Anda di halaman 1dari 10

Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis

Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82


P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

KEPEMIMPINAN WALIKOTA SURABAYA TRI


RISMAHARINI SEBAGAI MODEL BIROKRASI EFEKTIF

Retnowati WD Tuti & Sa’diyah El Adawiyah

Program Studi Magister Ilmu Administrasi & Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia

retnowatiwdtuti@yahoo.com

Abstrak

Kepemimpinan perempuan di berbagai daerah telah memberikan warna berbeda. Kepemimpinan


politik perempuan yang feminism memberikan sebuah pendekatan empati. Pendekatan ini
membedakan dengan pendekatan kepemimpinan maskulin. Kepemimpinan politik yang feminis
dan kebijakan pembangunan yang pro pada perempuan dianggap lebih dapat menyelesaikan
persoalan yang mendasar di dalam masyarakat seperti isu kesehatan perempuan dan anak,
pemberdayaan ekonomi perempuan, pendidikan bagi perempuan, maupun isu-isu kekerasan
terhadap perempuan, isu-isu pro perempuan. Hal ini disebabkan karena perempuan tidak hanya
merawat dirinya tetapi juga lingkungan sosialnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi tipe kepemimpinan Tri Rismaharini dan menganalisis gaya kepemimpinan Tri
Rismaharini sebagai model birokrasi efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, dengan teori komunikasi politik dan kepemimpinan untuk
menginterpretasi analisis data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa prestasi Tri Rismaharini
selama memimpin Surabaya karena tipe kepemimpinannya yang bureaucratic entrepreneur,
demokratis, dan memiliki empati.

Kata kunci: Kepemimpinan, Kepala Daerah, Perempuan, Birokrasi Efektif

TRI RISMAHARANI' S LEADERSHIP AS SURABAYA MAYOR


DEPICTS: AN EFFECTIVE BUREAUCRACY MODEL
Abstract
Female leadership has contributed different aspects in many regions. The leadership offers an
empathetic approach which differs from the masculine one. Feminist political leadership and
pro-women development policies are considered to solve more fundamental problems in society
such as women and children’s health issues, women's economic empowerment , education for
women, violence against women, pro-women issues. This is due to the fact that women care for
their environment besides themselves. This research aims to identify the type of leadership of Tri
Rismaharini and analyze her leadership style which determines the effectiveness of
organizational communication in the bureaucracy. The research method used is descriptive with
73
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

a qualitative approach with political communication and leadership theories to interpret data
analysis. The result of this study shows that Tri Rismaharini’s achievements while leading the
city of Surabaya are due to her bureaucratic entrepreneurial, democratic, and empathetic
leadership type.

