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional.
4. Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten
administrasi.

4
5. Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua
puluh lima persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI
Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.
6. Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan Ibu kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler,
termasuk mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan.
7. Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu kota
Negara ditetapkan bersama antara Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan
usulan Pemprov DKI Jakarta.

Dari berbagai uraian di atas telah menunjukkan bahwa Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan Otonomi Daerah dengan baik. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi daerah
otonomi lain untuk melaksanakan Otonomi Daerah yang baik. Tentu akan menjadi
kajian yang menarik untuk mengobservasi bagaimana pelaksanaan Otonomi Daerah dan
faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelaksanaan Otonomi Daerah di Provinsi DKI Jakarta?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi Daerah di Provinsi DKI
Jakarta?

C. DASAR PELAKSANAAN
1. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 18 Ayat 1-7, Pasal 18A Ayat 1 dan 2, Pasal 18B
Ayat 1 dan 2
2. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi :
Penelitian merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya
untukmenemukan kebenaran dan menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Revisi UU No. 32 Tahun 2004)
5. UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Tri Dharma Perguruan Tinggi Negeri

5
D. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari kegiatan PLK adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan Otonomi Daerah di Provinsi DKI Jakarta.
2. Mendeskripsikan Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi Daerah di
Provinsi DKI Jakarta.

Manfaat kegiatan PLK :


1. Bagi mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang Isu-Isu dan Kebijakan Otonomi Daerah.
b. Menambah pengalaman dan wawasan di bidang Administrasi Negara.
c. Melatih kreativitas mahasiswa.
d. Mendapatkan timbal balik atas pengajaran Isu-Isu dan Kebijakan Otonomi
Daerah.
2. Bagi Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara
a. Dapat menghasilkan sarjana yang berkualitas.
b. Mempererat hubungan antara Universitas Negeri Surabaya dengan pemerintah,
masyarakat, dan instansi terkait.
3. Bagi Masyarakat Provinsi DKI Jakarta
a. Hasil dari kegiatan penelitian dapat digunakan sebagai bahan untuk evaluasi.
b. Memperoleh acuan dalam menentukan sistem yang harus diterapkan selanjutnya.

E. TARGET
Target dari Studi Lapangan adalah mendapat informasi mengenai
“Pelaksanaan Otonomi Daerah di Provinsi DKI Jakarta”.

F. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
hari : Minggu – Kamis
tanggal : 1 – 5 Desember 2019
tempat : Provinsi DKI Jakarta

6
G. SISTEM PELAKSAAN PROGRAM STUDI LAPANGAN
1. Jumlah mahasiswa yang mengikuti Studi Lapangan
Kegiatan Studi Lapangan akan dilaksanakan oleh 28 mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Isu-isu dan Kebijakan Otonomi Daerah.
2. Operasional seluruh tahapan pelaksanaan Studi Lapangan:
a. Tahap Pembekalan
Tahap ini digunakan untuk mempersiapkan surat – surat yang diperlukan
untuk kelancaran kegiatan Studi Lapangan, pengkoordinasian mahasiswa,
persiapan perlengkapan, transportasi dan semua kebutuhan terkait kegiatan.
Pelaksana persiapan ini harus menguasai materi agar pelaksanaan Studi Lapangan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini mahasiswa mulai menganalisis pelaksanaan Otonomi Daerah di
Provinsi DKI Jakarta, yakni dengan cara mencari data dengan wawancara dan
mengamati fenomena yang ada pada pelaksanaan otonomi daerah di Provinsi DKI
Jakarta.
c. Tahap Pembuatan Laporan
Setelah pelaksanaan Studi Lapangan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat
laporan yang didasarkan pada data – data yang telah diperoleh dari Studi
Lapangan. Pembuatan laporan ini merupakan salah satu syarat pemenuhan tugas
mata kuliah Isu-isu dan Kebijakan Otonomi Daerah.

H. DAFTAR NAMA DOSEN PENGAMPU DAN PENDAMPING STUDI LAPANGAN


(terlampir)
I. DAFTAR ALAMAT KANTOR YANG DITUJU
(terlampir)
J. DAFTAR NAMA PESERTA STUDI LAPANGAN
(terlampir)
K. AGENDA ACARA STUDI LAPANGAN
(terlampir)

7
L. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan Studi Lapangan Isu-isu dan Kebijakan
Otonomi Daerah kami buat. Semoga dengan adanya kegiatan ini mahasiswa mampu
mengaplikasikan teori yang sudah didapat di bangku kelas agar lebih profesional
terhadap bidang terkait.

