Anda di halaman 1dari 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333798265

ANALISA JENIS DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRI RISMAHARINI

Article · June 2019

CITATIONS READS
0 2,840

4 authors, including:

Bondan Megantoro
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bondan Megantoro on 15 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISA JENIS DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRI RISMAHARINI

Destiani Eliana Putri, Bondan Megantoro, Hannan Insan Kamal, dan Dino
Rafli Priatna

Program studi Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar


Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta 55183, Indonesia

E-mail : bondan.megantoro.law18@mail.umy.ac.id

ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan kekuatan yang ada pada dalam diri


seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam melakukan berbagai
aktivitas atau dalam hal bekerja. Kepemimpinan merupakan sarana untuk
mencapai tujuan dan untuk memotivasi orang lain. Karena, pemimpin
merupakan komunikator yang menentukan apa, bagiamana, dan dimana
supaya keputusan segera dapat diambil sebab, pemimpin harus memberikan
apapun informasi tentang setiap kinerja yang dijalankan. Kepemimpinan juga
menyentuh berbagai aspek kehidupan. Keberhasilan suatu organisasi juga
sangat bergantung pada bagus tidaknya kepemimpinan yang dijalankan.
Dalam isu kesenjangan gender yaitu perbedaan antara kedudukan laki-laki
dan perempuan tidak pernah selesai dianggap sebagai masalah. Jumlah
perempuan yang menjadi pemimpin masihlah sedikit. Pada pandangan
tradisional pun perempuan dianggap sebagai sosok yang lemah, halus dan
emosional. Sedangkan laki-laki dianggap sebagai sosok tegas dan rasional
dimana orang menganggap sifat laki-laki lah yang cocok menjadi pemimpin.
Akibatnya, jarang perempuan berani tampil untuk menjadi pemimpin dan
tersisihkan oleh dominasi kaum laki-laki. Adapun gaya kempimpinan setiap
orang juga berbeda beda. Secara tidak sadar kepemimpinan perempuan juga
akan meperluas wilayah politik ke arah seperti kejahteraan anak,
perlindungan anak, perlindungan terhadap organ reproduksi, dan lain-lain.
1
A. PENDAHULUAN

Perbedaan antara wanita dengan laki-laki sudah tercipta secara


alamiah. Bawhasanya, Tuhan menciptakan dan menjadikan manusia itu
berbeda-beda. Tuhan menciptakan mahluknya berbeda bukan karena untuk
menguntungkan salah satu pihak tetapi Tuhan menciptakan manusia berbeda
berbeda melainkan untuk saling mengenal. Perbedaan itu juga untuk
mewujudkan kehidupan yang harmonis dan saling melengkapi. Kedudukan
perempuan dalam islam tidaklah hanya sebagai pendamping/ istri dan
pelengkap laki-laki saja tapi juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dengan manusia lainnya.

Masalah tentang perempuan dan kesetaraan merupakan sebuah


masalah yang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas dalam tiap ruang
dan waktu. Karena, akan selalu ada penyegaran dalam pembahasan tentang
perempuan dan kesetaraanya. Dalam pandangan tradisional perempuan masih
dianggap minoritas untuk menjadi seorang pemimpin. Indonesia merupakan
negara yang demokratis dimana perempuan mempunyai hak untuk bisa
menjadi seorang pemimpin. Namun, pada kenyataannya kepercayaan
terhadap pemimpin wanita masih kurang sehingga kuota wanita untuk
menjadi pemimpin masih sangat terbatas. Penyebab inilah yang
meninmbulkan adanya gerakan Feminisme yang dipimpin oleh seorang
perempuan. Gerakan Feminisme ini merupakan jawaban dari kaum
perempuan bahwa mereka itu mampu sama seperti halnya laki-laki.

Feminisme sendiri memiliki arti paham atau keyakinan bahwa


perempuan benar-benar bagian dari alam manusia, bukan dari yang lain
yang menuntut kesetaraan dengan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan,
tanpa melihat kodrat dan fitrahnya (Jurnal.Raden Fatah,2015: 162). Feminisme
mulai ada karena adanya ketimpangan posisi perempuan dengan laki-laki.