Keywords: Leadership, Regional Head, Women, Effective Bureaucracy

PENDAHULUAN 1984 Tentang Pengesahan Konvensi


Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Kepemimpinan merupakan suatu Diskriminasi Terhadap Perempuan; UU
hal yang dimiliki oleh setiap pemimpin No. 23 tahun 2004 tentang
dalam organisaasi. Kepemimpinan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
perempuan berbeda dengan Tangga; UU No. 21 tahun 2007 tentang
kepemimpinan laki-laki menurut Mulia Pemberantasan Tindak Pidana
(2005). Hal ini terjadi karena, bagi Perdagangan Orang. Di samping itu,
perempuan kekuasaan itu dimaknai pemerintah juga sedang membuat
sebagai keinginan untuk Rancangan Undang-undang Kesetaraan
mensejahterahkan orang lain, dan Keadilan Gender (RUU KKG)
Riant Nugroho dalam Satunama yaitu salah satu RUU yang akan
(2016), Negara-negara dengan jumlah dibahas dalam Program Legislasi
perempuan yang signifikan dalam Nasional (Prolegnas) 2009-2014.
perumusan kebijakan tentang Dulu, kata “pemimpin’ identik
perempuan yang progresif, seperti dengan kata sifat “kompetitif”, agresif
terjadi di Swedia, Finlandia, Denmark, dan dominan, yang biasanya
Norwegia, Jerman, Belanda dan diasosiasikan dengan maskulinitas.
sebagainya. Hal ini berbeda dengan Strereotype seorang pemimpin
jumlah perempuan minim dalam dianggap cocok dengan maskulinitas,
parlemen, seperti Jepang (7,3%), yaiu kompeten, tangguh dan dingin
Amerika Serikat (145), Kuwait dan (Bass, 1981), Hearn & Parkin 1986-87)
Saudi Arabia (0%). Di Indonesia, dalam Adawiyah(2017) menyatakan
lahirnya dorongan terhadap perempuan bahwa pemimpin biasanya
dalam menduduki posisi kepala daerah dideskripsikan dengan kata sifat
atau kepemimpinan kepala daerah ‘kompetitif, agresif atau dominan’.yang
sangat kuat dan relevan. Dukungan sering diasosiatifkan dengan
melalui Kebijakan Pemerintah dalam maskulinitas. Hal yang sama
mewujudkan kesetaraan dan keadilan disampaikan Freud dan Nocilson
gender telah ditetapkan dalam GBHN, (Adawiyah, 2017) bahwa kita tidak
1999, UU No. 25 Tahun 2000 tentang dapat memberi konsep baru pada kata
Program Pembangunan Nasional maskulin dan feminine. Konsep
(Propenas 2000-2004) dan dipertegas kepemimpinan akan selalu berkenaan
dengan Instruksi Presiden Nomor 9 dengan aktivitas kekuasaan, “
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan kekuasaan identik dengan sifat-sifat
Gender (PUG). Undang-undang maskulinitas yakni ketegaran, kekuatan
pendukung lainnya UU No.7 Tahun
74
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

dan kemampuan mempengaruhi orang tertentu, seperti memberi instruksi,


lain” (Mulia, 2005). membujuk, atau memperoleh kekuasaan
Drucker dalam Adawiyah menurut Pearce (dalam Adawiyah
(2017) mengungkapkan bahwa 2018).
kesuksesan organisasi Jepang adalah Kepemimpinan politik
dengan menggunakan strategi female perempuan yang feminism memberikan
oriented, memupuk hubungan untuk sebuah pendekatan empati.
membangun kepentingan yang sama, Kepemimpinan politik yang feminis
kepercayaan, kesetiaan, dan harga diri dan kebijakan pembangunan yang pro
dalam pencapaian bagi keseluruhan pada peerempuan dianggap lebih dapat
organisasi sebagai tambahan. Naisbitt menyelesaikan persoalan-persoalan
dan Aburdeno (1986), Moran (2000) yang mendasar di dalam masyarakat
dalam Adawiyah (2018) menyatakan seperti isu kesehatan perempuan dan
bahwa sekarang sudah masuk ke dalam anak, pemberdayaan ekonomi
era runtuhnya organisasi dengan hirarki perempuan, pendidikan bagi
seperti piramida dan mulai munculnya perempuan, maupun isu-isu kekerasan
organisasi yang berorientasi pada terhadap perempuan, isu-isu pro
manusia (people centered) perempuan.
Menurut Blackburn (Adawiyah, Hal ini disebabkan karena
2018) tantangan utama kepemimpinan perempuan tidak hanya merawat dirinya
perempuan adalah kuatnya sistem tapi juga lingkungan sosialnya. Fokus
kepemimpinan patriarki pada level elit penelitian pada walikota Surabaya Tri
nasional dan kuatnya politik Islam yang Rismaharini Dimasa kepemimpinan Tri
bersifat patriarki. Hambatan terbesar Rismaharii, periode 2016-2020 kota
pemberdayaan kepemimpinan Surabaya meraih berbagai penghargaan
perempuan adalah dua hal: pertama, baik nasional dan internasional.
perempuan bekerja terlalu banyak, Berbagai penghargaan di raih Tri
terlalu payah (overworked); kedua, Rismaharini antara lain; The President
perempuan dibayar terlalu murah oleh of Association otherways management
sistem ekonomi. Pada dasarnya, & cousulting Paris-Franc Otherways
perempuan memiliki banyak peluang Management Association Club
menjadi pemimpin. Akan tetapi (OMAC),The President United Cities
tantangan terbesar adalah tidak and Local Goverment (UCLG) Asia
terlatihnya perempuan dalam Pasific (ASPAC), Online populer city
kepemimpinan publik dan pilihan Guangzhou International award, indeks
perempuan untuk berada di rumah. kota cerdas Indonesia (IKCI), Di tahun
Kedua tantangan internal tersebut 2019 Women Emporwoment Award
merupakan potret nyata bagaimana (WEA) Singapara, top 99 Sinovik
perempuan masih ditempatkan dan (Sistem informasi inovasi pelayanan
menempatkan dirinya sebagai warga publik dll. Dimasa kepemimpinan Tri
negara kelas kedua. Rismaharii, periode 2016-2020 kota
Komunikasi dipandang sebagai Surabaya meraih berbagai penghargaan
suatu instrumen yang dipakai manusia baik nasional dan internasional.
untuk mencapai maksud-maksud Berbagai penghargaan di raih Tri