8
LAMPIRAN I

Daftar Nama Dosen Pengampu dan Pendamping


Studi Lapangan Isu-isu dan Kebijakan Otonomi Daerah
Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara 2019/2020
Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
No. NAMA NIP
1. Muhammad Farid Ma’ruf, S.Sos., M.AP. 197409022008121002
2. Galih Wahyu Pradana, S.AP., M.Si. 199004202015041002
3. Deby Febriyan Eprilianto, S.Sos., MPA. 199104092018031001

9
LAMPIRAN II

Daftar Nama Peserta


Studi Lapangan Isu-isu dan Kebijakan Otonomi Daerah
Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara 2019/2020
Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya

1. Belinda Gracia Dewi (17040674003)


2. Meki Wastiti (17040674024)
3. Annisah Ristiananda (17040674028)
4. I Made Prastika Angga (17040674029)
5. Achmad Donny (17040674030)
6. Alifiah Tri Setya Cahyandari (17040674031)
7. M. Khoirul Ichwan (17040674033)
8. Kismiati Ratri Ramadani (17040674034)
9. Rosalia Fatma Dewi (17040674036)
10. Novi Ekri Nurwahyuni (17040674039)
11. Erfandy Budi Qowiyyum (17040674040)
12. Wildan Zaki (17040674042)
13. Ridho Imam Rivaldi (17040674045)
14. Alicya Cindy Pradana (17040674048)
15. Angga Fitriatmuji (17040674050)
16. Farhan Naufal Falakh Alhamda (17040674051)
17. Deviska Yasyfi Alicia (17040674054)
18. Navy Sagita Pertiwi (17040674057)
19. Riyan Kumalasari (17040674060)
20. Fikky Ardiansyah (17040674062)
21. Widiartiningtyas (17040674066)
22. Billa Fanisa (17040674071)
23. Dwieka Septiani Adiwinoto (17040674076)
24. Muhammad Rizal Firdaus (17040674078)
25. Rioska Restoe Irsyadillah (17040674080)
26. Moch. Yusuf Syaifudin (17040674085)
27. Gerry Abimanyu Putra (17040674093)
28. Nofita Bobsuni (17040674096)

10
LAMPIRAN III

AGENDA STUDI LAPANGAN


ISU-ISU DAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
PRODI S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DI PROVINSI DKI JAKARTA
Hari dan Tanggal Kegiatan
Minggu, 1 Desember 2019
11.00 – 12.00 Peserta Studi Lapangan Menuju ke Stasiun Gubeng
Surabaya
12.00 – 02.00 (Senin) Perjalanan menuju Provinsi DKI Jakarta
02.00 – 06.00 Istirahat
Senin, 2 Desember 2019
06.00 - 08.00 Persiapan menuju Gedung Pemprov DKI Jakarta
08.00 - 10.00 Pemaparan materi tentang Pemerintahan Provinsi
DKI Jakarta
10.00 - 11.00 Tanya jawab/diskusi dengan peserta studi lapangan
11.00 – 12.00 Inside Tour Gedung Pemprov DKI Jakarta
Kondisional Kegiatan observasi
Selasa, 3 Desember 2019
06.00 - 08.00 Persiapan menuju gedung Dirjen Otoda Kemendagri
08.00 - 10.00 Pemaparan materi tentang Dirjen Otoda Kemendagri
10.00 - 11.00 Tanya jawab/diskusi dengan peserta studi lapangan
11.00 – 12.00 Inside Tour Gedung Dirjen Otoda Kemendagri
Kondisional Kegiatan observasi
Rabu, 4 Desember 2019
06.00 - 08.00 Persiapan menuju gedung DPD RI
08.00 - 10.00 Pemaparan Materi dari DPD RI
10.00 - 11.00 Tanya jawab/diskusi dengan peserta studi lapangan
11.00 – 12.00 Inside Tour Gedung DPD RI
Kondisional Kegiatan observasi
Kamis, 5 Desember 2019
09.00 – 10.00 Peserta Studi Lapangan Menuju ke Stasiun
Pasarsenen Jakarta
10.00 – 01.30 (Jumat) Perjalanan Pulang ke Surabaya

11

Anda mungkin juga menyukai