2
Ada dua prespekti tentang gender yaitu seks dan gender. Seks merupakan
jenis kelamin yang didapat manusia sesuai dengan kodratnya. Sedangkan,
gender merupakan hasil dari kontruksi sosial kultural sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang sifatnya melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan.

Perbedaan gender menyebabkan timbulnya ketidakadilan antara kaum


laki-laki dengan perempuan. Pada dasarnya semua orang dapat menjadi
pemimpin. Perempuan tidak sepenuhnya lemah karena pengaruh perempuan
dalam masyarkat pun cukup kuat. Sangat disayangkan apabila perempuan
tidak mendapatkan kapasitas lebih untuk memimpin. Dengan adanya peran
perempuan dalam memegang peranan dalam kepemimpinan dapat membawa
dampak baik. Seperti, permasalahan kesataraan gender ditandai dengan
adanya tidak adanya diskriminasi lagi bagi kaum perempuan.

Kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan bisa seimbang dengan


mendapatkan peluang dan akses yang sama. Hal ini ditandai dengan peran
perempuan dalam mengaspirasikan pendapatnya atau juga dapat
berpartisipasi dalam hal pembangunan negara yang lebih baik. Dalam hal itu
juga perempuan mempunyai peranan penting yakni pemikiran dan
kreativitasnya dalam hal mengembangkan dan mewujudkan tujuan.

Tulisan ini ingin bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang


dimilki oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Tipe dan gaya kepemimpinan
dari seseorang dari seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh sifat,
kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian seseorang (Isnawardi, 2018:
200). Sehingga gaya dan tingkah lakunya menjadikan dirinya berbeda dari
orang lain. Tulisan ini akan menguraikan sedikit tentang kiprah dari Walikota
Surabaya Tri Rismaharini berdasarkan kemampuan yang dimilikinya sehingga
mengahantarkan Tri Rismaharini bisa menduduki jabatanya sekarang
ditengah-tengah masyarakat modern.

3
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gaya kepemimpinan Walikota Surabaya Tri Rismaharini ?

Apa saja Kelemahan dari gaya kepemimpinan Tri Rismaharini ?

Apa saja karya yang dihasilkan Tri Rismaharini selama masa jabatannya
?

C. METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menggunakan


metode analisis semiotika yang bertujuan untuk mengetahui makna dari
tanda-tanda yang digunakan dalam cover kedua majalah Tempo. Subyek
penelitian ini adalah cover majalah Tempo edisi Februari 2014 dan majalah
digital Detik edisi Desember 2012 dan Januari 2014. Sedangkan, objek
penelitian adalah representasi Tri Rismaharini dalam cover majalah Tempo
dan majalah digital Detik yang digambarkan dalam bentuk Karikatur.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni,


penelusuran internet ( untuk mengunduh majalah digital Detik edisi
Desember 2012 dan Januari 2014 dan Jurnal tentang kepemimpinan Tri
Rismaharini ), dan penelusuran dokumen, buku, majalah lain di perpustakaan.

C. Analisis Penelitian

Analisis dilakukan dengan cara memadukan dan membandingkan teori


yang ada pada sumber yang sudah didapat yaitu penelusuran internet, jurnal,
buku majalah dan dokumen.

4
D. HASIL Dan PEMBAHASAN

A. Biografi Tri Rismaharini

Dr. (H.C) Ir. Tri Rismaharini M.T atau yang akrab dipanggil Risma ini
merupakan walikota Surabaya. Beliau lahir di Kediri, Jawa Timur, 20
November 1961. Beliau menjabat sebagai walikota surabaya 2 periode yaitu
sejak pada 28 september 2010 hingga 28 september 2015 dan terpilih
kembali menjabat menjadi walikota Surabaya pada 17 Februari 2016 – 2021
mendatang. Risma menjadi perempuan pertama di Surabaya yang berhasil
terpilih dan menjabat sebagai walikota Surabaya. Sebelumnya, beliau adalah
aparatur sipil negara biasa yang memiliki kinerja yang baik dalam melayani
masyarakat tentunya. Karena kinerja beliau yang baik yang itu kemudian
menjadi awal karir beliau untuk maju dalam pemilukada bersama dengan
partai pengusungnya yaitu PDIP.

Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono


yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pada periode pertama masa
jabatan, Tri Rismaharini harus merelakan wakilnya untuk maju dalam
pemilihan calon Gubernur Jawa Timur pada pilkada Jawa Timur, Bambang
mengundurkan diri pada tanggal 14 Juni 2013. Kekosongan jabatan wakil
walikota itu kemudian diisi oleh Whisnu Sakti Buana yang terpilih secara
aklamasi sebagai wakil walikota surabaya. Pada tanggal 14 September 2018
dalam Kongres UCLG-ASPAC (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia
Pasifik) di Surabaya, Tri Rismaharini terpilih secara aklamsi sebagai presiden
UCLG-ASPAC periode 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju,
Korea Selatan, Won Hee-Ryong.

Riwayat pendidikan beliau sebelum menjadi walikota yaitu Risma


menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kediri dan lulus pada tahun
1973. Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri
10 Surabaya, lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan

5
di SMA Negeri 5 Surabaya dan lulus pada tahun 1980. Ia menempuh
pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur ITS (Institut Teknologi Sepuluh
November) Surabaya dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan
pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institus Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya, lulus pada tahun 2002. Diketahui dalam
acara ITS EKSPO, April 2014 Tri Rismaharini mengungkapakan keinginanya
untuk menjadi dosen di ITS seusai selesai mengabdi sebagai Walikota
Surabaya.

Adapun, Jabatan beliau sebelum menjadi walikota Surabaya antara lain


adalah (a). Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan
Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (1997) (b). Kepala Seksi
Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan kota Surabaya (2001) (c).
Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001) (d). Kepala Bagian
Bina Pembangunan (2002) (e). Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan
(2005) (f). Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005)
(g). Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabya (2008) (h).
Walikota Surabaya (2010-2015;2016-sekarang) (i). Presiden United Cities and
Local Governmnets Asia-Pasifik (2018-sekarang).

B. Analisa Jenis dan Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini

Walikota Surabaya Tri Rismaharini merupakan walikota yang sedang


banyak diperbincangkan di berbagai pelosok negeri ini, tidak terkecuali
menjadi sorotan dunia internasional. Satu-satunya walikota perempuan
pertama di Surabaya, karena sepak terjangnya dalam memimpin Kota
Surabaya hingga menjadi sekarang. Oleh karena itu , marilah kita mencoba
menganalisa apa saja yang telah dilakukan untuk membawa perubahan bagi
kota Surabaya berdasarkan teori kepemimpinan Transformatif.

6
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional di definisikan
sebagai kemampuan pemimpin mengubah mengubah lingkungan kerja,
motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipresepsikan bawahan
sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai
tujuan oraganisasi.

Risma dalam kepemimpinannya, telah membuat banyak sekali


perubahan dan prestasi luar biasa, utamanya dalam meningkatkan pelayanan
publik terutama yang terkait dengan tata ruang publik alias taman kota.
Tidak hanya dalam sektor pelayanan publik saja, dalam sektor lain risma
juga menunjukkan sepak terjangnya dalam melakukan gaya kepemimpinan
transformatif dalam bidang ekonomi, saat ini Surabaya menjadi kota terbesar
nomor dua yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi rata-rata nasional
yakni 7,6 persen, disamping juga mempunyai peningkatan kualitas hidup
manusia.

Dalam dimensi kepemimpinan tranformatif lainnya Risma juga


menerapkan intelectual stimulation, yakni pimpinan tranformasional
menciptakan rancangan dan berfikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi-
asumsi pertanyaan, merancang kembali 1masalah, menggunakan pendekatan
pada masa situasi lampau melalui cara yang baru.