75
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

Rismaharini antara lain; The President Northouse (2010) mendefinisikan


of Association otherways management kepemimpinan sebagai Is a process
& cousulting Paris-Franc Otherways whereby an individual influences a
Management Association Club group of individual to achieve a
(OMAC),The President United Cities common goal” kepemimpinan adalah
and Local GOverment (UCLG) Asia proses dimana seorang individu
Pasific (ASPAC), Online populer city mempengaruhi sekelompok individu
Guangzhou International award, indeks lain guna mencapai tujuan bersama.
kota cerdas Indonesia (IKCI), Di tahun Northouse menggaris bawahi konsep
2019 Women Emporwoment Award penting dalam definisi kepemimpinan:
(WEA) Singapara, top 99 Sinovik 1) Kepemimpinan merupakan sebuah
(Sistem informasi inovasi pelayanan proses: 2) Kepemimpinan melibatkan
publik dll. Adapun rumusan masalah pengaruh; 3) Kepemimpinan muncul di
menganalisis kepemimpinan Walikota dalam kelompok; 4) Kepemimpinan
Surabaya Tri Rismahaini sebaga Model melibatkan tujuan bersama.
Birokrasi Efektif. Tujuan Penelitian Gaya kepemimpinan adalah
adalah: 1) Untuk menganalisis perilaku dan sinergi, yang merupakan
Kepemimpinan Birokrasi Tri perpaduan dari falsafah, ketrampilan,
Rismaharini 2). Untuk menganalisis sifat dan perilaku yang diterapkan oleh
Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini seorang pemimpin untuk
sebagai model birokrasi efektif. mempengaruhi kinerja para
Harold Koontz and Cyril pengikutnya menurut Machali dan
O’Donnell (1984) state that leadership Kurniadin (2014).
is influencing people the follow in the Powel (2011), menyatakan
achievement of a common goal. Mullins bahwa kepemimpinan transformasional
(2005) kepemimpinan secara sederhana dan transaksional telah menjadi fokus
yaitu a relationship through which one dari teori-teori kepemimpinan.
person influences the behavior or Berangkat dari teori Bass (1985)
actions of other people. Yuki (2009) 1. Kepemimpinan transaksional adalah
memberikan definisi kepemimpinan suatu pendekatan social terhadap
sebagai a process of influencing others kepemimpinan yang melibatkan
to understand and agree about what proses timbal balik antara pimpinan
needs to be done and how to do it, and dan bawahan.
the process of facilitating individual 2. Kepemimpinan transformasional
and collective efforts to accomplish menjelaskan proses hubungan
shared objectives.” Proses antara atasan dan bawahan yg
mempengaruhi orang lain agar mampu didasari oleh nilai-nilai, kenyakinan
memahami serta menyetujui apa yang dan asumsi mengenai visi, misi
harus dilakukan sekaligus bagaimana organisasi.
melakukannya, termasuk pola proses 3. Kepemimpinan Laissez Faire;
memfasilitasi upaya individu atau kepemimpinan yang menghindari
kelompok dalam memenuhi tujuan tanggungjawab untuk
bersama. kepemimpinan.

76
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

Secara umum penelitian-penelitian Pemilihan subjek penelitian ini


yang ada menunjukkan bahwa dilakukan dengan purposive sampling
perempuan cenderung memiliki gaya dengan melakukan pengamatan dan
kepemimpinan transformasional wawancara langsung. Validasi dalam
dibanding pria. Rosenes (dalam Parker, penelitian ini menggunakan triangulasi
1996) dalam penelitiannya (Denzin, 1978;Creswell, 2009) melalui
informan, dokumentasi dari berbagai
memperlihatkan bahwa perempuan
sumber.
Anglo-American cenderung lebih
bergaya transformasional sedang HASIL DAN PEMBAHASAN
prianya bergaya transaksional. Selain
itu gaya kepemimpinan Kepemimpinan merupakan
transformasional–transaksional juga serangkaian kegiatan dari seseorang
dikenal gaya demokratik dan otoraktik, pemimpin dalam menggerakkan atau
namun jika ditinjau ciri-ciri dari kedua mempengaruhi orang lain/bawahan
gaya kepemimpinan tersebut secara dengan penuh kesadaran dan
umum sama di mana gaya demokratik tanggungjawab untuk mencapai tujuan
identik dengan transformasional dan yang telah ditetapkan bersama. Salah
satu peran seorang kepala daerah adalah
otoktratik identik dengan traksaksional.
sebagai pemimpin karena
Eagly dan Johnson (dalam Saugani
kepemimpinan merupakan sifat dan ciri
2014) mengutamakan secara umum kepribadian yang membedakan
gaya demokratik cenderung dimiliki pemimpin dan pengikutnya.
perempuan dibanding pria dalam Kepemimpinan sebagai tingkah laku
lingkungan organisasi yang sama. atau perbuatan pemimpin dan
Perbedaan jenis kelamin ini dilatar kepemimpinan berkaitan dengan hasil
belakangi oleh perbedaaan pria dan pelak/sanaan serta kepuasan kerja.
perempuan dalam hal kepribadian dan Kepemimpinan yang efektif merupakan
ketrampilan kerjanya (Eagly & Johnson hasil dan kombinasi yang tepat Antara
dalam Strees, Porter & Bigley, 1996 situasi yang menyenangkan dan gaya
dalam Saugani, 2014) kepemimpinan.
Kepemimpinan Birokrasi
METODE
Rancangan penelitian Gaya komunikasi pemimpin
menggunakan pendekatan kritis dengan perempuan kepala daerah sangatlah
metode penelitian kualitatif. Berfokus penting sebagai aktor utama dalam
pada upaya untuk mencoba menggali komunikasi politik. Proses komunikasi
kepemimpinan birokrasi Tri politik akan berjalan lancar karena
Rismaharini di tahun 2016-2020. peran faktor komunikator politik.
Penelitian kualitatif Selain itu juga Komunikator politik akan berjalan
menggunakan studi kasus dalam efektif apabila didukung oleh beberapa
pelaksanaannya. Subjek penelitian Tri unsur yaitu penampilan dan sikap dari
Rismaharini sebagai walikota Surabaya. komunikator itu sendiri. Penampilan
Pembatasan penelitian pada konteks komunikator baik secara verbal
kepemimpinan Tri Rismaharini. maunpun non verbal yang meliputi cara
77
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