Sebagai kepala daerah Surabaya, Risma dikenal tegas dan perduli


kepada masyarakat namun tidak jarang beliau menjadi pemimpin yang
emosional. Misalnya, insiden kemarahan ibu Risma ketika terjadi kerusakan
Taman Bungkul pada Minggu, 11 Mei 2014 atau Ketika Ibu Risma
menghadapi pegawai negeri sipil yang tidak disiplin, mengutip dari media
Tempo Nasional.

Terlepas dari ketegasannya dengan birokrat dan juga emosinya dikala


kritikan muncul dari wartawan, Risma juga dikenal sangat perduli dengan
1
Purwati Ayu Rahmi, Kepemimpinan Kepala Daerah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam prespektif
Emotional Inteligence, Volume 3, Nomer 2, 2015 hlm.113

7
masyarakat Surabaya. Kepeduliannya ditunjukkan ketika diketahui Bahwa 77
penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada 28 Desember 2014
tersebut adalah warga Surabaya.

Emosi Ibu Tri Risma sebagai pemimpin dan manajer publik menjadi
sebuah keunikan tersendiri. Beliau maumpu memainkan emosinya dalam
sebuah ketegasan sehingga mampu mengubah budaya organisasi publik
yang kaku dan lamban. Seorang pemimpin mutlak dibutuhkan kecerdasan
emosional untuk mengenali nilai yang menuntun dirinya yang berimbas pada
bagaimana pemimpin mengekspresikan emosinya untuk mengumbah budaya
organsasi publik. Kecerdasan emosi juga diperlukan dikala pemimpin harus
segera beradaptasi dan memaintain dinamika yang ada di luar oraganisasi
publik daerahnya2.

Bila Risma dibandingkan dengan Margaret Thatcer terdapat persamaan


maupun perbedaan. Keduanya sama-sama mendapatkan predikat “Iron Lady”
karena sifatnya yang keras. Thatcer bersikeras mempertahankan kepulauan
Falkland, sedangkan Risma bersikeras menutup lokallisasi. Walaupun banyak
halangan, namun keduannya tetap bersikeras, hingga ahkirnya bisa
mencapai apa yang mereka inginkan.

Margaret Thatcer memperoleh sebutan “Iron Lady” bukan hanya ia


bersikeras mempertahankan Kepulauan Falkland, namun juga sifatnya yang
tegas dan konservatif. Thatcer secara tegas menolak paham komunisme
milik Rusia. Pihak Uni Soviet lalu memberikan julukan “Iron Lady” untuk
Thatcer. Dengan kata lain, sebutan “Iron Lady” untuk Thatcer memiliki latar
belakang politis3.

2
Hedbert, Jeff et al. (2011). Studi kepemimpinan perempuan di Birokrasi
Pemerintah Daerah. Jakarta : tiga serangkai
3
Horton dll, Wanita-Wanita yang Mengubah Dunia, (Jakarta : Erlangga, 2009) hal.

8
Bila dikaitkan dengan Risma, istilah “Iron Lady” lebih bersifat populis.
Ini dikarenakan sifat Risma yang bersikeras untuk mengubah keadaan agar
menjadi lebih sesuai untuk masyarakat.4

Sebagai seorang pemimpin publik, pemimpin harus sadar tentang


dinamika tantangan organisasi5. Maka dari itu, dibutuhkan kecerdasan emosi
guna mengelola kondisi diri dan lingkungan sekitar untuk mencapai visi misi
yang telah ditentukan sebelumnya. Pemimpin diharapakan mengetahui nilai-
nilai apa yang membimbing dirinya, mengenali siapa dirinya dan mampu
tampil maksimal sebagai manajer dan pemimpin publik. Ini juga hal yang
dimiliki Tri Rismaharini sebagai seorang pemimpin6.

Kempetensi pertama pemimpin dengan kecerdasan emosi adalah


kesadaran diri yang dijabarkan dibawah ini :

1. Kesadaran Emosi diri, Pemimpin menyadari sinyal emosi dalam diri,


mengenali bagaiamana perasaan memeberikan dampak pada kinerja. Mereka
mendengarkan dan dapat menyesuaikan diri dengan permasalahan yang
komplek.