bicara, cara berpakaian, ekspresi verbal orang banyak. Sumpah saya itu tidak
dan non verbal, kerapian, penggunaan boleh mementingkan kepentingan
kata dan bahasa sangat mempengaruhi pribadi ataupun golongan. Tujuan saya
proses komunikasi berlangsung. menjadi walikota adalah bagaimana
Tri Rismaharini adalah tipe masyarakat Surabaya hidup sejahtera”,
kepemimpinan bureaucratic ujar Risma.
entrepreneur yang dapat dilihat melalui Berdasarkan hasil observasi,
berbagai prestasi yang telah diraih wawancara dan juga hasil wawancara
Risma selama memimpin Surabaya. yang dilakukan media, Karakter
(Maichal & Urbanus 2014). kepemimpinan Risma adalah pertama,
Entrepreneur idefiniskan sebagai orang- karakter tulus (Budiraharso, 2014) atau
orang yang menggunakan sumber daya mau ‘mengemong’ orang lain (Tronto
dengan cara yang berbeda untuk 2010; Michail 2014). Risma merupakan
memaksimalkan produktivitas dan pemimpin yang memiliki kepedulian
efisiensi. Keberadaan seorang semata-mata bukan demi kepentingan
bureaucratic entrepreneur memiliki dirinya tetapi demi kepentingan
peran yang sangat penting untuk masyarakat. Risma sadar akan hak dan
melakukan perubahan dan tanggung jawabnya, serta menyadari
pembaharuan pada kebijakan-kebijakan konsekuensi menjadi pejabat publik.
pemerintah serta meningkatkan Salah satu bukti ketulusan Risma
efisiensi dari program pemerintahan adalah dalam mengerjakan
(Teske & Schneider 1994). pembangunan taman kota (Heryanto &
Penyelenggara negara (birokrat) yang Rosyidin, 2015). Kedua, jujur.
melakukan perubahan dan Kejujuran merupakan karakter penting
pembaharuan terhadap sistem yang harus dimiliki dalam mendapatkan
pemerintahan sehingga menjadi lebih dukungan masyarakat dengan adanya
efisen dan produktif dapat dikatakan transparansi dalam pengelolaan
sebagai bureaucratic entrepreneur. Para keuangan (Budiharso, 2014:59).
bureaucratic entrepreneur adalah Inovatif, Tri Rismaharini
pendobrak sistem yang memecahkan melakukan banyak terobosan dan
kebuntuan dan memberi solusi inovatif perubahan dalam birokrasi dengan
atas permasalahan di sektor publik. penggunaan teknologi komunikasi dan
Tugas seorang bureaucratic informasi handy talky (HT).
entrepreneur dapat menentukan apa Pemanfaatan teknologi informasi juga
yang ingin dicapaiya berdasarkan tiga dilakukan dalam surat menyurat
nilai yaitu values, belief dan menggunakan email. Selain itu
pengalaman hidup (Haass 1999; Djamal pendidikan gratis bagi siswa SD hingga
2014). Berdasarkan hasil wawancara SMA. Gaya kepemimpinan Risma
dan observasi dalam penelitian tujuan merupakan gaya kepemimpinan
Risma sebagai pemimpin adalah transformasional, dimana karakter
menyejahterakan masyarakat Surabaya. inovatif mendorong Risma untuk
“...untuk apa menjadi pemimpin melakukan banyak transformasi pada
kalau kepentingan sendiri lebih birokrasi pemerintahan kota Surabaya.
diutamakan dibandingkan kepentingan Karakter keempat integritas, integritas

78
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

Risma tidak diragukan lagi dan strategi kolaboratif dalam


merupakan faktor yang harus dimiliki menyelesaikan konflik
seorang pemimpin (Harper, 2013;23).
Risma berani mengambil resiko apapun Tri Rismaharini merupakan
dalam mengambil satu keputusan perempuan kepala daerah yang
seperti pembubaran Dolly. memimpin secara demokratik dan
memiliki empati pada masyarakatnya
Gaya Kepemimpinan Tri sama dengan penelitian Schermerhorn
Rismaharini 1999; Eagly dan Johnson 1990 dalam
Gaya Kepemimpinan Tri Saguni (2014). Sifat empati Tri
Rismaharini menjadi daya tarik Rismaharini dapat dilihat dari
tersendiri. Risma sebagai perempuan 1. Sederhana dan jujur
kepala daerah memiliki tipe sikap sederhana dan
kepemimpinan demokratik karena jujur sudah mulai tumbuh sejak
jabatan yang disandangnya merupakan pertama kali pencalonan Risma
hasil pilihan masyarakat. Pemimpin sebagai walikota Surabaya. Sikap
demokratik memandang peranannya sederhana sudah tertanam sejak
selaku koordinator, kooperatif, Risma kecil hingga saat ini
berorientasi pada kesejahteraan, dan sebagai walikota Surabaya. Hal
cenderung kolektif (Blackmore, 1989. ini dirasakan pada saat observasi
Hall, 1996; Jirasinghe dan Eyons, dalam penganugerahan Lie Kuan
1996). Hal ini sesusai dengan Yu di Balaikota Surabaya.
penelitian Shakeshaft (1989) di Antusias masyarakat dengan
Amerika Serikat: wajah penuh sukacita dan
a. Perempuan cenderung memiliki menyambut Risma dengan jabat
lebih banyak melakukan kontak tangan, pelukan dan ungkapan
dengan atasan dan bawahan. kebanggaan lainnya. Bukan
b. Perempuan menghabiskan hanya kesederhanaan yang
banyak waktu dengan para ditampilkan namun sikap jujur
anggota komunitas dan dengan juga mengiringi kesederhaan
koleganya, walaupun bukan Walikota Surabaya. Sikap jujur
perempuan diperlihatkan saat memberikan
c. Pemimpin perempuan lebih informasi harta kekayaannya
informal dalam pilkada 2011 dan 2015
d. Perduli terhadap perbedaan yang memang sangat sedikit.
perbedaan individual
e. Bertindak sebagai pelayanan 2. Sosok peduli dan merakyat
f. Lebih sopan dan tentative, Apapun yang
sederhana dalam berbicara, dilakukan Risma menjadi magnet
Bahasa tubuh yang lebih jelas tersendiri bagi masyarakat
terlihat Surabaya juga media massa (Ali
g. Lebih cenderung menggunakan Shahab 2017;23). Risma
model partisipatoris, dan membentuk image melalui media
massa Kendall & Paine