2. Akuransi Penlilaian diri, sadara akan kekurangan dan kekuatan


dalam diri serta mampu menampilkan sesuatu yang menyenangkan dari diri
mereka.

3. Kepercayaan diri, pemahaman kemampuan diri mereka dalam dalam


mengelola kekuatan kepemimpinan dalam diri mereka. Sosok Pemimpin ini

4
glandy burnama dkk, pembingkaian sosok tri rismaharini majalah detik dan tempo hlm 6
dan 8
5
Ilyas, Yunahar. (2015). Kesataraan Gender dalam Al-Quran. Yogyakarta :
Itqan Publishing.

6
http://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/558779/kekurangan-wali-
kota-risma-versi-survei-unibraw

9
percaya mampu hadir untuk menyelesaikan tugas yang sulit sehingga
mampu bertahan dalam memimpin. (sum:kepemimpinan kepala daerah (studi
kasus waliota sby tri rism dalm prepektif emotional intelligence, purwati ayu
rahmi,114))

C. Kelemahan Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini

Tri Rismaharini, adalah manusia yang kebetulan sedang menjadi


pejabat pelayan rakyat. Hakikatnya sebagai manusia, walaupun saat ini
sedang populer Karena dikenal sebagai pemimpin yang baik. Ia tak luput
dari ketidaksempurnaan7.

Kelebihan-kelebihan, Prestasinya banyak yang mengulas. Kekurangan-


kekurangan beliaupun tidak sedikit yang membahas. Mencari kekurangan dan
kelemahannya membutuhkan ketelitian dan energi lebih. Sebagai publik figur
apalagi pejabat publik harus siap dipergunjingkan, dicari-cari kekurangan
serta kelemahannya.

Sudah semestinya juga ada penilain secara obyektif dan pemakluman


kesalahan, kekurangan, dan kelemahan beliau sebagai manusia biasa.
Sepanjang kesalahan itu tidak fatal, tidak merugikan rakyat, bangsa dan
negara8.

Adapun kekurangan dari kepimimpinan Tri Rismaharini dalam masa


jabatanya yakni, Marah besar saat melihat taman Bungkul Kota Surabaya
rusak akibat sebuah acara. Mungkin darah arek Jawa Timur yang terkenal

7
Rahmi, Purwati Ayu. (2015). Kepemimpinan Kepala Daerah (Studi kasus
Walikota Suarabaya, Tri Rismaharini dalam prespektif Emotional
Inteligence).

8
https://www.finansialku.com/kepemimpinan-Wanita-Tri-Rismaharini/amp/ tanggal
10 juni 2019

10
keras. Walaupun perempuan berjilbab, tidak canggung dengan kemarahan
yang meluap-luap, Risma mengeluarkan kata kata yang kurang pantas.
Sasaran kemarahannya adalah penyelenggara acara dan penjual es walls 9.

Pernah terjadi ketidakharmonisan dengan DPRD pada periode


pertamanya menjadi walikota dan selesai setelah di fasilitasi Gubernur
Soekarwo. Risma pun tidak luput dari berbincangan media. Di Surabaya
yang menguasai perproyekan adalah teman-teman alumni ITS yang diangkat
menjadi staf ahli. Karena sorotan masyarakat, teman-temannya tidak lagi
menjadi staf ahli secara formal. Risma juga memiliki sisi Oportunis. Tentang
wacana deparpolisasi Risma bereaksi berlebihan membela elit partainya.
Risma menyatakan bahwa jalur independen adalah haus akan jabatan.
Sebuah pernyataan yang tidak semestinya keluar dari pemimpin sekalipun
Risma yang lahir dari pilihan rakyat10.

D. Karya Nyata Kepemimpinan Tri Rismaharini

Berikut merupakan uraian terkait hasil bentuk dan proses inovasi yang
dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

➢ Berkaitan dengan e-Government di Surabaya, dalam hal ini dibagi


menjadi dua subyek yakni:

1. GMRS (Government Management Resource System) yang


didalamnya terkait program e-procurement, Broadband Learning Center dan
Surabaya Single Window.