79
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

(1995:69). Apa yang dilihat dan SIMPULAN


apa yang dilakukan akan diproses
oleh konstituen (davis&owen Kesimpulan dari penelitian ini
1998, Neuman 1986) menjadi adalah : Kepemimpinan Risma adalah
bahan perbincangan baik tipe kepemimpinan bureaucratic
perorangan maupun kelompok entrepreneur yang terlihat dalam
(Davis& keseharian Tri Rismaharini yaitu sifat
Risma berhasil dalam sederhana dan jujur, sosok peduli dan
membangun Surabaya melalui 3 merakyat. Tri Rismaharini sebagai
program yaitu; penyediaan walikota Surabaya selalu ada bersama
taman, pembangunan infastruktur rakyat atau masyarkat Surabaya tanpa
dan penanganan terhadap banjir.
membedakan status dan golongan.
Pertama Penyediaan taman
dianggap paling berhasil kota Disamping itu, Tri Rismaharini dalam
Surabaya semakin bertambah kepemimpinannya melakukan banyak
hijau dan asri serta kota ramah inovasi dan mendapatkan penghargaan
lingkungan. Selama dari berbagai pihak baik dalam dan luar
kepemimpinan Risma Piala negeri.
Adiputra untuk kategori kota
Metropolitan direbut oleh
Surabaya sejak tahun 2011-2014 DAFTAR PUSTAKA
selama 4 tahun berturut-turut.
Surabaya memiliki 50 lebih Adawiyah, El Sa’diyah. (2017). Strategi
ruang terbuka hijau yang tersebar Komunikasi Perempuan
di berbagai tempat. Kedua, Pemimpin. Jurnal Perspektif
program pembangunan Komunikasi. Vol 1 No.2.
infrastruktur melalui kerjasama ______________. (2018). Woman and
antara pemerintah kota Surabaya Poltic; Study of political
dengan pemerintah pusat seperti communications of Women
pembangunan jalan dan saluran Head of Region. 1st Unseidea.
air. Pembangunan jalan serta Semarang. Indonesia
perbaikan jalan di jalan-jalan Bass, B.M. (1981) Leadership and
kota Surabaya dilakukan untuk Performance Beyond
mengurangi kemacetan yang Expectations. New York: The
seringkali terjadi pada setiap pagi Free Press.
dan sore hari. Ketiga, program Blackmore, J. (1989). Educational
penanganan banjir, revitalsiasi Leadership: A feminist
saluran air dilakukan Critique and Reconstruction,
menggunakan box culvert untuk inc: Smyth, J.Ed., Critical
melancarkan air pada saat hujan Perspective on Educational
turun sehingga tidak terjadi Leadership, The Falmer Press,
genangan air yang berlarut-larut. London. 93-129
Budiharso, SA. (2014). Risma
Perempuan Hebat dan

80
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

Fenomenal. Yogjakarta: Sinar Maichal, Urbanus CB. (2014).