9
Ishwara, Luwi. (2007). Catatan – Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta :
Kompas. Hal 32

10
Olivia armasi, "kekurangan, kelemahan Ganjar, Risma, Emil, Ahok Siapa Juaranya?
(http://www.kompasiana.com diakses pada 1 juni 2019).

11
2. Mobile Smart Aplication yang didalamnya terkait dengan pelayanan
dan partisipasi masyarakat melalui Media Center, e-Wadul dan Surabaya
Smart City.

GMRS merupakan sebuah sistem yang dibangun oleh Pemerintah kota


Surabaya dalam menunjang seluruh pelayanan Publik baik itu perjanjian,
pelatihan dan transportasi publik, dimana dari yang manual beralih teknologi
menjadi digital. Dengan konsep program inovasi tersebut, kini Surabaya telah
menjad rujukan bebrbagai daerah dalam mengelola transportasi publik dan
pelayanan masyarakat berbasis online11.

Untuk Mobile Smart Aplication merupakan inovasi terbaru pemerintah


kota Surabaya dalam meningkatkan pasrtispasi publik. Selain itu, cara
penggunaan aplikasi ini sangat memudahkan masyarakat untuk saling
berinteraksi antar warga dan dinas dinas yang dapat langsung merespon
temuan permasalahan di Lingkungan Warga Surabaya.

➢ Penataan Ruang Terbuka Hijau.

Penataan Ruang Terbuka Hijau Surabaya mengalami peningkatan yang


signifikan, dimana banyak lahan-lahan kosong yang dijadikan taman, secara
resmi data dari DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Surabaya saat ini
RTH Surabaya sudah mencapai 30% dan akan terus meningkat. Di
Surabaya fungsi taman itu ada tiga, pertama fungsi keindahan atau estetika,
yang kedua itu ekologi, yang ketiga hidrologis. Keindahan berarti taman
harus indah enak dipandang, menjadikan orang tertarik, dilengkapi juga
dengan fasilitas umum yang lengkap. Ekologi bermakna sebagai paru-paru
kota. Sedangkan Hidrologis adalah sebagai penyerap air. Dan di Surabaya
ditambah dengan fungsi lain seperti edukasi, kesehatan, fungsi rekreasi.

11
muhammad aulia fachrudin, inovasi kepemimpinan kepala daerah(studi kasus walikota
surabaya ir.tri rismaharini,mt) penerbit dan tahun hlm:5 dan 6

12
Fungsi sosial, sebagai tempat berkumpul. Atas keberhasilan membangun
taman, salah satunya taman Bungkul, meraih penghargaan dari PBB berupa
The 2014 Asian Townscape sector award yang diberikan di Jepang pada
November 201312.

➢ Pengelolaan Lingkungan dan Sampah

Surabaya merupakan kota percontohan dalam pengelolaan sampah,


dimana terdapat setidaknya satu bank sampah dan rumah kompos terpadu
di setiap kelurahan. Selain itu, hasil dari pengelolaan sampah tersebut
ternyata mampu untuk menjadi sumber energi listrik selain digunakan
sebagai bahan ketrampilan daur ulang.

Faktor insitusi atau lembaga sangat penting dalam menunjang sebuah


inovasi yang komprehensif. Surabaya telah mencontohkan bagaimana Dinas
Kebersihan dan Pertamanan menjadi leader dalam pengelolaan lingkungan
Surabaya. Dari observasi peneliti, totalitas dan profesionalitas lembaga ini
menjadi jaminan bagiamana Surabaya yang awalnya kumuh dan gersang
menjadi kota yang rindang dan hijau. Pagi, siang dan malam para pekerja
lapangan sangat berdedikasi dalam melayani warga Surabaya 13. Inilah
perbedaan yang harus dicontoh bagi daerah lain yaitu proses
pendayagunaan Sumber daya Manusia agar lembaga atau instansi terkait
mampu secara maksimal bekerja melayani masyarakat.

➢ Penutupan Lokalisasi

12
http://www.google.com/amp/s/www.Finansialku.com/kepemimpinan-Wanita-Tri-
Rismaharini/amp/

13
Ilyas, Yunahar. (2015). Kesataraan Gender dalam Al-Quran. Yogyakarta :
Itqan Publishing.

13
Upaya penutupan lokalisasi oleh Kepala Daerah tentu sangat perlu untuk
dicermati. Menariknya, alih-alih melakukan penutupan dengan paksaan, Ibu
Risma malah melakukan satu metode yang boleh dikata belum pernah
dilakukan oleh kepala daerah lainnya, yaitu suatu konsep human focused-
design.

Secara sederhannya, konsep human focused design adalah suatu konsep


atau metode, dimana untuk mencapai tujuan tertentu, maka manusia sebagai
objeklah yang harus dipahami dan dibuat nyaman terlebih dahulu 14. Aturan
boleh ditetapkan, namun, apakah manusia sebagai objek yang harus
melakasanakan aturan tersebut mau secara penuh menaatinya. Dalam kasus
lokalisasi Dolly misalnya, ketika hanya paksaan dan tindakan kekerasan
yang dilakukan pemkot tentu akan terjadi konflik yang berkepanjangan dan
tidak akan selesai.

Dalam hal ini Tri Rismaharini harus mampu menjadi jembatan yang baik
atas kebijakan yang telah dibuat. Dikarenakan tidak semua kebijakan dapat
diteriama oleh semua pihak. Salah satunya adalah kebijakan penutupan
lokalisasi ini. Namun, dengan tangan dingin Risma, ia mampu mengubah
citra Dolly yang awalnya tempat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara menjadi
sentra perdagangan UMKM dan Kampung unggulan15.

➢ Transportasi Massal Monorel dan Trem

Pembangunan tranportasi massal berbasis Trem dan Monorel ini tidak


akan menghilangkan angkutan kota yang sudah ada. Secara beriringan akan
ada juga peremajaan angkot dan perbaikan feeder agar saling terintegrasi
nantinya. Program inovasi Monorel dan Trem ini menurut peneliti sangat

14
http://www.academia.edu/6633140/Tugas_Uas_Kepemimpinan&ved.com
15
Burnama, Glandi,dkk. (2014). Stereotyping Risma : Pembingkaian sosok Tri
Rismaharini di Majalah Detik dan Tempo. Jurnal scriptura 4 (1) hal 10

14
matang di godog di pemerintahan kota Surabaya. Sebab peneliti melihat
langsung salah satu rapat yang ada di badan Perencanaan Pembangunan
Kota secara Komprehensif dan sangat detail. Seperti kota kota lain yang
ada di indonesia menghadapi masalah kemacetan, maka diputuskanlah
rencana pembuatan Trem dan Monorel. Namun, tentu memerlukan waktu
untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Seperti masalah anggaran yang
menunggu hibah dari APBN pusat. Salah satu konsep good governance
adalah menitik beratkan pada transparansi16. premajaan Angkot yang tentu
bukan menjadi solusi kemacetan. Masyarakat sepertinya sudah tidak sabar
untuk melihat satu lagi karya inovatif pemkot Surabaya ini. Dan inovasi ini
sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Surabaya.

➢ Rumah Bahasa

Konsep rumah bahasa sendiri berbeda dengan tempat kursus bahasa


pada umunya. Yakni, Peserta diberikan materi bahasa asing praktis
secara sederhana yang berhubungan langsung dengan profesi masing
masing. Teknisnya para peserta terlibat percakapan dalam grup grup
kecil yang berisi 3-4 orang, ditambah 1 tutor. Jumlah peserta dibatasi
per grup dengan harapan materi lebih cepat diserap. Sasaran dari rumah
bahasa sendiri adalah seluruh lapisan masyarakat, utamanya para pelaku
usaha mikro kecil menengah (UMKM), sopir taksi, pedagang, serta profesi
lainnya yang berhubungan dengan jasa dan perdagangan.