Kejora. Kareteristik Bereaucratic
Creswell, J.W. (2009). Research Entrepreneur pada Walikota
Design; Qualitative, Surabaya. Jurnal Entrepreneur
Quantitative, and Mixed an Entrepreneurship. 3(2).
Methodes Approaches. Upper Maichal. Christian Budiman Urbanus.
Saddle River, NJ: Sage. (2014). Karakteristik
Darmono. (2008). Artikel Gaya Bureucratic Entrepreneur pada
Kepemimpinan Perempuan Walikota Surabaya. Jurnal
bagi Efektivitas Organisasi. Entrepreneur dan
Djamal JS. (2014). Note in Leadership. Enterprenership. Vol 3. No 2.
Jakarta: Renebook. Mulia, Siti Musdah dan Anik Farida,
Eagly, A.H.., and Johnson, B.T. (1990). (2005). Perempuan dan
Gender and Leadership Style: Politik. Jakarta: PT Gramedia
A. Meta Analisys CHIP Pustaka Utama.
Documents, Paper 11. Moran, J.W.,B.K. Brightman.2000.
Haass RN. (1999). The Bureaucratic Leading Organizational
Entrepreneur. Washinton D C Change. Journal of Workplace
(USA): Brookings Institution Learning, 12 (2) 66-74.
Press. Moeljono, Djokosantoso. (2008). More
Harper SC. (2013). Who said About Beyond Leadership Dua
Leadership was Easy? Belas Konsep Kepemimpinan.
Industrial Management: 7 Jakarta: Elex Media Kominfo
(3):20-25. Northouse. G. Peter. (2010).
Hafkin, N and Taggart, N. (2001) Leadership: Theory and
Gender, Information Pratice. Fifth Edition.
Technology and Developing California: Sage Publication.
Countries; An analytic study; Parker, P.S. (1996). Gender, Culture
USAID, 2004 And Leadership: Toward A
Heryanto, GG. & Rosyidin, L. (2015). Culturally Distinct Model Of
10 Tokoh Transformatif African-American Women
Indonesia. Jakarta: Penerbit Executives Leadership
Erlangga. Strategies. Leadership
Koontz, Harold. Cyrill O’Donnel. Quarterly Vol 7, No 2, 189-214.
Heinz Weihrinch. (1984). Robbins, S.P. (1996). Perilaku
Management. Mc Graw-Hill Organisasi: Konsep,
Lussier, N. Robert and Achua F. Kontroversi, aplikasi. Jakarta.
Christopher. (2010). Prenhallindo
Leadership: Theory, Saguni, Fatimah. (2014). Pemberian
Applications, and Skil Stereotype Gender. Musawa:
development, 4th Edition Vol 6 No.2
Mason. Ohio: South-Western Shakeshaft, C. (1989). Women in
Cengage Learning, p6. Educational Administration.
Thousand Oaks: Sage.

81
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis
Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 73-82
P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179

Satunama. (2016). Perempuan di


Pilkada Serentak 2015.
Yogyakarta: Yayasan
Satunama.
Strees, R.M. Porter, L.W. dan Bigley,
G.A. (1996). Motivation And
Leadership At Work. Singapore:
McGraw Hill.
Teske P, Schneider M. (1994). The
Bureucratic Entrepreneur: the
Case of City Manager. Public
Administration Review 54
(4):331-339.
Samovar. Larry A. Richard E. Porter,
Edwin R. Medaniel. (2010).
Komunikasi Lintas Budaya.
Jakarta: Salemba Humanika
Yukl. (1989). Managerial Leadership:
A Review Theory and
Research, Yearly Review of
Management. H 143-156
UU No. 25 Tahun 2000 tentang
Program Pembangunan
Nasional (Propenas 2000-
2004)
UU No.7 Tahun 1984 Tentang
Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan;
UU No. 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga;
UU No. 21 tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang.

82

Anda mungkin juga menyukai