16
Rizal Mahendra, (2017) Karakteristik Kepemimpinan Tri Rismaharini.
(repository.ub.ac.id/4953 diakses pada 30 Mei 2019).

15
E. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Wanita atau perempuan sejatinya bisa menjadi pemimpin karena


berkat mereka banyak perubahan pun terjadi. Perempuan juga mempunyai
kecerdasaan emosi yang diperlukan oleh sosok pemimpin. Walikota
Surabaya Tri Rismaharini telah membuat banyak perubahan untuk kota
Surabaya. Banyak inovasi yang beliau telah lakukan. Beliau juga sangat
tegas dalam bersikap. Namun juga terkadang sifat nya yang emosional
menyebabkan hilang kendali atau bersikap berlebihan.

B. Saran

Sebaiknya sebagai seorang pemimpin, Tri Rismaharini tidak


mengatakan kata-kata yang tidak pantas dan Emosi yang berlebihan.
Bagaimanapun Ia adalah seorang pemimpin yang seharusnya menjadi
panutan bagi masyarkat

16
F. DAFTAR PUSTAKA

Burnama, Glandi,dkk. (2014). Stereotyping Risma : Pembingkaian sosok Tri


Rismaharini di Majalah Detik dan Tempo. Jurnal scriptura 4 (1) hal 10

Fachrudin, Muhammad Aulia. 2011 Inovasi Kepemimpinan Kepala Daerah


(Studi kasus Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini,MT).

Horton, Rosalinda dan Sally Simmons. (2009). Wanita – wanita yang


Mengubah Dunia. Jakarta : Erlangga.

Ismawardi. 2010 Tipologi Kepemimpinan Perempuan Aceh (Studi Gender dan


Feminisme). Jakarta : erlangga

Ilyas, Yunahar. (2015). Kesataraan Gender dalam Al-Quran. Yogyakarta : Itqan


Publishing.

Rahmi, Purwati Ayu. (2015). Kepemimpinan Kepala Daerah (Studi kasus


Walikota Suarabaya, Tri Rismaharini dalam prespektif Emotional
Inteligence).

Olivia armasi, "kekurangan, kelemahan Ganjar, Risma, Emil, Ahok Siapa


Juaranya? (http://www.kompasiana.com diakses pada 1 juni 2019).

Purwati Ayu Rahmi, (2015) Kepemimpinan Kepala Daerah Walikota Surabaya, Tri
Rismaharini dalam prespektif Emotional Inteligence, jurnal kebijakan dan
manajemen public Volume 3, Nomer 2, hlm.113

Ishwara, Luwi. (2007). Catatan – Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta :


Kompas. Hal 32
http://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/558779/kekurangan-wali-
kota-risma-versi-survei-unibraw diakses tanggal 5 juni 2019

17
Hedbert, Jeff et al. (2011). Studi kepemimpinan perempuan di Birokrasi
Pemerintah Daerah. Jakarta : tiga serangkai

Rizal Mahendra, (2017) Karakteristik Kepemimpinan Tri Rismaharini.


(repository.ub.ac.id/4953 diakses pada 30 Mei 2019).

http://www.academia.edu/6633140/Tugas_Uas_Kepemimpinan&ved.com

https://www.finansialku.com/kepemimpinan-Wanita-Tri-Rismaharini/amp/ tanggal
10 juni 2019

Gunawan Y, 2009, The Effect of Leader-Member Exchange on the


Innovative Work Behavior, Thesis. IMBA NCKU. Diunduh dari
www.airitilibrary.com/Publication/alDetailedMesh1?DocID=U0026-
0812200915120927 tanggal 15 juni 2019

18
LEMBAR PENILAIAN SEJAWAT

No. Mahasiwa Nama Presentase Bekerja (0-100)

20180610160 Dino Rafli Priatna 20%


20180610167 Hannan Insan Kamal 60%
20180610185 Destiani Eliana Putri 85%
20180610195 Bondan Megantoro 15%

19

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai